Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Judul

Judul : Iconic Convention dan Exhibition Centre di Semarang dengan


Pendekatan Metafora Kongkrit Arsitektur

Iconic : Simbol dari sesuatu yang penting dalam memberi identitas sebuah
kawasan, kota, bahkan sebuah negara

Convention : Sebuah kegiatan sekelompok orang ( pengusaha, cendikiawan,


negarawan, dll ) dimana mengadakan pertemuan tersebut untuk
membahas kepenting bersama.

Exhibition : Kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang


berhubungan dengan penyelenggaraan konvensi atau yang berkaitan
dengan kepariwisataan.

Centre : Sentra / pusat yang mana menjadi suatu pusat kegiatan

Convention dan Exhibition Centre : Suatu bangunan yang menjadi wadah pusat
koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan konferensi dan
pameran yang memberikan fasilitas dan sarana pertemuan dan
pameran.

Pendekatan Metafora Kogkrit Arsitektur : Rancangan arsitektur yang mengacu kepada


benda-benda nyata dan dapat dirasakan secara visual ( Anthony C.
Antoniades, 1990)

Jadi pengertian Convention dan Exhabition Centre di Semarang dengan Pendekatan


Metafora kongkrit Arsitekur Sebuah bangunan yang menjadi pusat koordinasi,
pertemuan yang berhubungan dengan konferensi dan pameran yang memberikan fasilitas
dan sarana di kota Semarang dengan pendekatan yang mengacu kepada benda benda
nyata dan dapat dirasakan secara visual.

1.2 Latar Belakang


Pada Zaman yang modern dan maju sekarang ini penyebaran dan pertukaran
informasi hal hal baru, masalah yang bersifat universal terhadap kehidupan dan
peradapan manusia sangatlah penting, selain menggunakan media masa sebagai inforan
yang efisien tetapi juga dapat dilaksanaan melaui pertemuan atau konvensi yang lebih
dapat membahasnya secara rinci dan berskala besar atau bersifat internasional, maupun
nasional.
Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah mempunyai sekitar 48 tempat gedung
pertemuan dan pameran, sedang kapasitas terbanyak untuk gedung pertemuan dan
pameran mampu menampung sekitar 5000 tamu, yaitu gedung Marina Convention
Centre. Kurangnya gedung Convention and Exhibition Centre yang mampu
menampung lebih dari 2000 orang menjadi sebuah masalah baru. Setiap tahunnya
acara seperti pameran, acara rapat atau kampanye partai yang sedang marak di
agendakan pada tahun ini membutuhkan akomodasi dengan kapasitas lebih dari 1000
orang. Sedangkan pada kenyataannya saat ini kota Semarang hanya mempunyai 2
tempat yang mampu menampung 2000 orang lebih dalam satu tempat. Sehingga
dibutuhkan tambahan Convention dan Exhibition Centre dengan kapasitas lebih dari
2000 orang.
Penyelenggaraan pertemuan atau konvensi diharapkan dapat menjadi penunjang
perekonomian baik dari sektor pariwisata, hiburan, politik, dan bahkan transportasi. Dari
hubungan diatas dapat dijelaskan bahwa konvensi merupakan perpaduan antara kegiatan
bisnis ( meeting, congresses ) dan rekreasi, selain itu di resmikannya sistem perdagangan
bebas yang tentunya akan menambah dan meningkatkan pendapatan asli suatu daerah
yaitu salah satu usaha pemerintah adalah keikutsertaan suatu daerah atau kota dalam
MICE ( Meeting, Incentive, Conferences, Exhibition ) sebagai sektor usaha peningkatan
pendapatan asli daerah.
Kota Semarang menggunakan strategi berdasarkan perencanaan atau pola MICE
yang terintegrasi pada tujuan, kebijaksanaan dan kegiatan berurutan ke dalam satu
kesatuan yang utuh. Meskipun masih terkendala menjadi daerah destinasi pariwisata
penyelenggaraan MICE Semarang memiliki potensi yang patut dikembangkan. MICE
merupakan alternatif bisnis yang menjanjikan, Kota MICE menekankan pada jasa
wisata dengan aksesibilitas, fasilitas, dan rekreasi. Kota Semarang masih minim di
dunia MICE., salah satu penyebabnya kurangnya pengetahuan tentang MICE.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berupaya memasukkan Semarang sebagai
salah satu dari 10 kota di Indonesia menjadi daerah tujuan MICE. Kota Semarang
masih memiliki potensi yang sangat besar untuk digali menjadi Kota MICE.
Perkembangan pariwisata Kota Semarang menunjukkan angka yang signifikan.
Jumlah hotel berbintang sebanyak 28 buah, hotel melati 56 buah , restoran 32 buah,
rumah makan 718 buah, gedung pertemuan sekitar 39 buah, bar-cafe-karaoke sebanyak
27 buah, disamping aset-aset wisata lainnya seperti pusat perbelanjaan, hiburan, dan
lain-lain, namun Kota Semarang masih memiliki peluang untuk berbagai investasi
bidang pariwisata (Buku Direktori Usaha Pariwisata, 2009). Kota Semarang sebagai
kota MICE., harus dilengkapi dengan tempat tempat, antara lain :

1. Meeting: tempat pertemuan skala kecil dan tidak berkaitan denga


pengorganisasan antar kelembagaan yang besar , umumnya di bawah 1000
orang.
2. Incentive: tempat yang mampu memberikan ransangan pada pertemuan -
pertemuan skala kecil maupun besar, umumnya bersifat pengembangan motivasi
bisnis, dengan kapasitas 500 2500 orang.
3. Convention: tempat pertemuan antar kelembagaan atau keahlian dalam skala besar
dihadiri 1000- 2500 orang.
4. Exhibition: tempat penyelenggaraan pameran dalam skala yang kecil sampai besar,
di dalam ataupun di luar ruangan.
Berdasarkan dari mewujudkan slogan Semarang Setara, maka muncul gagasan
untuk mendesain sebuah bangunan yang dapat memfasilitasi pertemuan dan seluruh
kegiatan konvensi, yang didukung dengan teknologi canggih sehingga dapat
memberikan kenyamanan dan keprivasian lebih kepada peserta. Mengingat kurangnya
bangunan yang mencerminkan identitas kota, dengan menerapkan strategi Sinsign
pada bangunan ini diharapkan dapat menjadi sebuah ikon yang menambah
keindahan kota, dengan demikian banyak wisatawan lokal, luar daerah kota Semarang
atau bahkan mancanegara yang berkunjung ke Semarang.
Dapat dilihat tempat wisata kota Semarang sangat sedikit sehingga hanya segelintir
orang yang mengenal kota Semarang. Kota semarang terkenal dengan Tugu Muda,
Lawang sewu, Klenteng Sam Po Kong dan Gereja Blenduk, oleh karena itu perencanaan
gedung Convention dan Exhibition Centre akan dibangun dengan konsep yang unik yang
menggabungkan keciri khasan antara bangunan bangunan yang ada di kota Semarang.
Gedung ini akan direncanakan sedemikian rupa sesuai dengan konsep dasar Arsitektur
dan struktural tanpa merubah perencanaan awal yaitu sebagai ikon baru kota Semarang.
Melalui penjelasan diatas mengenai masalah tempat wisata di kota semarang yang ada
diatas maka dari itu pembangunan gedung Convention dan Exhibition Centre didesain
dengan pendekatan Metafora Kongkrit Arsitektur sebagai dasar konsep pembangunannya.
Konsep Metafora Kongkrit Arsitektur dirasa cukup menarik dengan menggabungkan
atara beberapa bangunan bersejarah dan ikon kota Semarang sehingga menjadi suatu
bangunan baru yang menarik.
Melalui studi yang disebutkan diatas bahwa pengertian dari Metafora Kongkrit
Arsitektur adalah rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyata ( 1 atau
lebih ) yang dapat dirasakan secara visual dan memberikan keleluasaan terhadap arsitek
dalam perencanaan arsitekturnya.
Berdasarkan beberapa permasalahan diatas maka dijadikanlah suatu landasan
dalam merencanakan dan merancang suatu gedung pertemuan, dan pertunjukan yang
berjudul Iconic Semarang Convention and Exhibition Centre dengan Pendekatan
Metafora.
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari pemetaan permasalahan pada Convention dan Exhibition Centre
Semarang diatas adalah agar tercapai sebuah pemikiran konsep perancangan yang
membuat convention dan exhabition centre menarik untuk dijadikan sebagai tempat
berbagai acara besar dan bersejarah berlangsung, tak hanya itu saja diharapkan gedung
ini juga mampu membuat penggunanya nyaman didalamnya beserta fasilitas fasilitas
pendukung didalamnya dengan menerapkannya startegi Sinsign pada bangunan
tersebut melalui pendekatan Metafora Kongkrit Arsitektur.
1.3.2 Sasaran
Mendapatkan landasan konseptual perencanaan dan perancangan arsitektur untuk
dijadikan dasar dalam perancangan pada Convention dan Exhibition Centre di
Semarang yang sesuai dengan startegi Sinsign dan juga pedoman tentang
bangunan umum untuk gedung pertemuan di Indonesia dengan pendekatan Metafora
Kongkrit Arsitektur.
1.4 Manfaat
1.4.1 Secara Subyektif
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Perencanaan di Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
1.4.2 Secara Objectif
1) Sebagai acuan dan pegangan selanjutnya dalam perancangan Convention
dan Exhabition Centre di Semarang dengan pendekatan Metafora Kongkrit
Arsitektur, selain itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan
pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan menempuh Tugas
Akhir maupun bagi mahasiswa lainnya dan masyarakat umum yang
membutuhkan pengetahuan tentang Convention dan Exhabition Centre.
2) Dapat bermanfaat sebagai acuan gedung Convention dan Exhabition Centre di
Indonesia.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup ini mencakup perencanaan berupa solusi desain dari pemetaan
masalah dan perancangan berupa konsep Convention dan Exhabition Centre di
Semarang yang mengacu pada perundang-undangan maupun kajian studi pustaka.
Pembahasan materi berdasarkan pada aktivitas pada Convention dan Exhabition Centre
maupun staff pengelolanya sesuai dengan kegiatannya, serta pembahasan terkait fasilitas
fasilitas pendukung Convention dan Exhabition Centre dengan menggunakan
pendekatan Metafora Kongkrit Arsitektur.
1.6 Metode Pembahasan
Metode yang digunakan adalah metode Deskriptif Analisis, yaitu pengumpulan data
data primer dan data data sekunder dengan mengulas dan memaparkan data dari studi
yang meliputi data fisik, sistem pengolahan, aktivitas, dan pemakaian, serta dilengkapi
data literature guna merumuskan masalah dan menganalisis data untuk memperoleh
kesimpulan, pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. OBSERVASI
Pengamatan langsung pada lokasi Hotel dan Convention dan Exhabition Centre di
Semarang
2. STUDI LITERATUR
Mengumpulkan data dan refrensi yang relevan dengan pembahasan, diantaranya
literatur tentang Convention Centre.
3. STUDI KOMPARATIF
Studi terhadap bangunan bangunan yang sejenis guna mendapatkan informasi
tentang Convention Centre.
4. WAWANCARA
Wawancara kepata narasumber tentang Convention Centre dan kebutuhan sektor
pariwisata di kota Semarang, salah satunya wawancara dengan pakar pariwisata atau
travel.
1.7 Sistematika Pembahasan
Kerangka bahasan laporan perencanaan dan perancangan dengan Iconic Semarang
Convention and Exhibition Centre dengan Pendekatan Metafora. adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang
lingkup, metode Pembahasan serta alur piker penyusunan laporan.
BAB II TINJAUAN CONVENTION DAN EXHIBITION CENTRE
Bab ini membahas tentang tinjauan Convention dan Exhibition Centre mulai
dari pengertian, fungsi, klasifikasi, jenis koleksi, persyaratan hingga
pengamanan museum.
BAB III TINJAUAN SITE DAN ANALISIS DATA CONVENTION DAN
EXHIBITION CENTRE
Berisi tentang kajian atau analisa perencanaan yang ada pada dasarnya
berkaitan dengan pendekatan aspek fungsional, aspek kinerja, aspek teknis
dan aspek kontekstual untuk mendapatkan arah rancangan yang sesuai dengan
keadaan eksisting site.
BAB IV PENDEKATAN TERHADAP KONSEP PERANCANGAN CONVENTION
DAN EXHIBITION CENTRE
Membahas konsep, program dan persyaratan perencanaan dan
perancangan arsitektur Convention dan Exhibition Centre di Semarang yang
meliputi program ruang , lokasi dan tapak tepilih juga konsep perancangan
bangunan yang meliputi konsep bentuk, penekanan desain yang
digunakan, konsep struktur dan utilitas bangunan, penzonaan ruang luar dan
ruang dalam serta gambaran rancangan terkait fungsi keseluruhan
bangunan.

1.8 Alur Pikir Pembahasan

LATAR BELAKANG
Aktualitas
Semarang sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah akan dijadikan
sebagai kota MICE (Meeting, Incentiven Convention, and
Exhibition)
Kegiatan acara di kota Semarang semakin tahun semakin
meningkat
Tidaka adanya tempat wisata yang menarik, ikonic dan mumpuni
yang berfungsi sebagai venue acara bertaraf internasional
Urgensi
Demi mewujudkan slogan Semarang Setara dan Semarang
sebagai kota MICE maka dari itu dibangunnya gedung
Convention dan Exhibition Centre yang dapat menampung
lebih dari 3000 tamu yang mumpuni dan bertaraf
internasional
Originalitas
Perencanaan gedung Convention dan Exhibition Centre yang
didukung dengan teknologi canggih sehingga dapat
memberikan kenyamanan TUJUAN
dan keprivasian lebih kepada
peserta, diharapkan dapat menjadi sebuah ikon baru yang
untuk memperoleh alur pikir,kota.
menambah keindahan dapat memecahkan masalah, dan
mendapati standart tentang Convention dan Exhibition Centre di
Semarang.

SASARAN

Tersusunnya Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan


Arsitektur Semarang Convention dan Exhibition Centre berdasarkan
aspek aspek panduan perencanaan dan perancangan ( Design
Guidelines ).

RUANG LINGKUP
ICONIC CONVENTION DAN EXHIBITION CENTRE DI
OBSERVASI
Pembahasan materi berdasarkan padaDENGAN
SEMARANG aktivitasPENDEKATAN
pada Convention
Hotel
dan & dan Convention
Exhabition dan staff pengelolanya sesuai dengan
Centre maupun
PERENCANAAN
Exhabition Centre METAFORA KONGKRITPERANCANGAN
ARSITEKTUR
kegiatannya, serta dipembahasan
Semarang terkait STUDI
STUDI KOMPARATIF
fasilitasLITERATUR
Convention dan

Anda mungkin juga menyukai