SPINA BIFIDA
Oleh :
2016
PENGKAJIAN AWAL MEDIS RAWAT INAP
PENYAKIT ANAK
I. IdentitasPribadi
II. RiwayatPenyakitSaatIni
KeluhanUtama : Sesak nafas
K. Tambahan : Badan biru (sianosis)
Telaah : Os mengeluh sesak nafas setelah lahir kurang lebih 4 jam SMRS .
bayi lahir secara SC, cukup bulan, tidak segera menangis, badan biru (+)
Riwayat Makanan
a. ASI Eksklusif :-
b. Susu Formula : 0-6 bulan
c. Bubur Susu :-
d. Nasi Tim :-
e. Makanan Dewasa :-
f. R. Imunisasi : BCG Polio Hepatitis B 1 kali
Berbicara 13 bulan Merangkak (-)
Berjalan ( belum )
Lainnya:
PEMERIKSAAN FISIK
I. Keadaan Umum
BeratBadan : 8 kg
TinggiBadan : 84 cm
LingkarLenganAtas : 13 cm
LingkarKepala : 43 cm
Status Gizi
BB / TB : < - 3SD
LingkarKepala : 43 cm
II. Pemeriksaan Perorgan
Kulit
a. Sianosis : tidak ditemukan
b. Ikterus : tidak ditemukan
c. Pucat : tidak ditemukan
d. Turgor : kembali cepat
e. Edema : tidak ditemukan
f. Lainnya :-
Rambut : berwarna hitam, tidak mudah dicabut.
Kepala : Normal Mikrosefali Makrosefali Lainnya
a. Wajah
Dismorfik :Ya Tidak Lainnya: ___________
b. Mata
Palpebra
Edema : Ya Tidak
Lainnya :-
Konjungtiva
Pucat : Ya Tidak
Hyperemis : Ya Tidak
Sekret : Ya Tidak
Lainnya :-
Sklera
Ikterus : Ya Tidak
Lainnya :-
Pupil
Isokor : Ya Tidak
Refleks Cahaya : +/+
c. Lainnya :-
d. Hidung : Nafas cuping hidung (+)
e. Mulut
Bibir : Kering
Gusi : Normal
Palatum : Normal
Lidah : Normal
Tonsil : T1
Faring : Normal
Lainnya :-
f. Telinga : Tidak ada sekret
g. Leher
a. Kelenjar Getah Bening
Pembesaran : Ya Tidak
Jumlah : Tunggal Multipel
Ukuran : - cm
Konsistensi : Lunak Keras
b. Kaku Kuduk : Positif Negatif
c. Lainnya :-
Thoraks
a. Paru
Inspeksi : Retraksi
Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
b. Jantung
Auskultasi : DJ I & II Normal Gallop Murmur
Abdomen
a. Inspeksi : Normal (Tidak ada pembesaran )
b. Palpasi
Nyeri Tekan : Ya Tidak Lokasi
Turgor : kembali cepat
Ascites :-
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Massa :-
c. Perkusi : Tympani
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Ekstremitas : Hangat oedema ...... CRT <2 detik
Lainnya:...................................................................
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus/ Rectum : Tidak dilakukan pemeriksaan
P. Neurologis
a. R. Fisiologis : refleks bisep, refleks trisep, refleks patella, refleks
achilles (tdp)
b. R. Patologis : refleks hoffman, refleks tromner, refleks babinski tdp
c. R. Meningeal : kaku kuduk, brudzinski 1 dan 2 (tdp)
d. Kekuatan Otot : Tidak dilakukakan pemeriksaan
e. Nervus Kranialis : Tidak dilakukan pemeriksaan
DIAGNOSIS BANDING
1. Bronkopneumoni + GB
2. Pneumoni + GB
DIAGNOSIS SEMENTARA
GB tipe marasmus + Bronkopneumoni
TERAPI SEMENTARA
- O2 2L
- Inj. Cefotaxim 200mg / 6 jam
- Ventolin Nebu / 8 jam + NaCl 0,9% 2,5cc
- Vit A 1x200.000
- As.Folat 1x10 mg
- Zinc 1x20
- F75 120 cc/ 3 jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
19/09/2016
Pemeriksaan Hasil Satuan Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Haemoglobin 13,6 g/dl 11-12,5
Hitung Eritrosit 4.6 10^6//L 4,5~6,5
Hitung Leukosit 16.900 /L 4,000 ~15,000
Hematokrit 39.0 % 32~42
Hitung Trombosit 474.000 /L 150,000~450,000
INDEX ERITROSIT
MCV 82.0 fL 80~96
MCH 28.5 pg 27~31
MCHC 34.8 % 30~34
Fungsi Hati
Bilirubin Total 0.62 mg/dL 0.3 1
Bilirubin Direk 0.22 mg/dL < 0.25
Alkali Phospat 389 U/I 15 70
AST (SGOT) 28 U/I < 40
ALT (SGPT) 6 U/I < 40
DIAGNOSA KERJA:
Ileus Obstruksi
TERAPI
FOLLOW UP
HR: 60x/i
RR: 16x/i
Temp: 36oC
BB: 28,5 kg
Distensi (-), Muntah (-),
Mual (-), Peristaltik (-)
A:
30/09/2016 S:Distensi(-) P: Terapi diteruskan
O: TD:90/60 mmHg
HR: 64x/i
RR: 20x/i
Temp:35oC
BB: 28 kg
A: ileus obstruksi
01/10/2016 S: P: Terapi diteruskan
O: TD: 120/80 mmHg
HR: 82x/i
RR: 24x/i
Temp: 36o C
BB: 28 kg
Keadaan Umum Baik
A:
PEMBAHASAN
DIAGNOSA AKHIR
Ileus Obstruksi
History
Obstruksi bisa berkarakter seperti obstruksi parsial atau kompleks. Namun
tidak ada gambaran klinis akurat pada strangulasi awal obstruksi. Nyeri abdominal
sering dijelaskan pasien sebagai perasaan keram pada perut yang hilang timbul
dijumpai sebagai petunjuk untuk mengetahui lokasi obstruksi. Pasien juga
mengeluhkan: (http://emedicine.medscape.com/article/774140-clinical)
Mual-Mual
Muntah lebih terkait obstruksi pada bagian proximal
Diare dijumpai pada awal
Konstipasi dijumpai pada akhir sebagai bukti tidak adanya flatus atau
pergerakan usus
Demam dan Takikardi terjadi belakangan dan mungkin telah terjadi
strangulasi
Riwayat pembedahan abdominal atau pelvis sebelumnnya.
Riwayat malignasi
Physical examination
Pada obstruksi proksimal Pada obstruksi distal
Isi muntah mengandung cairan Distensi abdominal
Isi muntah bewarna keruh.
empedu
Frekwensi muntah sering (Nelson20)
Dengan atau tanpa distensi
abdominal
Nyeri terasa berkurang setelah
muntah. (Nelson20)
Pada kedua obstruksi proksimal dan distal ditemukan obstipasi. (Nelson20)
Suara usus yang tinggi akan terdengar jika penyebabnya mekanik. Apabila
obstruksi terjadi sudah cukup lama atau sudah terjadi kerusakan usus cukup berat
maka suara usus akan menurun dan akhirnya akan tak terdengar. Pada ileus
paralitik dini suara usus rendah atau tak terdengar. (IDAI-Gastroenterologi)
Pemeriksaan Penunjang
Jika diagnosa tidak jelas diperlukan observasi untuk mendeteksi obstruksi
awal. Dibutuhkan Pemeriksaan laboratorium:
(http://emedicine.medscape.com/article/774140-clinical)
Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari infeksi
Foto polos abdomen
CT-scan atau USG abdomen
Kolonoskopi atau endoskopi
Barium Enema
Pada kasus dijumpai:
(http://emedicine.medscape.com/article/774140-clinical) (http://emedicine.medscape.com/article/774140-clinical)
Sebuah studi pada ileus obstruksi ditemukan bahwa 2 tanda terlihat pada
pemeriksaan foto polos abdomen: (1) Tampak adanya air-fluid level dengan
perbedaan ketinggian pada usus yang sama dan (2) dan rata-rata tinggi lebih dari
25 mm. (http://emedicine.medscape.com/article/774140-clinical)
Tanda-tanda radiologis obstruksi usus adalah distensi usus dan
ditemukannya multiple air-fluid lebih dari 6 pada posisi supine dan erect radiografi
abdomen. Enema kontras atau CT scan usus halus serial berguna untuk
menentukan tingkat obstruksinya, parsial atau komplit, serta mengetahui
penyebabnya. Menurut metaanalisis dari Cochrane adanya penampakan kontras
larut air di sekum pada abdomen setelah 24 jam pemberian menunjukan obstruksi
usus halus dengan sensitifitas 96% dan spesifisitas 96%. (PPM-Jilid2)
Therapy
(IDAI-Gastroenterohepatologi)
(Nelson20th)
(PPM-Jilid2)
(http://emedicine.medscape.com/article/774140-clinical)
Indikasi resusitasi pengantian cairan yang hilang menggunakan isotonik
saline atau ringer laktat
Antibiotik ( jika dibutuhkan sebagai Cefazolin, Cefuroxime, Meropenem
profilaksis intervensi bedah)
Antiemetik (digunakan hanya sebagai Promethazin, Ondansentron
penghilang gejala, biasanya digunakan
sebelum suction NGT)
Analgetik (analgesik digunakan untuk Morphine sulfate
kenyamanan pasien yang mengalami
nyeri dan memiliki efek sedasi
Terapi Kasus
IVFD Dextrose 5% NaCl 0,225% 46 gtt/i mikro
Aminofuchin. Ped 23 gtt/i mikro
Inj.Omeprazole 20 mg /12jam/IV
Inj.Ondansentron 2,8 mg /12jam/IV
Inj.Metrodinazole 420 mg /12jam/IV
Dekompresi: Pasang NGT ukuran 10 fr
Antasida 10 cc/NGT
Diet air gula 50 cc/NGT
tutup selama 4 jam dan dialirkan selama 2 jam