Diagram Fasa
Diagram Fasa
Gas
Cair + Gas
Cair
Padat + Cair
Padat
Waktu (t)
Diagram Fasa Logam
Temperatur (T)
Cair
Padat + Cair
Padat
Waktu (t)
B. Fungsi Diagram Fasa
Untuk meramalkan/memperkirakan :
Proses Solidfikasi
Struktur Mikro yang diperoleh
Sifat Mekanik
Cair
Padat + Cair
Fungsi (T, t, F)
Padat
Fungsi (T, K, F)
Waktu (t)
(% W)
T Cair A T Cair B
A % B >> B
100% A komposisi 100% B
0% B 0% A
(1) Larut satu sama Lain; (2) Reaksi Fasa Peritektik; (3) Reaksi Fasa
Eutektik; (4) Reaksi Fasa Eutektoid dan (5) Tidak Larut
Ada 5 jenis fasa yang terdapat pada Diagram Fasa Fe Fe3C, yaitu :
Fasa Cair, Besi Alfa, Besi Delta, Besi Gamma, dan Senyawa Fe Fe3C.
Besi Alfa, Besi Delta, dan Besi Gamma dalam bentuk larutan padat.
Diagram Fasa Fe Fe3C tidak mencapai C 100%, karena Fe Fe3C
merupakan senyawa dan batas dari Diagram Fasa. Bila %C > 6,67 % maka
sudah tidak dapat digunakan untuk material teknik sebab sifat materialnya
sudah sangat getas. Dari Diagram Fasa Fe Fe3C menghasilkan 2 jenis
material teknik, yaitu :
1. % C < 1,7 % disebut Baja
2. % C > 1,7 % disebut Besi Cor
Fe (Besi) merupakan unsur logam yang memiliki lebih dari 1 bentuk sel
satuan (politropik), sedangkan C (Karbon) merupakan unsur nonlogam.
Paduan dari kedua jenis unsur ini akan menghasilkan 2 jenis material teknik,
yaitu Baja (C-Steel) dan Besi Cor (Cast Iron). Setiap transformasi fasa yang
terjadi selalu diiringi dengan perubahan volume.
Gambar 2. Diagram Fasa Fe Fe3C
Dari Diagram Fasa Fe Fe3C, ada 3 reaksi fasa yang terbentuk, yaitu :
1. Reaksi Fasa Peritektik
2. Reaksi Fasa Eutektik
3. Reaksi Fasa Eutektoid
Adapun sifat dari masing-masing fasa yang terbentuk adalah :
Besi Delta
Besi Delta memiliki bentuk sel satuan BCC dengan daya larut atom
karbon yang rendah (0,1%), tetapi lebih besar daripada Ferrit karena terjadi
pada temperatur tinggi antara 1350 1535oC.
Sementit (Fe3C)
Sementit merupakan suatu senyawa antara atom Fe dengan atom C.
Sementit bersifat sangat keras, kurang ulet dan kurang kuat (getas).
E. Transformasi Tidak Seimbang
Dalam praktek laju pendinginan yang dialami oleh logam pada saat
terjadi proses transformasi fasa relatif cepat. Jika laju pendinginan cepat
maka difusi tidak dapat berlangsung, sehingga struktur logam yang
dihasilkan dapat berubah sekali. Kondisi ini akan berbeda bila laju
pendinginannya berlangsung lambat. Laju pendinginan cepat akan
mengakibatkan berubahnya sifat-sifat mekanik bahan, hal ini disebabkan
tejadinya perubahan struktur mikro dari bahan tersebut. Contohnya dalam
proses pembentukan Martensit.
Pengaturan laju pendinginan, selanjutnya diterapkan dalam proses
perlakuan panas (heat treatment). Heat treatment merupakan proses
pengubahan sifat mekanik suatu bahan melalui pengubahan struktur mikro
dengan cara memanaskan bahan dan mengatur laju pendinginannya. Proses
pendinginan yang lambat, di dalam praktek dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:
1. Pendinginan Udara (air cooling), yang dikenal dengan istilah
Normalizing.
2. Pendinginan di dalam tungku (Anealing)
Pada industri baja, penerapan proses pendinginan ini lazimnya melalui
proses air cooling.
Temperatur (T)
Keterangan:
RC = Rapid Cooling
N = Normalizing
A = Anealing
Tp
RC N A
Waktu (t)
Proses Rapid Cooling (pendinginan cepat), dapat dilakukan dengan cara :
Pencelupan ke dalam medium pendingi, seperti air, oli, minyak dll.
(Quenching)
Penyemprotan dengan Nitrogen cair (atomization atau spray
method).
Dari aspek traktur mikro, variasi laju pendinginan pada besi karbon dapat
dilihat pada skema ilustrasi berikut :
Temperatur (T)
T aust.
M B P N A Waktu (t)
Keterangan :
M = Martensit
B = Bainit
P = Pearlit Halus (Trostit)
N = Normalizing
A = Anealing
T (oC) T (oC)
%C t
(1)
T(oC) T(oC)
%C t
(2)
T(oC) T(oC)
%C t
(3)
Gambar 3. Diagram CCT Baja Karbon
Dari ketiga diagram terlihat makin besar %C, maka Ms akan
semakin ke bawah, artinya austenit semakin stabil. Hal ini dikarenakan
daerah austenit yang terbentuk semakin luas dan proses untuk terjadinya
Martensit semakin besar. Untuk Karbon yang lebih rendah, hidung kurva S
lebih dekat terhadap sumbu tegak (Temperatur).
Dari diagram CCT dapat diturunkan pula beberapa aspek, seperti
Transformasi Isotermal (T-I)
T(oC)
Kekerasan (H)
Baik
Buruk
Jarak
G. Literatur
1. Efendy, Hady,Catatan Kuliah Material Teknik Lanjut, Prog.Studi
Ilmu dan Teknik Material ITB, Bandung, 2000.
2. Efendy, Hady,Laporan Praktikum Pengujian Heat Treatment dan
Jominy,Laboratorium Metalurgi ITB, Bandung, 2000.
3. Kramer, Hans,Werkstoffkunde fur Praktiker,3Vollmer & Co, 1989.
4. Suratman,Rochim,Materi Kuliah Material Teknik Lanjut,
Prog.Studi Ilmu dan Teknik Material ITB, Bandung, 2000.
5. Van Vlack, Lawrence,Elements of Materials Science and
Engineering, 5th Ed.Addison-Wesley, USA,1985.
DIAGRAM FASA
Disusun Oleh :
Hady Efendy, ST., MT.
132 233 791
Devisi Material
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2003