Anda di halaman 1dari 11

OTITIS EKSTERNA AKUT :

PATOFISIOLOGI, MANIFESTASI KLINIS DAN TERAPI

Abstrak : otitis eksterna akut adalah peradangan telinga luar dan saluran telinga.
Otitis eksterna terdiri dari 4 kategori yaitu otitis eksterna akut, otitis eksterna
difus, otitis eksterna kronis, otitis eksterna maligna. Insidensi otitis eksterna tinggi
di Eropa dan lebih tinggi pada negara berkembang. Faktor predisposisi otitis
eksterna adalah berenang di air yang tecemar. Pertumbuhan bakteri dan gangguan
kulit telinga memungkinkan pengembangan infeksi. Kondisi kronis pada kulit
diantaranya dermatitis atopi, psoriasis, atau kelainan produksi keratin dapat
menyebabkan infeksi dan otitis eksternal. Patogen yang sering dikaitkan adalah
pseudomonas aeruginosa, stafilokokus epidermidis, stafilokokus aureus, dan
jamur. Terapi pilihan yang digunakan adalah tetes telinga antibiotik dengan atau
tanpa kortikosteroid, pada otitis eksterna jamur diperlukan debridemen dan terapi
lokal. Infeksi jamur yang resisten bisa diberikan itrakonazole oral. Otitis eksterna
maligna bisa berkembang menyebabkan komplikasi yang serius termasuk
osteomielitis, kelumpuhan saraf kranial dan kelumpuhan wajah. Diperlukan
pemberian antibiotik IV jangka panjang untuk mengatasi kekambuhan. Langkah
pencegahan seperti mengeringkan telinga dengan pengering udara dan
menghindari manipulasi saluran telinga dapat membantu. pedoman praktek klinis
pada otitis eksterna akut oleh AAO dapat bermanfaat.

1. Pendahuluan

Otitis eksterna. Atau Swimmer ear adalah peradangan telinga dan saluran
telinga luar. Seiring dengan otitis media, otitis eksterna adalah salah satu dari 2
kondisi yang biasa disebut sakit telinga. Infeksi dari saluran pendengaran mirip
dengan infeksi jaringan lunak kulit dan jaringan lunak ditempat lain. Infeksi
saluran telinga luar dapat dibagi menjadi empat kategori : (a) otitis eksterna akut
(b) otitis eksterna difus (c) otitis eksterna kronis (d) otitis eksterna maligna.
Kejadian otitis eksterna tinggi di belanda diperkirakan terjadi 12-14 per 1000
penduduk pertahun, dan telah terbukti mempengaruhi lebih dari 1% populasi
sampel di Inggris seama periode 12 bulan. Faktor resiko otitis eksterna akut yang
telah terbukti adalah berenang. Berenang di air tercemar merupakan hal yang
paling sering kontak dengan perenang, tetapi juga memungkinkan untuk kontak
dengan telinga perenang dari air yang terperangkap dalam saluran telingah setelah
mandi terutama di iklim lembab. Penyempitan saluran telinga dari pertumbuhan
tulang dapat menjebak debris dan menyebabkan terjadinya infeksi dan penyelam
telah melaporkan adanya otitis eksterna selama terdapat pajanan. Bahkan tanpa
paparan air, penggunaan objek seperti penyeka kapas atau benda kecil lainnya
untuk membersihkan saluran telinga cukup menyebabkan kerusakan kulit dan
memungkinkan kondisi nya berkembang. Setelah kulit saluran telinga meradang,
otitis eksterna dapat secara drastis meningkat dengan garukan liang telinga, atau
dengan terkena air dalam waktu yang lama. 2 hal yang diperlukan dalam
berkembangnya otitis eksterna adalah (1) adanya mikroorganisme yang dapat
menginfeksi telinga (2) gangguan pada integritas kulit liang telinga yang
memungkinkan terjadinya infeksi. Jika kulit sehat dan tidak terluka, hanya
terpapar oleh patogen dengan konsentrasi tinggi, seperti berendam di kolam yang
tercemar, kemungkinan gejalanya dapat tetap terjadi. Namun pada kondisi kulit
yang kronik mempengaruhi saluran liang telinga, seperti dermatitis seboroik,
psoriasis atau kelainan produksi keratin, atau terdapat kerusakan kulit karena
trauma, bahkan bakteri normal yang ditemukan dalam saluran telinga dapat
menyebabkan infeksi dan gejala sesak nafas dari otitis eksterna. Profilaksis seperti
mengeringkan telinga dengan pengering rambut dan menghindari manipulasi
saluran telinga dapat membantu jika terjadi kekambuhan. Patogen yang sering
terkait dengan otitis eksterna akut adalah stafilokukus epidermidis, stafilokokus
aureus, dan streptokokus piogen. Jamur biasanya ditemukan pada otitis eksterna
kronis atau mereka yang mengalami immunocompromise. Terapi terbaru meliputi
debridemen diikuti dengan memberikan pengobatan topikal dengan pengasaman
atau agen anti bakteri, dengan atau tanpa kortikosteroid. Yang sering digunakan
adalah tetes telinga antibiotik dengan atau tanpa steroid. Ulasan ini menbahas
tentang patofisiologi, diagnosis dan pengobatan otitis eksterna.
2. Patofisiologi

Kanalis auditorius merupakan struktur unik saluran pendengaran yang


berkontribusi pada terjadinya otitis eksterna. Saluran telinga luar bersifat hangat,
gelap dan rawan menjadi lembab, sehingga menjadi lingkungan yang sangat baik
untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. Kulit sangat tipis dan bagian lateral hanya
ditutupi kartilago, sedangkan baian lainnya merupakan tulang dasar. Saluran ini
mudah mengalami trauma. Pengeluaran debris, sekrasi dan benda asing didorong
oleh kurva pada sambungan kartilago dan tulang. Adanya rambut, terutama
rambut yang lebih tipis pada laki-laki usia yang lebih tua bisa menjadi kesulitan.
Saluran telinga luar memiliki beberapa perlindungan. Serumen menciptakan
lapisan asam yang mengandung lisozim dan zat lain yang menghambat
pertumbuhan bakteri dan jamur. Serumen kaya akan lipid , bersifat hidrofobik dan
mencegah air menembus ke kulit dan menyebabkan maserasi jika terlalu sedikit,
serumen dapat menjadi predisposisi infeksi telinga, tetapi serumen yang
berlebihan atau terlalu kental dapat menyebabkan obstruksi, retensi air dan debris,
dan infeksi tambahan. Ketika pertahanan ini gagal atau ketika epitel saluran
telinga luar rusak, maka timbul lah otitis eksterna. Terdapat banyak pemicu infeksi
ini, tetapi yang paling sering adalah kelembapan yang berlebihan yang
meningkatkan pH dan menghilangkan serumen. Sekali serumen dibuang, debris
keratin akan menyerap air dan menciptakan media yang baik untuk pertumbuhan
bakteri.
Saluran telinga luar merupakan saluran dengan panjang 2,5 cm dari konka
daun telinga hingga ke membran timpani. Setengah bagian lateral dari saluran
adalah tuang rawan, bagian medial melalui tulang temporal. Terdapat
penyempitan pada persimpangan bagian tulang dan tulang rawan yang membatasi
masuknya benda asing ke membran timpani. Kulit dibagian saluran lebih tebal
dibagian tulang rawan dan dermis berkembang dengan baik lapisan subkutan
termasuk lapisan dermis dan lapisan subkutan. Lapisan kulit bagian tulang lebih
tipis dan melekat erat pada periosteum dan tidak memiliki lapisan subkutan.
Dibagian sepertiga luar banyak terdapat folikel rambut. Mikroba dari saluran
eksterna mirip dengan flora normal kulit ditempat lain. Terdapat dominasi
satfilokokus epidermidis, stafilokokus aureus, korinobakterium dan bakteri
anaerob seperti propinobakterium. Patogen yang bertanggung jawab untuk infeksi
telinga tengah ( streptokokus pneumonia, hemofilus influenza, moraxella
kataralis) jarang ditemukan pada kultur saluran telinga ketika membran timpani
masih utuh.
Epitel menyerap kelembapan dari lingkungan. Diikuti Deskuamasi dan
penggundulan lapisan permukaan kulit. Dalam lingkungan yang lembab dan
hangat ini, organisme pada saluran dapat berkembang dan menyerang kulit yang
maserasi. Diikuti inflamasi dan supurasi. Organisme invasif termasuk diantaranya
dari flora kulit normal dan basil gram negatif terutama pseudomonas aeruginosa.
Otitis media invasif(otitis eksterna maligna) adalah infeksi nekrotik yang sering
dikaitkan dengan adanya pseudomonas aeruginosa. Organisme mengambil
keuntungan melalui jaringan yang lebih dalam dari saluran telinga dan
menyebabkan vaskulitis lokal, trombosis, dan nekrosis jaringan. Mikroangiopati
diabetik dari kulit yang melapisi tulang temporal yang memperburuk perfusi lokal
dan invasi dari P. aeuruginosa.
Pada tahun 1949, Fabricak dan rekan, merupakan otologis pertama yang
mengembangkan minat pada pH kulit di saluran telinga luar pada telinga normal.
Pada 1957 fabricant membandingkan temuan awal dengan pH individual yang
terkena otitis eksterna akut. Martinez dan rekan mempelajari pH dalam kasus-
kasus otitis eksterna kronis terkait dengan usia, jenis kelamin pada kelompok
kontrol. Va Balen dan rekan membandingkan efektivitas klinis dari 3 perlakuan
yang paling sering pada otitis eksterna akut, obat tetes telinga yang mengandung
asam asetat, asam asetat dan kortikosteroid atau kortikosteroid dengan atibiotik.
Kim dan rekan membahas korelasi antara derajat otitis eksterna akut dan
perubahan pH setelah pengasaman dibandingkan dengan pemberian solusio
antibiotik, Aayush dan rekan mempelajari pH saluran, variasi perubahan suhu dan
kelembapan, gejala berbeda dan sejumlah gejala yang ada, mengamati bahwa pH
normal saluran telinga luar relatif lebih asam dibandingkan dengan kulit di lengan
dan menjadi lebih basa pada kasus otitis eksterna akut dan pH kembali asam
setelah pemberian terapi. Namun tidak ada perubahan yang bermakna pada pH
yang telah diamati dengan perubahan suhu dan kelembapan.
3. Manifestasi klins dan terapi

Otitis media eksterna dapat terjadi dalma bentuk pustul atau furunkel yang
berhubungan dengan folikel rambut, eritema saluran telinga luar, edem dan dapat
berisi nanah disertai debris. Stafilokokus aureus merupakan patogen yan paling
sering ditemukan. Streptokokus melibatkan konka dan saluran. Nyeri bersifat
berat. Perdarahan bula bisa terdapat pada dinding saluran tulang dan juga
membran timpani. Adenopati didaerah drainase limfa. Lokal dan sistemik
biasanya kuratif. Insisi diperlukan untuk meredakan nyeri.
Otitis eksterna difusa terjadi terutama akibat cuaca panas yang lembab. telinga
gatal dan nyerinya bertambah. Kulit saluran telinga edem dan merah. Basil gram
negatif, terutama pseudomonas aeruginosa memainkan peranan penting.
Perdarahan otitis eksterna yang berat dikaitkan dengan pseudomonas yang
berhubungan dengan sistem mandi bak air panas. Pembersihan dengan gentle
untuk menghilangkan debris, termasuk irigasi dengan cairan salin hipertonil (3%)
dan membersihkan dengan campuran alkohol (70% sampai 95%) dengan asam
asetat. Solusio hidrofilik seperti solusio Burow 50% digunakan dalam waktu 1-2
hari untuk meredakan inflamasi. Gunakan kapas untuk meratakan agen topikal
ketika saluran bengkak. Gunakan dalam waktu 10 hari, solusio fluorokuinolon
deperti ofloxacin atau ciprofloxacin-deksametason atau tetes telinga neomisin
saja, atau dengan polomiksin digabungkan dengan hidrokortison efektif untuk
mengurangi inflamasi dan infeksi setempat.
Otitis eksterna kronis disebabkan oleh iritasi dari drainase melalui perforasi
membran timpani. Penyebab dasarnya yang mendukung adalah otitis media. Gatal
bisa berat. Terapi diarahkan untuk gangguan telinga tengah. Penyebab yang jarang
otitis eksterna kronis adalah tuberkulosis, sifilis, frmabusia, kusta dan sarkoidosis.
Otitis eksterna maligna invasif adalah infeksi nekrotik yang menyebar dari
epitel skuamosa saluran telinga ke daerah jaringan lunak, pembuluh darah dan
tulang. Nyeri berat dan nyeri disekitar jaringan telinga sekitar mastoid disertai
keluarnya nanah dari saluran telinga. Pasien dibetes usia tua, immunokompromis,
dan pasien yang lemah berada pada resiko tertentu. Dapat mengancam nyawa dari
penyebaran ketulang temporal kemudian ke sinus sigmoid, bulb jugularis, dasar
tengkorak, meninges, dan otak. Kelumpuhan wajah permanen, saraf kranial
9,11,12 bisa terpengaruh. Agen penyebab nya hampir selalu pseudomonas.
Luasnya kerusakan jaringan lunak dan tulang dapat diidentifikasi dan dipantau
dengan mengggunakan CT dan MRI. Tes diagnostik untuk mengetahui penyakit
yang mendasari perlu diterapkan. Saluran harus dibersihkan, jaringan devitalisasi
dihilangkan, dan diberikan obat tetes telinga dengan antibiotik anti pseudomonas
dengan steroid kedalam saluran telinga. terapi sistemik dengan rejimen dugunakan
selama 4-6 minggu. Kombinasi ceftazidime, cefepime, atau piperacillin dengan
aminoglikosida (gentamisisn atau tobramisin) harus dipertimbangkan. Kuinolon
oral dengan aktivitas melawan pseudomonas, seperti ciprofloxacin merupakan
terapi yang efektif di awal perjalanan otitis eksterna invasif.
Otitis eksterna maligna adalah bentuk lain dari otitis eksterna yang terjadi
terutama penderita diabetes usia lanjut, menjadi lebih parah jika diabetes tidak
terkontrol. Bahkan dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Awalnya sebagai
infeksi liang telinga luar, perluasan infeksi ke saluran liang telinga dan jaringan
lunak dalam saluran tulang. Yang jika tidak dikenali dan di obati menyebabkan
kematian. Tanda otitis eksterna maligna adalah nyeri yang terus menerus bahkan
saat tidur dan nyeri menetap walaupun pembengkakan saluran telinga luar telah
diobati dengan antibiotik topikal. Hal ini juga bisa menyebabkan terjadinya
osteomielitis dasar tengkorak, yang timbul sebagai gejala kelumpuhan saraf
kranial.
Otomikosis atau otitis eksterna jamur. Jamur diidentifikasi pada sekitar 10%
dari kasus otitis eksterna. patogen yang paling sering ditemukan adalah aspergilus,
sampai 90% kasus diikuti oleh kandida. Secara klasik infeksi jamur merupakan
akibat dari hasil pengobatan otitis eksterna berkepanjangan yang mengubah flora
saluran telinga. Campuran infeksi bakteri dan jamur merupakan yang tersering.
Infeksinya sering tanpa gejala dan diagnosis ditegakkan berdasarkan pengamatan
sekret yang keluar dari saluran. Jika ada, gejalanya biasanya pasien mengeluh
ketidaknyamanan pada telinga, tetapi pada otitis eksterna jamur biasanya terdapat
gatal dan telinga terasa penuh. Gatal sering terjadi sehingga pasien menggaruk
dan terjadi kerusakan pada epidermis. Terdapat juga Sekret dan tinitus. Spesies
aspergilus terutama A. Niger dapat tumbuh pada sermen dan deskuamasi debris
epitel pada saluran, kadang membentuk koloni berbulu kehijauan atau kehitaman.
Peran otitis eksterna meskipun jika ada imunokompromis berat, aspergilus dapat
menyebabkan otitis eksterna maligna.
Otitis eksterna non infeksi. Merupakan penyakit sistemik yang dapat
menyebabkan otitis eksterna termasuk atopi, dermatitis, psoriasis, dermatitis
seboroik, jerawat dan SLE. Lesi biasanya terjadi disaluran pendengaran eksternal,
tempat lain biasanya pada bagian kepala dan leher. Terdapat riwayat keluarga dan
keluhan berulang. Pemeriksaan dermatologi menyeluruh dan riwayat harus selalu
di evaluasi. Manifestasi otitis eksterna pada saluran telinga dapat berbentuk
eritema ringan dan meluas dengan dermatitis atopi, pasoriasis, perubahan
inflamasi lokal dari jerawat. Pruritus merupakan gejala yang paling sering terjadi.
Kontrol penyakit ditempat lain akan mengurangi gejala pada telinga dan
merupakan hal penting dalam pengobatan. Sebagai tambahan, otitis dari semua
penyakit ini termasuk jerawat, akan memberikan respon terhadap pemberian
steroid topikal dosis rendah. Steroid dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan
jamur pada pasien dengan kulit yang sudah terganggu. Dengan demikian perlu
ditambahkan dengan agen yang asam. Jerawat akan lebih berespon terhadap
losion topikal benzoil peroksida. Dermatitis seboroik telinga luar dapat di obati
dengan sampo yang digunakan untuk kulit kepala. Untuk kasus yang sulit, rujuk
kepada dokter spesialis. Kontaktan, iritan atau alergi dapat melibatkan pinna serta
saluran pendengaran telinga luar. Bentuk alergi biasanya tampak dengan eritema
pruritus, edem dan lesi eksudat, sedangkan dermatitis kontak sering berkembang
menjadi likenifikasi. Keduanya akan lebih sulit dengan dermatitis infeksi.
Dermatitis kontak pada saluran telinga dapat terjadi karena iritan lokal, termasuk
agen anti infeksi dan anestesi dan preparat topikal lainnya. Hal ini juga
berhubungan dengan penggunaan alat bantu dengar. Saat ini tersedia alat bantu
dengar silikon hipoalergik.

4. Terapi
Solusi yang efektif untuk saluran telinga diantaranya pemberian agen yang
asam dan kering, baik digunakan secara tunggal atau kombinasi. Ketika kulit
saluran telinga terjadi inflamasi dari otitis eksterna akut, penggunaan asam asetat
dilutasi dapat menimbulkan nyeri. Solusio Burow merupakan obat yang sangat
efektif terhadap otitis eskterna bakteri dan jamur. Karena merupakan buffer
campuran aluminium sulfat dan asam asetat, dan dijual bebas jika di Amerika.
Solusio topikal atau suspensi dalam bentuk tetes telinga merupakan pengobatan
yang diandalkan dalam pengobatan otitis eksterna maligna. Beberapa diantaranya
mengandung antibiotik, baik antibakteri maupun anti jamur dan lainnya secara
sederhana dirancang untuk sedikit mengasamkan lingkungan saluran telinga untuk
mencegah pertumbuhan bakteri. Beberapa resep obat tetes juga mengandung anti
inflamasi steroid yang membantu mengatasi pembengkakan dan gatal. Meskipun
terdapat bukti bahwa steroid efektif dalam mengurangi lamanya waktu
pengobatan yang diperlukan, otomikosis dapat terjadi karena penggunaan steroid
yang teralu lama. Antibiotik oral tidak boleh digunakan untuk mengobati otitis
eksterna tanpa komplikasi. Antibiotik oral tidak cukup berespon terhadap bakteri
yang menyebabkan kondisi ini dan memiliki efek samping yang bermakna
termasuk peningkatan resiko infeksi oportunistik. Sebaliknya, produk topikal
dapat mengobati kondisi ini.
Prinsip terapi pada otitis eksterna jamur adalah membersihkan saluran
telinga dengan penyedotan. Tetes pengasaman, diberikan 3-4 kali sehari selama 5-
7 hari, biasanya cukup untuk menyelesaikan pengobatan. Karena infeksi dapat
bertahan dengan tanpa gejal, pada akir pengobatan pasien harus dievaluasi. Pada
sat ini pembersihan lebih lanjut dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Jika infeksi
tidapat diselesaikan dengan solusio kotromoksazole 1%(lotrimin), dapat
menggunakan beberapa antibakteri. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa
solusio topikal thimerosol(Mertiolate) dan M-kresiasetat(kresilat) merupakan hal
yang efektif tetapi masih meragukan. Jika membran timpati perforasi, solusio
toinflate 1% harus digunakan untuk mencegah ototoksisitas. Semua agen topikal
digunakan dengan dosis 3-4 tetes setiap hari selama 7 hari. Aspergilus mungkin
resisten terhdap klotrimoksazole dan memerlukan penggunaan itrakonazol oral
(sporanox).
Tidak seperti otitis eksterna biasa, otitis eksterna maligna memerlukan
antibiotik oral atau intravena untuk pengobantannya. Pseudomonas adalah
patogen yang palingsering ditemukan, kontrol diabetes juga merupakan hal yang
penting dala pengobatan. Ketika otitis meksterna maligna tidak diketahui dan
tidak diobati, infeksi terus berlanjut selama beberapa minggu atau bulan dan dapat
menyebar lebih dalam ke kepala yang melibatkan tulang dasar tengkorak,
osteomielitis. Beberapa kelumpuhan saraf kranial dapat mengakibatkan
kelumpuhan saraf wajah, kelumpuhan pota suara, dan saraf koklea(menyebabkan
tuli). Organisme yang menginfeksi hampir selalu pseudomonas aeruginosa, tetapi
dapat juga jamur(aspergilus atau mucor). Otitis eksterna maligna dan osteomielitis
tidak dimungkinakan untuk dilakukan operasi, tetapi operasi eksplorasi dapat
mempermudah kultur organisme yang tidak biasa yang tidak berespon terhdap
pemberian antibiotik antipseudomonas (ciprofloksasi menjadi pilihan). Temuan
bedah yang biasanya ditemukan adalah selulitis difusa tanpa pembentukan abses
lokal. Osteomielitis dapat meluas ke puncak petrosa tulang temporal atau lebih
inferior ke sisi berlawanan dasar tengkorak. Penggunaan terapi oksigen hiperbarik
sebagai tambahan untuk terapi antbiotik masuh kontroversi. Sebagai dasar
tengkorak yang terlibat secacar progresif, kemungkinan mempengaruhi saraf
kranial dan cabangnya, terutama saraf wajah dan saraf vagus yang akan
mengakibatkan kelumpuhan pada wajah dan suara serak. Jika kedua saraf laring
mengalami kelumpuhan berulang, dapat terjadi sesak nafas dan perlu dilakukan
trakeostomi. Dapat terjadi ketuliandalam perjalanan penyakit nantinya akibat
resistensi relatif struktur telinga bagian dalam. Scan gallium kadang-kadang
digunakan untuk mendokumentsikan tingkat infeksi tetapi tidak penting utnuk
terapi. Osteomielitis adalah penyakit kronis yang memerlukan pengobatan
antibiotik IV selama berbulan-bulan, cenderung kambuh, dan memiliki itngkat
kematian yang bermakna pada praktek. Pedoman klinis tentang otitis eksterna
akut oleh AAO sangat membantu.
5. Pencegahan

Pencegahan berulangnya otitis eksterna terutama dengan menghindari


ppencetus dan gangguan dermatologi. Terutama pasien yang memiliki serumen
kental, saluran telinga yang sempit atau alergi sistemik. Setelah mandi atau
berenang, saluran telinga harus dibersihkan dengan meggunakan pengering
rambut pada pengaturan panas terendah. Kemudian memberian tetes telinga yang
asam. Beberapa penulis merekomendasikan penggabungan agen pengasaman
dengan alkohol tetes tetapi banyak dokter merasa hal ini mengiritasi dan lebih
menyukai menggunaka solusi burow. Hindari memanipuasi saluran telinga seperti
menggaruk dan membersihkan telinga dengan terlalu bersemangat. Pada saat
saluran dan serumen dibersihkan, saluran menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu jika sudah terdapat trauma, membasahi saluran telinga dengan
spuit yang berisi cairan asam dengan hidrokortison merupakan profilaksis yang
baik. Jika serumen sulit untuk dibersihkan, berukan segn serumenolitik seperti
cerumenex atau dengan menggunakan solusio backing soda 4% utnuk
menghindari trauma saluran. Orang yang sering berenang harus menggunakan
penghalang untuk leindungi telinga mereka dari air. Namun sumbat telinga dapat
menjadi iritan dan mempengaruhi saluran telinga sehingga terjadi otitis eksterna.
Tutup kepala ketat memiliki perlindungan yang lebih baik. Pasien dengan otitis
eksterna akut sebaiknya menjauhkan diri dari olahraga air selama 7-10 hari,
meskipun beberapa penulis memungkinkan perenang kembali berkompetisi dalam
waktu 3 hari setelah pengobatan asalkan nyeri telah hialng. Atau dengan
memasang sangkutan telinga yang cocok.

6. Kesimpulan

Otitis eksterna adalah suatu peradangan telinga luar dan saluran telinga. Terapi
yang sering digunakan adalah tetes telinga antibioyik dengan atau tanpa
kortikosteroid. Pada otomikosis di bersihkan dengan penyedot, dan tetes
pengasaman diberikan beberapa kali sehari merupakan pilihan terapi. Otitis
eksterna maligna dapat mengakibatka komplikasi yang serius.

Anda mungkin juga menyukai