LAPSUS Nurma
LAPSUS Nurma
PENDAHULUAN
Schwarte yang disebut juga Penebalan pleura adalah penyakit paru yang
ditandai dengan jaringan parut, kalsifikasi, dan penebalan pleura (disepanjang
paru) sering merupakan konsekuensi dari inhalasi asbestos ke dalam paru-paru.
Jika serat asbestos masuk ke dalam pleura, sehingga menyebabkan kondisi
penebalan pleura. Penebalan pleura adalah penyebab terjadinya kekakuan pada
dada atau kesulitan dalam bernapas yang menyebabkan menurunnya fungsi paru
yang disebabkan oleh penebalan.
Plak pleura disebabkan oleh cara yang sama dengan penebalan pleura tapi
biasanya hanya bersifat lokal dan biasanya tidak menunjukan gejala yang berarti
pada penderitanya. Faktanya orang-orang dengan plak pleura dapat hidup dengan
baik dengan kondisi yang tak terdiagnosis dan tanpa masalah yang berarti dalam
hidup mereka.
Pengamat bangunan
Pelapisan kabel
Penginstal komputer
Pekerja konstruksi
Elektrisi
Tukang cat dan dekorator
Pekerja textile
Insinyur telekomunikasi
Dll
Penyebab utama penebalan pleura schwarte adalah paparan yang lama dari serat
asbestos. Resiko ini akan meningkat jika para pekerja terpapar selama 10 tahun
atau lebih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Plak pleura
Plak pleura mirip dengan penebalan pleura dimana merupakan
kondisi yang mempengaruhi pleura dan menyebabkan jaringan parut,
tapi jaringan parut tersebut melibatkan area yang lebih kecil. Berbeda
dengan penebalan paru, orang dengan plak pleura tidak mengalami
penurunan fungsi paru-paru.
Plak pleura adalah kondisi yang tidak terlalu serius dibandingkan
dengan penebalan pleura yang difus dan pada banyak kasus tidak
terdapat gejala dan penderita dapat hidup normal tanpa ada hambatan
dari kondisi tersebut. Meskipun demikian, tidak ada bukti yang
menyebutkan bahwa seseorang dengan plak pleura memiliki
kencenderungan untuk menderita kondisi yang lebih serius yang
berhubugan dengan asbestos seperti mesothelioma atau asbestosis.
3. Plak asbestos
Pengapuran pleura terkait dengan asbestos memiliki
karakteristik tersendiri dan umumnya dapat terlihat sejak awal.
Berbentuk tidak beraturan, sangat mudah dibedakan, dan secara
klasik terlihat seperti daun.
4. Efusi pleura
Sebuah efusi pleura adalah terkumpulnya cairan di rongga
pleura. Cairan berasal dari bagian terbawah dada, tergantung
pada posisi pasien. Jika pasien berdiri ketika x-ray diambil,
maka akan terlihat efusi pleura yang membentuk sudut
costofrenicus dan hemidiafragma. Jika pasien dalam posisi
supine efusi pleura akan melapisi di sepanjang aspek posterior
dari cavum thorax dan sulit
dilihat pada x-ray.
KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. S
Umur : 70 th
Agama : Islam
Riwayat psikososial:
Saluran kencing : warna kuning, darah (-), nyeri pinggang (-), nyeri
kencing(-), kencing batu (-)
Tensi : 90/50
Nadi : 78x/menit
RR : 32x/menit
Temperature : 38 C
Kepala leher : anemia (-), icterus (-), sianosis (-), dispneu (+),
pembesaran KGB (-), peningkatan tekanan vena
jugularis (-)
Thorax
Bentuk : simetris
Paru-paru
Inspeksi
Perkusi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Palpasi
Tidak dievaluasi
Hematokrit 32 40-50 %
Hitung Jenis
Limfosit 7 25-40 %
Monosit 3 2-8 %
Granulosit 90 42-74 %
MPV 9.0
Mikrobiologi
V. DIAGNOSIS KERJA
Schwarte et causa Efusi pleura
VI. PLANNING
Dx: Sputum BTA SPS
Foto Thorax PA
Tx:
IVFD RL 21 tpm
Inj cefotaxime 3x1 gr
Inj Santagesic 3x1 gr
levofloxacin 1x 500 mg
Mx: Vital sign
20
DAFTAR PUSTAKA
1. APSR 2005 Guangzhou Workshop on Pleural Disease Blanc et al. 2002 Diagnostic
Value of Medical Thoracoscopy in Pleural Disease : A 6-Year Retrospective Study
Chest 121;1677-1683
2. Colt 1999 Thoracoscopy: window to the pleural space. ChesT 1999;116:14091415.
3. Haris, et al., 1995 The impact of thoracoscopy on the management of pleural disease.
Chest 107:845852
4. Pleural thickening. www.pleuralthickening.org.uk. Diunduh tanggal 6 Januari 2013
21