Government of Indonesia
MODUL:
2012
MODUL
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BERBASIS KOMUNITAS
Keterangan Foto:
Kelompok Perempuan di Gampong Simpang Kiri, Kab. Aceh Tamiang
berdiskusi tentang apa yang sudah mereka lakukan untuk mengurangi
risiko bencana di gampong Simpang Kiri
SESI 1:
MEMULAI PELATIHAN
A. PEMBUKAAN
1. TUJUAN:
Membuka / memulai pelatihan secara resmi.
2. WAKTU:
30 menit.
3. DASAR PEMIKIRAN:
Pembukaan ini adalah kesempatan yang penting bagi para pihak yang
terlibat & berkepentingan terhadap kegiatan pelatihan ini (kepala
instansi, pemerintah daerah & lain-lain) untuk mengemukakan harapan
instansi terhadap pelatihan & peserta melalui sambutan. Selain itu,
kesempatan ini dapat digunakan untuk memberi motivasi kepada
peserta. Acara umum untuk membuka suatu pelatihan lazimnya terdiri
dari:
ucapkan selamat datang,
laporan panitia,
kata sambutan,
pembukaan resmi,
doa.
4. METODE:
Ceramah.
6. PENGATURAN:
B. PERKENALAN
1. TUJUAN:
Untuk saling mengenalkan peserta & menciptakan suasana yang akrab
& santai.
2. WAKTU:
30 menit.
3. DASAR PEMIKIRAN:
Semua orang biasanya merasa sedikit malu pada awal pelatihan.
Menciptakan suasana yang tepat adalah prioritas utama pada pelatihan
ini. Keadaan yang tidak formal, santai tetapi seius merupakan suasana
4. METODE :
Permainan.
6. PENGATURAN :
Ruangan kelas atau di luar ruangan, semua orang berdiri dalam sebuah
lingkaran.
1. TUJUAN:
Agar peserta mengemukakan apa yang diharapkan dari
pelatihan.
Untuk mengetahui apakah semua harapan peserta termasuk
dalam tujuan, keluaran & materi pelatihan.
Untuk memodifikasi materi pelatihan jika perlu &
memungkinkan.
Agar peserta mempunyai komitmen untuk mencapai yang
diharapkan.
2. WAKTU:
30 menit.
4. METODE:
Curah pendapat, diskusi.
6. PENGATURAN:
Tempat duduk diatur berbentuk setengah lingkaran. Flipchart dengan
tujuan, keluaran & proses pelatihan telah disiapkan oleh fasilitator.
Disediakan tempat kosong di dinding atau di papan di mana kartu
metaplan dapat ditempel.
D. KONTRAK BELAJAR
1. TUJUAN:
Untuk menyetujui jadwal & peraturan yang harus diikuti selama
pelatihan. Agar peserta merasa terlibat dalam pengaturan proses
pelatihan yang nyaman buat semua untuk hasil yang maksimal dan
merasa memiliki pelatihan.
2. WAKTU:
30 menit.
4. METODE:
Pertanyaan pemicu.
5. BAHAN:
Metaplan
Spidol
Perekat
Komputer/ laptop
Viewer
Pointer
6. PENGATURAN:
Fasilitator meminta peserta duduk berbentuk setengah lingkaran
terhadap dinding atau papan dimana flipchart di tempel.
1. TUJUAN:
Di akhir sesi peserta dapat menerapkan memahami sensitivitas gender,
mampu membedakan kebuuhan laki-laki dan perempuan, mampu
memahami dampak bencana bagi kelompok rentan bagi perangkat
perencanaan pengurangan risiko bencana.
2. WAKTU:
120 menit
3. DASAR PEMIKIRAN:
Masyarakat cenderung memahami urusan bencana sebagai urusan
lelaki. Padahal dalam banyak hal, lelaki dan perempuan memiliki
lingkup pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Bencana tidak
hanya menimpa laki-laki saja, akan tetapi juga warga perempuan, dari
anak, hingga orang tua. Hal ini berarti perempuan dan lelaki memiliki
akses dan cara penggunaan yang berbeda thdp sumber daya lokal. Oleh
karenanya lelaki dan perempuan mempunyai pandangan yang berbeda
akan hal yang dianggap penting, termasuk dalam hal pengurangan
risiko bencana. Kita mencari, apakah perempuan telah mendapatkan
akses yang sama dengan laki-laki?
4. METODE:
Roleplay
6. PENGATURAN:
Peserta duduk melingkar.
-3
-
3
!'"$&""
"*$"
$
-$"
""$""&
'(
+"&
-
3
!'"$&""
"*$"
$
-$"
""$""&
'(
+"&
1. TUJUAN:
Di akhir sesi peserta dapat:
menjelaskan beraneka sumberdaya penghidupan yang berada
di komunitasnya
menggambarkan posisi sumberdaya penghidupan yang berada
di komunitasnya
2. WAKTU:
90 menit
3. DASAR PEMIKIRAN:
Sumberdaya penghidupan adalah subyek penting dalam
penanggulangan bencana. Pada dasarnya penanggulangan bencana
adalah serangkaian usaha untuk melindungi sumberdaya komunitas
potensi ancaman yang berada di sekitarnya. Memetakan sumberdaya
penghidupan komunitas menjadi hal mendasar yang perlu dilakukan
sebelum melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana.
3. METODE:
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Diskusi pleno
Presentasi
5. PENGATURAN:
Peserta duduk setengah lingkaran
1. TUJUAN:
Di akhir sesi peserta dapat:
menjelaskan komponen risiko bencana yang terdiri dari
ancaman, kapasitas dan kerentanan beserta hubungan antar
komponen tersebut
menjelaskan pemahaman penanggulangan bencana sebagai
usaha-usaha pengelolaan komponen risiko bencana tersebut.
2. WAKTU:
90 menit.
3. DASAR PEMIKIRAN:
Masyarakat cenderung memahami bencana secara fatalistic, sebagai
sesuatu takdir yang harus terjadi. Oleh karena itu sehingga risiko
bencana sering dipahami sebagai sesuatu hal yang harus terjadi pula.
Menguraikan hubungan antara masing-masing komponen risiko bencana
akan mengajak peserta pada pemahaman bahwa risiko tidak datang
dengan sendirinya.
4. METODE:
Permainan bola keranjang
Diskusi curah pendapat
Ceramah
6. PENGATURAN:
Peserta dibagi menjadi 2 kelompok, seolah-olah mewakili
komunitas yang akan melakukan pertandingan sepakbola.
1. TUJUAN:
Di akhir sesi peserta dapat menjelaskan jenis & karakter ancaman,
serta dapat menggambarkan peta ancaman bencana pada komunitas.
2. WAKTU:
90 menit.
3. DASAR PEMIKIRAN:
Memahami jenis dan karakter ancaman merupakan modal awal bagi
komunitas untuk memupai usaha-usaha pengurangan risiko bencana.
Rencana kegiatan pengurangan risiko bencana yang tidak berlandasan
pemahaman atas jenis dan karakter ancaman menjadikan cenderung
tidak berdaya dan berhasil guna.
3. METODE:
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Diskusi pleno
Galeri
PENGATURAN:
Peserta duduk setengah lingkaran.
45-
2
-
- -
.-2:4?.4
?
2-24
$'
0
"
/'
.&
%
.' $
'
41
1. TUJUAN:
Di akhir sesi peserta dapat:
menjelaskan jenis & karakter kemampuan komunitas yang
dapat dimobilisasi dalam mengelola ancaman dan kerentanan.
2. WAKTU:
120 menit
3. DASAR PEMIKIRAN:
Mengkaji kemampuan dimaknai sebagai cara untuk memahami
kemampuan di komunitas dalam mengelola dan memobilasi
sumberdaya yang dimiliki guna mengelola ancaman ada di sekitarnya
maupun kerentanan yang ada padanya.
5. PENGATURAN
Peserta duduk setengah lingkaran.
87
5
,4<7 7 ,
4
,4,
5 8,
4
,
5
,
5 9 87
,
5
,
5
7!,
4
87
,9
5
5
,7
,
,
5 9
7!,
4
4
<
4,
.
5
,
79
7!,
4
Penyimpulan(10)
Fasilitator memfasilitasi proses penyimpulan, antara lain
mengenai hubungan antara risiko bencana dengan ragam
kemampuan komunitas (tunggal dan jamak) yang tidak dapat
dan yang dapat dimobilisasi.
1. TUJUAN:
Di akhir sesi peserta dapat:
menjelaskan jenis & karakter kerentanan / kelemahan
komunitas.
Menjelaskan aset penghidupan dengan kerentanan komunitas.
Menjelaskan kondisi tidak apan, pemicu dan akar masalah
kerentanan komunitas.
2. WAKTU:
120 menit.
3. DASAR PEMIKIRAN:
Pengkajian kerentanan adalah bagian penting dalam pengurangan
risiko. Sering sekali kerentanan tidak digunakan sebagai pertimbangan
dalam menyusun rencana pengurangan risiko bencana. Disi lain,
sering kerentanan menjadi hal yang justru tidak dikaji dan dibiarkan
karena merupakan aib bagi sebuah komunitas. Memahami
karakter lerentanan di tingkat komunitas merupakan modal awal
untuk melakukan peredaman risiko bencana dengan baik, dan akan
mendorong terwujudnya usaha-usaha peredaman risiko bencana yang
efektif.
3. METODE:
Curah pendapat
Diskusi kelompok
5. PENGATURAN:
Peserta duduk setengah lingkaran.
6
.
5>
6 8
5
5
5
.6
$
5
Penyimpulan(10)
Fasilitator memfasilitasi proses penyimpulan, antara lain
mengenai:
Hubungan ragam ancaman dan rantai kerentanan
Hubungan rantai kerentanan dengan aset penghidupan
Hubungan rantai kerentanan risiko bencana.
1. TUJUAN:
Di akhir sesi peserta dapat:
Menjelaskan para pihak yang mempunyai mandat tentang
penanggulangan bencana, khususnya pengurangan risiko
bencana di tingkat lokal dan daerah yang dapat dimobilisasi
dalam mengelola ancaman dan kerentanan.
Menyusun strategi pelibatan para pelaku pemilik mandat
penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana di
komunitas masing-masing.
2. WAKTU:
120 menit
3. DASAR PEMIKIRAN:
Salah satu bentuk kemampuan komunitas adalah keampuan
untuk mengajak para pelaku lain yang mempunyai mandat dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana untuk ikut memobilisasi
sumberdaya yang dimiliki guna menyelesaikan permasalahan di
komunitasnya, baik dalam mengelola ancaman ada di sekitarnya
maupun kerentanan yang ada padanya. Ragam dan sifat / karakter
kemampuan yang dapat dimobilisasi para pelaku sangat berbeda-beda,
sesuai dengan mandat dan aset penghidupan yang dimiliki. Memahami
karakter kemampuan para pelaku merupakan modal awal untuk
melakukan peredaman risiko bencana dengan baik, dan akan mendorong
terwujudnya usaha-usaha peredaman risiko bencana yang efektif.
5. PENGATURAN
Peserta duduk setengah lingkaran.
$
7$%$"
#%"$
&"
"
"
"
$
.%
.($
www.undp.or.id