Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori sistem
ini kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan
aspek sosial manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan
internal dan lingkungan di sekitarnya.
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada perawat, dokter atau
tim kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling menunjang
dalam melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan
kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam
pelayanan kesehatan, keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan.
Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas
sehingga masyarakat akan merasa di dukung dan di perhatikan dalam meningkatkan
kesehatan, sehingga tidak ada perbedaan pendapat yang akan terjalin antara perawat
dan pasien. Di samping itu dalam menerapkan prinsip-prinsip perubahan perawat harus
menerapkannya secara bersama-sama tidak membeda-bedakan, harus menyeluruh
(Holistik).
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan
merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di
dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan
atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya
dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai
kesehatan yang optimal.
Suatu perubahan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat
sangat penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, apalagi bila seorang
perawat berhasil menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat. Karena
itu akan memudahkan seorang perawat dalam menyelesaikan tugas sebagai seorang
perawat, dan nantinya dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, seorang perawat akan
merasa bangga karena bisa melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan akan
merasa bahwa inilah seorang perawat yang profesional karena dapat memberikan
pelayanan yang terbaik dari yang lainnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Konsep system khususnya dalam lingkup keperawatan
2. Konsep berubah dan perubahan dalam manusia dan lingkup keperawatan
3. Konsep holisti care ( caring, holism, humanism ) dalam pelayanan keperawatan
4. transcultural nursing
5. Fungsi sistem

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untukmengidentifikasi prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam bidang
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penerapan teori sistem dalam keperawatan,
b. Untuk mengetahui Konsep Berubah yang ada dalam pelayanan kesehatan
c. Untuk mengetahui konsep holistic care dalam keperawatan
d. Untuk mengetahui transcultural nursing
e. Untuk mengetahui fungsi sistem

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
A. Pengertian
Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem yang
digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat
komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan. Kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani
(sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Istilah
ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set kesatuan yang berinteraksi, ketika
suatu model metematika sering kali dapat dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang
merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang
salaing berhubungan sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai
penggeraknya. Kata sistem sering digunakan baik dalam percakapan sehari-hari,
forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan
berbagai bidang, sehingga memiliki makna yang beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang
memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dan berinteraksi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan
demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu keseluruhan karya insani yang
terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya
mencapai tujuan akhir.
Teori sistem keperawatan : salah satu bagian kuno perkembangan ilmu
keperawatan dan pekembangan profesi keperawatan yang diharapkan untuk dapat
memberikan kenyataan-kenyataan yang di hadapi dalam pelayanan perawatan dan
untuk pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah
dan berkembang. Nasir,abdul.(2009).komunikasi dalam keperawatan teori dan
aplikasi.salemba.medika
Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan
aspek sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan
internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi.
Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah
pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai, dan Isi
terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem. Dalam mempelajari sistem, maka

3
terlebih dahulu harus memahami teori tentang sistem. Karena teori tentang sistem akan
memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada dalam sistem. Sistem tersebut
terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem yang antara satu dengan yang
lainnya harus saling mempengaruhi.
Sistem merupakan suatu komponen yang didalamnya memiliki subsistem yang
saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Dalam keperawatan, teori
sistem merupakan suatu kesatuan yang harus di pelajari oleh seorang perawat sehingga
dapat diterapkan dalam proses pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dalam sistem ada
beberapa subsistem yang saling mendukung. Dalam hal ini perawat harus mengetahui
apa keluhan atau masalah yang dialami pasien di dalam kehidupan masyarakat, di sini
seorang perawat harus tahu bagaimana mempelajari masalah yang timbul dalam
kehidupan masyarakat karena persepsi setiap orang dalam menanggapi suatu masalah
yang terjadi berbeda. Proses tindakan yang akan di lakukan perawat untuk mengubah
masukan yang telah muncul dalam kehidupan masyarakat, perawat harus mengubah
cara pikir dari masyarakat terhadap berbagai masukan yang muncul. Setelah
memberikan pelayanan kesehatan perawat melihat dan memahami bagaimana cara dari
anggota masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan serta dampak atau apa akibat
yang timbul dalam masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan. Pasien
akan memberikan Umpan balik terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan perawat,
dan pasien akan bertanya atau memberikan kritik tentang suatu masalah yang di hadapi.
Disamping itu juga, Perawat harus mengetahui bagaimana lingkungan kediaman dari
pasien tersebut sehingga memudahkan perawat mengetahui apa sebernarnya yang
dialami pasien sampai menyebabkan penyakit. Perlu di ketahui jika dalam suatu sistem
telah kehilangan satu komponen maka sistem tersebut tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Suatu sistem akan berjalan dengan baik apabila di lakukan secara bertahap
dan tetap berdasarkan tujuan.
1. Tujuan Sistem
Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai
suatusasaran(objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan
objectives meliputi ruanglingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak mempunyai
sasaran, maka operasisistemtidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat
menentukan sekali masukanyangdibutuhkan sistem dan keluaran yang akan
dihasilkan sistem. Karena suatu systemdikatakan berhasil jika mencapai tujuan dan
dikatakan gagal jika tujuannya tersebut tidak tercapai.
2. Klasifikasi Sistem

4
Kesatuan atau Nonsumatisivitas. Suatu sistem yang dicirikan oleh sifat-sifat
kesatuan. Keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-bagiannya, dan
merupakan cara yang lazim untuk mendefinisikan konsep ini (Wright dan Leahey,
18984, young, 1982).Sistem sendiri mempunyai beberapa aspek yaitu:
a. Sistem Sosial
Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem sosial merupakan suatu
system yang hidup, yang memiliki suatu sistem unit yang berbeda
beda dengan bagian bagian komponennya dan dapat dibedakan dari lingkungan
oleh suatu batas yang didefinisikan secara jelas. Parson dan Bales (1955)
mendefinisikan suatusistem sosial suatu sistem yang terdiri dari peran-peran
social yang dilihat oleh interaksi dan saling ketergantungan satu sama lain.
(Anderson & Carter, 1974)
b. Sistem Terbuka
Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem tersebut dengan
lingkungan sekitarnya. Sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam suatu
lingkungan yang dengannya sistem tersebut berinteraksi, sistem terbuka tersebut
memperoeh asupan dan terhadap lingkungan sistem tersebut memberikan
keluaran. Interaksi lingkunga sangat penting bagi keberlangsungan hidup sistem
tersebut ( Buckley, 1967). Berdasarkan definisi ini suatu sistem yang hidup
adalah sestem terbuka.
c. Sistem Tertutup
Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka,
sistem ini tidak berinteraksi dengan lingkungan. Sebuah inti yang self complete,
untuk kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung kepada pertukaran
lingkungan yang berlangsung terus-menerus. Karena belum ada sistem tertutup
murni yang mendemonstrasikan dalam realita, tertutup menyatakan suatu
kurangnya pertukaran energi yang melewati batas-batas suatu system (Parson &
Bales,1955).

B. Konsep sistem khususnya dalam lingkup Keperawatan


Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas 4 konsep yang berpengaruh dan
menentukan kualitas praktik keperawatan yang konsep manusia, keperawatan, konsep
sehat sakit, lingkungan.
1. Konsep manusia: Manusia adalah boipsikososial dan spirtual yang utuh, jasmani dan
rohani dan unit mempunyai berbagi macam kebutuhan sesuai alatalat ukur.
2. Konsep individu sebagai klien: individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai
kesatuan utuh dari aspek biologi, psiologi, sosial dan spiritual.

5
3. Konsep sehat-sakit: rentag ini merupakan suatu alat-alat ukur dalam menilai status
kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu.
4. Konsep lingkungan: faktor eksternal yang berpengruh terdapat perkembangan
manusia dan mencakup antara lain: lingkungan sosial,status ekonomi,dan kesehatan
konsep lingkungan dalam paradikma kesehatan adalah :
a. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara fisik
yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Contoh: pembuagan air
limbah, sampah, lingkungan kotor dll.
b. Lingkungan psikologis artinya keadaan yang menjadikan terganggunya
psikologis seseorang seperti lingkungan yang kurang aman, yang mengakibtkan
kecemasan dan ketakutan akan bahaya yang di timbulkan.
c. Lingkungan sosial budaya yang di timbulkan adalah masyarakat luas serta budaya
yang ada juga dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang serta
adanya kehidupan spiritual juga mempengaruhi perkembangan seseorang dalam
kehidupan beragam serta meningkatkan keyakinan.

C. Teori Sistem
Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan
aspek sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan
internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi.
Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah
pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai, dan isi
terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem. Dalam mempelajari sistem, maka
terlebih dahulu harus memahami teori tentang sistem. Karena teori tentang sistem akan
memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada dalam sistem. Sistem tersebut
terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem yang antara satu dengan yang
lainnya harus saling mempengaruhi.
Sistem merupakan suatu komponen yang didalamnya memiliki subsistem yang
saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Dalam keperawatan, teori
sistem merupakan suatu kesatuan yang harus di pelajari oleh seorang perawat sehingga
dapat diterapkan dalam proses pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dalam sistem ada
beberapa subsistem yang saling mendukung. Dalam hal ini perawat harus mengetahui
apa keluhan atau masalah yang dialami pasien di dalam kehidupan masyarakat, di sini
seorang perawat harus tahu bagaimana mempelajari masalah yang timbul dalam
kehidupan masyarakat karena persepsi setiap orang dalam menanggapi suatu masalah
yang terjadi berbeda. Proses tindakan yang akan di lakukan perawat untuk mengubah

6
masukan yang telah muncul dalam kehidupan masyarakat, perawat harus mengubah
cara pikir dari masyarakat terhadap berbagai masukan yang muncul. Setelah
memberikan pelayanan kesehatan perawat melihat dan memahami bagaimana cara dari
anggota masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan serta dampak atau apa akibat
yang timbul dalam masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan. Pasien
akan memberikan Umpan balik terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan perawat,
dan pasien akan bertanya atau memberikan kritik tentang suatu masalah yang di hadapi.
Disamping itu juga, Perawat harus mengetahui bagaimana lingkungan kediaman dari
pasien tersebut sehingga memudahkan perawat mengetahui apa sebernarnya yang
dialami pasien sampai menyebabkan penyakit. Perlu di ketahui jika dalam suatu sistem
telah kehilangan satu komponen maka sistem tersebut tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Suatu sistem akan berjalan dengan baik apabila di lakukan secara bertahap
dan tetap berdasarkan tujuan.
1. Tujuan Sistem
Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu sasaran
(objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives
meliputi ruang lingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran,
maka operasisistemtidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan
sekali masukanyangdibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
Karena suatu systemdikatakan berhasil jika mencapai tujuan dan dikatakan gagal
jika tujuannya tersebut tidak tercapai.
2. Klasifikasi Sistem
Kesatuan atau Nonsumatisivitas. Suatu sistem yang dicirikan oleh sifat-sifat
kesatuan. Keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-bagiannya, dan
merupakan cara yang lazim untuk mendefinisikan konsep ini (Wright dan Leahey,
18984, young, 1982). Sistem sendiri mempunyai beberapa aspek yaitu:
a. Sistem Sosial
Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem sosial merupakan suatu
sistem yang hidup, yang memiliki suatu sistem unit yang berbeda-
beda dengan bagian-bagian komponennya dan dapat dibedakan dari lingkungan
oleh suatu batas yang didefinisikan secara jelas. Parson dan Bales (1955),
Mendefinisikan suatusistem sosial suatu sistem yang terdiri dari peran-peran
sosial yang dilihat oleh interaksi dan saling ketergantungan satu sama lain.
(Anderson & Carter, 1974).
b. Sistem Terbuka

7
Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem tersebut dengan
lingkungan sekitarnya. Sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam suatu
lingkungan yang dengan sistem tersebut berinteraksi, sistem terbuka tersebut
memperoleh asupan dan terhadap lingkungan sistem tersebut memberikan
keluaran. Interaksi lingkunga sangat penting bagi keberlangsungan hidup sistem
tersebut (Buckley, 1967). Berdasarkan definisi ini suatu sistem yang hidup adalah
sestem terbuka.
c. Sistem Tertutup
Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka,
sistem ini tidak berinteraksi dengan lingkungan. Sebuah inti yang self complete,
untuk kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung kepada pertukaran
lingkungan yang berlangsung terus-menerus. Karena belum ada sistem tertutup
murni yang mendemonstrasikan dalam realita, tertutup menyatakan suatu
kurangnya pertuka energi yang melewati batas-batas suatu system (Parson &
Bales,1955).

D. Berubah dan Perubahan Dalam Keperawatan


Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara
seseorang bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau
negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang
berbeda dari sebelumnya (Sullivan dan Decker, 2001). Jadi Perubahan adalah suatu
proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi
status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang
ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi
untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide
atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti
pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini
melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai
profesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan.
Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterampilan
baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi informasi baru. Perubahan ini
terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan keyakinan seseorang, cara
berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya, orang yang kecewa menjadi marah dan
berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif (Tomey, 2000).

8
Perubahan akan mengganggu bagi mereka yang mengalaminya, dan seringkali
berkembang resistensi. Perubahan paling mengancam apabila ada perasaan tidak aman.
Penyebab resistensi terhadap perubahan adalah ancaman terhadap kepentingan diri,
keadaan memalukan, perasaan tidak aman, kebiasaan, kepuasan dengan diri sendiri,
kehilangan kekuasaan, dan ketidak setujuan objektif.
Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan keputusan rasional.
Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga aktifitas yang berbeda yaitu :
a. Perubahan Spontan
Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak direncanakan,
karena perubahan ini tidak benar-benar di antisipasi, tidak dapat dihindari dan
terdapat sedikit atau tidak ada waktu untuk merencanakan strategi respons. Contoh
perubahan spontan yang memengaruhi individu adalah infeksi virus akut, cedera
medula spinalis, dan tawaran sukarela posisi baru.
b. Perubahan Perkembangan
Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis yang terjadi
selama siklus kehidupan individu atau perkembangan organisasi menjadi lebih
kompleks.Contoh perubahan perkembangan individu adalah bertambahnya ukuran
dan kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya kemampuan fisik
pada lansia.
c. Perubahan Terencana
Menurut Lippitt (1973), perubahan terencana adalah upaya yang disengaja dan
bertujuan oleh individu, kelompok, organisasi, atau sistem sosial yang lebih besar
untuk memengaruhi status quo (menetap) itu sendiri, organisme lain, atau suatu
situasi. Keterampilan memecahkan masalah, keterampilan mengambil keputusan,
dan keterampilan interpersonal adalah faktor-faktor penting dalam perubahan
terencana. Contoh perubahan terencana adalah individu yang memutuskan untuk
memperbaiki status kesehatannya dengan menghadiri program berhenti merokok
atau melakukan program olahraga.
Teori Proses Berubah
Perkembangan profesi keperawatan tidak lepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh para
praktisi, akedemisi atau seorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang
memiliki keyakinan dan teori perubahan yang dimilikinya. Sebagai gambaran dalam merubah
profesi keperawatan kearah yang lebih professional, ada beberapa teori perubahan yang dapat
diketahui seperti :
a. Kurt Lewin (1951)

9
Perubahan Menurut pandangan Kurt Lewin 1951, seseorang yang akan mengadakan
suatu harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses
perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang
ada. Tahap tersebut antara lain:
1) Tahap Pencairan (Unfreezing)
Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan
proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk merubah dari
keadaan semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang ada. Di samping
itu juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk merubah atau melakukan
perubahan.
2) Tahap Bergerak (Moving)
Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru
atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila
seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk
berubah, Juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui
langkah-lanhkah dalam menyesuaikan masalah.
3) Tahap Pembekuan (Refreezing)
Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan
perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan
yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat
upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan tersebut dalam upaya
mempertahankan perubahan yang telah dicapai.
Berdasarkan langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan
ditemukan banyak hambatan. Hambatan tersebut yang akan mempertahankan status
quo (menetap) agar tidak terjadi perubahan. Karena itu diperlukan kemampuan yang
benar-benar ada dalam konsep perubahan sesuai dengan tahapan berubah.
b. Rogers E (1962)
Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada beberapa tersebut
antara lain :
1). Tahap Awareness
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan
perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran
untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.
2). Tahap Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat
terhadap perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari

10
perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan
kesadaran untuk berubah.
3). Tahap Evaluasi
Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan
yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat
memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.
4). Tahap Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan
dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui dengan kondisi
atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.
5). Tahap Adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan
terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya
manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

c. Lippit (1973)
Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanak dari tinjauan sebagai seorang
pembaharu, dengan memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga terdapat
beberapa langkah yang ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan. Langkah
yang dimaksud adalah :
1) Menetukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada
2) Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta kemampuan
perubahan.
3) Melakukan pengkajian perubahan terhadap hasil atau manfaat dari suatu
perubahan.
4) Menetapkan tujuan perubahan yang dilaksanakan berdasarkan langkah yang
ditempuhnya.
5) Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai pendidik, peneliti atau pemimpin
dalam pembaharuan.
6) Mempertahankan dari hasil perubahan yang dicapainya.
7) Melakukan penghentian bantuan secara bertahap dengan harapan peran dan
tanggung jawab dapat tercapai secara bertahap.
d. Teori Havelock

11
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan
yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut
Havelock.
1) Membangun suatu hubungan
2) Mendiagnosis masalah
3) Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
4) Memilih jalan keluar
5) Meningkatkan penerimaan,
6) Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

e. Teori Spradle
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau
untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem
berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley:
1) Mengenali gejala
2) Mendiagnosis masalah
3) Menganalisa jalan keluar
4) Memilih perubahan
5) Merencanakan perubahan
6) Melaksanakan perubahan
7) Mengevaluasi perubahan
8) Menstabilkan perubahan

E. Konsep Holistic Care (Caring,Humanisme&Holisme)


Didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit
yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat
diselesaikan dengan pemberian obat semata.Pelayanan keperawatan holistik memberikan
pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai
manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling
mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan
memanfaatkan teknologi perawatan moderen maupun beragam terapi alternatif ataupun
komplementer, tetapi juga pelayanan konseling dan promosi kesehatan untuk semua.
Aspek dari holistic care yaitu:
1. Caring
Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga
didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
(Carruth et all, 1999) Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan
niat baik
2. Konsep Caring

12
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang
berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring
dalam keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif
etik .Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada
tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff juga
memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, rendah hati.
Sedangkan Sobelmendefinisikan caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan
menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-
kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir, bertindak dan
berperasaan Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan
filosofikal.Caring bukan semata-mata perilaku..Caring menolong klien
meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan
sosial.Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai
lingkungan merupakan esensi keperawatan.Dalam memberikan asuhan, perawat
menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan
harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap caring sebagai media pemberi
asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999).
3. Human cara
Merupakan hal yang mendasar dalam teori caring. Menurut Pasquali dan Arnold
(1989) serta Watson (1979), human care terdiri dari upaya untuk melindungi,
meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu
orang lain mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu
orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri .Watson (1979)
yang terkenal dengan Theory of Human Care, mempertegas bahwa caring sebagai
jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan
untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh .Caring sebagai suatu moral
imperative (bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang yang
bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang
mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai seorang manusia, bukan
malah melakukan tindakan amoral pada saat melakukan tugas pendampingan
perawatan.Caring juga sebagai suatu affect yang digambarkan sebagai suatu emosi,
perasaan belas kasih atau empati terhadap pasien yang mendorong perawat untuk

13
memberikan asuhan keperawatan bagi pasien. Dengan demikian perasaan tersebut
harus ada dalam diri setiap perawat supaya mereka bisa merawat pasien . Para
perawat dapat diminta untuk merawat, namun tidak dapat diperintah untuk
memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring . Spirit caring seyogyanya
harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang
terdalam.Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat
yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya,
setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan
kepada klien.

F. Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Humancaring secara
umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan
bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal
dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan
tempat lainnya.
Konsep dalam Transcultural Nursing
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yan dipelajari, dan
dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
melandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang
optimal dalam pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan

14
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu
yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh
orang lain
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya
yang digolongkan menurut ciri-ciri dankebiasaan yang lazim
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal
muasal manusia.
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada
penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang
tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk
mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik
diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi
kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas
kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui
nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung
atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan
kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan
dan mencapai kematian dengan damai.
11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk
memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya
bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

Keperawatan Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan


yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan,
meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya.
2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untuk
menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien.

15
3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasi
tindakan yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengan
kesehatan, membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan atau bahkan
mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru.
4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu
saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya
klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.
5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan
dan pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural

16
BAB III
PEMBAHASAN

Pada tahun 1964 model ini banyak digunakan sebagai falsafah dasar danmodel konsep
dalam pendidikan keperawatan, model adaptasi Roy adalah sistemmodelyang essensial dalam
keperawatan, asumsi dasar model ini adalah:
1. Individu adalah mahluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh, seseorang
dikatakan sehat jika memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan social.
2. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif untuk
beradaptasi.
3. Setiap individu berespon terhadap kebutuhan fisiologis maupun untuk hidup mandiri.

A. Perubahan dalam keperawatan


Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring
dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara
lain:
1. Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesiyang diakui oleh masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu
berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi
akan mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi
keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan
kesehatan.
2. Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang
diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat
dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang
tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.
3. Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan
Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang sejalan
dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu
mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu
keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan
yang kokoh dalam keilmuan.

17
4. Keperawatan Sebagai Komunikasi
Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan
jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan
perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.
Manfaat perubahan dalam keperawatan
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi perawat dan klien,
b. Meningkatkan profitability,
c. Meningkatkan kinerja ,
d. Memberikan kepuasan bagi individu dan kehidupan sosialnya.

B. Konsep Holistic Care


Konsep holistic care pada dasarnya mempunyai 3 aspek yaitu :
1. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang
berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
2. Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang
memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu
yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin
beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia,
berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi
kelompok-kelompok etnis.
3. Holisme adalah nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah penting bahwa
semua terkait erat. Holistik Sebuah melihat dirinya terus-menerus sebagai bagian dari
keseluruhan dan menganggap yang lain (manusia, hewan, tumbuhan atau objek)
sebagai yang lain aku. Holistik ini memandang pemisahan sebagai ilusi yang
diciptakan oleh pikiran.

C. Transcultural nursing
Transcultural Nursing adalah bagaimana keperawatan profesional berinteraksi
dengan konsep budaya. Berbasis di antropologi dan keperawatan, hal ini didukung oleh
teori keperawatan, penelitian, dan praktik. Ini adalah khusus kognitif tertentu dalam
keperawatan yang berfokus pada budaya global dan peduli budaya komparatif,
kesehatan, dan fenomena keperawatan. Ini didirikan pada tahun 1955 sebagai daerah
resmi penyelidikan dan praktek.
Menurut Kazier Barabar tahun 1983 dalam bukunya yang berjudul fundamental of
nursing concept and procedurs mengatakan pada konsep keperawatan adalah tindakan
keperawatan yang merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan dari seni merawat yang

18
meliputin pengetahuan ilmu humanistic, philosopi perawat,praktik klinis
keperawatan,komunikasi dan ilmu sosial.
Keperawatan Transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan
yang difokuskan kepada individu atau kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan
prilaku sehat sesuai dengan latar belakang. Hal ini bertujuan untuk menjembatani
perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawatdemgan klien dan hal ini dibutuuhkan
untuk mempertahankan, membentuk dan mengganti budaya yg sesuai dengan kesehatan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

19
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip keperawatan secara holistik yang di dalamnya memiliki teori sistem
dan konsep berubah yang akan mempermudah seorang perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sistem akan berjalan apabila di gerakkan secara bersama- sama tanpa
mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan konsep perubahan. Perubahan
dapat membawa individu menjadi lebih berkembang sesuai dengan kemampuan masing-
masing.

B. Saran
1. Sebaiknya sebagai seorang perawat, apabila akan melakukan pelayanan kesehatan,
perawat harus mempelajari dahulu apa-apa yang menjadi prioritas dalam
memberikan pelayanan kesehatan sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang
merugikan pasien.
2. Perawat harus mempelajari sistem dan perubahan yang ada dalam diri seorang pasien
tanpa membandingkan status ekonomi dari pasien tersebut sehingga
tidakmenimbulkan perbedaan pendapat.
3. Hadapi setiap perubahan dengan tenang dan penuh tanggung jawab(yakinlah bahwa
perubahan adalah hal yg sulit, dan menjadi agen pembaharuan akan lebih sulit).

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto.2007.Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep.Jakarta ; Salemba


Medika..

20
Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep. 2009. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan,
Jakarta; EGC.
Kusnanto, S.Kep, M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan
Profesional.Jakarta ; EGC.
Nasir,abdul.(2009).komunikasi dalam keperawatan teori dan aplikasi.salemba.medika
Hannamargareth. (2011). prinsip-prinsip pendekatan secara holistic dalam konteks
keperawatan-2

21

Anda mungkin juga menyukai