Mengenal Gelombang Sinusoida
Mengenal Gelombang Sinusoida
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memanfaatkan listrik dari PLN untuk
menyalakan TV, lemari Es, AC dan peralatan elektronika lainnya. Pada dasarnya, listrik
yang disupplai PLN untuk pelanggannya adalah sebuah sumber tegangan yang memiliki
perubahan secara periodik. Pada satu waktu, tegangan bisa bernilai positif, diwaktu
yang lain tegangannya bernilai negatif. Karakteristik yang selalu berubah secara
periodik itu lebih kita kenal dengan istilah bolak-balik.
Untuk lebih memahami tentang arus dan tegangan bolak-balik, silakan anda simak
pemaparan dibawah ini.
Tegangan Sinusoida.
Tegangan yang disalurkan oleh PLN kepada pelanggan pada dasarnya berbentuk
gelombang sinusoida, yang akan berubah pada perioda yang tetap. Gelombang
sinusoida bisa berbentuk gelombang fungsi sinus atau gelombang fungsi kosinus. Kedua
gelombang tersebut pada dasarnya identik, hanya saja memiliki perbedaan sudut
sebesar 90 . 0
Sebuah tegangan sinusoida berbentuk fungsi sinus memiliki persamaan matematis sbb:
Dimana:
q = Sudut fasa.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka gambar1 merupakan bentuk tegangan
sinusoida fungsi sinus dengan sudut fasa q = 0
1. Tegangan Maksimum (V ).
max
Adalah amplituda tertinggi dari suatu gelombang sinusoida. Dalam satu siklus
gelombang, terdapat 2 buah tegangan maksimum, yaitu V dan V .
max max
V adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi positif.
max
V adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi negative.
max
Gambar2 merupakan contoh dari 3 buah gelombang sinusoida dengan frekuensi dan
fasa yang sama, tetapi berbeda amplitude, yaitu 1 volt, 3 volt dan 5volt.
Gambar2. 3 Buah Gelombang dengan perbedaan fasa 90
Istilah tegangan efektif atau tegangan RMS muncul karena tegangan dan arus rata-rata
tidak banyak membantu dalam perhitungan daya dan energy tegangan bolak-balik AC.
Seperti dibahas pada materi sebelumnya tentang menghitung nilai rata-rata, ternyata
nilai rata-rata fungsi sinusoida adalah nol. Hal ini tentu saja tidak banyak membantu
kita dalam menghitung besarnya daya yang digunakan pada kurun waktu tertentu.
Untuk membantu memecahkan masalah tersebut, maka diperkenalkan istilah tegangan
efektif atau tegangan RMS.
Tegangan efektif atau tegangan RMS adalah besarnya tegangan AC bolak-balik yang
memiliki dampak yang sama dengan tegangan DC ketika mensuplai suatu beban.
Sebagai contoh, sebuah tegangan baterai 5 volt mencatu lampu pijar. Untuk bisa
menghasilkan daya yang sama tersebut, maka besarnya tegangan AC yang harus
disalurkan adalah sebesar 5V rms.
V = 2 V
max rms
V = 1.414 V
max rms
Pada contoh diatas, jika V adalah 5Volt, maka tegangan maksimumnya adalah:
rms
V = 1.414 * 5 = 7.07V.
max
Dengan demikian, untuk bisa memberikan dampak yang sama dengan tegangan DC
5V , maka beban harus disuplai dengan tegangan AC yang memiliki tegangan
dc
maksimum V = 7.07Vmax ac
Gambar3 adalah contoh dari 3 buah gelombang dengan tegangan puncak dan tegangan
RMS yang berbeda-beda.
Gambar3. 3 Buah Gelombang dengan Tegangan puncak dan tegangan efektif yang
berbeda-beda
Frekuensi, Perioda dan Kecepatan Sudut.
Frekuensi (f).
Sebagai contoh, Jaringan PLN memiliki frekuensi 50 Hertz, artinya dalam satu detik
terbentuk 50 buah gelombang penuh.
Perioda (T).
Perioda adalah waktu yang dibutuhkan untuk membentuk satu buah gelombang penuh.
Semakin cepat waktu yang dibutuhkan dalam membuat sebuah gelombang, maka
semakin banyak gelombang yang terbentuk dalam satu detik. Satuan dari perioda
adalah detik.
Semakin besar frekuensi suatu gelombang, maka waktu yang dibutuhkan untuk
membentuk satu buah gelombang semakin kecil. Dengan demikian, hubungan frekuensi
dan perioda adalah:
F = 1/T
Kecepatan sudut adalah kecepatan suatu gelombang untuk melakukan suatu putaran
dalam 1 detik. Satuan dari kecepatan sudut adalah radian per detik.
w = 2f
w = 2/T
Sudut Fasa.
Sudut fasa digunakan untuk menggambarkan pergeseran sudut suatu gelombang. Sudut
fasa sangat berpengaruh terhadap tegangan nilai tegangan sesaat dan faktor daya.
Jika terjadi pergeseran sudut, sudut fasa bisa bernilai positif ataupun negatif.
Sudut fasa bernilai negative mengandung arti bahwa gelombang tertinggal (lagging).
Sudut fasa bernilai positif mengandung arti bahwa gelombang mendahului (leading).
Gambar dibawah ini menunjukan bentuk 3 buah gelombang yang memiliki sudut fasa
berbeda. Gelombang pertama memiliki sudut fasa 0 dengan persamaan X = sin (wt +
0 ), gelombang kedua memiliki sudut fasa positif 90 derajat dengan persamaan Y = sin
0
(wt + 90 ) dan gelombang ketiga memiliki sudut fasa negative 90 derajat dengan
0
Demikian pemaparan kami tentang gelombang sinusoida. Semoga bermanfaat dan bisa
memberikan kebaikan bagi kita dan lingkungan.