31
Disusun oleh:
Dwi kirnawati
Juliansyah
Fauzi herawan
Sari dwi ratman
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Jalan batu berlian No.11, telp (0531) 22960/22940
SAMPIT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan
bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu
Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA NY. A DENGAN MASALAH GANGGUAN AKTIVITAS. Dalam
penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I PEMBAHASAN
1.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN
GANGGUAN AKTIVITAS
1.2 KONSEP DASAR PENYAKIT............................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN..........................................................................
2.2.. LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN
AKTIVITAS
PENGKAJIAN............................................................................................
ANALISA DATA.........................................................................................
RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
a. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukannya
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
b. Epidemologi/insiden kasus
Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang
kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri.
Gangguan mobilisasi dapat terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko tinggi
terjadi gangguan mobilisasi adalah orang yang lanjut usia, post cedera dan post trauma.
c. Etiologi/penyebab
- Kelainan postur
- Gangguan perkembangan otot
- Kerusakan system saraf pusat
- Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal dan neuromuscular
- Kekakuan otot
d. Factor predisposisi
- Pengobatan
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan tentang manfaat pergerakan fisik
- IMT diatas 75% sesuai dengan usia
- Kerusakan sensori persepsi
- Nyeri, tidak nyaman
- Intoleransi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
- Depresi mood dan cemas
- Keengganan untuk memulai gerak
- Gaya hidup menetap, tidak fit
- Malnutrisi umum dan spesifik
- Kehilangan integrasi struktur tulang
- Keterbatasan lingkungan fisik dan social
- Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
- Kepercayaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang tepat disesuaikan dengan
umur
g. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur/bentuk tubuh
o Skoliosis
o Kiposis
o Lordosis
o Cara berjalan
c. Ekstremitas
o Kelemahan
o Gangguan sensorik
o Tonus otot
o Atropi
o Tremor
o Gerakan tak terkendali
o Kekuatan otot
o Kemampuan jalan
o Kemampuan duduk
o Kemampuan berdiri
o Nyeri sendi
o Kekakuan sendi
h. Pemeriksaan diagnostic
pemeriksaan kekuatan otot (neuthopografi)
i. Prognosis
Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap system tubuh beresiko terjadi
gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan kondisi
kesehatan secara keseluruhan serta tingkat imobilisasi yang dialami. Misalnya,
perkembangan pengaruh mobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan
dengan klien yang lebih muda.
a. Pengkajian
1. Tingkat aktivitas sehari-hari
a. Pola aktivitas sehari-hari
b. Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik
2. Tingkat kelelahan
a. Aktivitas yang membuat lelah
b. Riwayat sesak nafas
3. Gangguan pergerakan
a. Penyebab gangguan pergerakan
b. Tanda dan gejala
c. Efek dari gangguan pergerakan
4. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur bentuk tubuh
2. Keletihan
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara
terus-menerus dan penuruna kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dapat hilang dengan
istirahat.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Menurunnya produksi metabolism
b. Pembatasan diet
c. Anemia
d. Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
c. Rencana keperawatan
1. Untuk diagnose keperawatan intoleransi aktivitas
Intervensi:
o Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
o Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
o Catat tanda vital
o Kolaborasi dengan dokter
o Lakukan aktivitas yang adekuat
Rasional:
o Merencanakan intervensi dengan tepat
o Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
o Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
o Mempercepat proses penyembuhan
o Untuk mengoptimalkan pergerakan
d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada klien terganggu kesejajaran tubuh dan mobilisasi
berdasarkan criteria hasil setiap tujuan keperawatan, yaitu:
- Klien akan mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstremitas atas
- Klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4 kali sehari dengan perencanaan pulang
- Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
- Tidak ada kontraktur sendi
LAPORAN KASUS
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. A
TTL : Sampit, 13 juli 1949
Jenis kelamin : perempuan
Gol. Darah :B
Agama : islam
Pendidikan :-
Status perkawinan : janda
TB/BB : 145 cm, 43 kg
Penampilan : rapi
: rambut kelabu, kulit keriput, gigi bersih, warna kulit pucat, agak bungkuk
: kelurahan ketapang, kecamatan mentawa baru ketapang, RT 04, RW 05, kabupaten
kotawaringin timur
Orang yang dekat : Ny. K
Hubungan : anak klien
Alamat/telpon : 0852459734xx
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan : : Laki-laki : Garis
keturunan
: Perempuan : Tinggal serumah
: Garis hubungan : Meninggal
2. Riwayat keluarga
Klien adalah anak kedua dari sepuluh bersaudara. Suami klien meninggal sepuluh tahun yang
lalu. Dikeluarga klien tidak ada riwayat penyakit menurun maupun menular berbahaya
lainnya. Saat muda klien bekerja sebagai petani dan suami klien bekerja sebagai tukang kayu.
Kedua orang tua klien bekerja sebagai petani. Sejak kecil hingga menikah klien hidup serba
kekurangan, tapi klien masih bisa membiayai anaknya sekolah. Saat semua anak klien sudah
bekerja dan menikah hidup klien mulai berkecukupan, tetapi klien sering mengeluhkan nyeri
sendi dan postur tulang punggung klien mulai bungkuk dan klien agak susah saat berjalan.
Tapi klien masih bisa memenuhi kebutuhannya (makan) sendiri namun saat berjalan ataupun
mandi, klien selalu dibantu keluarganya karena klien tidak kuat berdiri lama.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Saat ini klien sudah tidak bekerja, sebelumnya klien adalah seorang petani, dan jarak tempat
kerjanya dari rumah adalah 1km dan biasa ditempuh klien dengan jalan kaki. Saat ini
pendapatan klien bersumber dari uang yang diberikan anak-anaknya tiap bulan dan semua
kebutuhan klien terpenuhi.
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby/ minat klien adalah membuat kue kering. Klien tidak mengikuti kegiatan apapun dank
lien jarang melakukan liburan atau perjalanan kecuali perjalanan pulang kampong tiap
lebaran.
F. SISTEM PENDUKUNG
Rumah klien dekat dengan puskesmas, kurang lebih 500m. jarak antara rumah sakit dengan
rumah klien adalah 2km. Klien jarang mendapatkan pelayanan kesehatan dirumah dan
perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga adalah membantunya berjalan dan mandi.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Klien selalu melaksanakan kebiasaan ritual sholat 5 waktu dirumah setiap harinya.
H. STATUS KESEHATAN
Sejak 5 tahun lalu hingga sekarang klien hanya sering mengeluh nyeri sendi dan pinggang
setiap sebelum tidur, klien juga merasa sering lemah bila terlalu lama berdiri sehingga agak
susah berjalan. Klien tidak memiliki keluhan lain selain hal tersebut.
1. Provocative/palliative : nyeri sendi dan nyeri punggung
2. Quality/Quantity : nyut-nyutan seperti membawa batu
3. Region : di punggung dan seluruh persendian
4. Severity scale :4
5. Timing : setiap sebelum tidur
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan : bila nyeri muncul klien hanya
menggosok bagian tubuh yang sakit dengan minyak urut dan klien tidak pernah
memeriksakan penyakit yang dideritanya ke dokter ataupun memeriksakan diri ketempat
pelayanan kesehatan lainnya.
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan, maupun factor
lingkungan.
Penyakit yang diderita klien adalah reumatik.
J. PSIKOLOGI
Klien merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara yang berusia 62 tahun, klien menyukai
semua bagian tubuhnya, klien ingin hidupnya tenang sampai akhir hayatnya, klien merasa
dirinya berharga karena seluruh keluarganya menyayanginya. Emosi klien labil, klien
gampang tersinggung. Klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya.
Mekanisme pertahanan diri minimal.
atus mental :
Tingkat kesadaran klien compos mentis, klien tidak mengalami dimensia, orientasi dan bicara
klien normal. Bahasa yang digunakan bahasa banjar. Klien mampu membaca dan mampu
berinteraksi dengan lawan bicaranya. Klien tidak memiliki vertigo.
Short portable mental status questionnaire (SPMSQ) : 3
Mini mental state exam (MMSE) :3
Geriatric depression scale :4
APGAR :7
K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum klien baik, tingkat kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital ; TD: 140/100
mmHg, RR: 20x/menit, Nadi: 82x/menit, suhu: 35,4C, TB: 145cm, BB: 43kg.
PENGKAJIAN PERSISTEM
REPRODUKSI
Bentuk payudara klien simetris, tidak ada benjolan, bentuk kelamin normal, tidak ada
keputihan, siklus haid 7hari.
ENDOKRIN
Tidak ada factor alergi dan kelainan endokrin pada klien.
PENGETAHUAN
Klien tidak mengetahui apa penyebab persendian dan punggungnya yang sering sakit, klien
tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya. Klien hanya tahu cara menguranginya yaitu
dengan menggunakan minyak urut.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: saya sering merasa Kelemahan Gangguan mobilitas
nyeri punggung dan nyeri fisik
sendi
DO:
-k/u lemah
-kesadaran compos mentis
-P: nyeri sendi dan punggung
-Q: nyut-nyut seperti
membawa batu
-R: di persendian dan
punggung
-S: 4
-T: setiap mau tidur
-klien tidak bisa berdiri lama
-berjalan ataupun mandi
dibantu keluarga
-TD: 140/100mmHg
-RR: 20x/menit
-N: 82x/menit
-S: 35,4C
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik
DIAGNOSA MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Pertahanan body
1. Mencegah iritasi dan
tindakan aligment dan posisi komplikasi
keperawatan, yang nyaman
diharapkan gangguan
mobilitas fisik
2. Cegah pasien jatuh 2. Mempertahankan
berkurang atau keamanan pasien
teratasi, dengan
criteria hasil: 3. Lakukan latihan aktif
3. Meningkatkan sirkulasi
- klien dapat maupun pasif dan mencegah kontraktur
melakukan aktivitas
secara adekuat 4. Meningkatkan fungsi
- k/u baik 4. Lakukan fisiotheraphy paru
- tidak terjadi cidera dada dan postural
- klien meningkatkan 5. Memaksimalkan
aktivitas sesuai batas
5. Tingkatkan aktivitas mobilisasi
toleransi sesuai batas toleransi
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1 1 1. mempertahanan body aligment dan S: saya masih merasa lemah
. posisi yang nyaman saat terlalu lama berdiri
Hasil: klien mempertahankan body
aligment. O:
-k/u lemah
2. mencegah pasien jatuh -aktivitas klien meningkat
Hasil: klien dibantu saat berpindah dan -tidak terjadi cidera
mandi sehingga mencegah terjadinya
jatuh A: masalah belum teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba Medika
0
Tambahkan komentar
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
MAR
31
KELOMPOK5:
ADITYATAGAF
DESINOVIANTY
RYANNOORPRATAMA
SUMIANTI
WANTOANDREANTO
AKADEMIKEPERAWATAN
PEMERINTAHKABUPATENKOTAWARINGINTIMUR
JL.BATUBERLIANNO.IITELP.(0531)22960
2012
KATAPENGANTAR
PujisyukurkepadaTuhanYangMahaEsakarenaberkattaufikdanhidayahNya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi
mahasiswa/iakperpemkabkotimmaupunparapembacauntukbidangIlmuPengetahuan.
Makalahinisendiridibuatgunamemenuhisalahsatutugaskuliahdaridosen
matakuliahKeperawatanAnakIdenganjudulASUHANKEPERAWATANGERONTIK
PADA NY.R DENGAN MASALAH GANGGUANO2 DAN CO2. Dalam penulisan
makalahinipenulisberusahamenyajikanbahasayangsederhanadanmudahdimengertioleh
parapembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan.Olehkarenanya,penulismenerimakritikdansaranyangpositifdanmembangun
dari rekanrekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyakterimakasihkepadarekanrekanyangtelahmembantudalampenyelesaianmakalah
ini.
Akhirkata,semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatkepadakitasemua.Amin.
Sampit,Maret2012
Penulis
DAFTARISI
HALAMANJUDUL...............................................................................................................i
KATAPENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTARISI........................................................................................................................iii
BABIPENDAHULUAN
1.1LATARBELAKANG...................................................................................1
1.2TUJUANPENULISAN................................................................................1
1.3RUMUSANMASALAH................................................................................2
1.4METODEPENULISAN...............................................................................2
1.5SISTEMATIKAPENULISAN........................................................................2
BABIIPEMBAHASAN
2.1..LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY R DENGAN
GANGGUANO2DANCO2
A.Pengertianoksigenasi...................................................................
B.Tujuanpemberianoksigenasi......................................................
C.Anatomifisiologisistempernafasan...........................................
D.Factoryangmempengaruhisistempernafasan.......................
E.PENATALAKSANAAN...........................................................................
F.MASALAHKEPERAWATAN..................................................................
G.DIAGNOSAKEPERAWATAN.................................................................
H.RENCANAKEPERAWATAN..................................................................
DAFTARKEPUSTAKAAN
2.2..LAPORANKASUSASUHANKEPERAWATANGERONTIKPADANYDENGANGANGGUANo2dan
co2
PENGKAJIAN............................................................................................15
ANALISADATA.........................................................................................18
RENCANAKEPERAWATAN.......................................................................19
BABIIIPENUTUP
3.1KESIMPULAN............................................................................................22
3.2SARAN.....................................................................................................22
DAFTARPUSTAKA
BABI
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
O2danCO2merupakanbagiandarikehidupanmanusia,sehinggakualitas oksigenasi
ikutmenentukankualitashidup.Oksigenasiadalahmemberikanalirangasoksigen(O2)lebih
dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam
tubuh.memberikanpengobatansesuaipenyebabdanuntukmemperbaikifungsioksigenasi
sepertidijelaskandalammakalahini.
B.Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu memberikan asuhan
keperawatanpadapasiendengangangguanpemenuhankebutuhanoksigenasi.
C.Manfaat
1.Bagimahasiswa
Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang
permasalahanoksigenasipadamasausialanjutsebagaiacuandalammemberikanpelayanan
keperawatanpadasaatpraktiklapangan.
2.Bagiinstitusidancivitasakademika
Mengukurpengetahuandanpengalamanmahasiswadalammenyusunsuatumakalahdengan
mengambildariberbagaisumberliteraturesertadijadikansebagaisumberbacaantambahan
diperpustakaan
D.RumusanMasalah
1.Apapengertianoksigenasi?
2.Apatujuanpemberianoksigenasi?
3.Apasajaanatomisistempernafasan?
4.Apafisiologisistempernafasan?
5.Apasajafactorfactoryangmempengaruhipernafasan?
E.MetodePenulisan
Metodeyangdigunakandalampenulisanmakalahiniyaitumetodedeskriptifdengan
menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkahlangkah
pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik
pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari
Dokumentasi Keperawatan serta sumbersumber lainnya yang berhubungan dengan judul
makalahdanmasalahyangdibahas
F.SistematikaPenulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I
PendahuluanyangterdiridariLatarBelakang,RumusanMasalah,TujuanPenulisan,Metode
Penulisan,danSistematikaPenulisan.BabIIPembahasan.BabIIIPenutupyangterdiridari
KesimpulandanSaran.DaftarPustaka.
BABII
PEMBAHASAN
I.PENGERTIAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1
atmosfirsehinggakonsentrasioksigenmeningkatdalamtubuh.
1. Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal
Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
Bagianinternalhidungadalahronggaberlorongyangdipisahkanmenjadironggahidung
kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung
vaskular yang disebut mukosa hidung
Permukaanmukosahidungdilapisiolehselselgobletyangmensekresilendirsecaraterus
menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paruparu
Hidungjugaberfungsisebagaipenyaringkotorandanmelembabkansertamenghangatkan
udara yang dihirup ke dalam paruparu
Hidungjuga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori
terletakdalammukosahidung,danfungsiiniberkurangsejalandenganpertambahanusia
2.Faring
Faringatautenggorokmerupakanstruktursepertitubayangmenghubungkanhidung
danronggamulutkelaring
Faringdibagimenjaditigaregion:nasal(nasofaring),oral(orofaring),danlaring
(laringofaring)
Fungsifaringadalahuntukmenyediakansaluranpadatraktusrespiratoriusdandigestif
3. Laring
Laringatauorgansuaramerupakanstrukturepitelkartilagoyangmenghubungkan
faring dan trakea
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
Kartilagotiroid:kartilagoterbesarpadatrakea,sebagiandarikartilagoinimembentuk
jakun(Adamsapple)
Kartilagokrikoid:satusatunyacincinkartilagoyangkomplitdalamlaring(terletakdibawah
kartilagotiroid)
Kartilagoaritenoid:digunakandalamgerakanpitasuaradengankartilagotiroid
Pitasuara:ligamenyangdikontrololehgerakanototyangmenghasilkanbunyisuara(pita
suara melekat pada lumen laring)
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan
memudahkanbatu
4. Trakea
Disebut juga batang tenggorok
Ujungtrakeabercabangmenjadiduabronkusyangdisebutkarina
2. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabangcabang menjadi bronkiolus
Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentukselimuttidakterputusuntukmelapisibagiandalamjalannapas
3. Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang
tidakmempunyaikelenjarlendirdansilia)
4. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
Bronkiolusrespiratoridianggapsebagaisalurantransisionalantarajalannapaskonduksi
danjalanudarapertukarangas
6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
Terdapatsekitar300jutayangjikabersatumembentuksatulembarakanseluas70m2
Terdiri atas 3 tipe :
Selsel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
SelselalveolartipeII:adalahselyangaktifsecarametabolikdanmensekresisurfaktan
(suatufosfolipidyangmelapisipermukaandalamdanmencegahalveolaragartidakkolaps)
SelselalveolartipeIII:adalahmakrofagyangmerupakanselselfagotosisdanbekerja
sebagaimekanismepertahanan
PARU
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
Terletak dalam rongga dada atau toraks
Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan
beberapapembuluh darah besar
Setiap paru mempunyai apeks dan basis
Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
Loboslobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan
segmenbronkusnya
PLEURA
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
Terbagi mejadi 2 :
Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paruparu
Diantarapleuraterdapatronggapleurayangberisicairantipispleurayangberfungsiuntuk
memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah
pemisahan toraks dengan paruparu
Tekanandalamronggapleuralebihrendahdaritekananatmosfir,haliniuntukmencegah
kolapparuparu
1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paruparu atau
sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paruparu tergantung pada perbedaan tekanan
antaraudaraatmosfirdenganalveoli.Padainspirasi,dada,mengembang,diafragmaturundan
volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktorfaktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c.Pengembanganparuyangadekuat
d. Thoraks
Inspeksi :
Postur,bervariasimisalnyapasiendenganmasalahpernapasankronisklavikulanyamenjadi
elevasi ke atas.
Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk
bulat/melingkardengandiameteranteroposteriorsamadengandiametertranversal(1:1).
Pada orang dewasa perbandingan diameter anteroposterior dan tranversal adalah 1 : 2
Beberapakelainanbentukdadadiantaranya:Pigeonchestyaitubentukdadayangditandai
dengandiametertranversalsempit,diameteranteroposteriormembesardansternumsangat
menonjolkedepan.Funnelchestmerupakankelainanbawaandenganciriciriberlawanan
dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter anteroposterior
mengecil.Barrelchestditandaidengandiameteranteroposteriordantranversalsamaatau
perbandingannya 1 : 1.
Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana punggung
melengkung/cembungkebelakang.Lordosisyaitudadamembusungkedepanataupunggung
berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.
Polanapas,dalamhaliniperludikajikecepatan/frekuensipernapasanapakahpernapasan
klieneupneayaitupernapasannormaldimanakecepatan1624x/mnt,klientenang,diam
dantidakbutuhtenagauntukmelakukannya,atautachipneayaitupernapasanyangcepat,
frekuensinyalebihdari24x/mnt,ataubradipneayaitupernapasanyanglambat,frekuensinya
kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
Perlujugadikajivolumepernapasanapakahhiperventilasiyaitubertambahnyajumlahudara
dalam paruparu yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang ataukah
hipoventilasiyaituberkurangnyaudaradalamparuparuyangditandaidenganpernapasan
yang lambat.
Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu
pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu
pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.
Perlujugadikajiritme/iramapernapasanyangsecaranormaladalahreguleratauirreguler,
ataukahklienmengalamipernapasancheynestokesyaitupernapasanyangcepatkemudian
menjadilambatdankadangdiselingiapnea,ataupernapasankusmaulyaitupernapasanyang
cepatdandalam,ataupernapasanbiotyaitupernapasanyangritmemaupunamplitodunya
tidak teratur dan diselingi periode apnea.
Perlujugadikajikesulitanbernapasklien,apakahdispneayaitusesaknapasyangmenetap
dankebutuhanoksigentidakterpenuhi,ataukahortopneayaitukemampuanbernapashanya
bila dalam posisi duduk atau berdiri.
Perlujugadikajibunyinapas,dalamhaliniperludikajiadanyastertor/mendengkuryang
terjadikarenaadanyaobstruksijalannapasbagianatas,ataustidoryaitubunyiyangkering
dan nyaring dan didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang
bersiul,atauralesyaitubunyiyangmendesakataubergelembungdandidengarsaatinspirasi,
ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.
Perlujugadikajibatukdansekresinya,apakahklienmengalamibatukproduktifyaitubatuk
yangdiikutiolehsekresi,ataubatuknonproduktifyaitubatukkeringdankerastanpasekresi,
ataukahhemoptueyaitubatukyangmengeluarkandarah
Statussirkulasi,dalamhaliniperludikajiheartrate/denyutnadiapakahtakhikardiyaitu
denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60
x/mnt.
Jugaperludikajitekanandarahapakahhipertensiyaitutekanandaraharteriyangtinggi,
ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.
Jugaperludikajitentangoksigenasipasienapakahterjadianoxiayaitusuatukeadaandengan
jumlahoksigendalamjaringankurang,atauhipoxemiayaitusuatukeadaandenganjumlah
oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam
jaringanakibatkelainaninternalataueksternal,ataucianosisyaituwarnakebirubiruanpada
mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah
clubbingfingeryaitumembesarnyajarijaritanganakibatkekuranganoksigendalamwaktu
yang lama.
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal
selamaseseorangberbicara.Normalnyagetaranlebihterasapadaapeksparudandinding
dadakanankarenabronkhuskananlebihbesar.Padaprialebihmudahterasakarenasuara
priabesar
C. Postural drainage
Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di dalam
pelepasansekresibronkhialdaribronkhiolusyangbersarangdidalambronkhusdantrakhea,
dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap sekresinya.
Biasanya dilakukan 2 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur / istirahat.
Tekniknya :
Sebelum postural drainage, lakukan :
Nebulisasi untuk mengalirkan sekret
Perkusi sekitar 1 2 menit
Vibrasi 4 5 kali dalam satu periode
Lakukanposturaldrainage,tergantungletaksekretdalamparu.
3. Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru
A.Latihannapas
Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui
peningkatanefisiensipernapasanyangbertujuanpenghematanenergimelaluipengontrolan
pernapasan
Jenis latihan napas :
Pernapasan diafragma
Pursed lips breathing
Pernapasan sisi iga bawah
Pernapasan iga dan lower back
Pernapasansegmental
B.Pemasanganventilasimekanik
Adalahalatyangberfungsisebagaipenggantitindakanpengaliran/penghembusanudara
keruangthoraksdandiafragma.Alatinidapatmempertahankanventilasisecaraotomatis
dalam periode yang lama.
Adaduatipeyaituventilasitekanannegatifdanventilasitekananpositif.
C.Pemasanganchesttubedanchestdrainage
Chesttubedrainage/intrapleuraldrainagedigunakansetelahprosedurthorakik,satu
atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan dinding dada dan
dihubungkan ke sistem drainage.
Indikasinyapadatraumaparuseperti:hemothoraks,pneumothoraks,openpneumothoraks,
flailchest.
Tujuannya :
Untukmelepaskanlarutan,bendapadat,udaradarironggapleuraatauronggathoraksdan
rongga mediastinum
Untukmengembalikanekspansiparudanmenatakembalifungsinormalkardiorespirasi
padapasienpascaoperasi,traumadankondisimedisdenganmembuattekanannegatifdalam
rongga pleura.
Tipenya :
a. The single bottle water seal system
b. The two bottle water
c.Thethreebottlewater
4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia
Dengan pemberian O2 dapat melalui :
Nasal canule
Bronkhopharingeal khateter
Simple mask
Aerosol mask / trakheostomy collars
ETT(endotrakhealtube)
FORMATPENGKAJIANINDIVIDU
ASUHANKEPERAWATANGERONTIK
TanggalPengkajian:25Maret2012
A.DATABIOGRAFI
Nama:NyR
TTL:26November1939
JenisKelamin:perempuanGol.Darah:O
Pendidikan:SD
Agama:Islam
StatusPerkawinan:Janda
TB/BB:160cm,44kg
Penampilan:Rapi,berjilbabCiriciritubuh:Kurus,kulitsawomatang
Alamat:Kel.KotaBesiHuluRT02/RW05
Kec.KotaBesiTelp/HP08125086514
Kab.Kotamadya
OrangYangDekat:Anak
Hubungan:Ibudananak
Alamat/Telpon:Kel.KotaBesiHuluRT02/RW05
B.RIWAYATKEPERAWATAN
1. Genogram
: Garis Hubungan:
Meninggal
2.RiwayatKeluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang mnderita penyakit menurun seperti DM,hipertensi,
asma,dll.TidakadapulayangmnderitapenyakitmenularsepertiTBC.
C.RIWAYATPEKERJAAN
Pekerjaansaatini:saatiniklienbekerjasebagaipetani
Alamatpekerjaan:
Jarakdarirumah:1km
Alattransportasi:jalankaki
Pekerjaansebelumnya:sebelumnyaklienbekerjasebagaipetanijuga
Jarakdarirumah:1km
Alattransportasi:jalankaki
Sumbersumberpendapatan&kecukupanterhadapkebutuhan:pendapatankliendidapatdarihasilpanen,danjuga
biasanyadidapatdarianakanaknyayangsudahbekerja.
D.RIWAYATLINGKUNGANHIDUP
Jenislantairumah:Kayu
Kondisilantai:Kering
Tanggarumah:Ada:aman(adapegangan)
Penerangan:cukup
Tempattidur:aman(pagarpembatas,tidakterlalutinggi)
Alatdapur:tertatarapi
WC:Ada:aman(posisiduduk,adapegangan)
Kebersihanlingkungan:bersih(tidakadabarangmembahayakan)
Jumlahorangyangtinggaldalamsaturumah:5orang
TetanggaTerdekat:Ada
E.RIWAYATREKREASI
HobbyatauMinat:berkebun,bertani,menjahit,memasak
Keanggotaanorganisasi:ketuaarisankampong,anggotaarisankeluarga
LiburanatauPerjalanan:pernahmemunaikanibadahHaji
F.SISTEMPENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi*:perawat
Jarakdarirumah:500meter
RumahSakit:tidakada
Klinik:ada,jarak1km
PelayananKesehatanDirumah:tidakada
Makananyangdihantarkan:tidakada
Perawatanseharihariyangdilakukankeluarga:tidakada
G.DESKRIPSIKEKHUSUSAN
KebiasaanRitual:klienbiasanyatiapmalamjumatmenyiapkansesajianuntukleluhur
Yanglainnya:
H.STATUSKESEHATAN
StatusKesehatanumumSelamasetahunyanglalu:asma,rematik,vertigo
Statuskesehatanumumselama5tahunyanglalu:asma,batukbatuk
KeluhanUtama:asma
1.Provocative/Paliative:sesaknafas
2.Quality/Quantity:sepertitertusuktusuk
3.Region:uluhati
4.SeverityScale:5(skalasedang)
5.Timing:hilangtimbul
Pemahaman&PenatalaksanaanMasalahKesehatan:biasanyabilatimbulklienminumobatyangtelahdianjurkan
danseringminumairhangat.
Obatobatan:
NO NAMAOBAT DOSIS KETERANGAN
1. Salbutamol2mg 3x1
2. dexametason 3x1
3. Vit.C 3X1
Alergi(CatatanAgentdanReaksiSpesifik):
Obatobatan:tidakada
Makanan:tidakada
FaktorLingkungan:cuacadingin,debu,polusi
Penyakityangdiderita:asma,rematik,vertigo
I.AKTIVITASHIDUPSEHARIHARI(ADL)
IndeksKATZ:A
Oksigenasi:
CairandanElektrolit:klienminumairputih1500mlperhari,didampingitehdankopi
Nutrisi:klienmakannasi,lauk,dansayur3kalisehari
Eliminasi:BAK3kaliperhari,BAB1kaliperhari
Aktivitas:tiaphariklienpergikesawahuntukbertani
IstirahatdanTidur:istirahatkliencukup,tidurseharikira210jam
PersonalHygiene:klienmampumandi,BAB,BAKsendiritanpabantuan
eksual:kebutuhanseksualtidakterpenuhikarenasuamikliensudahlamameninggal
J.PSIKOLOGI,KOGNITIFDANPERSEPTUAL
KonsepDiri:klienmampumenerimabahwadirinyaseoranglansia
Emosi:stabil
Adaptasi:klienmampuberadaptasidenganlingkungansekitar
Statusmental:baik
TingkatKesadaran:composmentis
Dimensia:tidak
Orientasi:normal
Bicara:normal
Bahasayangdigunakan:jawa,indonesia
Kemampuanmembaca:bisa
Kemampuaninteraksi:sesuai
Vertigo:ya
ShortPortebleMentalStatusQuestionaire(SPMSQ)=
MiniMentalStateExam(MMSE)=
GeriatrikDepresionScale=
APGAR=
K.TINJAUANSISTEM
KeadaanUmum:Baik
TingkatKesadaran:Composmentis
TandatandaVital:TD130/90mmHgNadi:88x/menit
RR26X/menitSuhu:36,20c
TB:160cmBB:44Kg
PENGKAJIANPERSISTEM
PERNAFASAN(B1:BREATHING)
1.Bentukdada:Simetris
2.SekresidanBatuk
Batuk:ya
Sputum:tidakada
Nyeriwaktubernafas:ya
3.Polanafas
a.FrekwensiNafas:28x/menit
Irguler
HiperVentilasi
4.Bunyinafas
a.Normal
vesikulerdi.........................................
Bronchialdi..............................................
Bronchovesikulerdi.....................................
b.Abnormal
Stridorlokasi............................
Strerorlokasi...............................
Wheezinglokasi..........................
Raleslokasi...............
Ronchilokasi....................
Krepitasilokasi.................................
FrictionRaplokasi.......................
c.ResonenLokal
Pectoreloguy
Bronchofoni
Egofoni
5.Pergerakandada
IntercostalSupra ClaviculaTracheal
TagLainlain
SubsternalSuprasternalFlailChest
6.TractilFremitis/FremitusVokal
Meningkatlokasi
Menurunlokasi
Lainlain
7.AlatBantuPernafasan
NasalBagandMaskTracheostomi
MaskerRespirator
CARDIOVASKULER(B2:BLEEDING)
1.Nadi
Frekuensi88x/menit
RegulerKuat
2.BunyiJantung
Normal
3.LetakJantung
Ictuscordisterabapada.................
4.PembesaranJantung
tidak
5.NyeriDada
Ya
6.Edema:TidakAda
7.ClubbingFinger
Tidak
PERSYARAFAN(B3:BRAIN)
TingkatKesadaran:
ComposMentis
1.GCS:
Eye:4Verbal:5Motorik:6
TotalGCS:15
2.Refleks
Normal
3.KoordinasiGerak:Ya
4.KejangTidak
5.Lainlain..........................................
PENGINDERAAN(PERSEPSISENSORI)
1.Mata(Penglihatan)
a.Bentuk
Normal
b.Visus.....................
Pupil:
Isokor
c.GerakbolaMata:
Normal
d.MedanPenglihatan:
Normal
e.ButaWarna
Tidak
f. Tekananintraokuler
Meningkat
2.Hidung(Penciuman)
a. Bentuk:Normal
b. GangguanPenciuman:Tidak
3.Telinga(Pendengaran)
a. Aurikel:Normal
b.Membrantympani
Terang
c.Otorrhoea:
Ya,jenis.......................Tidak
d. GangguanPendengaran:Tidak
e. Tinitus:Tidak
4.Perasa
Normal
5.Peraba
Normal
PERKEMIHANELIMINASIURI(B4:BLADDER)
MasalahKandungKemih
Tidakadamasalah
ProduksiUrine250ml/hariFrekuensi5.x/hari
Warnakuningpekat,BauamoniakLainlain....................................
PENCERNAANELIMINASIALVI(B5:BOWEL)
1.MulutdanTenggorokan
a.Mulut
SelaputLendirMulut
Lembab
b.Lidah
bersih
c. KebersihanRonggaMulut
TidakBerbauGigiBersih
d.Tenggorokan:
tidakadasakitmenelan
e.Abdomen
Kenyal
Nyeritekan,tidakada
Benjolan,tidakada
f. Pembesaranhepartidak
g. PembesaranLientidak
h. Asitestidak
i.Lainlain.............................
2.Masalahususbesardanrektum/anus
BAB1X/hari
Tidakadamasalah
OTOT,TULANGDANINTEGUMENT(B6:BONE)
1.OtotdanTulang
Kemampuanpergerakansendilengandantungkai(ROM)
Terbatas
Kemampuankekuatanotot
Fraktur
Tidak
Dislokasi
Tidak
Haemotom
Tidak
2.Integumen
WarnaKulit:sawomatangAkral:hangat
Turgor:TidakElastic
REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara
BentukSimetris
Benjolantidak
Kelamin
Bentuknormal
Keputihantidak
ENDOKRIN
1.FaktorAlergi
Tidak
Manifestasi:tidakada
CaraMengatasi:tidakada
2.Kelainanendokrin:tidakada
PENGETAHUAN:
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien mengetahui jika dirinya mempunyaipenyakit asma biasanya
minumobatyangdianjurkandanjugaminumairhangatsaatterasanyeri
Sampit,25Maret2012
Mahasiswayangmengkaji,
.........................................
NIM.
ANALISADATA
DO:KlienNampaksesaknafas
disertaibatukkering
tidakadasputum
frekuensinafas28x/mnt
typepernafasankusmaul
terdengarbunyironchipada
apexparukiri/kanan
RENCANAKEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 GangguanpertukaranO21.Kajidanmonitor 1.Sebagaiindicatoradanya
danCO2teratasi frekuensinafas gangguannafasdan
dengancriteria: indicatordalamtindakan
Kilenmengatakan selanjutnya
sesaknafas
berkurangatau 2.Berkurangnyatekanan
hilang 2.Beriposisiyang diafragmakeatas
Klientidakbatuk menyenangkansesuai sehinggaekspresiparu
lagi dengankeinginanklien. maksimalsehinggaklien
Frekuensinafas (posisisemifowler) dapatbernafasdengan
dalambatasnormal leluasa
(1618x/mnt)
3.Ajarkanklienuntuk 3.Batukyangefektif
batukefektif merupakansalahsatu
carayangbaikdan
efektifuntuk
mengeluarkansecret.
4.klkienuntuk 4.Menurunkanjumlah
membatasiaktifitas konsumsiataukebutuhan
selamaperiode
penurunanpernafasan
sehinggadapat
menurunkangejala
gangguanpertukarangas
O2danCO2.
5.Untukmempertahankan
5.Pertahankansirkulasi sirkulasiO2danCO2
O2dalamruangan
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1.1 1 1.Mengkajidanmonitorfrekuensinafas S:Klienmengatakansaya
. masihseringsesaknafas
2.memberiposisiyangmenyenangkan
sesuaidengankeinginanklien.(posisi O:KlienNampaksesaknafas
semifowler) disertaibatukkering
3.mengajarkanklienuntukbatukefektif
tidakadasputum
4.menganjurkanklienuntukmembatasi
aktifitas frekuensinafas28x/mnt
5.mempertahankansirkulasiO2dalam typepernafasankusmaul
ruangan terdengarbunyironchipada
apexparukiri/kanan
BABIII
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
LansiamengalamipersoalankhusustentanggangguanO2danCO2,itutidakjauhdaripenyebabpenurunan
fungsitubuhdanfactorusia.KitatentunyamengetahuifungsitubuhsangatmemerlukanO2danCO2yangdisurvey
melalui system Kardiovaskuler, apabila dalam sytem kardiovaskuler tergganggu tentu akan mengganggu dalam
pertukarangasO2danCO2keberbagaijaringantubuh.Akhirakhirinibanyakmasalahyangterjadidikotakota
besardalammasalahkesehatanudara,terutamapolusiyangsemakinharisemakinmengkhawtirkankarenamerusak
kesehatanterutamaterhadapmanula.
3.2SARAN
PerludiingatdalammasalahkesehatanpernapasandalamhalO2danCO2sangatpentingdijagakarena2halini
sangatpentingdandiperlukandalamsystemhidup.MakadariituKitaharusmenjagasejakdini.Banyakcaraagarkita
hidupselalusehatbaikitudengangayahidupyangtidaksehatperluditinggalkan,konsumsimakanandengangizi
yangseimbang,danolahragateratur.Semuayangkitaakukanpadamasamudaakankitapetiksaattua.
0
Tambahkan komentar
2.
MAR
31
OLEH :
HENDRYANTO
IDA KUSUMADINATA
SYARIFAH NUR HASANAH. A
KATAPENGANTAR
PujisyukurkehadiratTuhan Yang MAhaEsa, atasberkat, rahmaddanhidayahNya,
sehinggakamidapatmenyelesaikanmakalahdenganjudulPsikologiPadaLansia
Sampit,maret2012
TimPenulis
DAFTARISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................ii
BABIPENDAHULUAN
1.1LATAR
BELAKANG..................................................................................1
1.2TUJUAN
PENULISAN.............................................................................1
1.3METODE
PENULISAN.............................................................................1
1.4SISTEMATIKA
PENULISAN.....................................................................1
BABIIPEMBAHASAN
2.1DEFINISI..................................................................................................
2.2ETIOLOGI.................................................................................................
2.3ASUHANKEPERAWATAN......................................................................
BABIIIPENUTUP
3.1KESIMPULAN.........................................................................................
DAFTARPUSTAKA
BABI
PENDAHULUAN
1.1.LATARBELAKANG
Penuaanadalahkonsekuensiyangtidakdapatdihindari.Walaupunprosespenuaan
benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya proses ini
menjadibebanbagioranglaindibadingkandenganproseslainyangterjadi.Perawatyang
akanmerawatlansiaharusmengertisesuatutentangaspekpenuaanyangnormaldantidak
normalsertamengetahuikonsepgangguanpsikologipadalansia.
1.2.TUJUANPENULISAN
Penulisan makalah bertujuan agar pembaca mengetahui dan memahami konsep
psikologi pada lansia.Untuk para perawat agar dapat mengaplikasikan pengetahuan yang
didapatkedalamprakteklapangan.
1.3.METODEPENULISAN
Dalampenulisanmakalahinikamimenggunakanmetodekepustakaan.
1.4.SISTEMATIKAPENULISAN
Sistematikapenulisanyaitu:BABIPENDAHULUAN,BABIIPEMBAHASAN,
BABIIIPENUTUP.
BABII
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN
Prosesmenua(lansia)adalahprosesalamiyangdisertaiadanyapenurunankondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling ber interaksi satu sama lain. Keadaan itu
cenderungberpotensimenimbulkanmasalahkesehatansecaraumummaupunkesehatanjiwa
secarakhususpadalansia.
Masalahkesehatanjiwalansiatermasukjugadalammasalahkesehatanyangdibahas
padapasienpasienGeriatridanPsikogeriatriyangmerupakanbagiandariGerontologi,yaitu
ilmuyangmempelajarisegalaaspekdanmasalahlansia,meliputiaspekfisiologis,psikologis,
sosial,kultural,ekonomidanlainlain(Depkes.RI,1992:6)
Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari
masalahkesehatanjiwapadalansiayangmenyangkutaspekpromotof,preventif,kuratifdan
rehabilitatifsertapsikososialyangmenyertaikehidupanlansia.
PsikologiLansia
Ada4ciriyangdapatdikategorikansebagaipasienGeriatridanPsikogeriatri,yaitu:
1.Keterbatasanfungsitubuhyangberhubungandenganmakinmeningkatnyausia.
2.Adanyaakumulasidaripenyakitpenyakitdegeneratif
3.Lanjutusiasecarapsikososialyangdinyatakankrisisbila:a)Ketergantunganpadaorang
lain(sangatmemerlukanpelayananoranglain),b)Mengisolasidiriataumenarikdiridari
kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah menajalani masa
pensiun,setelahsakitcukupberatdanlama,setelahkematianpasanganhidupdanlainlain.
4.Halhal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga
membawa lansia kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama
aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis dsb. Hal itu
biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya
kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan
penegakhukum,atautraumapsikis.
ASPEKASPEKPSIKOLOGISPADAPENUAAN
Aspekpsikologis pada lansia tidak dapat langsung tampak.Pengertian yang salah tentang
lansiaadalahbahwamerekamempunyaikemampuanmemorydankecerdasanmentalyang
kurang.Berikutaspekpsikologispadapenuaan:
A.Kepribadian,intelegensidansikap
Tes intelegensi dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada
lansia.Lansiaseringkalimempertahankansikapyangkuat,sehinggasikapnyalebihstabildan
sedikitsulituntukdiubah.
B.Teoriaktivitasdanpelepasan
Teoripelepasan:Lansiasecaraberangsurangsurmengurangiaktivitasnyadanbersama
menarikdiridarimasyarakat.
Teoriaktivitas:Sebagaiorangyangtelahberumur,merekameninggalkanbentukaktivitas
yangpasti,danmengkompensasidenganmelakukanbanyakaktivitasyangbaru.
PERUBAHANASPEKPSIKOSOSIAL
Padaumumnyasetelahorangmemasukilansiamakaiamengalamipenurunanfungsi
kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman,
pengertian,perhatiandanlainlainsehinggamenyebabkanreaksidanperilakulansiamenjadi
makinlambat.Sementarafungsipsikomotorik(konatif)meliputihalhalyangberhubungan
dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa
lansiamenjadikurangcekatan.
Denganadanyapenurunankeduafungsitersebut,lansiajugamengalamiperubahan
aspekpsikososialyangberkaitandengankeadaankepribadianlansia.Beberapaperubahan
tersebutdapatdibedakanberdasarkan5tipekepribadianlansiasebagaiberikut:
1.TipeKepribadianKonstruktif(Constructionpersonalitiy),biasanyatipeinitidakbanyak
mengalamigejolak,tenangdanmantapsampaisangattua.
2.Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan
mengalamipostpowersindrome,apalagijikapadamasalansiatidakdiisidengankegiatan
yangdapatmemberikanotonomipadadirinya.
3.Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada
masa lansia tidak bergejolak, tetapijikapasangan hidupmeninggal makapasangan yang
ditinggalkanakanmenjadimerana,apalagijikatidaksegerabangkitdarikedukaannya.
4.TipeKepribadianBermusuhan(Hostilitypersonality),padatipeinisetelahmemasukilansia
tetapmerasatidakpuasdengankehidupannya,banyakkeinginanyangkadangkadangtidak
diperhitungkansecaraseksamasehinggamenyebabkankondisiekonominyamenjadimorat
marit.
5.TipeKepribadianKritikDiri(SelfHatepersonalitiy),padalansiatipeiniumumnyaterlihat
sengsara,karenaperilakunyasendirisulitdibantuoranglainataucenderungmembuatsusah
dirinya.
PERUBAHANDALAMPERANSOSIALDIMASYARAKAT
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainyamakamunculgangguanfungsionalataubahkankecacatanpadalansia.Misalnya
badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan
sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan.Hal itu sebaiknya dicegah dengan
selalumengajakmerekamelakukanaktivitas,selamayangbersangkutanmasihsanggup,agar
tidak merasa terasing atau diasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin
menolakuntukberkomunikasidenganoranglaindankdangkadangterusmunculperilaku
regresisepertimudahmenangis,mengurungdiri,mengumpulkanbarangbarangtakberguna
sertamerengekrengekdanmenangisbilaketemuoranglainsehinggaperilakunyaseperti
anakkecil.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya lansia yang
memilikikeluargabagiorangorangkita(budayaketimuran)masihsangatberuntungkarena
anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut
membantumemelihara(care)denganpenuhkesabarandanpengorbanan.Namunbagimereka
yangtidakpunyakeluargaatausanaksaudarakarenahidupmembujang,ataupunyapasangan
hidup namun tidak punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam
perantauansendiri,seringkalimenjaditerlantar.
KEPERAWATANGERONTIKGERIATRINURSING
Geriatrinursingadalahspesialiskeperawatanlanjutusiayangdapatmenjalankanperannya
padatiapperananpelayanandenganmenggunakanpengetahuan,keahlian,danketerampilan
merawatuntukmeningkatkanfungsioptimallanjutusiasecarakomprehensif.Karenaitu,
perawatanlansiayangmenderitapenyakitdandirawatdiRSmerupakanbagiandarigerontic
nursing.
PENDEKATANPERAWATANLANJUTUSIA
A.Pendekatanfisik
Perawatanfisiksecaraumumbagiklienlanjutusiaada2bagianyaitu:
Klienlanjutusiayangmasihaktif,yangmasihmampubergeraktanpabantuanoranglain.
Klienlanjutusiayangpasifatautidakdapatbangunyangmengalamikelumpuhanatau
sakit.
B.Pendekatanpsikis
Perawatanmempunyaiperananyangpanjanguntukmengadakanpendekatanedukatifpada
klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala
sesuatuyangasing,sebagaipenampungrahasiapribadidansebagaisahabatyangakrab.
C.Pendekatansosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam
pendekatansosial.Memberikesempatanberkumpulbersamadengansesamaklienlanjutusia
untukmenciptakansosialisasimereka.
D.Pendekatanspiritual
Perawatharusbisamemberikanketenangandankepuasanbatindalamhubungannyadengan
tuhanatauagamayangdianutnya,terutamajikakliendalamkeadaansakitataumendekati
kematian.
MASALAHKEPERAWATANPSIKOSOIALPADALANSIA:
Berdukadisfungsional,
Ketidakberdayaan,
Gangguanpolatidur,
Resikoterhadapcedera,
Perubahannutrisi,
Defisitperawatandiri,
Ansietas.
TUJUAN&TINDAKAN
Tujuan:mengajarkanklienuntukberseponsemosionalyangadaptif.
Tindakan:
Lingkunganaman,
Cegahterjadinyakecelakaan,
Hubungansalingpercayaperawatklien,
Doronguntukmengekspresikanpengalamanyangmenyakitkanuntukmengurangiintensitas
masalah,
Ubahpikirannegatifdanidentifikasiaspekpositif(kemampuan,keberhasilan),
Bantumengubahpersepsiyangsalah/negatifmenjadipositif,
Beripujian,
Libatkandalamkegiatandaninteraksisosial,
Meningkatkanstatuskesehatan:perawatandiri,istirahat,makan,minum.
BABIII
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Prosesmenua(lansia)adalahprosesalamiyangdisertaiadanyapenurunankondisifisik,
psikologismaupunsosialyangsalingberinteraksisatusamalain.Keadaanitucenderung
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara
khususpadalansia.
Aspekpsikologispadalansiatidakdapatlangsungtampak.Pengertianyangsalahtentang
lansiaadalahbahwamerekamempunyaikemampuanmemorydankecerdasanmentalyang
kurang.OlehkarenaituUntukparaperawatagardapatmengaplikasikanpengetahuanyang
didapatkedalamprakteklapangan.
DAFTARPUSTAKA
Carpenito, L. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis, Edisi ke6, EGC,
Jakarta,2000.
Nugroho,Wahjudi.KeperawatanGerontik,Edisike2,EGC,Jakarta2000.
Leeckenotte,AnneteGlesler.PengkajianGerontologi,Edisike2,EGC,Jakarta,1997.
Watson,Roger.PerawatanLansia,Edisike3,EGC,Jakarta2003
A. Riwayat Keluarga
Genogram :
B. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Tidak ada
Alamat pekerjaan :-
Berapa Jarak Dari Rumah : -
Alat Transportasi :-
Pekerjaan Sebelumnya : Memantat
Berapa jarak dari rumah : 100 meter
Alat Transportasi : Tidak ada (jalan kaki)
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan:cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
C. Riwayat Lingkungan Hidup
Type tempat tinggal : Permanen
Jenis Lantai : tanah, x tegel, porselin, lainya. Sebutkan !papan
Kondisi lantai : licin, x lembab, kering, lainnya. Sebutkan !.............................
Tangga Rumah :
Tidak ada x
Ada : aman (ada pegangan), tidak aman
Penerangan : x cukup, kurang
Tempat Tidur : x aman, (pagar pembatas, tidak terlalu tinggi), tidak aman
Alat dapur : x berserakan, tertata rapi,
WC :
Tidak ada
x Ada : x aman (posisi duduk, ada pegangan), tidak aman (lantai licin, tidak ada pegangan)
Kebersihan lingkungan :x bersih (tidak ada yang membahayakan), tidak bersih dan tidak aman (pecahan kaca,
gelas, paku,dll.)
D. Riwayat Rekreasi
Hobbi/Minat : Memasak
Keanggotaan dalam organisasi :PKK
Liburan/perjalanan :-
E. System Pendukung
Perawat/Bidan/dokter/fisiotherapi :Perawat dan bidan
Jarak dari rumah :2 KM
Rumah Sakit : RSUD Dr. MURJANI Jaraknya 15 KM
Klinik :
Pelayanan kesehatan di rumah :Tidak ada
Makanan yang dihantarkan :Nasi, Sayur, dan Lauk.
Perawat sehari-hari yang dilakukan keluarga :Menyediakan Makanan.
Lain-lain :-
F. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual :Klien sudah tidak sholat lagi, karena sudah tua.
Yang lainnya : Sering memberi sesajen di air.
G. Status Kesehatan
:Klien tidak pernah sakit yan serius yang harus diopname dirumah sakit, namun klien sering merasa pusing, dan nyeri-nyeri
di kakinya.
:P : Destruksi sendi, Q : menusuk-nusuk, R ; Kaki, S : 3 (Sedang) T : kadang-kadang.
Obat-obatan :
N NAMA OBAT DOSIS KET
O
Alergi :
- Obat-obatan :Tidak Ada
- Makanan :Tidak Ada
- Faktor Lingkungan :Tidak Ada
- Penyakit yang diderita : Reumatik
J. Pengkajian Fisik
1. Data Klinik :
Keadaan umum : Baik,
Tingkat Kesadaran :CM
GCS :M = 4, V = 5, P = 6, (15)
Tinggi Badan :130cm
6 Berat badan : 36 Kg.
Temperatur 6
:36 cNadi : 80x/menit.
Tekanan Darah :120/90mmHg
3. Metabolik Integumen
Kulit :
Warna : normal, pucat, cianosis, kunin, lainnya! Bintik-bintik hitam
Turgor : norma, menurun
Lecet: tidak, ya !sebutkan.................
Bengkak: tidak, ya !sebutkan.............
Bercak: tidak, ya !sebutkan................
Mulut
Gusi : normal, putih, lecet, lainnya................
Gigi : normal, lainya! Sebutkan beberapa ada.
Skore Norton : jelas, 19 (kecil sekali/tidak terjadi)
4. Persarafan Sensori
Pupil : sama, tidak sama, sebutkan, disebelah kanan ada selaput putih
Reaksi terhadap cahaya
Kiri : ya, tidak
Kanan : ya tidak
Mata : jelas, berair, kabur, lainnya. Sebutkan.....................
5. Muskuloskeletal
Range of motion : penuh, tidak.sebutkan..............
Keseimbangan : Stabil, tidak stabil.sebutkan..............
Menggenggam
Kanan : Kuat, Lemah
Kiri : Kuat, Lemah
Kekuatan otot kaki :
Kanan : Kuat, lemah
Kiri : Kuat, lemah
K. Pengetahuan
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya:
Klien mengatakan jarang sakit. Hanya sewaktu-waktu nyeri di kaki dan pusing
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
.
1. DS : saya cemas dg anak- Social ekonomi ansietas
anak saya yang masih belum
kerja dan berkeluarga
Diagnosakeperawatan:
Ansietas berhubungan dengan social ekonomi
Ditandai dengan:
DS : saya cemas dg anak-anak saya yang masih belum kerja dan berkeluarga
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 1. Mengaji tingkat cemas klien S : Makasih sudah mau
. 2. Mencatat pembatasan focus pikiran mendengarkan cerita saya
3. Mengobservasi pola bicara klien apakah
cepat atau lambat O: - klien tampak senang
4. Mendiskusikan dengan klien tentang apa bercerita masalahnya
yang dicemaskan oleh klien Klien tersenyum
5. Menanyakan mekanisme koping yang Klien mempunyai teman
digunakan oleh klien jika sedang cemas cerita yaitu Cucunya
6. Mempertahankan kontak sering dengan
klien untuk mendengarkan klien A: masalah teratasi sebagian
bercerita
P: lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat cemas klien
2. Catat pembatasan focus pikiran
3. Observasi pola bicara klien
apakah cepat atau lambat
4. Diskusikan dengan klien
tentang apa yang dicemaskan
oleh klien
5. Tanyakan mekanisme koping
yang digunakan oleh klien jika
sedang cemas
6. Pertahankan kontak sering
dengan klien untuk
mendengarkan klien bercerita
0
Tambahkan komentar
3.
MAR
31
Eny Novianti
Harianto
Melinda Lestari
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam
meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:
1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:
1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit
Tujuan
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Meningkatkan rasa percaya diri
6. Menciptakan keindahan
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
Bagi mereka yang masih aktif, hal hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit yang
mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby oil
terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk menyikat gigi
yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan dengan
sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi
obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 10 menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun
dan bubuk pembersih mulut tersebut. Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir
untuk mencegah bahaya gigi palsu terjatuh dan pecah.
3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut sehingga
perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit, rambut orang lansia
juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi conditioner. Setelah selesai mencuci
rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu pendek
dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus mudah
dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung para lansia tidak
peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis jangan pakaian dari wool
karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak normal,
sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:
Penglihatan menjadi ganda
Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
Sakit pada mata
Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung ujung objek
Mata yang kemerahan
Tiba tiba kehilangan melihat dengan jelas
7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur atau
ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara tiba tiba
harus dihindarkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan
yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain).
Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication),
analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan
dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan
fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan
timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan
bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena Demensia di
mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity of
Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur,
mandi berpakaian dan seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga akan
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari latar
belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari
kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan
Ferry, 2005).
6. Faktor Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene
yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999
dalam Setiadi 2005).
7. Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status kesehatan
dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai
tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota
keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka
(Potter dan Ferry, 2005).
1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan motorik,
keleamahan otot
Intervensi :
Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai klien.
Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu
Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)
Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan untuk
makan sendiri
Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan
Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata
Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan fisiknya (terbaik
dalam posisi duduk di kursi dengan meja)
Berikan kontak sosial selama makan
Untuk kekurang-kurangan yang nampak
- Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan artikel (misal baki
merah, piring putih )
- Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan sesuai dengan yang
disukai (atau atur artikel makan dalam pola makan yang menyerupai jam); catat pada rencana
pengaturan perawatan yang digunakan (misal, daging jam 6, kentang jam 9, sayur - sayur jam 12)
- Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti, daging, buah, hot dog)
untuk meningkatkan kemandirian
Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif yang diperlukan
- Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari piring
- Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
- Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang
- Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan
- Cangkir minuman khusus
- Pisau atau alat pemotong
Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat pemotong
daging, roti, mentega
Untuk klien dengan kekurangan kognitif
- Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak mudah mengalihkan
perhatian dari tugas
- Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan untuk makan
- Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara fisik klien dapat makan
- Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap kelemahan, frustasi, atau
agitasi
2. Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan
motorik, kelemahan otot
Intervensi :
Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran
Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien
Berikan privasi selama mandi rutin
Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai
Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)
Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung pada
fasilitas yang ada dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)
Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan
- Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau pancuran
- Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah
- Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi
- Papan mandi untuk pindah kekursi
- Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran
- Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun
- Sikat gigi yang sudah teradaptasi
- Alat pencukur
- Pemegang semprotan pancuran
Untuk individu dengan kemunduran kognitif:
- Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program struktur untuk
membantu menurukan ansietas
- Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan, orientasi tujuan adanya perlengkapan mandi
- Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien memandikan satu bagian
tubuhnya sampai dikerjakan dengan benar, berikan umpan balik positif terhadap keberhasilan
- Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan tugas yang tidak
dibantu
- Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat meningkatkan
ansietas
Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada berbagai
kebutuhan beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk membantu dalam
mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan
3. Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan kemampuan
visual dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :
Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran
Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan tidak dibantu
Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta bukan bagian
depan
Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak tugas dapat
melemahkan, membuat nyeri atau mengalami kerusakan
Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas sebelum
berkembang lebih lanjut
Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya
Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa bantuan yang
digunakan termasuk gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing, sendok sepatu yang panjang,
pengikat sepatu yang elastis
Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada pakaian malam
Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin
Untuk individual dengan kemunduran kognitif
- Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk memberikan suatau
program terstruktr untuk menurunkan ansietas
- Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari pengalihan
- Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu
- Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat meningkatkan ansietas
Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan rasional diatas
keturunan Pasien
Perempuan Tinggal serumah
Garis
hubungan Meninggal
2. Riwayat Keluarga
Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara
Klien seorang janda dan mempunyai 6 orang anak
Klien tinggal bersama 1 orang anaknya
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : -
Alamat pekerjaan : -
Jarak dari rumah : -
Alat transportasi : -
Pekerjaan sebelumnya : -
Jarak dari rumah : -
Alat transportasi : -
Sumber sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : Klien mendapat uang bulanan
dari anak - anaknya
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Berkebun
Keanggotaan organisasi : -
Liburan / Perjalanan : Keluar kota (mengunjungi anak)
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : L (perawat)
Jarak dari rumah : 1 km
Rumah Sakit : RSUD DR. MURJANI / 3 km
Klinik : PKM BMG I / 1,5 km
Pelayanan kesehatan di rumah : -
Makanan yang dihantarkan : -
Perawatan sehari hari yang dilakukan keluarga : -
Lain lain : -
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Klien beragama Islam, melaksanakan solat 5 waktu.
Yang lainnya : -
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu
: Klien sering merasa lemah dan cepat lelah jika
beraktifitas banyak.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Klien tidak ada menderita penyakit berat.
Paling hanya
sakit kepala, demam, batuk, atau flu
biasa.
Keluhan Utama
1. Provocative / Paliative : -
2. Quality / Quantity : -
3. Region : -
4. Severity Scale : -
5. Timing : -
Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : Jika sakit klien biasa membeli obat di
warung
Obat obatan
-
Alergi (Catatan agent dan reaksi spesifik)
Obat obatan : -
Makanan : -
Faktor lingkungan : -
Penyakit yang diderita
-
K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Composmentis
Tanda tanda vital : TD 130 / 80 mmHg TB 151 kg
N 72 x/m BB 51 kg
RR 20 x/m
S 36,4
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1. Bentuk Dada : Simetris
2. Sekresi dan Batuk : Tidak Ada
3. Pola Nafas
a. Frekuensi nafas : 20x/m dan teratur
4. Bunyi Nafas
b. Normal : Vesikuler di semua lapang paru
c. Abnormal : -
d. Resonen lokal : -
5. Pergerakan dada : Simetris
6. Tractil Fremitus/Fremitus Lokal : -
7. Alat Bantu Pernafasan : -
REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara : Bentuk simetris, tidak ada benjolan
Kelamin : Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien menopause
ENDOKRIN
Klien tidak memiliki kelainan endokrin
PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia, merasa lemah
dan sering cepat lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan diri.
ANALISA DATA
1. DS : Saya merasa lemah dan sering cepat KelemahAn otot Kurang perawatan diri
lelah bila beraktivitas jadi untuk perawatan
diri ya seadanya saja
DO : - K/U Baik
- Tampak tidak rapi, kotor, dan tidak terawat
- Rambut putih, kulit keriput
I. PRIORITAS MASALAH
1. Kurang perawatan diri
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien mandi 2x 1. Menjaga kebersihan dan
tindakan keperawatan sehari dan ajarkan klien kelembaban kulit
selama 1 x 24 jam, klien memakai baby oil setiap 2. Menjaga kebersihan dan
mampu melakukan habis mandi kesegaran mulut
perawatan diri dengan 2. Anjurkan klien menyikat 3. Menjaga kebersihan rambut
kriteria hasil : gigi minimal setiap mandi dan kelembaban kulit kepala
1. Klien tampak bersih, rapi,3. Anjurkan klien mencuci 4. Menjaga kerapianrambut
dan terawat rambut rutin 3x seminggu, 5. Menjaga kebersihan kuku,
2. Klien tampak sehat memakai conditioner dan menghindari terjadi luka
anjurkan untuk minta karena akan sulit sembuh
bantuan orang terdekat / 6. Menjaga kenyamanan dan
anak menjaga agar selalu rapi dan
4. Anjurkan klien menyisir tidak terjadi iritasi
rambutnya tiap hari dan 7. Meningkatkan pengetahuan
ditata rapi dan kesadaran klien akan
5. Anjurkan klien minta pentingnya tetap melakukan
bantuan pada orang terdekat perawatan diri / menjaga
/ anak untuk memotong kebersihan diri meskipun
kuku bila panjang, bila bisa sudah lansia
mandiri ingatkan untuk hati
hati dan jangan terlalu
pendek atau sampai
menimbulkan luka
6. Anjurkan klien untuk
memakai pakaian yang tidak
berbahan kasar, tidak tebal,
mudah dan nyaman dipakai
7. Berikan penkes tentang
pentingnya melakukan
perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 1. Menganjurkan klien mandi 2x sehari dan Tanggal 28 Maret 2012
. mengajarkan klien memakai baby oil setiap Jam 17.00 WIB
habis mandi
2. Menganjurkan klien menyikat gigi minimal S : Saya sudah mulai mencoba
setiap mandi menjalankan anjuran anjuran untuk
3. Mengnjurkan klien mencuci rambut rutin 3x perawatan diri saya dan saya
seminggu, memakai conditioner dan meminta bimbingan dari anak saya
menganjurkan untuk minta bantuan orang karena saya sudah tua begini tidak
terdekat / anak bisa melakukannya sendiri
4. Mengnjurkan klien menyisir rambutnya tiap hari
dan ditata rapi O:
5. Menganjurkan klien minta bantuan pada orang - Klien tampak bersih, rapi, dan
terdekat / anak untuk memotong kuku bila terawat
panjang, bila bisa mandiri ingatkan untuk hati - Klien tampak sehat
hati dan jangan terlalu pendek atau sampai
menimbulkan luka A : Masalah teratasi
6. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian
yang tidak berbahan kasar, tidak tebal, P : Lanjutkan intervensi
mudah dan nyaman dipakai
7. Memberikan penkes tentang pentingnya
melakukan perawatan diri / menjaga kebersihan
diri bagi lansia
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di
antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari
hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan
perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan
badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.
3.2 SARAN
Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan
diri, yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai pendamping bagi keluarga baik bagi
lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan pada suatu masalah termasuk dalam hal kebersihan
diri. Perawat sebagai conselor perawat di mana perawat dapat memberikan ide atau pendapat
kepada lansia dan kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Perawat memberikan
asuhan dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan memberikan pendidikan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan lansia.
DAFTAR PUSTAKA
2
MAR
31
KELOMPOK 8 :
GILANG RAMADAN
ISTIQOMAH
NOVITA SARI
RETNO WULANDARI RIPHA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat berubahtergantung pada umur,
jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85%
berat badan dan pada bayi usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan
pertumbuhan seseorang persentasejumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada
laki-laki dewasa50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.Hal ini
terlihatpada tabel berikut :
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non
elektrolit.
Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.
Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah
kationdan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
o Kation
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na +), sedangkankation
utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K +).Suatusistem pompa terdapat
di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodiumdan potassium ini.
o Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl -) danbikarbonat (HCO3 ), -
sedangkan anion utama dalam cairan intraselularadalah ion fosfat (PO 4 ).Karena
3-
kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinyasama maka
nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraselulertetapi tidak
mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
a) Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan
didalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter.
Kadarnatrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:
- Left atrial stretch reseptor
- Central baroreseptor
- Renal afferent baroreseptor
- Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
- Atrial natriuretic factor
- Sistem renin angiotensin
-Sekresi ADH
-Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water)
Non elektrolit
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat
lainya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air tubuh lebih banyak meningkat
tonisitus adalah terminologi guna perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal.
Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur
secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan
intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari
cairan tubuh total.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan
cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia
yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi
ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
Defisit volume cairan ekstraselular merupakan perubahan cairan tubuh yangpaling umum terjadi
pada pasien bedah. Penyebab paling umum adalah kehilangan cairandi gastrointestinal akibat muntah,
penyedot nasogastrik, diare dan drainase fistula.
Penyebab lainnya dapat berupa kehilangan cairan pada cedera jaringan lunak, infeksi,inflamasi
jaringan, peritonitis, obstruksi usus, dan luka bakar. Keadaan akut, kehilangancairan yang cepat akan
menimbulkan tanda gangguan pada susunan saraf pusat danjantung. Pada kehilangan cairan yang lambat
lebih sdapat ditoleransi sampai defisi volumecairan ekstraselular yang berat terjadi.
Sedang 6% 5 % - 10 %
Berat 8% 10 % - 15 %
Shock 15-20% 15 % - 20%
asi Dewasa
Terapi untuk dehidrasi (rehidrasi) dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan
cairan untuk rumatan, defisit cairan dan kehilangan cairan yang sedang
berlangsung.
Beberapa pendekatan terangkum dalam tabel 5.
Cararehidrasi:
1) Nilai status rehidrasi (sesuai tabel 4 di atas), banyak cairan yang diberikan (D)
=derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc
2) Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan (untuk dewasa 40 cc/kgBB/24 jamatau
rumus holliday-segar seperti untuk anak-anak)
3) Pemberian cairan :
o 6 jam I = D + M atau 8 jam I = D + M (menurut Guillot)
o 18 jam II = D + M atau 16 jam II = D + M (menurut Guillot)
Kelebihan volume
Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi akibat iatrogenic
(pemberian cairan intravena seperti NaCl yang menyebabkan kelebihan air dan
NaClataupun pemberian cairan intravena glukosayang menyebabkan kelebihan air)
ataupundapat sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan pada GFR), sirosis,
ataupun gagaljantung kongestif.Kelebihan cairan intaseluler dapat terjadi jika terjadi
kelebihancairan tetapi jumlah NaCl tetap atau berkurang.
2. Perubahan konsentrasi
- Hiponatremia
Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental,
letargi,iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L
makaakan timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan
oleheuvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli
ginjal,diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis, nefrosis).
Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ 125 mg/L) atau NaCl3%
ssebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.
Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan scara
perlahanlahan,sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresif. Untuk menghitung
Naserum yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus:
Na= Na1 Na0 x TBW
keterangan :
Na = Jumlah Na yang diperlukan untuk koreksi (mEq)
Na1 = 125 mEq/L atau Na serum yang diinginkan
Na0 = Na serum yang actual
TBW = total body water = 0,6 x BB (kg)
- Hipernatremia
Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahanmental,
letargi, kejang, koma, lemah. Hipernatremi dapat disebabkan olehkehilangan cairan
(diare, muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringatberlebihan), asupan air kurang,
asupan natrium berlebihan. Terapi keadaan iniadalah penggantian cairan dengan
5% dekstrose dalam air sebanyak {(X-140) xBB x 0,6}: 140.
- Hipokalemia
Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kaliumdari
cairan ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar totalkalium
tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik jantung,perubahan EKG
(QRS segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi postural,kelemahan otot
skeletal, poliuria, intoleransi glukosa. Terapi hipokalemia dapatberupa koreksi faktor
presipitasi (alkalosis, hipomagnesemia, obat-obatan), infuspotasium klorida sampai
10 mEq/jam (untuk mild hipokalemia ;>2 mEq/L) atauinfus potasium klorida sampai
40 mEq/jam dengan monitoring oleh EKG (untukhipokalemia berat;<2mEq/L disertai
perubahan EKG, kelemahan otot yanghebat).Rumus untuk menghitung defisit
kalium:
K = K1 K0 x 0,25 x BB
Keterangan :
K = kalium yang dibutuhkan
K1 = serum kalium yang diinginkan
K0 = serum kalium yang terukur
BB = berat badan (kg)
- Hiperkalemia
Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena insufisiensi renal atauobat
yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin,diuretik). Tanda
dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat(parestesia, kelemahan otot)
dan sistem kardiovaskular (disritmik, perubahanEKG). Terapi untuk hiperkalemia
dapat berupa intravena kalsium klorida 10%dalam 10 menit, sodium bikarbonat 50-
100 mEq dalam 5-10 menit, atau diuretik,hemodialisis.
1) Perubahan komposisi
- Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)
Kondisi ini berhubungan dengan retensi CO 2 secara sekunder untuk
menurunkanventilasi alveolar pada pasien bedah. Kejadian akut merupakan akibat
dariventilasi yang tidak adekuat termasuk obstruksi jalan nafas,
atelektasis,pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi abdomen atas, distensi
abdomen danpenggunaan narkose yang berlebihan. Manajemennya melibatkan
koreksi yangadekuat dari defek pulmonal, intubasi endotrakeal, dan ventilasi
mekanis bilaperlu. Perhatian yang ketat terhadap higiene trakeobronkial saat post
operatif adalah sangat penting.
- Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO 2 < 35 mmHg)
Kondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan ventilasi
yangdibantu.Pada fase akut, konsentrasi bikarbonat serum normal, dan
alkalosisterjadi sebagai hasil dari penurunan PaCO 2 yang cepat. Terapi ditujukan
untukmengkoreksi masalah yang mendasari termasuk sedasi yang sesuai,
analgesia,penggunaan yang tepat dari ventilator mekanik, dan koreksi defisit
potasium yangterjadi.
- Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
Kondisi ini disebabkan oleh retensi atau penambahan asam atau
kehilanganbikarbonat.Penyebab yang paling umum termasuk gagal ginjal, diare,
fistula ususkecil, diabetik ketoasidosis, dan asidosis laktat.Kompensasi awal yang
terjadiadalah peningkatan ventilasi dan depresi PaCO2.Penyebab paling umum
adalahsyok, diabetik ketoasidosis, kelaparan, aspirin yang berlebihan dan
keracunanmetanol.Terapi sebaiknya ditujukan terhadap koreksi kelainan yang
mendasari.
Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan asidosis berat dan
hanyasetelah kompensasi alkalosis respirasi digunakan.
- Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)
Kelainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau penambahan
bikarbonatdan diperburuk oleh hipokalemia.Masalah yang umum terjadi pada pasien
bedahadalah hipokloremik, hipokalemik akibat defisit volume
ekstraselular.Terapiyang digunakan adalah sodium klorida isotonik dan penggantian
kekuranganpotasium. Koreksi alkalosis harus gradual selama perode 24 jam
denganpengukuran pH, PaCO2 dan serum elektrolit yang sering.
Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum darinatrium
menjadi isonatremik (130-150 mEq/L), hiponatremik (<139 mEq/L)
atauhipernatremik (>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling
seringterjadi (80%), sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar 5-
10% darikasus.
1) Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir samadengan
konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnyarelatif
sama dalam kompartemen intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular.
2) Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
dengankandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis).
Secara garisbesar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air
yang hilang. Karenakadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular
berpindah kekompartemen ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan
volume intravaskular.
3) Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
dengankandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairan hipotonis).
Secara garisbesar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium
yang hilang. Karenakadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular berpindah
ke kompartemenintravaskular, sehingga meminimalkan penurunan volume
intravaskular.
1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan pH dan cadangan
alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan)
2. Pemeriksaan eletrolit terutama kadar Natrium, Kalium, dan Fofor dalam serum.
2.7 PENATALAKSANAAN
Homeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat berubah olehstres akibat
operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh adanya cedera padaparu-paru, kulit atau traktus
gastrointestinal.
Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 2000-2500ml per hari,
dalam bentuk cairan maupun makanan padat dengan kehilangan cairan rata-rata 250 ml dari feses, 800-
1500 ml dari urin, dan hampir 600 ml kehilangan cairan yangtidak disadari (insensible water loss) dari kulit
dan paru-paru.
Kepustakaan lain menyebutkan asupan cairan didapat dari metabolisme oksidatifdari karbohidrat,
protein dan lemak yaitu sekitar 250-300 ml per hari, cairan yang diminum setiap hari sekitar 1100-1400 ml
tiap hari, cairan dari makanan padat sekitar800-1000 ml tiap hari, sedangkan kehilangan cairan terjadi dari
ekskresi urin (rata-rata1500 ml tiap hari, 40-80 ml per jam untuk orang dewasa dan 0,5 ml/kg untuk
pediatrik),kulit (insensible loss sebanyak rata-rata 6 ml/kg/24 jam pada rata-rata orang dewasa yang mana
volume kehilangan bertambah pada keadaan demam yaitu 100-150 ml tiapkenaikan suhu tubuh 1 derajat
celcius pada suhu tubuh di atas 37 derajat celcius dansensible loss yang banyaknya tergantung dari
tingkatan dan jenis aktivitas yang dilakukan), paru-paru (sekitar 400 ml tiap hari dari insensible loss),
traktus gastrointestinal (100-200 ml tiap hari yang dapat meningkat sampai 3-6 L tiap hari jika terdapat
penyakitdi traktus gastrointestinal), third-space loses.
Tabel.2 Rata-rata harian asupan dan kehilangan cairan pada orang dewasaID GAINS FLUID LOSES
ANALISA DATA
No. Keluhan / Data Etiologi Problem
Data objektif : Diare; kehilangan Ketidakseimbangan
1. Klien merasa lemah cairan lambung; volume cairan
2. Klien merasa haus secara diaphoresis; kurang dari
berlebihan polyuria. kebutuhan tubuh
Data subjektif :
1. Kelemahan
2. Haus
3. Penurunan turgor kulit / penurunan
intensitas tidur
4. Membrane mukosa / kulit kering
5. Peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah,
penurunan volume / tekanan nadi
6. Pengisian vena menurun
7. Perubahan status mental
8. Konsentrasi urine meningkat
9. Temperature tubuh meningkat
10. Hemtokrit tinggi
11. Kehilangan berat badan seketika
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
xxxx
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. bentuk dada
sputum: ya tidak
warna :
nyeri waktu bernafas : tidak
3. pola nafas
a. frekwensi nafas : 20 x/ menit : regular
4. bunyi nafas
a. normal
vasikuer disemua lapangan dada
bronchial di manubrium sternum
broncho vesikuler di intracosta 2 dipercabanga bronchus
5. pergerakan dada : intercostal
6. tractil fremitis / fremitus vocal : tidak meningkat dan tidak menurun
7. alat bantu pernafasan : tidak ada
CARDIOVASCULAR (B2 : BLEEDING)
1. Nadi
frekuensi : 88 x/menit
regular kuat
irregular lemah
2. Bunyi jantung
Normal
Tambahan Ada Tidak,jelaskan
3.Letak jantung
ictus cordis teraba pada
4. Pembesaran jantung
Ya Tidak
5.Nyeri Dada
Ya Tidak
6.Edema
Palpebra anasarka ekstremitasatas
Ya Tidak
PERSARAFAN (B3: Brain)
Tingkat Kesadaran:
compos mentis apatis samnolen sopor
koma
1. GCS:
Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6
Total GCS: 15
2. Refleks
a. Bentuk
Normal enoftalmus
eksoptalmus lain
b. visus
c. pupil
iskor unisokor refleks cahaya
miosis midriasis positif negative
d. Gerak bola mata :
normal menyempit
e. Medan penglihatan:
f. Buta warna :
Ya,jenis tidak
g. Tekanan Intra Okuler :
meningkat tidak
2. Hidung (Penciuman)
a. bentuk : normal denasi
b. gangguanpenciuman : ya tidak
3. Telinga (Pendengaran)
b. membrane tympani
terang keruh kemerahan
intake perforasi
c. otorrhoea
ya,jenis
e. tinnitus : ya tidak
4. perasa
5. peraba
normal kelainan,sebutkan
benjolan, lokasi
f. pembasaran hepar : ya tidak
g. pembesaran lien : ya tidak
h. asites : ya tidak
i. lain-lain
2.masalah usus besar dan rectum / anus
BAB :5X/hari
lavamen : ya tidak
bebas terbatas
kemampuan kekuatan otot
tidak ya lokasi
dislokasi
tidak ya lokasi
haematom
tidak ya lokasi
2. integument
warna kulit : akral:
ikterik hangat
seasonik panas
pucat dingin kering
kemerahan dingin basah
hyperpigmentasi
turgor : elastic tidak elastic
tulang belakang
lordosi: kiposis: scoliosis: lain-lain ,sebutkan
REPRODUKSI
laki-laki :
kelamin bentuk : normal tidak normal,keterangan
kebersihan alat kelamin : bersih kotor keterangan
perempuan
payudara
bentuk : simetris asimetris
benjolan : ya tidak
kelamin
bentuk : normal tidak
keputihan : ada tidak keterangan
siklus haid 28 hari
ENDOKRIN
1. factor alergi
ya tidak
manifestasi :
cara mengatasi :
2.kelainan endokrin
tidak ada kelainan pada endokrin
PENGETAHUAN
pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
klien saat merasa sakit langsung kepuskesmas diantar keluarganya
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA
Nama klien : Ny.R Tanggal : 29 maret - 2012
Jenis Kelamin : perempuan Umur : 70 tahun
Agama : islam Suku : banjar
Alamat : kel: basirih hulu
Pewawancara :
SKOR NO Pertanyaan Jawaban
+ -
1. Tanggal berapa hari ini ? 29 maret 2012
2. Hari apa sekarang ini? Kamis
3. Apa nama tempat ini? Rumah
4. Dimana alamat anda? Jl. sarigading
5. Berapa umur anda? 72 tahun
6. Kapan anda lahir? ?
7. Siapa nama presiden Indonesia SBY
sekarang?
8. Siapa presiden sebelumnya? Mega wati
9. Siapa nama kecil ibu anda? Siti halimah
10. Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan 15 5= 10
3 dari setiap angka baru,semua secara 25 - 5 =10
menurun! 21 - 5 = 16
Nama klien : Ny.R
No.Reg :
Ruang :
JUMLAH KESALAHAN
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 kesalahan :Gangguan Intelektual Ringan
5-7 kesalahan : Gangguan Intelektual Sedang
8-10 kesalahan : Gangguan Intelektual Berat
HASIL :0 2 kesalahan : baik
SKORE NORTON
NO KEADAAN PASIEN SKOR
1. KONDISI FISIK UMUM
Baik 4
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1
2. KESADARAN
Komposmentis 4
Apatis 3
Konfus/spoor 2
Stupor/koma 1
3. AKTIVITAS
Ambualan 4
Ambualan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1
4. MOBILITAS
Bergerak bebas 4
Sedikit terbatas 3
Sangat terbatas 2
Tiduran 1
5. INKONTINENSIA
Tida ada 4
Kadang-kadang 3
Sering inkontinensia urine 2
Inkontinensia alvi dan urine 1
KATEORI SKOR
16-20 : kecil sekali /tidak terjadi
12-15 :kemungkinan terjadi kecil
< 12 :kemungkinan besar terjadi
HASIL : 19, kecil sekali / tidak terjadi
Penilaian Total 8
Peryataan-peryataan yang dijawab :
selalu : skore 2
kadang-kadang :skore 1
hampir tidak pernah :skore 0
>3 = tinggi
4-6= menengah / sedang
7-10= rendah
ANALISA DATA
No. Keluhan / Data Etiologi Problem
1. DO : Klien mengatakan, Saya Diare Ketidakseimbangan
berak cair terus menerus kurang volume cairan
lebih 5x hari ini. kurang dari
kebutuhan tubuh
DS :
1. k/u lemah
2. Klien nampak haus
3. Membrane mukosa kering
4. TTV :
TD = 110/80 mmHg RR = 20 x/m
S = 36,5 oC N = 88 x/m
5. BB sebelum sakit = 45 kg
6. BB sesudah sakit = 42 kg
7. TB = 153 cm
8. Minum = 1800 ml/hari
9. BAB = 5x/hari
I. PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan Mandiri :
tindakan 1. Pantau masukan
1. Dengan pemantauan
keperawatan dan haluaran tersebut dapat
selama 1 x 24 jam dievaluasi keaktifan
diharapkan cairan terapi.
dalam tubuh klien
terpenuhi dengan
criteria hasil :
1. Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan
berat badan, berat
jenis urine normal, 2. Pantau tanda vital 2. Perubahan tekanan
hematokrit normal. darah dan nadi dapat
2. Tanda tanda vital digunakan perkiraan
dalam batas normal kasar darah atau
3. Tidak ada tanda menunjukkan
tanda dehidrasi, perubahan pada klien.
elastisitas turgor
kulit baik,
membrane mukosa
lembab, tidak ada 3. Monitor adanya
3. Untuk mengetahui
rasa haus yang tanda tanda sedini mungkin
berlebihan. dehidrasi. seandainya terjadi
dehidrasi.
4. Anjurkan untuk
4. Menyeimbangkan
minum 1500 output yang
2500 ml / hari. berlebihan.
5. Dorong keluarga
5. Agar klien menjadi
untuk membantu lebih nyaman dengan
klien makan. adanya keluarga yang
memperhatikan
nutrisinya.
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 S = Klien mengatakan,
. 1. Memantau masukan dan haluaran Saya berak cair terus
Hasil : menerus kurang lebih 5x
Intake : hari ini.
Minum = 1800 ml/hari
Output : O=
BAB = 800 ml/hari 1. k/u lemah
IWL =2. Klien nampak haus
630 ml/hari + 3. Membrane mukosa kering
= 1430 ml/hr 4. TTV :
BC : I O = 1800 1430 TD = 110/80 mmHg
= + 270 ml/hari RR = 20 x/m
S = 36,5 oC
2. Memantau tanda vital N = 88 x/m
Hasil : 5. BB sebelum sakit = 45 kg
TTV : 6. BB sesudah sakit = 42 kg
TD = 110/80 mmHg 7. TB = 153 cm
RR = 20 x/m 8. Minum = 1800 ml/hari
S = 36,5 oC 9. BAB = 5x/hari
N = 88 x/m 10. IWL = 630 ml/hari
A = Masalah keperawatan
3. Monitor adanya tanda tanda ketidakseimbangan volume
dehidrasi. cairan kurang dari
Hasil : klien nampak haus, kebutuhan tubuh belum
membrane mukosa kering. teratasi.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada
bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi
usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan
seseorang persentasejumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun
yaitu pada laki-laki dewasa50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50
% berat badan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pandey CK, Singh RB. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh.
2003;47(5):380-387.
2. Kaswiyan U. Terapi cairan perioperatif. Bagian Anestesiologi dan Reanimasi.
Fakultas KEdokteran Unpad/ RS. Hasan Sadikin. 2000.
3. Holte K, Kehlet H. Compensatory fluid administration for preoperative
dehydrationdoes
it improve outcome? Acta Anaesthesiol Scand. 2002; 46: 1089-93
4. Keane PW, Murray PF. Intravenous fluids in minor surgery. Their effect on
recovery
from anaesthesia. 1986; 41: 635-7.
5. Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5 th ed. Missouri:
Elsevier-mosby; 2005.p3-227
6. Guyton AC, Hall JE.Textbook of medical physiology. 9 th ed. Pennsylvania: W.B.
saunders company; 1997: 375-393
7. Latief AS, dkk. Petunjuk praktis anestesiologi: terapi cairan pada pembedahan.
Ed.
Kedua. Bagian anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002
8. Mayer H, Follin SA. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2 nd ed.
Pennsylvania:
Springhouse; 2002:3-189.
9. Schwartz SI, ed. Principles of surgery companion handbook. 7 th ed. New york:
McGraw-Hill; 1999:53-70.
10. Silbernagl F, Lang F. Color atlas of pathophysiology. Stuttgart: Thieme; 2000:
122-3.
11. Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University - Center for
Veterinary Health. 2006. (Diakses tanggal 29 September2007). Tersedia dari:
http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
12. Leksana E. Terapi cairan dan elektrolit. Smf/bagian anestesi dan terapi intensif
FK
Undip: Semarang; 2004: 1-60.
13. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Handbook of clinical anesthesia. 5th ed.
Philadelphia: Lippincot williams and wilkins; 2006: 74-97.
14. Sunatrio S. Resusitasi cairan. Jakarta: Media aesculapius;2000:1-58.
15. Ellsbury DL, George CS. Dehydration. eMed J [serial online] 2006 Mar [dikutip 6
Okt 2007]. Tersedia dari: URL: http://www.emedicine.com/CHILD/topic925.htm.
16. Fakultas Kedokteran Unpad. Protokol Tindakan Bedah. Bandung. 2003
17. Grsaber MA. Terapi cairan, elektrolit dan metabolik. Ed.2. Farmedia; 2003: 17-
40.
0
Tambahkan komentar
3
MAR
31
DI SUSUN OLEH :
AHMAD RIZKI FAUJI
RISTI WULANDARI
SITI ROHANA
YOGA ADI SAPUTRA
MOHAMAD ARIFIN
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Tahun 2012
SAMPIT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmad dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/I Akper Pemkab Kotim maupun para pembaca untuk
bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah keperawatan Gerontik dengan judul Asuhan Keperawatan
Kebutuhan Istirahat dan Tidur . Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .......................................................................................
................ i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................
................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.........................................................................................
1
1.2 Tujuan
Penulisan .....................................................................................
1
1.3 Rumusan Masalah............................................................
........................ 1
1.4 Metode
Penulisan..................................................................................... 2
1.5 Sistematika
Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Istirahat dan
Tidur ................................................................... 3
2.2 Mekanisme
Tidur...................................................................................... 3
2.3 Tahap Tahap
Tidur................................................................................. 3
2.4 Kegunaan
Tidur........................................................................................ 4
2.5 Kebutuhan Tidur Rata Rata
Perhari........................................................ 4
2.6 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Tidur ............................................ 6
2.7 Masalah masalah Yang Terjadi Saat
Tidur.............................................. 6
2.8 askep
pengkajian................................................................................. 8
Pada dasarnya istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada
stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan
aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur
juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak
beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa
yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu
perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang
nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif
tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus
dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan
terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga
menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam
suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem
tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode
tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan
terjaga.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat dan Tidur secara lebih lengkap lagi pada makalah ini.
KOTAWARINGIN TIMUR
AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB KOTIM
Jalan Batu Berlian Nomor 11 Telp.(0531)22960/ Fax (0531)22940 Sampit
Kode pos :
74322
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Tanggal Pengkajian : 25
Maret 2012
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. M
TTL : Bandung, 14 maret 1925
Jenis Kelamin : Laki laki ,Gol.Darah :O
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 165 cm,. 60 kg
Penampilan : Bersih dan rapi, Ciri-ciri tubuh : berambut pendek, berwarna
putih, bentuk tubuh bungkuk,berjanggut
Alamat : Kel.Kota Besi Hulu RT/RW 05 /02
Kec.Kota Besi ....Telp/HP 085753394881
Kabupaten Kotawaringin Timur
Orang Yang Dekat :Ny. T
Hubungan : istri
Alamat/ Telpon : kota besi /082154560570
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan : : Laki laki :
Garis Keturunan
: Perempuan ....... : Tinggal
Serumah
: Garis
Hubungan : Meninggal
2. Riwayat Keluarga
..Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM,
Hipertensi, Asma Dan menular seperti Hepatitis, TBC dan lain lain.
C.RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : tidak ada
Alamat pekerjaan : -
Jarak dari rumah : - ......................km/meter*
Alat transportasi : -
Pekerjaan sebelumnya : PERUN TNI AD
Jarak dari rumah : 20 km/meter*
Alat transportasi : Tidak ada
Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: sumber sumber
pendapatan d dapat dari anak dan sudah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
E.RIWAYAT REKREASI
Hobby atau Minat : memancing dan memelihara ayam dan bunga
Keanggotaan organisasi : tidak ada
Liburan atau Perjalanan :jalan jalan ke pantai dan ketempat anak
F.SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi* : ada
Jarak dari rumah : 20 km/meter*
Rumah Sakit : Ada ,Jarak 5 km
Klinik : tidak ada jarak - km
Pelayanan Kesehatan Di rumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan : tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada
Lain-lain
G.DESKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : sholat 5 waktu
Yang lainnya : Tidak ada
H.STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: klien pernah menderita
demam,sakit kepala, flu,batuk, maag, dan hernia. Yang sering kambuh yaitu maag.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien menderita hernia.
Keluhan Utama: nyeri ulu hati
1.Provocative / Paliative : imflamasi mukosa lambung
2.Quality/ Quantity : tertusuk tusuk jarum
3.Region : Epigastrium
4.Severity Scale : skala nyeri 3(0-10)
5.Timing : kalau telat makan( kadang-kadang)
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Apabila kambuh klien minum
obat promaag.
Obat-obatan :
NO NAMA OBAT DOSIS KETERANGAN
1. Paracetamol 500mg Sesudah makan
2. Promaag 250mg Sebelum makan
K.TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran :Composmentis
Tanda tanda Vital : TD 140 / 90 mmHg Nadi: 80 x/menit
RR 20 X/menit Suhu : 36 0c
TB : 165 cm BB: 60 Kg
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1.Bentuk dada : simetris
2.Sekresi dan Batuk : Tidak ada
3.Pola nafas
Frekwensi Nafas : 20 x/menit
4.Bunyi nafas : Normal
5.Pergerakan dada
Intercostal Supra
Clavicula Tracheal Tag Lain lain
Substernal Suprasternal Flail Chest
REPRODUKSI
Laki laki :
Kelamin bentuk : tidak normal,keterangan terjadi
pembesaran pada alat kelamin.
Kebersihan Alat Kelamin : Bersih
ENDOKRIN
1. Faktor Alergi : tidak ada
Manifestasi : tidak ada
Cara Mengatasi : tidak ada
2. Kelainan endokrin: tidak ada masalah.
PENGETAHUAN :
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya:
.klien menganggap bahwa kesehatan dirinya itu sangatlah penting.sehingga klien
rutin melakukan control.
.........................................
NIM.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. S: saya sering terbangun apabila Ketidak normalan Gangguan rasa
tidur malam status fisiologi nyaman(istirahat
tidur)
O : - ku baik
- konjungtiva anemis
- klien setiap 1 jam
bangun apabila tidur malam
-klien tampak lelah
-klien menguap
- TD 140/90 mmHg
N 80 x/ menit
RR 20x/ menit
S 36 C
Kuantitas tidur malam dari
jam 20.00 04.00
Kuantitas tidur siang dari
jam 12.00 13.00
RENCANA KEPERAWATAN
No Dx.
Tujuan Intervensi Rasional
. Kep.
1 1 Setelah dilakukan1. Lakukan 1. Memberikan
tindakan pengkajian masalah informasi dasar dalam
keperawatan gangguan tidur klien, menentukan rencana
diharapkan karakteristik dan keperawatan.
gangguan istirahat penyebab kurang 2. Mengatur pola
tidur tidak tidur. tidur.
terjadi,dengan 2. Lakukan persiapan3. Meningkatkan tidur.
criteria hasil: untuk tidur malam 4. Meningkatkan tidur.
1. Klien tampak seperti pada jam 9 5. Meningkatkan tidur.
rileks dan lebih malam sesuaidengan6. Meningkatkan tidur.
segar pola tidur klien. 7. Mengurangi
2. Ttv dalam batas3. Lakukan mandi air gangguan tidur.
normal hangat. 8. Mengurangi
3. Klien dapat 4. Anjurkan makan gangguan tidur.
tidur 6-8 jam yang cukup satu jam9. Mengurangi
setiap malam. sebelum tidur. gangguan tidur.
5. Berikan susu 10. Mengurangi tidur.
hangat sebelum 11. Meningkatkan pola
tidur. tidur.
6. Keadaan tempat
tidur yang nyaman,
bersih dan bantal
yang nyaman.
7. Bunyi telepon dan
alarm hp di kecilkan.
8. Berikan
pengobatan seperti
analgetik dan
sedative,setengah
jam sebelum tidur.
9. Lakukan masase
pada daerah
belakang, tutup
jendela/pintu jika
perlu.
10. Tingkatkan aktivitas
sehari hari dan
kurangi aktivitas
sebellum tidur.
11. Pengetahuan
kesehatan : jadwal
tidur mengurangi
stress , cemas , dan
latihan relaksasi.
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 1. melakukan pengkajian masalah S : klien mengatakan saya
. gangguan tidur klien, masih sering terbangun
karakteristik dan penyebab kurang pada malam hari
tidur. O : - : - ku baik
Hasil : klien sering terbangun - konjungtiva anemis
pada malam hari - klien setiap 1 jam
2. menganjurkan klien untuk tidur bangun apabila tidur
malam seperti pada jam 9 malam malam
sesuaidengan pola tidur klien. -klien tampak lelah
Hasil : klien tidur jam 20.00 -klien menguap
04.00 wib - TD : 140/90 mmHg
3. anjurkan keluarga klien untuk N : 80 x/ menit
memberikan Keadaan tempat RR : 20x/ menit
tidur yang nyaman, bersih dan S : 36 C
bantal yang nyaman. Kuantitas tidur malam
Hasil : keluarga klien menuruti dari jam 20.00 04.00
anjuran ersebut.. Kuantitas tidur siang
4. meningkatkan aktivitas sehari dari jam 12.00 13.00
hari dan kurangi aktivitas A ; masalah belum teratasi
sebellum tidur. P : lanjutkan intervensi
Hasil : klien tidak melakukan
kegiatan sebelum tidur
.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada tress emosional, bebas
dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk
santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk
istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka
sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian
merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan
B. SARAN
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan
atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
0
Tambahkan komentar
4
MAR
31
KELOMPOK 7:
ENDAH MURNI
TRI NURWAHYUNI
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab
kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah
Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. S DENGAN
MASALAH GANGGUAN SEKSUAL. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 1
1.2 TUJUAN PENULISAN ................................................................................ 1
1.3 RUMUSAN MASALAH................................................................................ 2
1.4 METODE PENULISAN............................................................................... 2
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN
GANGGUAN SEKSUAL
A. Perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia.................
B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan
seksual menurut Kaplan..........................
C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan fungsi
dan potensi seksual pada lanjut usia........
D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial
E. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia............
F. ............................................................................................................
G. PENATALAKSANAAN...........................................................................
H. MASALAH KEPERAWATAN..................................................................
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................
J. RENCANA KEPERAWATAN..................................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN
2.2.. LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN
SEKSUAL
PENGKAJIAN............................................................................................ 15
ANALISA DATA......................................................................................... 18
RENCANA KEPERAWATAN....................................................................... 19
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 22
3.2 SARAN ..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas kehidupan
seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat adalah hubungan seksual
yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan tidak menimbulkan akibat
buruk baik fisik maupun psikis termasuk dalam hal ini pasangan lansia.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode
dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun. Pada periode ini masalah seksual masih
mendatangkan pandangan bias terutama pada wanita yang menikah, termasuk didalamnya aspek
sosio-ekonomi. Pada pria lansia masalah terbesar adalah masalah psikis dan jasmani, sedangkan
pada wanita lansia lebih didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa tua.
Pada penelitian di negara barat, pandangan bias tersebut jelas terlihat. Penelitian Kinsey
yang mengambil sampel ribuan orang, ternyata hanya mengambil 31 wanita dan 48 pria yang berusia
diatas 65 tahun. Penelitian Masters-Jonhson juga terutama mengambil sampel mereka yang berusia
antara 50-70 tahun, sedang penelitian Hite dengan 1066 sampel hanya memasukkan 6 orang wanita
berusia di atas 70 tahun(Alexander and Allison,1995).
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa:
Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas seksual sampai usia yang cukup lanjut, dan
aktifitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan pasangan.
Aktifitas dan perhatian seksual pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan pengalaman
seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.
Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang dari pria, seorang wanita lansia
yang ditinggal mati suaminya akan sulit untuk menemukan pasangan hidup.
Saat ini jumlah wanita di Indonesia yang memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) diatas 45 tahun
lebih meningkat dan pada usia tersebut wanita masih berharap dapat melakukan hubungan seksual
secara normal. Karena faktor usia, hubungan seksual pada lansia umumnya memiliki frekwensi yang
relatif rendah, sehingga diperlukan suatu penelaahan tentang masalah seksual pada lansia.
Fenomena sekarang, tidak semua lansia dapat merasakan kehidupan seksual yang
harmonis. Ada tiga penyebab mengapa kehidupan seksual tidak harmonis. Pertama, komunikasi
seksual diantara pasangan tidak baik. Kedua, pengetahuan seksual tidak benar. Ketiga karena
gangguan fungsi seksual pada salah satu maupun kedua pihak bisa karena perubahan fisiologis
maupun patologis.
Agar kualitas hidup lansia tidak sampai terganggu karena masalah seksual, maka setiap
disfungsi seksual harus segra diatasi dengan cara yang benar dan ilmiah. Yang perlu diperhatikan
dalam penanganan disfungsi seksual ialah pertama kita harus menentukan jenis disfungsi seksual
dengan tepat, mencari penyebabnya, memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk
memperbaiki fungsi seksual seperti dijelaskan dalam makalah ini.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik masa usia lanjut
b. Mengetahui perubahan-perubahan pada masa usia lanjut
c. Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut
d. Mengetahui perubahan seksual pada pria lansia
e. Mengetahui perubahan seksual pada wanita lansia
f. Mengetahui cara mengatasi permasalah seksual pada masa usia lanjut
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan seksual pada masa
usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kebidanan pada saat praktik lapangan.
D. Rumusan Masalah
1. Apa perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia?
2. Apa perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian
tahapan seksual?
3. Apa di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan
fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia?
4. Apa beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan social?
5. Apa upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia?
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif dengan
menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik pengumpulan data yaitu
dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta sumber-
sumber lainnya yang berhubungan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang
terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika
Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar
Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Wanita
Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna dan eksterna berangsur-
angsur mengalami atrofi.
Vagina
Vagina mengalami kontraktur, panjang dan lebar vagina mengalami pengecilan. Fornises
menjadi dangkal, begitu pula serviks tidak lagi menonjol ke dalam vagina. Sejak klimakterium, vagina
berangsur-angsur mengalami atropi, meskipun pada wanita belum pernah melahirkan. Kelenjar seks
mengecil dan berhenti berfungsi. Mukosa genitalia menipis begitu pula jaringan sub-mukosa tidak
lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.
Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan koitus, artinya
makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan genitalia eksterna.
Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan dindingnya menipis,
miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik. Serviks menyusut tidak menonjol,
bahkan lama-lama akan merata dengan dinding jaringan.
Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi keriput sebagai
akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang sebelumnya, permukaan ovarium
menjadi rata lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat folikel. Secara umum, perubahan fisik
genetalia interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi ovarium. Bila ovarium berhenti berfungsi, pada
umumnya terjadi atrofi dan terjadi inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan
progesteron.
Payudara (Glandula Mamae)
Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang gemuk, dimana
payudara tetap besar dan menggantung. Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi hanya
mempengaruhi kelenjar payudara saja. Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histologik
maupun fungsional, begitu pula kelenjar tiroid dan adrenal menjadi keras dan mengkibatkan bentuk
tubuh serupa akromegali ringan. Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang. Kadang
timbul pertumbuhan rambut pada wajah. Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh karena
pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan kelenjar ovarium. Rambut kepala
menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada masa klimakterik.
2. Pria
Prostat
Pembesaran prostat merupakan kejadian yang sering pada pria lansia, gejala yang timbul
merupakan efek mekanik akibat pembesaran lobus medius yang kemudian seolah-olah bertindak
sebagai katup yang berbentuk bola (Ball Valve Effect). Disamping itu terdapat efek dinamik dari otot
polos yang merupakan 40% dari komponen kelenjar, kapsul dan leher kantong kemih, otot polos ini
dibawah pengaruh sistem alfa adrenergik. Timbulnya nodul mikroskopik sudah terlihat pada usia 25-
30 tahun dan terdapat pada 60% pria berusia 60 tahun, 90% pada pria berusia 85 tahun, tetapi
hanya 50% yang menjadi BPH Makroskopik dan dari itu hanya 50% berkembang menjadi BPH klinik
yang menimbulkan problem medik.
Kadar dehidrosteron pada orang tua meningkat karena meningkatnya enzim 5 alfa reduktase
yang mengkonfersi tetosteron menjadi dehidro steron. Ini yang dianggap menjadi pendorong
hiperplasi kelenjar, otot dan stroma prostat. Sebenarnya selain proses menua rangsangan androgen
ikut berperan timbulnya BPH ini dapat dibuktikan pada pria yang di kastrasi menjelang pubertas tidak
akan menderita BPH pada usia lanjut.
Testis
Penuaan pada pria tidak menyebabkan berkurangnya ukuran dan berat testis tetapi sel yang
memproduksi dan memberi nutrisi (sel Leydic) pada sperma berkurang jumlah dan aktifitasnya
sehingga sperma berkurang sampai 50% dan testoteron juga menurun. Hal ini menyebabkan
penuruna libido dan kegiatan sex yang jelas menurun adalah multipel ejakulasi dan perpanjangan
periode refrakter. Tetapi banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas sexsual sampai umur
lanjut.
B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan
seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :
1. Fase desire
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan kultural,
kecemasan akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring makin
lanjutnya usia, tetapi bias bervariasi.Interval untuk meningkatkan hasrat seksual pada lansia pria
meningkat serta testoteron menurun secara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi libido.
2. Fase arousal
Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan flushing, elastisitas dinding
vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot; iritasi uretra dan kandung kemih.
Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu kuat; penurunan produksi
sperma sejak usia 40tahun akibat penurunan testoteron; elevasi testis ke perineum lebih lambat.
3. Lase orgasmik
Lansia wanita : tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit konstraksil kemampuan
mendapatkan orgasme multipel berkurang.
Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan jumlah konstraksi otot
berkurang; volume ejakulat menurun.
C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan fungsi
dan potensi seksual pada lanjut usia seperti :
1. Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia.
2. Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.
3. Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.
4. Pasangan hidup telah meninggal.
5. Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas,
depresi, pikun dsb.
D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial antara lain :
1. Infark miokard
Mungkin mempunyai efek yang kecil pada fungsi seksual. Banyak pasien segan untuk terlibat
dalam hubungan seksual karena takut menyebabkan infark.
2. Pasca stroke
Masalah seksual mungkin timbul setelah perawatan di rumah sakit karena pasien mengalami
anxietas akibat perubahan gambaran diri, hilangnya kapasitas, takut akan kehilangan cinta atau
dukungan relasi serta pekerjaan atau rasa bersalah dan malu atas situasi. Pola seksual termasuk
kuantitas dan kualitas aktivitas seksual sebelum stroke sangat penting untuk diketahui sebelum
nasehat spesifik tentang aktivitas seksual ditawarkan. Karena sistem saraf otonomik jarang
mengalami kerusakan pada stroke, maka respon seksual mungkin tidak terpengaruh.
Libido biasanya tidak terpengaruh secara langsung. Jika terjadi hemiplegi permanent maka
diperlukan penyesuaian pada aktivitas seksual. Perubahan penglihatan mungkin membatasi
pengenalan orang atau benda-benda, dalam beberapa kasus, pasien dan pasangannya mungkin
perlu belajar untuk menggunakan area yang tidak mengalami kerusakan. Kelemahan motorik dapat
menimbulkan kesulitan mekanik, namun dapat diatasi dengan bantuan fisik atau tehnik bercinta
alternatif. Kehilangan kemampuan berbicara mungkin memerlukan sistem non-verbal untuk
berkomunikasi.
3. Kanker
Masalah seksual tidak terbatas pada kanker yang mengenai organ-organ seksual. Baik
operasi maupun pengobatan mengubah citra diri dan dapat menyebabkan disfungsi seksual
(kekuatan dan libido) untuk sementara waktu saja, walaupun tidak ada kerusakan saraf.
4. Diabetes mellitus
Diabetes menyebabkan arteriosklerosis dan pada banyak kasus menyebabkan neuropati
autonomik. Hal ini mungkin menyebabkan disfungsi ereksi dan disfungsi vasokonstriksi yang
memberikan kontribusi untuk terjadinya disfungsi seksual.
5. Arthritis
Beberapa posisi bersenggama adalah menyakitkan dan kelemahan atau kontraktur fleksi
mungkin mengganggu apabila distimulasi secara memadai. Nyeri dan kaku mungkin berkurang
dengan pemanasan, latihan, analgetik sebelum aktivitas seksual.
Manajemen yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mengatasi gangguan seksual pada
lansia adalah sebagai berikut :
3. Bimbingan Psikososial
Bimbingan dan konseling sangat dipentingkan dalam rencana manajemen gangguan seks
dan dikombinasikan dengan penyembuhan pharmakologi.
4. Penyembuhan Hormon
Pada pria lansia : Penggunaan suplemen testosteron untuk menyembuhkan viropause/andropause
pada pria (pemanasan dan ejakulasi).
Pada wanita lansia : Terapi pengganti hormon (HRT) dengan pemberian estrogen pada
klimakterium.
5. Penyembuhan dengan Obat
Yohimbine, Pemakaian Krim vasoaktif
Oral phentholamin
Tablet apomorphine sublingual
Sildenafil, suntik intra-carporal obat vasoaktif
Penempatan intra-uretral prostaglandin
1 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang ditandai dengan
perubahan dalam mencapai kepuasan seksual
2. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
3. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan efek penyakit akut dan kronis
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Pasien dapat menerima1. Bantu pasien untuk
1. Agar pasien lebih bisa
perubahan struktur mengekspresikan menerima perubahan
tubuh terutama pada perubahan fungsi tubuh tersebut
fungsi seksual yang termasuk organ seksual
dialaminya seiring dengan
Kriteria hasil: bertambahnya usia. 2.Menambah pemahaman
Mengekspresikan 2. Berikan pendidikan klien tentang semua
kenyamanan kesehatan tentang perubahan yang di alami
Mengekspresikan penurunan fungsi nya agar penurunan fungsi
kepercayaan diri seksual. seksuel tidak menjadi
beban pikiran
3. Makanan bergizi
dianjurkan untuk menjaga
3. Motivasi klien untuk daya tahan tubuh karena
mengkonsumsi makanan biasanya pada lansia daya
yang rendah lemak, tahan tubuhnya menurun
rendah kolestrol, dan 4. Untuk mengurangi
berupa diet vegetarian kekeringan dan rasa gatal
4. Anjurkan klien untuk pada vagina, serta untuk
menggunakan krim megurangi rasa sakit pada
vagina dan gel saat berhubungan seksual
2. 2 Pasien dapat menerima1. Kaji perasaan/persepsi 1. Untuk mengetahui
perubahan bentuk salah pasien tentang seberapa jauh klien bisa
satu angota tubuhnya perubahan gambaran diri menerima keadaan nya
secara positif berhubungan dengan
Kriteria hasil: keadaan angota
Pasien mau tubuhnya yang kurang
berinteraksi dan berfungsi secara normal2. Agar klien mau
beradaptasi dengan 2. Lakukan pendekatan dan mengungkapkan masalah
lingkungan tanpa rasa bina hubungan saling nya
malu dan rendah diri percaya dengan pasien 3. Rasa menerima pada
Pasien yakin akan
3. Tunjukkan rasa empati, pasien akan membuat
kemampuan yang perhatian dan pasien lebih percaya diri
dimiliki penerimaan pada pasien4. Agar pasien tidak terlalu
4. Bantu pasien untuk canggung atau malu
mengadakan hubungan dengnan orang lain karena
dengan orang lain perubahan nya
5. Untuk mengetahui apakah
5. Beri kesempatan pada klien depresi terhadap
pasien untuk perubahan
mengekspresikan
perasaan kehilangan
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 1. melakukan pendekatan dan bina hubungan S:klien mengatakan sedikit
. saling percaya dengan pasien mengerti mengapa keinginan
hasil : klien merasa nyaman saat ditanya untuk melakukan hubungan
dan merasa percaya suami istri berkurang
2. membantu pasien untuk mengekspresikan DO : - umur klien 69 tahun
perubahan fungsi tubuh termasuk organ - TD : 130 / 90 mmHg
seksual seiring dengan bertambahnya usia - Nadi : 88 x/menit
hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit - Suhu : 36C
terbuka saat di bombing untuk - RR : 18 x/menit
mengekspresikan masalah nya - Klien sudah menoupose
3. memberikan pendidikan kesehatan tentang
penurunan fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di
jelaskan tentang perubahan yang terjadi
pada nya
4. memotivasi klien untuk mengkonsumsi
makanan yang rendah lemak, rendah
kolestrol, dan berupa diet vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi,
ikan, sayur
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada usia lanjut, hambatan untuk aktivitas seksual yang dapat dibagi menjadi hambatan
eksternal yang datang dari lingkungan dan hambatan internal,yang terutama berasal dari subjek
lansianya sendiri. Hambatan eksternal biasanya berupa pandangan sosial, yang menganggap bahwa
aktivitas seksual tidak layak lagi dilakukan lagi oleh lansia.Hambatan eksternal bilamana seorang
janda atau duda akan menikah lagi sering kali juga berupa sikap menentang dari anak-anak, dengan
berbagai alasan.
Hambatan internal psikologik seringkali sulit dipisahkan secara jelas dengan hambatan
eksternal. Seringkali seorang lansia sudah merasa tidak baisa dan tidaak pantas berpenampilan
untuk menarik lawan jenisnya. Pandangan sosial dan keagamaan tentang seksualitas diusia lanjut
menyebabkan keinginan dalam diri mereka ditekan sedemikian sehingga memberikan dampak pada
ketidakmampuan fisik, yang dikenal sebagai impotensia.Obat-obatan yang sering diberikan, pada
penderita usia lanjut dengan patologi multipel jika sering menyebabkan berbagai gangguan fungsi
seksual pada usia lanjut.
Masa tua merupakan masa yang sangat ditakuti dengan alasan terjadinya kemunduran
fisik terutama pada penampilan. Rasa khawatir akan kehilangan perhatian dari pasangan membawa
akibat terhadap frekwensi maupun kualitas hubungan seks, baik secara langsung maupun tidak.
Melalui konseling, peran konselor dan tenaga kesehatan dapat menjelaskan kondisi
umum dan masalah yang timbul pada masa usia lanjut serta pengaruhnya terhadap emosi, pola pikir
dan hubungan seksual sangat berpengaruh. Melalui beberapa tahapan konseling secara terbuka dan
kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, bisa diperoleh suatu pemecahan
masalah seksual pada lansia, dengan pemakaian krem vasoaktif, melakukan olah raga ringan dan
konsumsi makan seimbang, dan solusi-solusi lain secara bertahap masalah pada lansia
akan terselesaikan.
B. SARAN
Permasalahan pada masa lansia sering terabaikan, tidak hanya di lingkungan keluarga lansia sendiri,
tetapi juga di lingkungan masyarakat bahkan pusat pelayanan kesehatan. Lansia sebagaimana pria
dan wanita mulai dari kanak-kanak hingga dewasa lainnya mempunya hak-hak untuk diperlakukan
adil dan sama, mendapat informasi dan pelayanan kesehatan yang sempurna dan optimal, serta
diperlakukan dan dihargai masa akhir usia mereka, merasakan kehidupan yang harmonis serta
merasakan kenikmatan seksual yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
permasalahan seksual pada lansia baik pria maupun wanita perlu sebarluaskan sejak dini, dan
perlunya kerjasama yang optimal disetiap instansi pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi
masalah ini agar para lansia mendapatkan kehidupan yang nayak, dan harmonis sebagai manusia
dan warga negara seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nama : Ny. S
TTL : 7 juli 1943
Jenis kelamin : perempuan Golongan darah : O
Pendidikan : SD
Agama : islam
Status perkawinan : menikah
TB / BB : 150 cm/45 kg
Penampilan : bersih, rapi, ciri-ciri tubuh : kurus, kecil
Alamat :jl desa camba
Orang yang dekat : klien dekat dengan anak tertua klien
Hubungan : anak
Alamat / telepon :-
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
2. Riwayat keluarga
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM ataupun penyakit menular
seperti TB paru
C. RIWAYAT PEKERJAAN
E. RIWAYAT REKREASI
F. SISTEM PENDUKUNG
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
elama setahun yang lalu : setahun terakhir, klienmenderita maag dan asam urat
elama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan tidak prnah menderita penyakit yang parah, hsnya penyakit biasa seperti
pilek, demam
Keluhan utama
1. Provocative / palliative : maag
3. Region : di uluhati
5. Timing : kadang-kadang
Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : klien mengerti kalau sakit harus ke puskesmas
untuk berobat. .
Obat obatan :
NO NAMA OBAT DOSIS KETERANGAN
1 ANTASIDA 2 X sehari Sebelum makan
2 Cimetidine 3 x sehari Sesudah makan
3 Paracetamol 1 x sehari Bila nyeri
4 Vit B.komplek 2 x sehari Sesudah makan
5 Allopurinol 3 x sehari Sesudah makan
6 Piroxicam 3 x sehari Sesudah makan
7 Vit B.1 2 x sehari Sesudah makan
Penyakit yang pernah di derita : klien menderita maag dan asam urat
IndeksKATZ: A
: frekuensi nafas 18x/menit, klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan, bernafas melalui
hidung
: klien minum air putih 1000ml/hari, klien minum kopi setiap pagi
: klien makan 3x sehari dengan nasi, ikan sayur dan kadang di tambah dengan buah
Eliminasi : BAB 1x/hari dengan konsisten silembek, BAK >5x/hari
Aktivitas : klien tidak bekerja, klien hanya berdiam diri di rumah
: klien tidur cukup, tidur malam 7 jam dan tidur siang 1 jam dalam sehari, klien merasa puas
saat bangun
: untuk kebersihan klien mengerti dan membersihkan diri setiap mandi baik itu oral hygiene
maupun vulva hygiene
: saat ditanya klien mengatakan bahwa klien masih berhubungan seksual dengan suaminya tapi
sekarang sudah mulai jarang karena keinginan untuk berhubungan itu mulai menurun sementara
suami klien masih mempunyai keinginan yang kuat.
: klien jarang berekreasi ketempat yang jauh mengingat kondisi klien, klien hanya main kerumah
tetangga yang berada di dekat rumah
K. TINJAUAN SISTEM
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk dada : simetris
4. Bunyinafas
a. Normal
Total GCS : 15
2. Reflex : normal
3. Koordinasi gerak : ya
4. Kejang : tidak
PENGINDERAAN (persepsisensori)
1. Mata (penglihatan)
a. Bentuk : normal
b. Visus :-
c. Pupil : isokor
2. Hidung (penciuman)
a. Bentuk : normal
3. Telinga (pendengaran)
d. Gangguan pendengaran : ya
e. Tinnitus : tidak
4. Perasa : menurun
5. Peraba : menurun
e) Abdomen : kenyal
REPRODUKSI
Perempuan :
Payudara
Bentuk : normal
Benjolan : tidakada
Kelamin
Bentuk : normal
Keputihan : tidak ada keputihan
Siklus haid : sudah menoupose
ENDOKRIN
1. Factor alergi : tidak ada alergi
PENGETAHUAN
n dirinya : klien kurang peka terhadap masalah kesehatan
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS : klien mengatakan keinginan Perubahan struktur Disfungsi seksual
untuk melakukan hubungan suami tubuh / fungsi
istri sudah mulai berkurang sejak
klien merasa memasuki usia senja
dan klien mengatakan dalam 1
minggu klien dan suaminya sangat
jarang melakukan hubungan suami
istri.
DO : - umur klien 69 tahun
- TD : 130 / 90 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36C
- RR : 18 x/menit
- Klien sudah menoupose
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1 1 Pasien dapat menerima1. Lakukan pendekatan dan 1. Agar klien mau
perubahan struktur bina hubungan saling mengungkapkan masalah
tubuh terutama pada percaya dengan pasien nya
fungsi seksual yang 2. Bantu pasien untuk
dialaminya mengekspresikan
Kriteria hasil: perubahan fungsi tubuh 2. Agar pasien lebih bisa
Mengekspresikan termasuk organ seksual menerima perubahan
kenyamanan seiring dengan tersebut
Mengekspresikan bertambahnya usia.
kepercayaan diri 3. Berikan pendidikan
kesehatan tentang
penurunan fungsi
seksual.
3. Menambah pemahaman
klien tentang semua
perubahan yang di alami
nya agar penurunan fungsi
seksual tidak menjadi
4. Motivasi klien untuk beban pikiran
mengkonsumsi makanan 4. Makanan bergizi
yang rendah lemak, dianjurkan untuk menjaga
rendah kolestrol, dan daya tahan tubuh karena
berupa diet vegetarian biasanya pada lansia daya
tahan tubuhnya menurun
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1 1 1. melakukan pendekatan dan bina hubungan S:klien mengatakan sedikit
saling percaya dengan pasien mengerti mengapa keinginan
hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan untuk melakukan hubungan
merasa percaya suami istri berkurang
2. membantu pasien untuk mengekspresikan DO : - umur klien 69 tahun
perubahan fungsi tubuh termasuk organ - TD : 130 / 90 mmHg
seksual seiring dengan bertambahnya usia - Nadi : 88 x/menit
hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit - Suhu : 36C
terbuka saat di bombing untuk - RR : 18 x/menit
mengekspresikan masalah nya - Klien sudah menoupose
3. memberikan pendidikan kesehatan tentang
penurunan fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di
jelaskan tentang perubahan yang terjadi
pada nya
4. memotivasi klien untuk mengkonsumsi
makanan yang rendah lemak, rendah
kolestrol, dan berupa diet vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi,
ikan, sayur
SKOR
NO PERYANYAAN JAWABAN
1 Tanggal berapa hari ini ? 28
2 Hari apa sekarang ini ? Rabu
3 Apa nama tempat ini ? Rumah saya
4 Dimana alamat anda ? camba
5 Kapan anda lahir ? Tahun 43 an
6 Berapa umur anda ? lupa
7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? SBY
8 Siapa presiden sebelumnya? Megawati
9 Siapa nama kecil ibu anda ? Tidak tahu
10 15 - 6 9
Jumlah kesalahan total 2
Keterangan :
JUMLAH KESALAHAN :
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 kesalahan : gangguan intelektual ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelektual sedang
8-10 kesalahan : gangguan intelektual berat
0
Tambahkan komentar
5
MAR
31
Disusun oleh:
Dwi kirnawati
Juliansyah
Fauzi herawan
Sari dwi ratman
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Jalan batu berlian No.11, telp (0531) 22960/22940
SAMPIT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan
bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu
Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA NY. A DENGAN MASALAH GANGGUAN AKTIVITAS. Dalam
penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I PEMBAHASAN
1.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN
GANGGUAN AKTIVITAS
1.2 KONSEP DASAR PENYAKIT............................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN..........................................................................
2.2.. LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN
AKTIVITAS
PENGKAJIAN............................................................................................
ANALISA DATA.........................................................................................
RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
a. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukannya
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
b. Epidemologi/insiden kasus
Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang
kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri.
Gangguan mobilisasi dapat terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko tinggi
terjadi gangguan mobilisasi adalah orang yang lanjut usia, post cedera dan post trauma.
c. Etiologi/penyebab
- Kelainan postur
- Gangguan perkembangan otot
- Kerusakan system saraf pusat
- Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal dan neuromuscular
- Kekakuan otot
d. Factor predisposisi
- Pengobatan
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan tentang manfaat pergerakan fisik
- IMT diatas 75% sesuai dengan usia
- Kerusakan sensori persepsi
- Nyeri, tidak nyaman
- Intoleransi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
- Depresi mood dan cemas
- Keengganan untuk memulai gerak
- Gaya hidup menetap, tidak fit
- Malnutrisi umum dan spesifik
- Kehilangan integrasi struktur tulang
- Keterbatasan lingkungan fisik dan social
- Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
- Kepercayaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang tepat disesuaikan dengan
umur
g. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur/bentuk tubuh
o Skoliosis
o Kiposis
o Lordosis
o Cara berjalan
c. Ekstremitas
o Kelemahan
o Gangguan sensorik
o Tonus otot
o Atropi
o Tremor
o Gerakan tak terkendali
o Kekuatan otot
o Kemampuan jalan
o Kemampuan duduk
o Kemampuan berdiri
o Nyeri sendi
o Kekakuan sendi
h. Pemeriksaan diagnostic
pemeriksaan kekuatan otot (neuthopografi)
i. Prognosis
Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap system tubuh beresiko terjadi
gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan kondisi
kesehatan secara keseluruhan serta tingkat imobilisasi yang dialami. Misalnya,
perkembangan pengaruh mobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan
dengan klien yang lebih muda.
a. Pengkajian
1. Tingkat aktivitas sehari-hari
a. Pola aktivitas sehari-hari
b. Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik
2. Tingkat kelelahan
a. Aktivitas yang membuat lelah
b. Riwayat sesak nafas
3. Gangguan pergerakan
a. Penyebab gangguan pergerakan
b. Tanda dan gejala
c. Efek dari gangguan pergerakan
4. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur bentuk tubuh
2. Keletihan
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara
terus-menerus dan penuruna kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dapat hilang dengan
istirahat.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Menurunnya produksi metabolism
b. Pembatasan diet
c. Anemia
d. Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
c. Rencana keperawatan
1. Untuk diagnose keperawatan intoleransi aktivitas
Intervensi:
o Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
o Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
o Catat tanda vital
o Kolaborasi dengan dokter
o Lakukan aktivitas yang adekuat
Rasional:
o Merencanakan intervensi dengan tepat
o Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
o Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
o Mempercepat proses penyembuhan
o Untuk mengoptimalkan pergerakan
d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada klien terganggu kesejajaran tubuh dan mobilisasi
berdasarkan criteria hasil setiap tujuan keperawatan, yaitu:
- Klien akan mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstremitas atas
- Klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4 kali sehari dengan perencanaan pulang
- Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
- Tidak ada kontraktur sendi
LAPORAN KASUS
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. A
TTL : Sampit, 13 juli 1949
Jenis kelamin : perempuan
Gol. Darah :B
Agama : islam
Pendidikan :-
Status perkawinan : janda
TB/BB : 145 cm, 43 kg
Penampilan : rapi
: rambut kelabu, kulit keriput, gigi bersih, warna kulit pucat, agak bungkuk
: kelurahan ketapang, kecamatan mentawa baru ketapang, RT 04, RW 05, kabupaten
kotawaringin timur
Orang yang dekat : Ny. K
Hubungan : anak klien
Alamat/telpon : 0852459734xx
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan : : Laki-laki : Garis
keturunan
: Perempuan : Tinggal serumah
: Garis hubungan : Meninggal
2. Riwayat keluarga
Klien adalah anak kedua dari sepuluh bersaudara. Suami klien meninggal sepuluh tahun yang
lalu. Dikeluarga klien tidak ada riwayat penyakit menurun maupun menular berbahaya
lainnya. Saat muda klien bekerja sebagai petani dan suami klien bekerja sebagai tukang kayu.
Kedua orang tua klien bekerja sebagai petani. Sejak kecil hingga menikah klien hidup serba
kekurangan, tapi klien masih bisa membiayai anaknya sekolah. Saat semua anak klien sudah
bekerja dan menikah hidup klien mulai berkecukupan, tetapi klien sering mengeluhkan nyeri
sendi dan postur tulang punggung klien mulai bungkuk dan klien agak susah saat berjalan.
Tapi klien masih bisa memenuhi kebutuhannya (makan) sendiri namun saat berjalan ataupun
mandi, klien selalu dibantu keluarganya karena klien tidak kuat berdiri lama.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Saat ini klien sudah tidak bekerja, sebelumnya klien adalah seorang petani, dan jarak tempat
kerjanya dari rumah adalah 1km dan biasa ditempuh klien dengan jalan kaki. Saat ini
pendapatan klien bersumber dari uang yang diberikan anak-anaknya tiap bulan dan semua
kebutuhan klien terpenuhi.
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby/ minat klien adalah membuat kue kering. Klien tidak mengikuti kegiatan apapun dank
lien jarang melakukan liburan atau perjalanan kecuali perjalanan pulang kampong tiap
lebaran.
F. SISTEM PENDUKUNG
Rumah klien dekat dengan puskesmas, kurang lebih 500m. jarak antara rumah sakit dengan
rumah klien adalah 2km. Klien jarang mendapatkan pelayanan kesehatan dirumah dan
perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga adalah membantunya berjalan dan mandi.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Klien selalu melaksanakan kebiasaan ritual sholat 5 waktu dirumah setiap harinya.
H. STATUS KESEHATAN
Sejak 5 tahun lalu hingga sekarang klien hanya sering mengeluh nyeri sendi dan pinggang
setiap sebelum tidur, klien juga merasa sering lemah bila terlalu lama berdiri sehingga agak
susah berjalan. Klien tidak memiliki keluhan lain selain hal tersebut.
1. Provocative/palliative : nyeri sendi dan nyeri punggung
2. Quality/Quantity : nyut-nyutan seperti membawa batu
3. Region : di punggung dan seluruh persendian
4. Severity scale :4
5. Timing : setiap sebelum tidur
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan : bila nyeri muncul klien hanya
menggosok bagian tubuh yang sakit dengan minyak urut dan klien tidak pernah
memeriksakan penyakit yang dideritanya ke dokter ataupun memeriksakan diri ketempat
pelayanan kesehatan lainnya.
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan, maupun factor
lingkungan.
Penyakit yang diderita klien adalah reumatik.
J. PSIKOLOGI
Klien merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara yang berusia 62 tahun, klien menyukai
semua bagian tubuhnya, klien ingin hidupnya tenang sampai akhir hayatnya, klien merasa
dirinya berharga karena seluruh keluarganya menyayanginya. Emosi klien labil, klien
gampang tersinggung. Klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya.
Mekanisme pertahanan diri minimal.
atus mental :
Tingkat kesadaran klien compos mentis, klien tidak mengalami dimensia, orientasi dan bicara
klien normal. Bahasa yang digunakan bahasa banjar. Klien mampu membaca dan mampu
berinteraksi dengan lawan bicaranya. Klien tidak memiliki vertigo.
Short portable mental status questionnaire (SPMSQ) : 3
Mini mental state exam (MMSE) :3
Geriatric depression scale :4
APGAR :7
K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum klien baik, tingkat kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital ; TD: 140/100
mmHg, RR: 20x/menit, Nadi: 82x/menit, suhu: 35,4C, TB: 145cm, BB: 43kg.
PENGKAJIAN PERSISTEM
REPRODUKSI
Bentuk payudara klien simetris, tidak ada benjolan, bentuk kelamin normal, tidak ada
keputihan, siklus haid 7hari.
ENDOKRIN
Tidak ada factor alergi dan kelainan endokrin pada klien.
PENGETAHUAN
Klien tidak mengetahui apa penyebab persendian dan punggungnya yang sering sakit, klien
tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya. Klien hanya tahu cara menguranginya yaitu
dengan menggunakan minyak urut.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: saya sering merasa Kelemahan Gangguan mobilitas
nyeri punggung dan nyeri fisik
sendi
DO:
-k/u lemah
-kesadaran compos mentis
-P: nyeri sendi dan punggung
-Q: nyut-nyut seperti
membawa batu
-R: di persendian dan
punggung
-S: 4
-T: setiap mau tidur
-klien tidak bisa berdiri lama
-berjalan ataupun mandi
dibantu keluarga
-TD: 140/100mmHg
-RR: 20x/menit
-N: 82x/menit
-S: 35,4C
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik
DIAGNOSA MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Pertahanan body
1. Mencegah iritasi dan
tindakan aligment dan posisi komplikasi
keperawatan, yang nyaman
diharapkan gangguan
mobilitas fisik
2. Cegah pasien jatuh 2. Mempertahankan
berkurang atau keamanan pasien
teratasi, dengan
criteria hasil: 3. Lakukan latihan aktif
3. Meningkatkan sirkulasi
- klien dapat maupun pasif dan mencegah kontraktur
melakukan aktivitas
secara adekuat 4. Meningkatkan fungsi
- k/u baik 4. Lakukan fisiotheraphy paru
- tidak terjadi cidera dada dan postural
- klien meningkatkan 5. Memaksimalkan
aktivitas sesuai batas 5. Tingkatkan aktivitas mobilisasi
toleransi sesuai batas toleransi
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1 1 1. mempertahanan body aligment dan S: saya masih merasa lemah
. posisi yang nyaman saat terlalu lama berdiri
Hasil: klien mempertahankan body
aligment. O:
-k/u lemah
2. mencegah pasien jatuh -aktivitas klien meningkat
Hasil: klien dibantu saat berpindah dan -tidak terjadi cidera
mandi sehingga mencegah terjadinya
jatuh A: masalah belum teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba Medika
Stanley Mickey. 2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta. EGC
0
Tambahkan komentar
6
MAR
31
DI SUSUN OLEH:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudulMakalah Asuhan
Keperawatan Gangguan Eliminasi Pada Lansia
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Keperawatan Gerontik. Selain itu
diharapkan makalah ini dapat membantu teman-teman yang lain dalam memahami
konsep eliminasi pada lansia khususnya.
Harapan kami mudah-mudahan makalah kami ini bermanfaat. Kami menyadari
sebagai manusia tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik pembaca
sangat kami harapkan sebagai masukan perbaikan makalah kami berikutnya.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus berlanjut secara
alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari
proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap
individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan
multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang pada
keseluruhan sistem. Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di
dalam parameter yang cukup sempit, proses tersebut tidak tertandingi.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun
demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi
kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai
usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf,
dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit, dan terjadi juga pada sistem
pencernaan.
Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun
mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang
normal, seperti berkurangnya ketajaman panca indera, menurunnya daya tahan tubuh ,
lebih mudah terkena konstipasi merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut.
Belum lagi mereka masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan
sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.
V. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini yaitu kata pengantar, daftar isi, bab I
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka. Bab III
penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Komposisi Urine
a. Zat buangan nitrogen seperti urea, kreatinin, amoniak, asam urat serta urobilin.
b. Hasil nutrient dari metabolism seperti karbohidrat, keton, lemak, dan asam amino.
c. Ion-ion seperti natrium, klorida, kaliun dan magnesium
Eliminasi fekal
Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan. Saluran
pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan proses penernaan (pengunyahan,
penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus. Organ
utama yang berperan dalam eliminasi fekal adla usus besar. Usus besar memiliki
beberapa fungsi utama yaitu mengabsorpsi cairan dan elektrolit, proteksi atau
perlindungan dengan mensekresikan mukus yang akan melindungi dinding usus dari
trauma oleh feses dan aktivitas bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke anus
dengan berkontraksi.
Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin. Pusat refleks ini
terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul karena adanya feses
dalam rectum.
Proses Eliminasi
1. Sistem digestif (GIT) bertambah lambat sehingga menyebabkan sekresi cairan digestif
dan peristaltik lamban sehingga terjadi penurunan kemampuan untuk mengkonsumsi
makanan tertentu.
2. Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan kadangkadang tak cukup cairan
untuk mencerna sehingga timbul konstipasi.. konstipasi dapat juga terjadi karena tidak
mengkonsumsi makanan yang memadai/kurang melakukan latihan fisik.
3. Tidak memadainya konsumsi makanan juga sebagai akibat dari penurunan respon
terhadap tanda-tanda internal terhadap lapar dan haus, perubahan pada gigi (karena
sakit/trauma) sehingga sulit untuk mengunyah.
4. Keadaan sakit, misalnya : stroke akan menimbulkan kesulitan untuk
mengunyah/menelan.
5. Kadang lupa dalam konsumsi makanan.
6. Penggunaan laksatif yang berlebihan dapat menurunakan penyerapan vitamin-vitamin
tertentu yang larut dalam lemak (A, D, E, K).
7. Pada umumnya keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak biasanya akibat
makanan yang kurang bisa dicernakan akibat :
a) Menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.
b) Menurunnya toleransi terhadap makanan berlemak.
8. Konstipasi dapat terjadi karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan
akibat gigi sudah lepas.
3. Geriatric Nursing :
a. Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (Kozier,
1987).
b. Spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan peranya pada tiap tatanan
pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian dan keterampilan merawat
untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia/lansia secara komprehensif. Oleh karena
itu, perawatan lansia yang menderita penyakit (geriatric nursing) dan dirawat di rumah
sakit merupakan bagian dari Gerontic nursing.
4. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Constantindes, 1994). Proses menua merupakan proses yang terus-
menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada
semua makhluk hidup. Proses menua sertiap individu pada organ tubuh juga tidak
sama cepatnya, adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi
kekurangan-kekurangan yang menyolok (Deskripansi).
Menurut undang-undang no. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasdal
8 ayat 2, berbunyi : Dalam istilah sakit termasuk cacat, kelemahan dan lanjut
usia. Berdasarkan pernyataan ini, maka lanjut usia dianggap sebagai semacam penyakit.
Hal ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain, sebab lanjut usia bukan suatu penyakit
melainkan suatu masa/tahap hidup manusia, yaitu : bayi, kanak-kanak, dewasa, tua,
dan lanjut usia.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalamtubuh maupun dari luar tubuh.
Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang
mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada
otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit
demi sedikit. Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan proses menua,
mulai dari teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan vital, teori
terjadinya atrofi, yaitu : teori yang mengatakan bahwa proses menua adalah proses
evolusi dan teori imunologik, yaitu : teori adanya produk sampah/waste products dari
tubuh sendiri yang makin bertumpuk. Tetapi seperti diketahui lanjut usia akan selalu
bergendengan dengan perubahan fisiologik maupun psikologik. Yang penting
untuk diketahui bahwa aktivitas fisik dapat menghambat/memperlambat kemunduran
fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.
Sistem persyarafan
1. Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap
harinya).
2. Cepatnya menurun hubungan persarafan.
3. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
4. Mengecilnya saraf panca indera.
5. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan
perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap
dingin.
6. Kurang sensitif terhadap sentuhan.
Sistem pendengaran
1. Presbiakus (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran
pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara/nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
2. Membran tympany menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
3. Terjadinya penggumpalan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan
jiwa/stres.
Sistem penglihatan
1. Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
2. Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
3. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan
gangguan penglihatan.
4. Meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih
lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
5. Hilangnya daya akomodasi.
6. Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas pandangannya.
7. Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
Sistem kardiovaskuler
1. Elastisitas, dinding aorta menurun.
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemempuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah berumur 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah; kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing
mendadak).
5. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer, sistolis normal 170 mmHg. Diastolis normal 90 mmHg.
Sistem respirasi
1. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
2. Menurunnya aktivitas dari silia.
3. Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih
berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun.
4. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
5. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg
6. CO2 pada arteri tidak berganti
7. Kemampuan untuk batuk berkurang.
8. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring
dengan pertambahan usia.
Sistem gastrointestinal
1. Kehilangan gigi, penyebab utama adanya Periodontal disease yang biasa terjadi setelah
umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2. Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera
pengecap ( 80 %), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa
manis dan asin, hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam dan
pahit.
3. Esofagus melebar.
4. Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung menurun,
waktu mengosongkan menurun.
5. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6. Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu)
7. Liver (hati), makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya
aliran darah.
Sistem reproduksi
1. Menciutnya ovari dan uterus.
2. Atrofi payudara.
3. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya
penurunan secara berangsur-angsur.
4. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik),
yaitu :
1. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
2. Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual.
3. Tidak perlucemas karena merupakan perubahan alami.
4. Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang, reaksi
sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan-perubahan warna.
Sistem genitourinaria
1. Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin darah yang
masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron
(tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya: kurangnya
kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun, proteinuria (biasanya +
1); BUN (blood urea nitrogen) meningkat sampai 21 mg %, nilai ambang ginjal terhadap
glukosa meningkat.
2. Vesika urinaria (kandung kemih) : otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun
sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria
susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi
urin.
3. Pembesaran prostat 75 % dialami oleh pria usia diatas 65 tahun.
4. Atrofi vulva
5. Vagina
Orang-orang yang makin menua, sexual intercourse masih juga membutuhkannya. Tidak
ada batasan umur tertentu untuk fungsi sexual seseorang berhenti. Frekuensi sexual
intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
Sistem endokrin
1. Produksi dari hampir semua hormon menurun
2. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
3. Pituitari : Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh
darah: berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4. Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (basal metababolic rate) dan
menurunnya daya pertukaran zat.
5. Menurunnya produksi aldosteron.
6. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya : progesteron, estrogen dan testeron.
1. Pengkajian
a. Eliminasi urine
1. Urine. Warna : Normal kuning jernih. Bau : Normal aromatik amonia. Pada
overhidrasi hampir tidak berwarna. Pada dehidrasi orange-kecoklatan.
2. Jumlah urine bervariasi tergantung intake. Normal 1 x BAK 250-400 ml.
3. Distensi kandung kemih inkontinensia (tidak dapat menahan BAK)
4. Frekuensi BAK, tekanan dan desakan.
5. Kondisi-kondisi tertentu misalnya :
a) Disuria, keadaan nyeri waktu BAK.
b) Nokturia, keadaan BAK sering pada malam hari.
c) Enurisis, keadaan sadar BAK (umumnya pada anakanak).
d) Polyurie, peningkatan jumlah BAK baik frekuensi maupun volume.
e) Oliguri, penurunan jumlah BAK frekuensi/jumlahnya.
f) Anuri, produksi urine <100 /hari.
g) Retensio, ketidakmampuan mengosongkan bladder, misalnya : karena obstruksi saluran
urethra.
b. Eliminasi bowel
1. Status gizi
2. Pemasukan diit
3. Anorexia, tidak dicerna, mual dan muntah.
4. Mengunyah dan menelan.
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus.
7. Palpasi apakah perut kembung, fecal.
8. Konstipasi, sudah berapa hari tidak BAB.
9. Keadaan diare.
2. Intervensi
a. Eliminasi Urine
1. Cukupkan cairan masuk 2000-3000 ml/hari.
2. Cegah terjadinya inkontinensia :
a) Jelaskan dan dorong klien untuk BAK tiap 2 jam.
b) Pertahankan penerangan dikamar mandi untuk mencegah jatuh.
c) Observasi jumlah urin
d) Batasi cairan terutama waktu menjelang tidur.
b. Eliminasi Bowel
1. Berikan sikap fowler waktu makan
2. Pertahankan keasaman lambung.
3. Berikan makanan yang tidak membentuk gas
4. Cukup cairan
3. Untuk mencegah sembelit/konstipasi.
a. Awasi kecukupan cairan dalam diit.
b. Dorong untuk melakukan aktivitas
c. Fasilitasi gerak usus dalam mencerna.
d. Berikan kebebasan dan gerak posisi tubuh normal
e. Berikan kecukupan konsumsi serat.
f. Ajarkan latihan kegel.
g. Ajarkan latihan perut.
h. Atur waktu makan dan minum.
i. Atur jumlah makan dan minum.
j. Berikan laxatif jika perlu.
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
I. Data Biografi
Nama : Ny. S
Umur : 74 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Janda
TB/BB : 149 cm / 37 kg
: Rapi,bersih,wangi,berpakaian sesuai, rambut beruban, menggunakan jilbab,
sedikit bungkuk.
Alamat : Jl. SukaBumi Barat No. 007
Orang yang dekat : Ny. Ati
Hubungan : Anak klien
Alamat : Sda
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. GENOGRAM
Keterangan:
rumah
: garis keturunan X : meninggal dunia
2. Riwayat Keluarga
Klien adalah anak ke-4 dari lima bersaudara, klien dulunya berasal dari keluarga petani.
Ayah dan ibu klien sudah meninggal. Suami klien sudah meninggal sejak klien berumur
51 tahun. Sekarang klien tinggal ikut anaknya.
Dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit stroke yaitu kakak pertamanya dan
sudah meninggal. Dalam lingkungan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBparu.
Penerangan : cukup
V. RIWAYAT REKREASI
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada karena klien masihdapat
melakukan aktivitas madiri.
PENGKAJIAN PERSISTEM
B1/pernapasan
Bentuk dada : simetris
Sekeresi dan batuk : tidak ada batuk
Pola napas : RR: 20x/m, reguler
Bunyi napas : vesikuler
Pergerakan dada : normal
Tractil fremitis : tidak ada
Alat bantu pernapasan : klien tidak menggunakan alat bantu pernapasan
B2/Kardiovaskuler
Nadi : 74x/m, reguler dan kuat
Bunyi janting : normal
Letak jantung : ictus cordis teraba pada interkosta ke-lima kira-kira
satu jari medial dari garis midclviucla
Pembesaran jantung : ada
Nyeri dada : tidak ada
Oedeme : tidak ada
Clubbing finger : tidak ada
B3/ persarafan
Tingkat kesadaran : compos mentis
GCS : 15, eye: 4, verbal:5, motorik: 6
Reflek : normal
Koordinasi gerak : Klien mampu mengkoordinasikan gerak
Kejang : tidak ada
Penginderaan (persepsi sensori)
1. Mata
Bentuk : normal
Visus :-
Pupil : isokor
Gerak bola mata : menyempit
Medan penglihatan : menyempit
Buta warna : tidak ada
Tekanan Intra Okuler : tidak
2. Hidung
Bentuk : normal
Gagguan penciuman : tidak ada
3. Telinga
Aurikel : normal
Membaran timpani : keruh
Ottorhochea : tidak ada
Gangguan pendengaran: ada
Tinitus : ada
4. Perasa : normal
5. Peraba : normal
B4/perkemihan
Masalah kandung kemih : Tidak terjadi nyeri saat BAK, tidak ada distensi suprapubik ,
BAK lancar , tidak terjadi infeksi, tidak terjadi terjadi inkontinensia urine.
Produksi urin : volume BAK 400 ml / hari
Frekuensi BAK : 3 4 x/hari
Warna : kuning
Bau :amoniak
B5/eliminasi alvi
1. Mulut dan tenggorokan
Mulut : mukosa lembab
Lidah : normal
Kebersihan rongga muluat : tidak berbau, gigi bersih, tidak ompong,
Tengorokan : tidak ada keluhan
Abdomen : dintensi
Pembesaran hepar : tidak ada
Pembesaran lien : tidak ada
Asites : tidak ada
2. Masalah usus dan rektum
BAB : 3 hari sekali baru BAB, perut terasa penuh
Obat pencahar :
Lavamen :
B6/Otot/tulang/integumen
1. Otot-tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai : bebas
Kemampuan kekuatan otot :
Fraktur : tidak ada
Dislokasi : tidak ada
Hematoma : tidak ada
2. Integumen
Warna kulit : sawo matang
Turgor : tidak elastis
Tulang belakang : kiposis
REPRODUKSI
Payudara
Bentuk : simetris
Benjolan : tidak ada
Kelamin
Bentuk : normal
Keputihan : tidak ada
Siklus haid : klien sudah menopause
ENDOKRIN
Faktor alergi : tidak ada
Manifestasi :-
Cara mengatasi :-
Kelainan endokrin : tidak ada
ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah
DS : Pemenuhan Gangguan Bowel
1. Klien mengatakan 2 hari ini tidak kebutuhan gizi Eliminasi ( BAB )
bias BAB. tidak seimbang.
2. Klien mengatakan tidak suka
makan sayur dan hanya minum air
putih sebanyak 3 gelas.
DO :
1. Klien hanya makan nasi dan
sedikit sayur mayur.
2. Bising usus 3 x /menit
3. Perkusi abdomen hypertimpani.
RENCANA KEPERAWATAN
No. Dx. Kep. Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan 1. Untuk mengetahui
Bowel Intervensi klien mengenai tingkat pengetahuan
Eliminasi keperawatan dalam pemahaman tentang klien tentang
( BAB ) b.d waktu 2 X 24 jam nutrisi. nutrisinya.
Pemenuhan klien dapat BAB
kebutuhan secara normal. 2. Anjurkan klien 2. Sayur dan buah
gizi tidak Kriteria hasil : makan sayur dan merupakan makanan
seimbang. 1. Klien buah. yang yang tinggi
mendapatkan serat sehingga dapat
nutrisi yang cukup membantu
dengan gizi yang melancarnak n
seimbang. pencernaan.
2. Klien dapat BAB
dengan lancer 3. klien untuk 3. Untuk membantu
maksimal dalam meningkatkan intake melunakan feses.
waktu 2 X 24 jam . cairan 1500 cc
yang dipenuhi secara
bertahap.
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 1. Mengkaji pengetahuan klien mengenai S: Saya sudah dapat BAB
. pemahaman tentang nutrisi. Hasil: dengan lancar, minum
yang saya tahu saya harus makan sebanyak 5 gelas / hari, mau
makanan yang sedikit garam agar tensi mencoba mengkonsumsi
saya tidak naik. sayuran dan buah- buahan.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Pada lansia sistem gastrointestinal mengalami perubahan seperti kehilangan
gigi, indra pengecap yang mengalami penurunan fungsi, rasa lapar yang menurun,
peristaltic yang menurun dan lain-lain. Sehingga pada lansia pola eliminasi urine dan
fekal mengalami perubahan dimana perawat harus mampu membantu lansia dalam
menghadapi perubahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Asfawan. M, Dkk. 1988. Gizi dan Kesehatan Manula (Manusia Lanjut Usia). Jakarta : PT
Mediyatama Sarana Prakarsa
Lueckenofte, 1998. Pedoman Praktis Pengkajian Gerontologi Edisi 2. Jakarta: EGC
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC
Watson, R. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta : EGC
Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria
0
Tambahkan komentar
7
MAR
31
DisusunOleh:
KELOMPOK2
1.DediDarmaPutra
2.EdiTaufikurahman
3.KikiApriliyanti
4.NoviaYesiana
AKADEMIKEPERAWATAN
PEMERINTAHKABUPATENKOTAWARINGINTIMUR
Jl.BatuBerlianNo.11Telp(0531)22960
2012
KATAPENGANTAR
PujisyukurkepadaTuhanYangMahaEsakarenaberkattaufikdanhidayahNya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi
mahasiswa/IakperpemkabkotimmaupunparapembacauntukbidangIlmuPengetahuan.
Makalahinisendiridibuatgunamemenuhisalahsatutugaskuliahdaridosenmata
kuliah Keperawatan Gerontikdengan judulStandarASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN MASALAH PEMENUHAN
KEBUTUHAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN. Dalam penulisan makalah ini
penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan.Olehkarenanya,penulismenerimakritikdansaranyangpositifdanmembangun
darirekanrekanpembacauntukpenyempurnaanmakalahini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekanrekan yang telah
membantudalampenyelesaianmakalahini.
Akhirkata,semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatkepadakitasemua.
Amin.
Sampit,Maret2012
DAFTARISI
KATAPENGANTAR.................................................................................................................
i
DAFTARISI...............................................................................................................................
ii
BAB I............................................................................................................................
PENDAHULUAN
A.LATARBELAKANG...............................................................................................1
B.TUJUANPENULISAN............................................................................................2
C.RUMUSANMASALAH...........................................................................................2
D.METODEPENULISAN............................................................................................2
E.SISTEMATIKAPENULISAN..................................................................................2
BABIIPEMBAHASAN
A.PERANPERAWATDALAMPEMENUHANKEBUTUHANKEAMANAN....3
B.KESELAMATANDANKEAMANAN...................................................................4
BAB III.............................................................................................................................
PENUTUP
A.KESIMPULAN.........................................................................................................39
B.SARAN......................................................................................................................39
DAFTARPUSTAKA
BABI
PENDAHULUAN
A.LATARBELAKANG
Seiringdenganmeningkatnyakualitaspelayanankesehatandinegaramajudannegara
berkembang, maka bertambahlah usia harapan hidup penduduk negara tersebut. Hal ini
berarti,akanbertambahnyapopulasipenduduklanjutusia(lansia).DiIndonesiadanbeberapa
negaraberkembanglainnyaseseorangdikelompokkankedalamgolonganlansiajikaumur
kronologisnyasudah60tahun(Kane,1994).
Penyakit pada usia lanjut dengan gejala khas yaitu multipatologi (lebih dari satu
penyakit), kemampuan fisiologis tubuh yang sudah menurun, tampilan gejala yang tidak
khas/menyimpang, dan penurunan status fungsional (kemampuan kreraktivitas). Penyakit
penyakityangditemukanpadapasiengeriatriumumnyaadalahpenyakitdegeneratifkronik
(Kane,1994).
Setiaporangpastiinginmemilikimasatuayangbahagiatetapikeinginantidaklahselalu
dapatmenjadinyata.Padakehidupannyata,banyaksekalilansialansiayangmenjadidepresi,
stress,danberpenyakitan.Banyakkitatemukanlansiayangdikirimkepantijompodantidak
terurusolehkeluarga,adalansiayangdiasingkandarikehidupananakcucunyameskipun
hidupdalamlingkunganyangsama,adalansiayangmasihharusbekerjakerasmeskipun
sudahtua,danmasihbanyakhalhallainnyayangmenjadipenyebab(Lueckenotte,2000;
Hall&Hassett,2002).
Perawatsebagaitenagakesehatanyangprofesionalmempunyaikesempatanpalingbesar
untuk memberikan pelayanan/asuhankeperawatan yang komprehensif dengan membantu
klienmemenuhikebutuhandasaryangholistik,salahsatunyadalampemenuhankebutuhan
keselamatandankeamanan.
B.TUJUANPENULISAN
Untuk mengidentifikasi pemahaman perawat terhadap pemenuhan kebutuhan
keselamatandankeamananklienpadapasienlansia.
C.RUMUSANMASALAH
Berdasarkanlatarbelakangdiatas,makarumusanmasalahdalammakalahiniadalah
bagaimana asuhan keperawatan pada lansia (Lanjut Usia) dengan pemenuhan kebutuhan
keselamatandankeamanan.
D.METODEPENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode kepustakaan dan
dikutipdarisumbersumberyangdapatdibuktikankebenarannya.
E.SISTEMATIKAPENULISAN
SistematikapenulisanmakalahiniyaituKataPengantar,DaftarIsi,BabIPendahuluan
yangterdiridariLatarBelakang,RumusanMasalah,TujuanPenulisan,MetodePenulisan,
danSistematikaPenulisan.BabIIPembahasan.BabIIIPenutupyangterdiridariKesimpulan
danSaran.DaftarPustaka.
BABII
PEMBAHASAN
A.PERANPERAWATDALAMPEMENUHANKEBUTUHANKEAMANAN
Peranperawatdalampemenuhankebutuhankeamanandapatberperansecaralangsung
maupuntidaklangsung.Secaralangsungperawatdapatmelakukanasuhankeperawatanpada
klien yang mengalami masalah terkait dengan ketidakterpenuhinya kebutuhan keamanan.
Adapunperanperawatdalampemenuhankebutuhankeamananadalahsebagaiberikut:
1.Pemberi perawatan langsung (care giver); perawat memberikan bantuan secara
langsung pada klien dan keluarga yang mengalami masalah terkait dengan kebutuhan
keamanan.
2.Pendidik, perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan
keluarga agar klien dan keluarga melakukan program asuhan kesehatan keluarga terkait
dengan kebutuhan keamanan secara mandiri, dan bertanggung jawab terhadap masalah
keamanankeluarga.
3.Pengawaskesehatan,perawatharusmelakukanhomevisitataukunjunganrumah
yangteraturuntukmengidentifikasiataumelakukanpengkajiantentangkebutuhankeamanan
kliendankeluarga.
4.Konsultan, perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
keamanankeluarga.Agarkeluargamaumemintanasehatkepadaperawatmakahubungan
perawatkeluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipercaya.
5.Kolaborasi,perawatjugaharusbekerjasamadenganlintasprogrammaupunsecara
lintassektoraldalampemenuhankebutuhankeamanankeluargauntukmencapaikesehatan
dankeamanankeluargayangoptimal.
6.Fasilitator,perawatharusmampumenjembatanidenganbaikterhadappemenuhan
kebutuhan keamanan klien dan keuarga sehingga faktor risiko dalam ketidakpemenuhan
kebutuhankeamanandapatdiatasi.
7.Penemukasus/masalah,perawatmengidentifikasimasalahkeamanansecaradini,
sehingga tidak terjadi injuri atau risiko jatuh pada klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhankeamanannya.
8.Modifikasi lingkungan, perawat harus dapat memodifikasi lingkungan baik
lingkunganrumahmaupunlingkunganmasyarakatagarterciptalingkunganyangsehatdalam
menunjangpemenuhankebutuhankeamanan.
B.KESELAMATANDANKEAMANAN
Keselamatanadalahsuatukeadaanseseorangataulebihyangterhindardariancaman
bahayaataukecelakaan.Kecelakaanmerupakankejadianyangtidakdapatdidugadantidak
diharapkanyangdapatmenimbulkankerugian,sedangkankeamananadalahkeadaanaman
dantentram.
KONSEPDASAR
1.Faktorfaktoryangmempengaruhikebutuhankeselamatandankeamanan
a.Usia
Padaanakanaktidakterkontroldantidakmengetahuiakibatdariapayangdilakukan.
Padaorangtuaataulansiaakanmudahsekaliterjatuhataukerapuhantulang.
b.Tingkatkesadaran
Padapasienkoma,menurunnyaresponsterhadaprangsang,paralisis,disorientasi,dan
kurangtidur.
c.Emosi
Emosisepertikecemasan,depresi,danmarahakanmudahsekaliterjadidanberpengaruh
terhadapmasalahkeselamatandankeamanan.
d.Statusmobilisasi
Keterbatasanaktivitas,paralisis,kelemahanotot,dankesadaranmenurunmemudahkan
terjadinyarisikoinjuriataugangguanintegritaskulit.
e.Gangguanpersepsisensori
Kerusakan sensori akan memengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya
sepertigangguanpenciumandanpenglihatan.
f.Informasi/komunikasi
Gangguankomunikasisepertiafasiaatautidakdapatmembacamenimbulkankecelakaan.
g.Penggunaanantibiotikyangtidakrasional
Antibiotikdapatmenimbulkanresistendansyokanafilaktik
h.Keadaanimunitas
Gangguanimunitasakanmenimbulkandayatahantubuhyangkurangsehinggamudah
terserangpenyakit.
i.Ketidakmampuantubuhdalammemproduksiseldarahputih
Seldarahputihberfungsisebagaipertahanantubuhterhadapsuatupenyakit.
j.Statusnutrisi
Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan kelemahan dan mudah terserang
penyakit,demikiansebaliknya,kelebihannutrisiberisikoterhadappenyakittertentu.
k.Tingkatpengetahuan
Kesadaran akan terjadinya gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
2.Macammacambahayaataukecelakaan
a.Dirumah
Tersedak.
Jatuh.
Tertelanalatalatrumahtangga.
Tersiramairpanas.
Jatuhdarijendelaatautangga.
Terpotong.
Lukatusukataulukagores.
Lukabakar.
Tenggelam.
Terkenapecahankaca.
Jatuhdarisepeda.
Keracunan.
b.Dirumahsakit
Mikroorganisme.
Cahaya.
Kebisingan.
Temperatur.
Kelembapan.
Cederaataujatuh.
Kesalahanprosedur.
Peralatanmedik.
Radiasi.
Keracunaninhalasi,injeksi.
Syokelektrik.
Asfiksiadankebakaran.
3.Pencegahankecelakaandirumahsakit
a.Mengkajitingkatkemampuanpasienuntukmelindungidirisendiridarikecelakaan.
b.Menjagakeselamatanpasienyanggelisahselamaberadaditempattidur.
c.Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik,
menggunakanalatkesehatansesuaitujuan.
d.Menjagakeselamatanklienyangdibawadengankursiroda.
e.Menghindarikecelakaan:
Menguncirodakeretadorongsaatberhenti.
Tempattidurdalamkeadaanrendahdanadapenghalangpadapasienyanggelisah.
Belberadapadatempatyangmudahdijangkau.
Mejayangmudahdijangkau.
Keretadorongadapenghalangnya.
f.Mencegahkecelakaanpadapasienyangmenggunakanalatlistrikmisalnyasuction,kipas
angin,danlainlain.
g.Mencegah kecelakaan pada klien yang menggunakan alat yang mudah meledak seperti
tabungoksigendantermos.
h.Memasanglabelpadaobat,botol,danobatobatanyangmudahterbakar.
i.Melindungisemaksimalmungkinkliendariinfeksinosokomialsepertipenempatanklien
terpisahantarainfeksidannoninfeksi.
j.Mempertahankanventilasidancahayayangadekuat.
k.Mencegahterjadinyakebakaranakibatpemasanganalatbantupenerangan.
l.Mempertahankankebersihanlantairuangandankamarmandi.
m.Menyiapkan alat pemadam kebakaran dalam keadaan siap pakai dan mampu
menggunakannya.
n.Mencegahkesalahanprosedur;identitasklienharusjelas.
KESELAMATANDANKEAMANANPADALANSIA
PENYEBABKECELAKAANPADALANSIA:
1.Fleksibilitasekstremitasyangberkurang
2.Fungsipenginderaandanpendengaranmenurun
3.Pencahayaanyangkurang
4.Lantailicindantidakrata
5.Tanggatidakadapengaman
6.Kursiatautempattiduryangmudahbergerak
7.Kehilangankesadarantibatiba(syncope)
TINDAKANPENGAMANANPADALANSIA:
1.Berikanalatbantuyangsesuai
2.Latihlansiauntukmobilisasi
3.Usahakanadayangmenemanijikabepergian
4.Letakkanperalatanterjangkaulansia
5.Gunakantempattidurtidakterlalutinggi
6.Penataanruanganharusbebaslalulalang
7.Upayakanlantaibersih,tidaklicin,rata,dantidakbasah
8.Hindarilampuredup/menyilaukan
PENGKAJIANDANPENCEGAHANJATUHPADALANSIA
A.DEFINISI
Jatuhadalahsuatukejadianyangdilaporkanpenderitaatausaksimata,yangmelibatkan
seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai /tempat yang lebih rendah atau tanpa
kehilangankesadaranatauluka(Reuben)Jatuhseringterjadiataudialamiolehusialanjut.
Banyak faktorberperandidalamnya ,kelemahan ototekstremitas bawahkekakuan sendi,
sinkopedandizzines,sertafaktorekstrinsiksertailantaiyanglicindantidakratatersandung
bendabenda,pengelihatankurangterangdansebagainya.Tidakmengejutkanbahwajatuh
merupakankejadianyangmempercepatpatahtulangpadaorangdengankepadatanmineral
tulang{BoneMineralDensity(BMD)}rendah.
Jatuhdapatdicegahsehinggaakanmengurangirisikopatahtulang.Jatuhadalahpenyebab
terbesaruntukpatahtulangpingguldanberkaitandenganmeningkatnyarisikoyangberarti
terhadap berbagai patah tulang meliputi punggung, pergelangan tangan, pinggul, lengan
bagianatas.
Jatuhdapatdisebabkanolehbanyakfaktor,sehinggastrategipencegahanharusmeliputi
berbagaikomponenagarsukses.Aktivitasfisikmeliputipolagerakanyangberagamseperti
latihankekuatanataukelasaerobikdapatmeningkatkanmassatulangsehinggatulanglebih
padatdandapatmenurunkanrisikojatuh.
MengurangiRisikoJatuh
Banyakhalyangdapatdilakukanuntukmengurangirisikojatuhdanmeminimalisirdampak
darijatuhyangterjadi.PedomanyangdikeluarkanolehAmericanGeriatricsSociety,British
GeriatricsSociety,danAmericanAcademyofOrthopediSurgeonspadapencegahanjatuh
meliputibeberaparekomendasiuntukorangtua(AGSetal.2001).
Faktorfaktorlingkunganyangseringdihubungandengankecelakaanpadalansia
Faktorpenyebabjatuhpadalansiadapatdibagidalam2golonganbesar,yaitu:
1.FaktorIntrinsik
Faktorinstrinsikdapatdisebabkanolehprosespenuaandanberbagaipenyakitseperti
StrokedanTIAyangmengakibatkankelemahantubuhsesisi,Parkinsonyangmengakibatkan
kekakuanalatgerak,maupunDepresiyangmenyebabkanlansiatidakterlaluperhatiansaat
berjalan.
Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh pada
lansia.Gangguansistemkardiovaskulerakanmenyebabkansyncope,syncopelahyangsering
menyebabkanjatuhpadalansia.Jatuhdapatjugadisebabkanolehdehidrasi.Dehidrasibisa
disebabkanolehdiare,demam,asupancairanyangkurangataupenggunaandiuretikyang
berlebihan.
2.FaktorEkstrinsik
Alatalat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di bawah,
tempattidurtidakstabilataukamarmandiyangrendahdantempatberpeganganyangtidak
kuatatautidakmudahdipegang,lantaitidakdatar,licinataumenurun,karpetyangtidak
dilemdenganbaik,kesetyangtebal/menekukpinggirnya,danbendabendaalaslantaiyang
licinataumudahtergeser,lantailicinataubasah,peneranganyangtidakbaik(kurangatau
menyilaukan),alatbantujalanyangtidaktepatukuran,berat,maupuncarapenggunaannya.
B.PENCEGAHAN
Pencegahandilakukanberdasaratasfaktorresikoapayangdapatmenyebabkanjatuh
sepertifaktorneuromuskular,muskuloskeletal,penyakityangsedangdiderita,pengobatan
yangsedangdijalani,gangguankeseimbangandangayaberjalan,gangguanvisual,ataupun
faktor lingkungan. dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada
orangtua:
1.Latihanfisik
Latihanfisikdiharapkanmengurangiresikojatuhdenganmeningkatkankekuatantungkaidan
tangan,memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya
lingkungan,latihanfisikjugabisamengurangikebutuhanobatobatansedatif.Latihanfisik
yangdianjurkanyangmelatihkekuatantungkai,tidakterlaluberatdansemampunya,salah
satunyaadalahberjalankaki.(1,4,5,6)
2.Managemenobatobatan
Gunakandosisterkecilyangefektifdanspesifikdiantara:
Perhatikanterhadapefeksampingdaninteraksiobat
Gunakanalatbantuberjalanjikamemangdiperlukanselamapengobatan
Kurangi pemberian obatobatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan
tranquilisers
Hindaripemberianobatmultiple(lebihdariempatmacam)kecualiatasindikasikliniskuat
Menghentikanobatyangtidakterlaludiperlukan
3.Modifikasilingkungan
Atursuhuruangansupayatidakterlalupanasataudinginuntukmenghindaripusingakibat
suhudiantara:
Taruhlahbarangbarangyangmemangseringkalidiperlukanberadadalamjangkauantanpa
harusberjalandulu
Gunakankarpetantislipdikamarmandi.
Perhatikankualitaspenerangandirumah.
Jangansampaiadakabellistrikpadalantaiyangbiasauntukmelintas.
Pasangpegangantanganpadatangga,bilaperlupasanglamputambahanuntukdaerahtangga.
Singkirkanbarangbarangyangbisamembuatterpelesetdarijalanyangbiasauntukmelintas.
Gunakanlantaiyangtidaklicin.
Aturletakfurnitursupayajalanuntukmelintasmudah,menghindaritersandung.
Pasangpegangantanganditempatyangdiperlukansepertimisalnyadikamarmandi.
4.Memperbaikikebiasaanpasienlansiamisalnya:
Berdiridariposisidudukataujangkokjanganterlalucepat.
Janganmengangkatbarangyangberatsekaligus.
MengambilbarangdengancarayangbenardariLantai.
Hindariolahragaberlebihan.
5.Alaskaki
Perhatikanpadasaatorangtuamemakaialaskaki:
Hindarisepatuberhaktinggi,pakaisepatuberhaklebar
Janganberjalanhanyadengankauskakikarenasulituntukmenjagakeseimbangan
Pakaisepatuyangantislip
6.Alatbantujalan
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk
mengatasiataumengeliminasipenyebabnyaataufaktoryangmendasarinya.
Penggunaannyaalatbantujalanmemangmembantumeningkatkankeseimbangan,namundi
sisilainmenyebabkanlangkahyangterputusdankecenderungantubuhuntukmembungkuk,
terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda. Karena itu penggunaan alat bantu ini
haruslahdirekomendasikansecaraindividual.
Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat
obatanmaupunpembedahan.Olehkarenaitu,penanganannyaadalahdenganalatbantujalan
seperticane(tongkat),crutch(tongkatketiak)danwalker.(Jikahanya1ekstremitasatasyang
digunakan, pasien dianjurkan pakai cane). Pemilihan cane type apa yang digunakan,
ditentukanolehkebutuhandanfrekuensimenunjangberatbadan.Jikake2ekstremitasatas
diperlukanuntukmempertahankankeseimbangandantidakperlumenunjangberatbadan,
alatyangpalingcocokadalahfourwheeledwalker.Jikakeduaekstremitasatasdiperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat
ditentukanolehfrekuensiyangdiperlukandalammenunjangberatbadan.
7.Periksafungsipenglihatandanpendengaran
8.Hipprotektor:terbuktimengurangiresikofrakturpelvis.
9.Memeliharakekuatantulang
SuplemennutrisiterutamakalsiumdanvitaminDterbuktimeningkatkandensitastulangdan
mengurangiresikofrakturakibatterjatuhpadaorangtua
Berhentimerokok
Hindarikonsumsialkohol
Latihanfisik
Antiresorbsisepertibiophosphonatesdanmodulatorreseptorestrogen
Suplementasihormonestrogen/terapihormonpengganti.
ASUHANKEPERAWATAN
Pengkajian
1.Faktorfaktoryangberhubungandengansistemsensorikomunikasipasiensepertiadanya
perubahanperilakupasienkarenagangguansensorikomunikasi:
a.Halusinasi;
b.Gangguanprosespikir;
c.Kelesuan;
d.Ilusi;
e.Kebosanandantidakbergairah;
f.Perasaanterasing;
g.Kurangnyakonsentrasi;
h.Kurangnyakoordinasidankeseimbangan.
2.Faktorrisikoyangberhubungandengankeadaanlain:
a.Kesadaranmenurun;
b.Kelemahanfisik;
c.Imobilisasi;
d.Penggunaanalatbantu.
Pengkajiankliendenganresikoinjurimeliputi:
Pengkajian resiko (Risk assessment tools) dan adanya bahaya dilingkungan klien (home
hazardsappraisal).
a.ResikoJatuh
Usiaklienlebihdari65tahun
RiwayatjatuhdirumahatauRS
Mengalamigangguanpenglihatanataupendengaran
Kesulitanberjalanataugangguanmobilitas
Menggunakanalatbantu(tongkat,kursiroda,dll)
Penurunanstatusmental(disorientasi,penurunandayaingat)
Mendapatkanobattertentu(sedatif,hypnotik,tranquilizers,analgesics,diuretics,orlaxatives)
b.Riwayatkecelakaan
Beberapaorangmemilikikecenderunganmengalamikecelakaanberulang,olehkarenaitu
riwayatsebelumnyaperludikajiuntukmemprediksikemungkinankecelakaanituterulang
kembali
c.Keracunan
Beberapaanakdanorangtuasangatberesikotinggiterhadapkeracunan.Pengkajianmeliputi
seluruh aspek pengetahuan keluarga tentang resiko bahaya keracunan dan upaya
pencegahannya.
d.Kebakaran
Beberapa penyebab kebakaran dirumah perlu ditanyakan tentang sejauh mana klien
mengantisipasiresikoterjadikebakaran,termasukpengetahuankliendankeluargatentang
upayaproteksidaribahayakecelakaanakibatapi.
e.PengkajianBahaya
Meliputimengkajikeadaan:lantai,peralatanrumahtangga,kamarmandi,dapur,kamartidur,
pelindungkebakaran,zatzatberbahaya,listrik,dllapakahdalamkeadaanamanataudapat
mengakibatkankecelakaan.
f.Keamanan(spesifikpadalansiadirumah)
Gangguankeamananberupajatuhdirumahpadalansiamemilikiinsidensiyangcukuptinggi,
banyakdiantaralansiatersebutyangakhirnyacederaberatbahkanmeninggal.Bahayayang
menyebabkanjatuhcenderungmudahdilihattetapisulituntukdiperbaiki,olehkarenaitu
diperlukanpengkajianyangspesifiktentangkeadaanrumahyangterstuktur.
ContohpengkajianchecklistpencegahanjatuhpadalansiayangdikeluarkanolehDepartemen
kesehatandanpelayananmasyarakatAmerika.
DiagnosaKeperawatandanIntervensi(TarwotodanWartonah)
1.Risikoinjuri
Definisi: kondisi dimana pasien berisiko mengalami injuri akibat hubungannya dengan
kondisilingkungan,adaptasi,dansumbersumberyangmengancam.
YKemungkinanberhubungandengan:
a.Kurangnyainformasitentangkeamanan;
b.Kelemahan;
c.Gangguankesadaran;
d.Kurangnyakoordinasiotot;
e.Epilepsi;
f.Episodekejang;
g.Vertigo;
h.Gangguanpersepsi.
YKemungkinandatayangditemukan:
a.Perlukaandaninjuri.
YKondisikliniskemungkinanterjadipada:
a.AIDS;
b.Demensia;
c.Pengobatanbarbiturat,halosinogen,danbenzodiazepin;
d.Epilepsi;
e.Penyakitperdarahan.
YTujuanyangdiharapkan:
a.Injuritidakterjadi.
YIntervensi:
a.Cekkeadaanpasiensetiapjamdanberikanpenghalangpadatempattidurnya
b.Cektandavitalsetiap4jamdankepatenansaluranpernapasan
c.Jangantinggalkanobatyangdekatdengantempattidurnya
d.Siagakanalatalatemergensisepertisuctiondanintubasipadatempatnya
e.Kuncirodatempattidur
f.Posisikepalalebihditinggikan
g.Berikanpeneranganyangcukuppadamalamhari
h.Kolaborasidengandokterdalammenanganimasalahgangguanpersepsipasien
i.Bantupasiendalampergerakan/aktivitasketoilet
j.Lakukankajiankeadaankulitpasiendangunakantempattidurkhususuntukmencegah
dekubitus
k.Berikanpendidikankesehatantentang:
Perubahangayahidupsepertimerokokdanminumalkohol
Pencegahaninjuridirumah
YRasional:
a.Pencegahanprimer
b.Monitorfaktorrisiko
c.Mencegahterjadinyakecelakaan
d.Dibutuhkanpadasaatemergensi
e.Mempertahankankeamanan
f.Mencegahaspirasi
g.Mencegahjatuh
h.Mencegahkecelakaanakibatgangguansensori
i.Mencegahkecelakaan
j.Mencegahkomplikasiakibatinjuri
k.Mencegahinjuri
2.Perubahanproteksi
Definisi:kondisidimanapasienmengalamipenurunankemampuanuntukmelindunginya
dirinyasendiridaripenyakit,baikdariluarmaupundaridalamtubuh.
YKemungkinanberhubungandengan:
a.Defisitimunologi;
b.Malnutrisi;
c.Kemoterapiatauefekpengobatan;
d.Penglihatanyangkurang;
e.Kuranginformasitentangkeselamatan.
YKemungkinandatayangditemukan:
a.Riwayatkecelakaan;
b.Lingkunganyangberesiko.
YKondisikliniskemungkinanterjadipada:
a.Usia:kematangan,sangattua;
b.Nutrisikurang;
c.Gangguandarah;
d.Pembedahan;
e.Radiasiataukemoterapi;
f.Penyakitimunitas;
g.AIDS.
YTujuanyangdiharapkan:
Pasientidakmengalamiinfeksinosokomial
YIntervensi:
a.Luangkanwaktuuntukmenjelaskantentangproteksi/metodeisolasi
b.Kolaborasidengandokterdalampemberianpengobatan
c.Jagapasiendariinjuridaninfeksi
d.Monitortandavital,integritaskulit,efekobat,danpendarahandaribekassuntikan
e.Tekantempatpenyutikansetelahmenyuntik
f.Berikandietadekuat
g.Lakukanpendidikankesehatantentang:
Pemberianpengobatan
Mempertahankankeamanan
Teknikisolasi
Penggunaanalatalatproteksi
YRasional:
a.Mengurangirisikopenularanpenyakit
b.Mengatasifaktorpenyebab
c.Mengurangirisikoinfeksi
d.Datadasaruntukmembandingkanadanyagangguanproteksi
e.Menghindaripendarahan
f.Meningkatkandayatahantubuh
g.Memberikanpengetahuandasartentangmenjagakeamanandiri
3.Risikotinggiinfeksi
Definisi: kondisidimanapasien mempunyairisikoyang tinggi terhadap masuknyavirus
penyakit.
YKemungkinanberhubungandengan:
a.Tidakadekuatnyapertahananprimer;
b.Kerusakanjaringan;
c.Terpaparnyalingkunganyangterkontaminasipenyakit;
d.Prosedurinvasif;
e.Malnutrisi;
f.Penyakitkronis.
YKemungkinandatayangditemukan:
a.Kondisikulit;
b.Nilailaboratorium;
c.Pemakaianalatalatinvasif.
YKondisikliniskemungkinanterjadipada:
a.AIDS;
b.Infeksibakteridanvirus;
c.Kondisisetelahoperasi.
YTujuanyangdiharapkan:
a.Pasiendapatmenunjukkanpenurunaninfeksi.
b.Tidakadatandatandainfeksi.
YIntervensi:
a.Monitortandavitalsetiap4jam
b.Gunakanmetodepengontroladanyainfeksi
c.Pertahankandietadekuat,vitaminC,dantabletFe
d.Catathasillaboratorium
e.Monitorpemberianantibiotikdankajiefeksampingnya
f.Informasikantentangefekpengobatan
g.Lakukantekniksteril
h.Lakukanpendidikankesehatantentang:
Pencegahandanpenularanpenyakit
Tandadangejalainfeksi
Hidupsehat
YRasional:
a.Datadasaruntukmengetahuikeadaannormal
b.Melindungipasiendariinfeksi
c.Meningkatkandayatahantubuh
d.Mengidentifikasiadanyainfeksi
e.Mencegahkomplikasi
f.Mencegahinfeksisilang
g.Mencegahterjadinyainfeksi
h.Memberikanpengetahuandasarbagaimanacaramemproteksidiri
DiagnosaKeperawatandanIntervensi(NANDA)
1.DiagnosaumumseringmunculpadakasuskeamananfisikmenurutNANDAadalah:
Resikotinggiterjadinyacedera(Highriskforinjury).
Seorangklienmengalamimasalahkeperawatanresikotinggiterjadinyaciderabilakondisi
lingkungandanadaptasiataupertahananseseorangberesikomenimbulkancedera.
Resiko terjadinya keracunan: adanya resiko terjadinya kecelakaan akibat terpapar, atau
tertelannyaobatatauzatberbahayadalamdosisyangdapatmenyebabkankeracunan.
Resikoterjadinyasufokasi:adanyaresikokecelakaanyangmenyebabkantidakadekuatnya
udarauntukprosesbernafas.
Resikoterjadinyatrauma:adanyaresikoyangmenyebabkancederapadajaringan(ms.Luka,
lukabakar,ataufraktur).
Responalergilateks:responalergiterhadapprodukyangterbuatdarilateks.
Resikoresponalergilateks:kondisiberesikoterhadapresponalergiterhadapprodukyang
terbuatdarilateks.
Resiko terjadinya aspirasi: klien beresiko akan masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi
orofaringeal,bendapadatataucairankedalamsaluranpernafasan.
Resiko terjadinya sindrom disuse (gejala yang tidak diinginkan): klien beresiko terhadap
kerusakan sistem tubuh akibat inaktifitas sistem musculoskeletal yang direncanakan atau
tidakdapatdihindari.
2.Perencanaan
Secaraumumrencanaasuhankeperawatanharusmencakupduaaspekyaitu:
Pendidikankesehatantentangtindakanpencegahandanmemodifikasilingkunganagarlebih
aman.
1.Contohrencanaasuhankeperawatan:
Diagnosakeperawatan:Resikotinggicedera:jatuhberhubungandenganpenurunansensori
(tidakmampumelihat)
Tujuan:Klienmemperlihatkanupayamenghindaricedera(jatuh)ataucidera(jatuh)tidak
terjadi
Kriteriahasil:Setelahdilakukantindakankeperawatanberupamodifikasilingkungandan
pendidikankesehatandalam1harikunjungandiharapkanKlienmampu:
a.Mengidentifikasibahayalingkunganyangdapatmeningkatkankemungkinancidera
b.Mengidentifikasitindakanpreventifatasbahayatertentu,
c.Melaporkanpenggunaancarayangtepatdalammelindungidiridaricidera.
3.Intervensi
a.Kajiulangadanyafaktorfaktorresikojatuhpadaklien.
b.Tulisdanlaporkanadanyafaktorfaktorresiko
c.Lakukanmodifikasilingkunganagarlebihaman(memasangpinggirantempattidur,dll)
sesuaihasilpengkajianbahayajatuhpadapoin1
d.Monitorkliensecaraberkalaterutama3haripertamakunjunganrumah
e.Ajarkankliententangupayapencegahancidera(menggunakanpencahayaanyangbaik,
memasangpenghalangtempattidur,menempatkanbendaberbahayaditempatyangaman)
f.Kolaborasidengandokteruntukpenatalaksanaanglaukomadangangguanpenglihatannya,
sertapekerjasosialuntukpemantauansecaraberkala.
Secaraumumkriteriahasilpalingpentingpadakasusresikotinggicideraadalahmembantu
klienuntukmengidentifikasibahaya,danmampumelakukantindakanmenjagakeamanan.
Kriteria hasil yang lebih spesifik diantaranya, Klien mampu: mengidentifikasi bahaya
lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan cidera, mengidentifikasi tindakan
preventifatasbahayatertentu,melaporkanpenggunaancarayangtepatdalammelindungidiri
daricidera.
FORMATPENGKAJIANINDIVIDU
ASUHANKEPERAWATANGERONTIK
TanggalPengkajian:22Maret2012
A.DATABIOGRAFI
Nama:Ny.M
TTL:KualaKapuas,15September1939
JenisKelamin:Perempuan
Pendidikan:SD
Agama:Islam
StatusPerkawinan:Janda
TB/BB:151cm/45kg
Penampilan:Bersih,kurangrapi,gigiompong
CiriciriTubuh:Kulitkeriput,adabekaslukagoresdilututkiri,kifosis
Alamat:Jl.BatuManyarNo.21
OrangYangDekat:Ny.S
Hubungan:Anakkandung
Alamat/Telepon:Jl.BatuManyarNo.21
B.RIWAYATKEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan::Lakilaki:GarisKeturunan
:Perempuan:TinggalSerumah
:GarisHubungan:Meninggal
2.RiwayatKeluarga
Klienadalahanakketigadari3orangbersaudara.Merupakananakdaripasanganpetani.
Ayahklienmeninggalduniasaatkliendudukdikelas4SD.Sedangkanibuklienmeninggal
saat klien kelas 6 SD. Klien sendiri tidak tahu penyakit apa yang pernah diderita oleh
mendiang orang tuanya. Setelah orang tua klien meninggal dunia, awalnya klien tinggal
bertiga dengan saudarasaudara klien saja sebelum akhirnya kakak pertamanya menikah.
Klienakhirnyatinggalberduadengankakakkeduanyasampaiakhirnyakakakklienjuga
menikah.Klienlupakapantepatnyaklienmenikah.Klienmenikahdenganseoranggurudan
memiliki4oranganak.Setelahsuamiklienmeninggalduniatahun2003karenastroke,klien
tinggaldengananakbungsunyadirumah.
C.RIWAYATPEKERJAAN
Pekerjaansaatini:
AlamatPekerjaan:
JarakDariRumah:
AlatTransportasi:
PekerjaanSebelumnya:
JarakDariRumah:
AlatTransportasi:
SumbersumberPendapatan&KecukupanTerhadapKebutuhan:
Sumberpendapatandidapatdarihasilpensiunansuamikliendandaripenghasilananakanak
klienterutamaanakbungsuklien.
D.RIWAYATLINGKUNGANHIDUP
Tipetempattinggal
Jenislantairumah:KayuUlin
Kondisilantai:Kering
Tanggarumah:
Penerangan:Cukup
Tempattidur:Aman
Alatdapur:Berserakan
WC:Cukupbaik,lumayanbersih,tapiagaklicin
Kebersihanlingkungan:Kurangbersih
Jumlahorangyangtinggaldalamsaturumah:3orang
Derajatprivasi:
Tetanggaterdekat:Ny.K
Alamatdantelepon:Jl.BatuberlianNo.11
E.RIWAYATREKREASI
Hobbi/Minat:BerkebundanMenyulam
KeanggotaanOrganisasi;OrganisasiWanitaWredatama
n:Terakhirkalipadatahun2011,klienpergimengunjungianaktertuanyadibanjarmasin
F.SISTEMPENDUKUNG
Perawat:Ny.N
Jarakdarirumah:2Km
RumahSakit:RSUDDr.MurjaniJarak3,5km
Klinik:Jarak
PelayananKes.Dirumah:
Makananygdihantarkan:
Perawatanseharihariyangdilakukandirumah:
Lainlain:
G.DISKRIPSIKEKHUSUSAN
KebiasaanRitual:Shalatwajib5waktu,shalatsunat
YangLainnya:mengajisetiapshalatmagribberakhir
H.STATUSKESEHATAN
StatusKesehatanUmumSelamaSetahunYangLalu:
Setahun yang lalu klien sempat dirawat di RS karena mengalami kecelakaan lalu lintas
dengananakklien.Klienmengalamilukalecetdipergelangantangandankakiklien.
StatusKesehatanUmumSelama5TahunYanglalu:
Klien sering mengeluh sakit di punggung, dan lutut klien terasa ngilu. Keluhan itu
berlangsungsampaisekarang.Klienjugapunyariwayatpenyakitgastritis.
KeluhanUtama:lututterasangilu
1.Provocative/Paliative:penumpukanKristalasamurat
2.Quality/Quantity:ngilungilu
: didaerahlututpalingterasasakit,selainitujugaterasasakitdipunggungsampaidaerah
pinggang
4.SeverityScale:6(dariskala010)
: sangatterasasaatmalamhari.Sifatnyahilangtimbuldanterkadangterasasakitberkisar
antara1015menit
Pemahaman&PenatalaksanaanMasalahKesehatan:
klienmenyadaridirinyasudahlansiadanseringsakitsakitan.Klientergolongorangyang
peduliterhadapkesehatannya,kalausakitklienakansegeraberobat.Klienjugatahukalau
diamenderitaarthritisgoutatauumumnyadikenalolehorangawam(termasukklien)dengan
asamurat.Tapikliensendiritidaktahudenganjelasapasebenarnyaasamuratitusendiridan
obatobatapayangdiminumklienselamaini.
Obatobatan:
Menurutklienobatyangdiminumnyaadalahparacetamoldanvitamin(karenasampelsudah
tidakada)
Alergi(CatatanAgentdanReaksiSpesifik)
Obatobatan:
Makanan:
FaktorLingkungan:
PenyakitYangDiderita
ArthritisGout(AsamUrat)
I.AKTIVITASHIDUPSEHARIHARI(ADL)
IndeksKATZ:A
Oksigenisasi:Baik,tanpaalatbantu
Cairan&Elektrolit:Klienminum46gelas/hari,kliensukaminumkopi
:Baik,klienterkadangmakannasilunak.Sayursayuranterutamakangkung,danikan
:BABkadanglancarkadangtidak,BAKdalamsehari35kali
: Terbatas,klienseringmerasalelahterutamamenahanrasacenatcenutdilututnya.Klien
jarangmelakukanaktivitasyangberlebihandanberat.
:Tidursiangkadangkadang,tidurmalamdaripukul21.00WIBdanterbangunpukul03.00
WIB
PersonalHygiene:Dapatdilakukansecaramandiri
:Sudahtidakmemilikikeinginanuntukmelakukanhubunganseksuallagi
:KlientidakpernahrekreasiselainmengunjungianaktertuanyadiBanjarmasintahun2011
lalu
J.PSIKOLOGI,KOGNITIFDANPERSEPTUAL
KonsepDiri:Baik,positif,klienmenyadaridirinyasudahlansia
Emosi:Labil,klienmudahtersinggung
:Baik,klienmudahmembaurdenganmasyarakatsekitarnya
Mekanismepertahanandiri:Baik
Statusmental
Tingkatkesadaran:Composmentis
Afasia:
Demensia:Tidak
Orientasi:Normal
Bicara:Normal
Bahasayangdigunakan:Dayak
Kemampuanmembaca:Bisa
Kemampuaninteraksi:Sesuai
Vertigo:Tidak
e(SPMSQ):6(KerusakanIntelektualSedang)
:6(GangguanIntelektualSedang)
:Skor4
:6(Sedang)
K.TINJAUANSISTEM
Keadaanumum:Baik
Tingkatkesadaran:Composmentis
Tandatandavital:TD:130/70mmHgN:68x/m
RR:20x/mT:36,3oC
TB:152cmBB:48Kg
L.PENGKAJIANPERSISTEM
PERNAFASAN(B1:BREATHING)
1.BentukDada:Simetris
2.SekresidanBatuk:TidakAda
3.PolaNafas
a.Frekuensinafas:20x/mdanteratur
4.BunyiNafas
b.Normal:Vesikulerdisemualapangparu
c.Abnormal:
d.Resonenlokal:
5.Pergerakandada:
6.TractilFremitus/FremitusLokal:
7.AlatBantuPernafasan:
CARDIOVASCULAR(B2:BLEEDING)
1.Nadi
Frekuensi:68x/mdanreguler
2.Bunyijantung:Normal
:IctuscordisterabapadaICS5kirakirasatujarimedialdarigarismidclavicula
4.Pembesaranjantung:Tidak
5.Nyeridada:Tidak
6.Edema:Tidak
7.Clubbingfinger:Tidak
PERSARAFAN(B3:BRAIN)
TingkatKesadaran:Composmentis
1.GCS
TotalGCS:14
2.Refleks:Normal
3.Koordinasigerak:Ya
4.Kejang:Tidak
5.Lainlain:
PENGINDERAAN(PERSEPSISENSORI)
1.Mata(Penglihatan)
a.Bentuk:Normal
b.Visus:
c.Pupil:Isokor
d.Gerakbolamata:Normal
e.Medanpenglihatan:Menyempit
f.Butawarna:Tidak
g.TekananIntraOkuler:Tidak
2.Hidung(Penciuman)
a.Bentuk:Normal
b.GangguanPenciuman:Tidak
3.Telinga(Pendengaran)
a.Aurikel:Normal
b.Membrantympani:Keruh
c.Otorrhae:Tidak
d.GangguanPendengaran:Ya
e.Tinitus:Ya
4.Perasa:Normal
5.Peraba:Normal
PERKEMIHANELIMINASIURI(B4:BLADDER)
Masalahkandungkemih:Sering
Produksiurine:250ml/hari
Frekuensi:26x/hari
Warna:KuningJernih
Bau:Amoniak
PENCERNAANELIMINASIALVI(B5:BOWEL)
1.MulutdanTenggorokan
a.Mulut:Selaputlendirmulutlembab
b.Lidah:Hiperemik
c.KebersihanRonggaMulut:Tidakberbau
d.Tenggorokan:SakitMenelan
e.Abdomen:Kenyal
f.PembesaranHepar:Tidak
g.PembesaranLien:Tidak
h.Asites:Tidak
2.MasalahUsusBesardanRectum/Anus
BAB:2X/hari,Tidakadamasalah
Obatpencahar:Tidak
Lavemen:Tidak
OTOT,TULANG,DANINTEGUMEN(B6:BONE)
1.OtotdanTulang
Kemampuanpergerakansendilengandantungkai(ROM):Bebas
Kemampuankekuatanotot:
Tidakadafraktur
Tidakadadislokasi
Tidakadahaematom
2.Integumen
Warnakulit:Hiperpigmentasi
Akral:Hangat
Turgor:TidakElastik
Tulangbelakang:Kiposis
M.REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara:Bentuksimetris,Tidakadabenjolan
Kelamin:Bentuknormal,tidakadakeputihan,klienmenopause
N.ENDOKRIN
Klientidakmemilikikelainanendokrin
O.PENGETAHUAN
Pengetahuankliententangkesehatandirinya:klienmenyadaridirinyasudahlansiadanakan
rentan terhadap sakit. Klien memang selalu berobat tiap kali dia sakit. Tapi klien tidak
mengertimanfaatobatobatanyangdidapatnyasecaraspesifik.
ANALISADATA
DO:
- klien tampak memijat kedua kakinya
- klien tampak hati-hati saat merubah posisi dari
duduk jadi berdiri
- klien kifosis
Penumpukan
1. P : penumpukan Kristal asam urat Nyeri akut
Kristal asam urat
Q : ngilu, cenat-cenut
R ; di daerah lutut paling terasa sakit, selain itu
juga terasa sakit di punggung sampai daerah
pinggang
S : 6 (dari 0-10)
T : di daerah lutut paling terasa sakit, selain itu
juga terasa sakit di punggung sampai daerah
pinggang
RENCANAKEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik 1. Nyeri merupakan
tindakan keperawatan nyeri respon subjektif yang
selama 2x24 jam dapat dikaji dengan
diharapkan nyeri menggunakan skala
hilang atau terkontrol nyeri.
dengan kriteria hasil:
1. Klien tidak 2. Bantu klien dalam 2. Nyeri mungkin
mengungkapkan mengidentifikasi dipengaruhi oleh
perasaan nyeri faktor pencetus kecemasan atau
2. Gerak tidak terbatas peradangan pada sendi
3. Aktivitas bisa
sedikit meningkat 3. Akan melancarkan
4. Skala nyeri 0 (dari 3. Ajarkan relaksasi: peredaran darah sehingga
0-10) teknik terkait kebutuhan oksigen pada
5. Menunjukkan ketegangan otot jaringan terpenuhi dan
ekspresi rileks rangka yang dapat mengurangi nyeri
mengurangi intensitas
nyeri 4. Pengetahuan tersebut
membantu mengurangi
nyeri dan dapat
4. Tingkatkan membantu meningkatkan
pengetahuan tentang kepatuhan klien terhadap
penyebab nyeri dan rencana terapeutik
hubungan dengan
berapa lama nyeri 5. Pemakaian alkohol,
akan berlangsung kafein, dan oba-obatan
diuretik akan menambah
peningkatan kadar asam
urat dalam serum.
5. Anjurkan klien
untuk tidak meminum
minuman seperti
alkohol, kafein atau
mengonsumsi obat-
obatan diuretik, tapi
perbanyak minum air
putih
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 1. Mengkaji karakteristik nyeri S: kaki saya masih terasa
. (22/3/2012) ngilu
Hasil: nyeri dirasakan dominan dilutut,
selain itu nyeri juga dirasakan pada O:
punggung sampai kedaerah pinggang- klien menunjukkan bagian
dengan skala nyeri 6 (dari 0-10) kakinya yang sakit, tepatnya
2. Membantu klien dalam dilutut.
mengidentifikasi factor pencetus- Klien kifosis
(22/3/2012) - Tampak hati-hati dan pelan
Hasil: nyeri karena terjadinya saat berjalan
penumpukan kristal asam urat pada- Ekspresi wajah sedikit
sendi meringis
3. Mengajarkan relaksasi: anjurkan klien- Saat merubah posisi dari
untuk menggunakan air hangat untuk duduk jadi berdiri, tampak
mandi (22/3/2012) hati-hati
Hasil: klien memahami anjuran yang
diberikan dan akan mulai melakukan A: Masalah belum teratasi
apa yang dianjurkan
4. Meningkatkan pengetahuan tentang P: Lanjutkan Intervensi
penyebab nyeri dan hubungan dengan - Kaji karakteristik nyeri
berapa lama nyeri akan berlangsung - Bantu klien dalam
(22/3/2012) mengidentifikasi faktor
Hasil: klien masih belum sepenuhnya pencetus
memahami HE yang diberikan. Klien - Ajarkan relaksasi: teknik
hanya tahu kalau dirinya mengalami terkait ketegangan otot rangka
asam urat begitu saja. yang dapat mengurangi
5. Menganjurkan klien untuk tidak intensitas nyeri
meminum minuman seperti alkohol, - Tingkatkan pengetahuan
kafein atau mengonsumsi obat-obatan tentang penyebab nyeri dan
diuretik, tapi perbanyak minum air hubungan dengan berapa lama
putih (22/3/12) nyeri akan berlangsung
Hasil: Karena klien suka kopi, klien Anjurkan klien untuk tidak
mengatakan kalau klien akan mencoba meminum minuman seperti
mengurangi minum kopi secara alcohol, kafein atau obat-
bertahap setelah mendengar anjuran obatan diuretik, tapi perbanyak
yang diberikan dan akan minum air minum air putih
putih lebih sering dibandingkan dengan
kopi.
2. 2 2 1. Mengkaji adanya faktor-faktor resiko S: -
. injuri pada klien (22/3/2012)
2. Hasil: faktor resiko yang ditemukan O:
yaitu: - Fokus penglihatan mulai
a. adanya nyeri pada ekstremitas yang berkurang
akan mengurangi fleksibelitas dalam- Lapang pandang menyempit
bergerak, klien rentan terjatuh - Aktivitas terbatas karena sakit
b. Penurunan sensori penglihatan pada ekstrimitas dan
c. Lingkungan yang kurang kondusif/ punggung, gerak agak pelan
tidak adekuat dan hati-hati
3. Melakukan modifikasi lingkungan agar- Lingkungan sudah
lebih aman sesuai hasil pengkajian dibersihkan dari faktor-faktor
(22/3/2012) resiko
4. Hasil: bersama keluarga klien- WC masih berpotensi
membersihkan lingkungan rumah klien, menimbulkan injuri bagi klien
termasuk halaman belakang yang karena lantainya yang agak
beresiko tinggi menyebabkan injuri atau licin
trauma dengan membuang pecahan-
pecahan kaca, duri ataupun lumut yang A: Masalah teratasi sebagian
bisa menyebabkan klien jatuh
P: Lanjutkan Intervensi
5. Memonitor klien secara berkala Kaji adanya faktor-faktor
terutama 2 hari pertama kunjungan resiko injuri pada klien
rumah (22/3/2012) Lakukan modifikasi
6. Hasil: masih terdapat faktor resiko lingkungan agar lebih aman
injuri di sekitar klien sesuai hasil pengkajian
7. Mengajarkan klien dan keluarga terhadap resiko injuri
tentang upaya pencegahan cidera Monitor klien secara berkala
(22/3/2012) terutama 2 hari pertama
Hasil: klien dan keluarga memahami kunjungan rumah
apa yang diajarkan seperti mengatur Ajarkan klien dan keluarga
pencahayaan di rumah (karena klien tentang upaya pencegahan
mengalami penurunan sensori), cidera
menjaga lingkungan agar tetap bersih
dan tidak menimbulkan resiko cidera
dan komplikasi cidera bagi klien
BABIII
PENUTUP
A.KESIMPULAN
KebutuhanKeselamatandanKeamananjugamerupakankebutuhandasarbagilansia.Disini
perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dapat berperan secara langsung maupun
tidaklangsungyaitusebagaiPemberiPerawatanLangsung(caregiver),Pendidik,Pengawas
Kesehatan,Konsultan,danKolaborasi.Keselamatanadalahsuatukeadaanseseorangatau
lebih yang terhindar dari ancaman bahaya atau kecelakaan, sedangkan keamanan adalah
keadaanamandantentram.
B.SARAN
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar
untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu
klienmemenuhikebutuhandasaryangholistik,salahsatunyadalampemenuhankebutuhan
keselamatandankeamanan.
DAFTARPUSTAKA
Tarwoto,Wartonah.2010.KebutuhanDasarManusia.Jakarta:SalembaMedika
http://www.stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/19/pengkajian-dan-
pencegahan-jatuh-pada-lansia/
http://www.cita09060144.student.umm.ac.id/2010/02/05/peran-perawat-dalam-
pemenuhan-kebutuhan-keamanan-dan-keselamatan/
0
Tambahkan komentar
8
MAR
31
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI (kelompok 1)
KEPERAWATAN GERONTIK
DI SUSUN OLEH :
BAMBANG SURYADINOR
NITA RAHMADANI
NOVA ZAHROTUL HAYYA
SUMIRLAN TRISNO
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Jl. Batu Berlian No.11 Sampit
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca
untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas
kuliah dari dosen mata kuliah Keperawtan Gerontik dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI.
Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha menyajikan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang
positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG ............................................................................ 1
1.2 TUJUAN
PENULISAN ........................................................................ 2
1.3
RUMUSAN MASALAH....................................................................... 2
1.4 METODE
PENULISAN......................................................................... 2
1.5 SISTEMATIKA
PENULISAN................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN........................................................................................ 3
2.2 PROSES MENUA................................................................................... 4
2.3 KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA........................................... 7
2.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA 8
2.5. GANGGUAN NUTRISI PADA LANSIA............................................ 9
2.6. STATUS GIZI PADA LANSIA............................................................. 11
2.7. ASKEP.................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 13
B. SARAN ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Setelah membaca makalah ini di harapkan mahasiswa mampu melakukan Asuhan
Keperawatan Dengan Gangguan Nutrisi Pada Lansia
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nutrisi
2. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia
4. Apa saja gangguan nutrisi pada lansia
5. Factor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia. Faktor-
faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah
menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokinin
yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses
penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai
tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia
mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan
kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia daripada
wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya bagi lansia
sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari
tingkat kebutuhan yang disarankan. Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi secara merata.
Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium
sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami
hipoklohidria atau aklorhidria. Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan
adipose secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan tubuh total.
2.7 ASKEP
a.PENGKAJIAN
o Berat badan berhubungan dengan tinggi badan, contoh IMT (indeks massa tubuh) atau catatan
yang tepat
o Perubahan berat badanDifokuskan pada kehilangan atau pertambahan berat badan saat ini
o Pertumbuhan gigi, Apakah lansia memakai gigi palsu atau apakah mereka memerlukan gigipalsu? Apakah
gigi palsu yang ada hilang atau rusak?
o Kebiasaan makan, Aspek pribadi, budaya, dan agama mengenal asupan nutrisi
o Kemampuan untuk makan, Dapatkah lansia memindahkan makanan dari piring ke mult
dan menelannya dengan baik
o Farmakologi, Apakah klien banyak meminum obat-obatan (termasuk medikasi yang dilakukan
sendiri) yang dapat berakibat buruk terhadap nutrisi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Lansia mengalami persoalan khusus tentang nutrisi. Mereka beresiko tinggi menderita
malnutrisi dan lebih rentan terkena dampak malnutrisi. Salah satu indikator yang sangat
penting pada status nutrisi adalah berat badan. Perawat berperan sangat penting dalam
pemenuhan nutrisi lansia terutama di Rumah Sakit. Setiap orang harus makan. Makanan
merupakan bagian yang paling pentingdalam kehidupan sebagian lansia dan saat-saat
bersantap menjadi bagian pentingyang dialami manula setiap harinya. Makanan juga harus
menjadi sumber kesehatan serta kegembiraan bagi orang-orang yang berusia lanjut ini.
3.2 SARAN
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun, jadi jangan di sediakan
seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang
berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA.
DAFTAR PUSTAKA
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
: Tinggal serumah
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
: Klien
2. RiwayatKeluarga
Klien seorang duda, mempunyai anak satu. Klien hidup bersama anak laki-lakinya. Di keluarga
klien tidak ada yang menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi, asma, TB, atau
hepatitis.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Berkebun
Alamat pekerjaan : Jl. MajuMundur
Jarak dari rumah : 1km
Alat transportasi : Jalan kaki
Pekerjaan sebelumnya : Swasta
Jarak darirumah : 3 Km
Alat transportasi : Sepeda Motor
Sumber-sumber Pendapatan & Kecukupan Terhadap Kebutuhan:
Pendapatan berasal dari hasil berkebun dan dibiayai oleh anak.
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Memancing
KeanggotaanOrganisasi : Pengajian
Liburan / Perjalanan : Jalan jalan, berkunjung ketempat Anak
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Perawat
Jarak Dari Rumah : 1 Km
RumahSakit : Ada Jarak 5 Km
Klinik : Ada Jarak 4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah : Tidakada
Makanan Yang dihantarkan : Tidakada
Perawatan Sehari-hari Yang Dilakukan Keluarga : Check Up kePuskesmas
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan shalat tahajud.
Yang Lainnya : Tidakada
H. STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan Umum Selama SetahunYangLalu : klien pernah menderita Anemia
Status KesehatanSelama 5 Tahun Yang Lalu : Tidak ada masalah
KeluhanUtama :
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Alergi :
Obat-Obatan :Tidakada
Makanan :Tidakada
FaktorLingkungan : Tidakada
K. TINJAUAN SISTEM
KeadaanUmum :Baik
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : TD 130/90 mmhg Nadi 80 x/m
RR 16 x/m Suhu 36,5oC
TB 168 cm BB 50kg
PENGKAJIAN PERSISTEM
1) PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk Dada : Simetris
2. SekresidanBatuk : Tidakada
Nyeriwaktubernapas : Tidakada
3. PolaNapas : RR 16 x/m, Reguler
4. BunyiNapas : Normal (tidakadaRonchi)
5. Pergerakan Dada : Intercostal
6. TractilFremitis/Fremitus Vokal :Tidakada
7. Alat Bantu Pernapasan : Tidakada
4) PENGINDERAAN
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : Normal
b. Pupil : Ishokor
c. Gerak Bola Mata : Normal
d. Medan Penglihatan : Normal
e. ButaWarna : Tidak
f. TekananInraOkuler : Tidak
2. Hidung (Penciuman)
Bentuk : Normal
GangguanPenciuman : Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : Normal
b. Membran Tympani : Terang
c. Otorrchea : Tidak
d. GangguanPendengaran : Tidak
e. Tinitus : Tidak
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal
4 4
Fraktur : Tidak
Dislokasi :Tidak
Haemotom : Tidak
2. Integumen
Warna Kulit : Kuning langsat
Akral : Hangat
Turgor : Tidakelastis
Tulang Belakang : Normal
8) REPRODUKSI
Laki-laki :
Kelamin Bentuk : Normal
Kebersihan Alat Kelamin : Bersih
9) ENDOKRIN
1. Faktor Alergi : Tidak
Manifestasi : Tidakada
Cara Mengatasi : Tidakada
2. Kelainan Endokrin : Tidakada
10) PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
Klien mengetahui tentang kondisi kesehatannya dan klien sering cek up untuk kesehatannya
ANALISA DATA
DO :
Gigi tidak lengkap
Lidah ada sariawan
PolaMakan : 2x/hr, Ketidak
hanyamampumenghabiskan porsimakanan Intake yang seimbangan
Konjugtiva anemis tidakadekuat nutrisi : nutrisi
BB sebelumnya= 51 kg, BB saatini 50 kg kurang dari
Klien kurang makan sayur dan jarang makan kebutuhan tubuh
buah-buahan
klienhidupsendiri
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Timbang berat badan 1. R/mengetahui
tindakan keperawatan setiap hari perubahan keadaan
selama 1x24 jam umum nutrisi pada klien
diharapkan
ketidakseimbangan 2. Anjurkan makan 2. R/Dilatasi gaster dapat
nutrisi : nutrisi kurang sedikit tapi sering terjadi bila pemberian
dari kebutuhan tubuh makan terlalu cepat
teratasi dengan setelah periode puasa
Kriteria hasil :
1. Nafsu makan 3. Anjurkan makan- 3. R/membantu
meningkat makanan yang lunak meningkatkan intake
2. Berat badan dan mudah dicerna. makanan
meningkat
3. Adanya perubahan
pola makan 4. Anjurkan keluarga 4. Membantu
4. Konjungtiva normal untuk menyediakan meningkatkan nafsu
5. Klien tampak tidak makanan kesukaan makan
lemah klien.
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 Tgl 25 Maret 2012 (09.00 wib) 26 Maret 2012 (09.00 wib)
. DS : Saya sudah
1. Menimbang berat badan menghabiskan setengah
setiap hari porsi makanan
Hasil : BB = 50 kg
DO :
2. Menganjurkan makan sedikit K/u baik
tapi sering Nafsumakanklienmeningk
Hasil : at
Anjuran telah di berikan , klien Konjungtiva normal
akan melakukan anjuran. TD : 100 / 70 mmhg
N : 80 x/m
3. Menganjurkan makan RR : 20 x/m
makanan yang lunak dan S : 36,6 oC
mudah dicerna BB 50 kg
Hasil :
Klien setuju untuk makan
makanan yang lunak dan A : Masalah nutrisi kurang
mudah dicerna dari kebutuhan tubuh
teratasi sebagian
4. Menganjurkan keluarga untuk 1. Nafsu makan meningkat
menyediakan makanan 2. Adanya perubahan pola
kesukaan klien makan
Hasil : 3. Konjungtiva normal
Anjuran telah diberikan, 4. Klien tampak tidak lemah
keluarga mengungkapkan
akan melakukan apa yang di P: Lanjutkan intervensi
anjurkan.
5. Menganjurkan makan
makanan yang disajikan
dalamkondisi hangat
Hasil :
Klien setuju untuk makan
makanan yang disajikan
dalam kondisi hangat
1
Lihat komentar
Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.