Anda di halaman 1dari 9

HAKIKAT MEMBACA CEPAT

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buku merupakan salah satu sumber ilmu yang fungsinya masih sangat vital dalam menambah
wawasan keilmuan kita. Hampir semua ilmu ataupun gagasan tertuang dalam buku. Kita
dapat mengetahui pendapat para ahli dari buku. Untuk itu, kita sebagai generasi muda harus
mempunyai minat membaca buku yang tinggi agar dapat memajukan negara kita yang masih
berkembang ini.

Minat baca di negara kita masih sangat rendah. Itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Budaya membaca harus ditanamkan sejak dini. Sebagai penerus negara kita, kita hendaknya
mulai menumbuhkan budaya membaca dalam diri kita maupun di lingkungan sekitar kita.
Selain untuk memperoleh pengetahuan dan mengisi waktu luang, membaca buku juga dapat
memberikan banyak manfaat yang positif. Hernowo menyatakan bahwa membaca bukan
sekedar membuat kita kaya akan pengetahuan. Membaca juga bukan sekedar meluaskan
wawasan kita (Hernowo, 2009: 94). Karena dengan membaca buku dapat mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan derajat bangsa.

Tentu dalam memperoleh berbagai pengetahuan dari buku, kita harus dapat membaca dengan
baik. Agar pengetahuan yang kita peroleh semakin banyak, kita juga harus gemar membaca
buku. Membaca menjadikan diri kita sebagai tenaga kreatif, ruh yang membumbung tinggi,
yang dalam bergerak maju, bangkit dari satu keadaan menuju keadaan lain atau membaca
akan membuat diri kita sebagai manusia dapat menyelidiki kebenaran (Iqbal:1982).

Sering kali bagi beberapa orang, membaca buku sangat menyita waktu. Untuk itu, sangatlah
perlu kita menguasai bagaimana cara membaca buku dengan cepat tanpa mengabaikan makna
yang tersirat dari isi buku yang kita baca. Hal tersebut bertujuan agar kita masih dapat
membaca walaupun aktivitas yang kita lakukan begitu padat.

Dalam pelaksanaan membaca buku dengan cepat ada beberapa faktor yang dapat
menghambat. Banyak orang yang mengalami kendala dalam menerapkan cara membaca
dengan cepat. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor eksternal maupun faktor internal dari
diri pembaca. Masalah yang sering terjadi adalah, seseorang mampu untuk membaca dengan
cepat, tetapi makna yang ada dalam buku tersebut menjadi berkurang bahkan sering kali
pesan atau ilmu yang terdapat dalam buku tersebut tidak dapat tersampaikan kepada pembaca
dengan sebagaimana mestinya.

Dalam makalah ini, kita akan memperdalam wawasan kita tentang maksud dari membaca
cepat dan faktor-faktor yang dapat menghambat kegiatan membaca cepat serta mengatasi
masalah yang timbul akibat memmbaca cepat itu sendiri. Agar semua orang dapat melakukan
kegiatan ini dan tahu bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang ada.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dapat dikemukakan sebagai
berikut:

1. Apakah hakikat pengertian membaca cepat?

2. Apa yang dapat menghambat seseorang dalam membaca cepat?

3. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam membaca cepat?

C. Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka makalah ini bertujuan untuk
mengetahui:

1. Pengertian secara jelas tentang hakikat membaca cepat.

2. Hal-hal yang dapat menghambat seseorang dalam melaksanakan kegiatan memaca


cepat.

3. Cara mengatasi hambatan dalam kegaitan membaca cepat.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Membaca Cepat

Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai. Menurut Bowman
and Bowman (1991: 265) dalam padepokan-it.com membaca merupakan sarana yang tepat
untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Sri Hastuti
mengungkapkan bahwa membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses memahami
makna yang tersirat dan tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang
tertulis. Membaca merupakan salah satu hal yang kompleks. DePotter menyatakan dalam
bukunya sebagai berikut.

Walaupun membaca merupakan proses yang kompleks, tu merupakan salah satu hal yang
dapat dicapai oleh otak manusia. Sebagian besar kita belajar pada usia enam atau tujuh tahun
dengan perkembangannya kemampuan mental diusia dewasa, kita bahkan mampu mengatasi
tantangan yang lebih besar. (DePotter, 2009).
Membaca dapat diartikan sebagai salah satu ketrampilan berbahasa yang dianggap sebagai
proses memahami makanya yang terdapat dalam kata-kata yang tertulis dan dapat menjadi
sarana untuk pembelajaran sepanjang hayat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca cepat diartikan sebagai membaca dalam
hati dengan tujuan memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya (Depdiknas, 2008). Sedangkan techonly13.wordpress.com menyatakan
membaca cepat adalah sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat
pemahaman terhadap bahan yang dibacanya.

Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan id.forums.wordpress.com yang mengartikan


bahwa membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan dengan
menggunakan gerakan mata dan dilakukan tanpa suara yang bertujuan untuk memperoleh
informasi secara tepat dan cermat dalam waktu singkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca cepat merupakan kegiatan membaca yang
memprioritaskan waktu dengan menggunakan gerakan mata, dibaca dalam hati, dan memiliki
tujuan untuk mendapatkan informasi yang banyak dengan tingkat pemahaman yang tinggi
terhadap bahan yang dibacanya dalam waktu yang singkat.

Imron Rosidi mengemukakan bahwa membaca cepat adalah perpaduan kemampuan motorik
(gerakan mata) atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang dalam
membaca. Membaca cepat merupakan perpaduan antara kecepatan membaca dengan
pemahaman isi bacaan (http://guru-umarbakri.blogspot.com).

B. Faktor Penghambat Membaca Cepat

Dalam melakukan kegiatan membaca cepat, ada beberapa hal yang dapat menghambat
kegiatan tersebut. Penghambat membaca cepat ini biasanya diturunkan karena kegiatan
membaca yang dilakukan sewaktu masih kecil. Kebiasaan-kebiasaan membaca waktu kecil
menjadi terbawa sampai dewasa.

Membaca dengan bersuara (vokalisasi), menggerakkan bibir, menunjuk kata demi kata
dengan jari, menggerakkan kepala dari kiri ke kanan, seperti dilakukan semasa kanak-kanak,
merupakan kegitan yang menghambat (Soedarso, 2002:5). Selain hambatan tersebut, ada
hambatan yang sulit diatasi adalah regresi dan subvokalisasi.

Soedarso menjelaskan lebih rinci tentang hambatan-hambatan diatas sebagai berikut:

1. Vokalisasi

Vokalisasi atau membaca dengan bersuara adalah salah satu hal yang mampu menghambat
kecepatan dalam membaca cepat. Jika seseorang membaca dengan bersuara, maka seseorang
melakukan dua pekerjaan sekaligus sehingga akan menghambat kecepatan membaca
sekaligus pemahaman yang diperoleh (mualim.blogdetik.com). Itu berarti bahwa kita
mengucapkan kata demi kata secara lengkap.

2. Gerakan Bibir

Menggerakkan bibir ketika kita sedang membaca akan membuat kecepatan membaca kita
melambat. Itu sama saja dengan kita membaca dengan bersuara. Soedarso menambahkan
kecepatan seseorang yang membaca dengan bersuara ataupun dengan gerakan bibir hanya
seperempat dari kecepatan seseorang yang membaca secara diam (Soedarso, 2002:5).

3. Gerakan Kepala

Kebiasaan menggerakkan kepala saat membaca merupakan kebiasaan yang timbul pada masa
kanak-kanak. Kebiasaan itu timbul karena dulu jangkauan mata kita sewaktu masih kecil,
kurang mencukupi. Setelah dewasa, walaupun jangkauan mata kita sudah mencukupi, kita
sulit meninggalkan kebiasaan menggerakkan kepala karena sudah sering dilakukan.

4. Menunjuk dengan Jari

Kegiatan membaca dengan menunjukkan jari ini juga merupakan kebiasaan membaca yang
dibawa sejak kecil. Dulu kita melakukan hal ini karena untuk menjaga agar tidak ada kata
yang terlewatkan. Akan tetapi, setelah dewasa, sudah barang tentu kemampuan membaca kita
semakin meningkat kebiasaan ini tetap dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan. Padahal
membaca dengan menggunkan telunjuk jari atau benda lain dapat menghambat kecepatan
membaca kita. Cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu sangat
menghambat membaca sebab gerakan tangan lebih lambat daripada gerakan mata (Soedarso,
2002:7).

5. Regresi

Arif Wijaya menyatakan regresi ialah terjadinya pengulangan-pengulangan gerak mata pada
unit-unit bahasa yang telah dibaca (arifwijaya.blogdetik.com). Hal tersebut biasanya terjadi
karena kurang memahami kalimat yang dibacanya. Kebiasaan tersebut menjadi hambatan
yang sangat serius dalam membaca.

Regresi sering diiringi oleh beberapa sebab diantaranya adalah:

a. Kurang percaya diri terhadap apa yang sedang di baca.

b. Merasa ada sesuatu yang tertinggal.

c. Salah persepsi.

d. Terpaku pada detail.


e. Mempersoalkan tentang salah cetak, yakin ada salah ejaan, dan kata sulit.

Menurut Soedarso (2002:6) melamun merupakan penyebab kebiasaan regresi. Melamun


disebabkan karena kurang konsentrasi saat membaca. Sehingga menyebabkan ingin kembali
mengulang kata atau kalimat yang telah dibaca.

6. Subvokalisasi

Subvokalisasi ini adalah suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita. Jadi waktu
kita membaca, di dalam pikiran kita seperti ada suara yang menyuarakan bacaan itu
(kiwod.com). Menurut Dwi, subvokalisasi ini juga menghambat karena kita jadi lebih
memperhatikan bagaimana melafalkan daripada berusaha memahami ide yang dikandung
dalam kata-kata yang kita baca (dwi-n10tangsel.blogspot.com). Kebiasaan subvokalisasi ini
akan menjadi penghambat pembaca dalam melakukan kegiatan membaca cepat, karena
pembaca menjadi tidak fokus pada ide pokok bacaan tetapi terpecah menjadi cara
pelafalannya juga.

C. Cara Mengatasi Hambatan

Walaupun dalam membaca cepat terdapat berbagai hambatan, tetapi ada cara untuk
meminimalisasi hambatan tesebut. Berikut ini adalah cara-cara untuk menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan yang dapat berpengaruh dalam kecepatan membaca, daitaranya:

1. Vokalisasi

Soedarso mengungkapkan cara untuk menghilangkan kebiasaan vokalisasi ini dapat


dilakukan dengan cara menyiulkan suara dengan bibir, sementara itu aktifitas membaca tetap
berlangsung. Pada waktu yang sama tangan diletakkan pada leher, dan diusahakan tidak ada
getaran pada leher.

2. Gerakan Bibir

Kebiasaan menggerakkan bibir ketika membaca dapat dihilangkan dengan melakukan


kegiatan:

a. Merapatkan bibir kuat-kuat, dan menekankan lidah ke langit-langit mulut.

b. Mengunyah permen karet.

c. Mengambil pensil atau sesuatu yang lain yang cukup ringan, lalu menjepit dengan
kedua bibir (bukan gigi), diusahakan agar pensil itu tidak bergerak.

d. Mengucapkan berulang-ulang, kata satu, dua, tiga.

e. Bibir dalam posisi bersiul, tetapi tidak bersuara.


3. Gerakan Kepala

Untuk menghilangkan kebiasaan gerakan kepala saat membaca dapat dilakukan cara sebagai
berikut:

a. Meletakkan telunjuk jari ke pipi, dan menyandarkan siku tangan ke meja selama
membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, maka gerakan itu harus segera
dihentikan.

b. Memegang dagu dengan tangan seperti memegang-megang jenggot dan bila kepala
bergerak, maka gerakan itu harus segera dihentikan.

c. Meletakkan ujung telunjuk jari di hidung, maka bila kepala bergerak, maka gerakan itu
harus segera dihentikan (Soedarso, 2002:6).

4. Menunjuk dengan Jari

Kebiasaan menunjuk dengan jari ketika membaca dapat dihilangkan dengan melakukan
kebiasaan menggunakan kedua tangan memegang buku yang dibaca, atau memasukkan
tangan ke saku selama membaca.

5. Regresi

Kebiasaan regresi ketika membaca dapat dihilangkan dengan melakukan cara sebagai
berikut:

a. Menanamkan kepercayaan diri. Jangan berusaha mengerti setiap kata atau kalimat
dalam bacaan tersebut. Jangan terpaku pada detail, terus saja membaca jangan ikuti godaan
untuk kembali ke belakang.

b. Menghadapi bahan bacaan tanpa perasaan ragu terhadap kesalahan yang dilakukan, jika
dalam keadaan membaca, bacalah. Apa yang sudah ketinggalan, tinggalkan.

6. Subvokalisasi

Cara menghilangkan subvokalisasi dalam membaca memang tidak mungkin, tetapi masih
dapat diusahakan dengan cara melebarkan jangkauan mata sehingga satu fiksasi (pandangan
mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus dan langsung menyerap idenya daripada
melafalkanya.

Christiana Ratri Yuliani dalam gubuk.sabda.org menyebutkan meskipun ada banyak masalah
yang bisa menjadi penghambat dalam belajar membaca cepat, tidak berarti tidak ada jalan
keluarnya. Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa digunakan untuk membantu mengatasi
masalah-masalah dalam membaca cepat.
1. Miliki kosakata yang luas

Jika saat ini Anda masih memiliki kosakata yang terbatas, ada cara-cara yang bisa ditempuh
untuk mengatasinya, yaitu dengan menyiapkan catatan kata-kata baru yang belum Anda
ketahui. Setelah itu, carilah artinya di dalam kamus. Perbendaharaan kata yang banyak sangat
membantu dalam memahami suatu bacaan.

2. Sikap tubuh

Membaca cepat memang memerlukan konsentrasi yang tinggi. Tidak jarang pembaca justru
berada dalam posisi tegang. Kondisi yang seperti ini justru menjadi penghambat. Untuk itu,
ambilah posisi santai saat membaca.

3. Membaca sepintas lalu

Dengan membaca sepintas lalu, Anda bisa mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi.

4. Konsentrasi

Konsentrasi yang penuh menghindarkan Anda dari melamun atau pikiran yang melayang-
layang. Kesulitan dalam berkonsentrasi menunjukkan kecepatan membaca yang rendah.
Untuk itu, usahakan agar selalu berkonsentrasi ketika membaca cepat.

5. Retensi/mengingat kembali informasi dari bacaaan

Mengingat kembali informasi yang baru saja Anda baca bisa dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan, diskusi, maupun menulis kembali
informasi yang sudah diterima.

6. Tujuan dari membaca itu sendiri

Dengan menentukan tujuan dari membaca, Anda akan mengetahui apakah bacaan tersebut
sesuai dengan kebutuhan Anda atau seperti yang Anda inginkan.

7. Motivasi

Motivasi yang jelas dalam membaca akan memengaruhi tingkat pemahaman bacaan. Jika
Anda sudah memiliki motivasi yang jelas dalam membaca suatu bacaan, Anda akan lebih
mudah menyerap informasi dalam bacaan tersebut. Untuk itu, tumbuhkanlah motivasi dalam
membaca.

III. PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa membaca cepat merupakan kegiatan membaca
yang memprioritaskan waktu dengan menggunakan gerakan mata, dibaca dalam hati, dan
memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi yang banyak dengan tingkat pemahaman yang
tinggi terhadap bahan yang dibacanya dalam waktu yang singkat.

Hal yang menghambat membaca cepat adalah kebiasaan sejak kecil seperti vokalisasi,
gerakan bibir, gerakan kepala, menunjuk dengan jari, regresi, dan subvokalisasi. Untuk
mengatasi masalah yang timbul dalam membaca cepat dapat diatasi dengan miliki kosakata
yang luas, sikap tubuh, membaca sepintas lalu, konsentrasi, retensi/mengingat kembali
informasi dari bacaaan, tujuan dari membaca itu sendiri, dan motivasi.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Arif Wijaya. 2009. http://arifwijaya.blogdetik.com/2009/10/29/penghambat-membaca-


cepat/ diunduh pada tanggal 24 Februari 2010 pukul 11.36 WIB

Christiana Ratri
Yuliani. http://gubuk.sabda.org/mengatasi_masalah_masalah_dalam_membaca_cepat diundu
h pada 23 Februari 2010 pukul 20.34 WIB.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

DePotter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2009. Quantum Learning. Bamdung: Mizan Pustaka.

Dwi Antiningsih. 2010. http://dwi-n10tangsel.blogspot.com/2010/01/penghambat-membaca-


cepat.html diunduh pada tanggal 24 Februari 2010 pukul 10.19 WIB.

http://id.forums.wordpress.com/topic/peningkatan-kemampuan-membaca-cepat-dengan-
menggunakan-metode-speed-reading diunduh pada tanggal 24 Februari 2010 pukul 11.14
WIB.

http://kiwod.com/tag/membaca-cepat/ diunduh pada tanggal 23 Februari 2010 pukul 20.12


WIB.

http://mualim.blogdetik.com/2009/10/21/penghambat-membaca-cepat/ diunduh pada tanggal


23 Februari 2010 pukul 20.07 WIB.

http://padepokan-it.com/2010/01/27/arti-membaca/ diunduh pada tanggal 23 Februari 2010


pukul 19.45 WIB.

http://techonly13.wordpress.com/2009/08/26/membaca-cepat/ diunduh pada tanggal 23


Februari 2010 pukul 19.52 WIB.
Hernowo. 2009. Mengikat Makna Update: Membaca dan Menulis yang Memberdayakan.
Bandung: Mizan Pustaka.

Imron Rosidi. 2009. http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/05/membaca-cepat.html di


unduh pada tanggal 23 Februari 2010 pukul 19.34 WIB.

Muhammad Iqbal. 1982. Membangun Pikiran Agama dalam Islam. Jakarta: Tintamas.

Soedarso. 2002. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Sri Hastuti. 2010. Membaca Cepat dan Kritis Ringkasan Materi.

Anda mungkin juga menyukai