GLAUKOMA
1. Definisi
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya
tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang
pandang. 4,6,7,8,9)
2. Epidemiologi
Di Indonesia, glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500.000 kasus kebutaan di
Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanent.8)
3. Etiologi4,5,9,10)
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat disebabkan
oleh bertambahnya produksi humor akueus oleh badan siliar ataupun berkurangnya
pengeluaran humor akueus di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akueus,
hambatan terhadap aliran akueous dan tekanan vena episklera. Ketidakseimbangan
antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler, akan
tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor akueus.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus
berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
4. Faktor Resiko1,2,3,4,8,9)
Orang yang mempunyai risiko untuk menderita glaukoma yaitu orang tua (lebih
dari 40 tahun), dimana prevalensi penderita glaukoma makin tinggi seiring dengan
peningkatan usia, penderita diabetes, penderita hipertensi, penggunaan medikasi yang
mengandung steroid dalam jangka waktu lama, riwayat keluarga glaukoma (risiko 4
kali orang normal), perempuan punya resiko tinggi untuk menderita glaukoma dari
pada pria, miopia, migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi darah yang
buruk), atau kecelakaan pada mata sebelumnya.
5. Klasifikasi1,2,4,8,9)
Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi :
a. Glaukoma primer sudut terbuka
Glaukoma primer sudut terbuka adalah glaukoma yang penyebabnya tidak
ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.
Gambaran klinis dari glaukoma primer sudut terbuka, yaitu progresifitas
gejalanya berjalan perlahan dan lambat sehingga sering tidak disadari oleh
penderitanya, serta gejalanya samar seperti: sakit kepala ringan tajam penglihatan
tetap normal; hanya perasaan pedas atau kelilipan saja; tekanan intra okuler terus
-menerus meningkat hingga merusak saraf penglihatan.
c. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat infeksi,
peradangan, tumor, katarak yang meluas, kecelakaan atau trauma, serta pembuluh
darah yang tidak normal (sering karena diabetes melitus).
d. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital timbul saat lahir atau dalam tahun pertama dengan
gejala klinis adanya mata berair berlebihan, peningkatan diameter kornea
(buftalmos), kornea berawan karena edema epitel, terpisah atau robeknya membran
descemet, fotofobia, peningkatan tekanan intraokular, peningkatan kedalaman
kamera anterior, pencekungan diskus optikus.
6. Pemeriksaan penunjang1,2,3,4,6,9,10,12)
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menilai glaukoma secara
klinis dapat menggunakan, yaitu :
a) Visus, pada pasien dengan glaukoma, visus turun mulai dari perifer. Visus sentral
baik terutama pada glaukoma sudut terbuka. Sedangkan pada stadium lanjut, visus
sentral akan turun.
b) Tonometri, yang sering digunakan yaitu Tonometri Schiotz, alat ini berguna untuk
menilai tekanan intra okular. Tekanan intra okular normal berkisar antara 10-21
mmHg.
c) Gonioskopi, digunakan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan yang
dibentuk oleh taut antara kornea perifer dan iris, yang diantaranya terdapat jalinan
trabekular. Dengan gonioskopi dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan
glaukoma sudut terbuka, juga dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian
perifer ke depan.
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akueus. Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata
depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata
depan perifer dengan slitlamp, tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi, yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut. Apabila keseluruhan
jalinan trabekular, taji sklera, dan prosessus iris dapat terlihat, sudutnya dinyatakan
terbuka. Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular
yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit. Apabila garis schwalbe tidak terlihat
dikatakan sudut tertutup.
g) Test kamar gelap, dilakukan pada glaukoma sudut tertutup. Pada kamar gelap, saat
membaca atau saat bersujud, pupil pasien akan midriasis. Pasien dinyatakan
glaukoma bila TIO naik > 10 mmHg.
7. Pengobatan
Prinsip dari pengobatan glaukoma yaitu untuk mengurangi produksi humor akueus
dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga dapat menurunkan tekanan intra
okuler.
Trabekuloplasti laser
Penggunaan laser untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa ke
jalinan trabekular dapat mempermudah aliran keluar humor akueous karena efek luka
bakar tersebut. Teknik ini dapat diterapkan untuk bermacam-macam bentuk glaukoma
sudut terbuka, dan hasilnya bervariasi bergantung pada penyebab yang mendasari.
Bedah drainase glaukoma
Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal,
sehingga terbentuk akses langsung humor akueous dari kamera anterior ke jaringan
subkonjungtiva atau orbita, dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang
drainase. Penyulit utama trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan
episklera.
Tindakan sklodestruktif
Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan untuk
mempertimbangkan tindakan destruksi korpus siliaris dengan laser atau bedah untuk
mengontrol tekanan intraokuler. Krioterapi, diatermi, USG frekuensi tinggi dan yang
paling mutakhir adalah terapi laser neodinium dapat diaplikasikan ke permukaan mata
tepat di sebelah posterior limbus untuk menimbulkan kerusakan korpus siliaris.