Psikososial Deffi Uprianti Bakri 1520332005
Psikososial Deffi Uprianti Bakri 1520332005
PSIKOSOSIAL KEBIDANAN
Dosen Pembimbing:
Meilinda Agus, M.Keb
Disusun Oleh:
Seorang suami sebut saja hendra yg bekerja sebagai seorang abdi Negara yaitu
seorang TNI, ia pusing tujuh keliling dengan perubahan sikap istrinya yaitu seorang ibu
rumah tangga dengan 2 orang anak gtermasuk anak yang baru ia lahirkan bernama Ria.
Ria, setelah kelahiran putra kedua mereka. Sikap Ria yang dulu penyabar menghadapi
anak, menjadi mudah marah dan gampang tersinggung. Bahkan Suami sering menghadapi
sang Istri menangis dan tidak bisa tidur di malam hari. Tentu saja semua ini membuat
keluarga kecil yang biasanya ceria menjadi muram.
Apa yang dialami Ria adalah suatu kondisi umum yang dialami oleh ibu melahirkan
dan hampir mengenai 50% ibu baru. Seringkali perasaan gembira karena hadirnya
seorang anak juga disertai dengan perasaan sedih, cemas, dan kaget silih berganti,
sehingga menimbulkan kelelahan secara psikis bagi sang ibu. Gejala tersebut dikenal
dengan baby blues syndrome atau stress pasca persalinan, yaitu salah satu bentuk depresi
yang sangat ringan yang biasanya terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan dan
cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat pasca persalinan.
Agar baby blues syndrome dapat diminimalisir maka yang pertama harus dipersiapkan
oleh sebuah keluarga yang akan menginginkan seorang anak adalah kehamilan yang
terencana yang didukung oleh kesiapan mental, financial, dan sosial dari ayah dan ibu.
Persiapkan pula pengetahuan dasar calon ayah dan calon ibu tentang kehamilan, proses
melahirkan, sampai dengan cara merawat si kecil. Sebaiknya diskusikan juga tentang
pembagian kerja anata ibu dan ayah pada saat kehamilan hingga si kecil dilaharkan sehingga
ibu mempunyai waktu yang cukup untuk beristirahat. Jika diperlukan pertimbangkan pula
untuk mempunyai asisten dalam membantu mengurus rumah tangga.
2. Masalah yang terjadi di Lingkungan saya dalam kasus psikososial kebidanan pada
ibu Hamil
Kisah nyata di RT tempat saya tinggal tepatnya di Bangko Tinggi Kelurahan
Dusun Bangko Kabupaten Merangin Jambi. Sepasang suami istri sebut saja Indah dan
Robbi merupakan sepasang pengantin baru. Sang suami Robbi menginginkan istrinya
untuk menunda kehamilan karena dia belum siap untuk menjadi seorang ayah. Indah pun
menyetujui keinginan suaminya. Tetapi apa mau dikata, jika Allah sudah berkehendak
maka kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dan akhirnya Indah pun hamil. Karena sang
suami belum siap apabila Indah hamil, dia pun bingung bagaimana cara menyampaikan
kehamilannya kepada suaminya. Karena takut Suaminya tidak menginginkan
kehamilannya, Indah merahasiakan keadaan yang sedang dia alami itu. Indah tertekan dan
menjadi stress, ia merasa tidak mendapat dukungan akan kehamilannya itu. Hari demi
hari pun berganti begitu juga kehamilan Indah yang makin hari semakin terlihat. Perut
Indah yang semakin membesar membuat Robbi curiga. Karena kecurigaannya itu,
akhirnya Robbi menanyakan kaadaan Indah yang sebenarnya. Dengan penuh ketakutan
akhirnya Indah pun menjawab dengan jujur mengenai kehamilannya. Robbi kaget dengan
pernyataan istrinya itu, sebagai suami dia merasa tidak dihargai karena tidak diberi tau
sejak awal. Indah berusaha menjelaskan alasan kenapa dia tidak memberitahukan
kehamilannya, Robbi berusaha menenangkan diri dan mulai menerima alasan istrinya
tersebut. Robbi yang awalnya tidak menginginkan istrinya untuk hamil pada akhirnya
mulai bisa menerima kehamilan istrinya. Bahkan sekarang Robbi merasa memiliki
tanggung jawab yang lebih besar sebagai suami dan calon ayah, sehingga dia sekarang
bersikap lebih protektive dalam menjaga isrti dan darah dagingnya. Setiap kali Indah
memeriksakan kandungannya, Robbi selalu ikut menemani.
Sesuai kebudayaan kita, maka perempuan masih banyak menganggap status
menikah sebagai suatu penyempurnaan diri. Perempuan seolah-olah baru dipandang oleh
masyarakat sekitarnya bila telah menikah. Di negara-negara yang kurang lebih
perempuan dan laik-laki disamakan hak-haknya, status menikah tidak terlalu ditonjolkan
bagi perempuan. Bahkan perempuan yang telah menikah pun sering menganggap
berumah tangga sebagai rintangan bagi jalan kariernya. Sulit untuk menyimpulakan status
manakah yang paling menguntungkan bagi perempuan karena keduanya masing-masing
ada suka dukanya.
A. Pembahasan Kasus
1. Asuhan yang diberikan Bidan untuk mencegah dan mengatasi rasa tertekan
pada masa kehamilan
a. Bidan membantu mencegah timbulnya rasa tertekan dengan menghindari
rangsangan-rangsangan dapat menimbulkan kemarahan maupun luapan emosi
lainnya. Kegiatan dan kesibukan yang menyenangkan dapat dilakukan.
b. Masa depresi yang berhubungan dengan masa hamil sebaiknya dicegah dengan
kesibukan seperti membaca cerita yang bagus, melihat gambar-gambar indah, dan
berjalan-jalan menghirup hawa segar.
c. Mencegah kelelahan tubuh supaya tidak melampaui batas daya tahan. Pada masa
depresi, pekerjaan memang perlu dikurangi tetapi harus tetap ada kegiatan.
d. Pertemuan antarkaum perempuan, kaum ibu maupun pertemuan informal akan
bermanfaat. Pertemuan dari hati ke hati dan percakapan intim dapat bermanfaat.
e. Perlu pekerjaan selingan atau sambilan untuk menghilangkan sifat monoton
pelaksanaan tugas-tugas rumah tangga yang rutin,
f. Pembinaan kesatuan suami istri melalui penciptaan hubungan suami istri yang
serasi berdasarkan kasih, seperti :
1) Keinginan untuk mengetahui dan mengenal pasangan hidup.
2) Menerima pasangan kita dengan semua sifatnya.
3) Melalui sikap memberi dan menerima akan terbina saling penyesuaian.
4) Usaha mencapai kesesuaian dalam hal tubuh dan jiwa.
5) Untuk mengatasi kebosanan dengan keinginan akan hal yang baru, perlu daya
kreasi dalam menciptakan cara-cara baru demi terpupuknya kemesraan pada
pertemuan intim suami istri.
g. Bila depresi masih belum dapat diatasi dan tidak dapat dianalisis penyebab segala
keadaan dan pernderitaan batin, perlu diminta pertolongan pada ahli dalam bidang
ini yaitu pskiater.