Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,

yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga

sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai

"kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran

daripada budi dan daya. Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam

bentuk daya menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat.
Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan

murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban. Kebudayaan

sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw

Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat

ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat

itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang

turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai

superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,

nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-

lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu

masyarakat.

Budaya Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat di artikan sebagai kesatuan

dari kebudayaan seluruh wilayah yang ada di Indonesia Untuk Menumbuhkan rasa cinta

Indonesia dalam rangka Mengembalikan Jati diri Bangsa Indonesia perlu di galakkan kembali
karena sekarang ini Indonesia sedang mengalami nilai nilai pergeseran dari kebudayaan lokal

yaitu kebudayaan asli Indonesia kepada mulainya kecintaan terhadap budaya asing. Dengan

majunya teknologi di mana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita

turut pula mempengaruhi tergesernya nilai nilai budaya Indonesia ini. Ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kebudayaan maupun teknologi baik dari dalam aupun dari luar. Sekilas

kebudayaan dan teknologi dinilai sangatlah bertolak belakang, kebudayaan lebih menitik

beratkan kepada sejarah sedangkan teknologi berhubungan dengan trend masa kini. Tidak

sedikit orang yang menilai kedua bahasan tersebut demikian. Namun, bila ditelaah lebih

dalam lagi pada dasarnya dan sebenarnya kebudayaan sangat berhubungan dengan teknologi.

Kebudayaan menghasilkan teknologi, sedangkan teknologi menciptakan kebudayaan dalam

masyarakat serta teknologi pertanda kemajuan kebudayaan, dengan kata lain antara

kebudayaan dan teknologi sangatlah mempengaruhi.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh

hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan

masalah itu adalah:


1. Apakah Pengertian dari Kebudayaan dan Dinamika Masyarakat?
2. Apakah Unsur-unsur dari Kebudayaan Tersebut?
3. Apakah Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat?
4. Apakah Sifat dan Hakikiat Kebudayaan?
5. Apakah Gerak dan Faktor apa yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Kebudayaan?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa Mengetahiu Pengertian Dari Kebudayaan dan Dinamika Masyarakat
2. Mahasiswa Mampu Menerapkannya dalam Lingkungan Masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,

yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga

sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai

"kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran

daripada budi dan daya. Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam

bentuk daya menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat.

Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni

dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban. Kebudayaan sangat

erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski

mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh

kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah

Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun

temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai

superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,

nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-
lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu

masyarakat.

Budaya Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat di artikan sebagai kesatuan dari

kebudayaan seluruh wilayah yang ada di Indonesia Untuk Menumbuhkan rasa cinta

Indonesia dalam rangka Mengembalikan Jati diri Bangsa Indonesia perlu di galakkan kembali

karena sekarang ini Indonesia sedang mengalami nilai nilai pergeseran dari kebudayaan lokal

yaitu kebudayaan asli Indonesia kepada mulainya kecintaan terhadap budaya asing. Dengan

majunya teknologi di mana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita

turut pula mempengaruhi tergesernya nilai nilai budaya Indonesia ini. Ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kebudayaan maupun teknologi baik dari dalam aupun dari luar. Sekilas

kebudayaan dan teknologi dinilai sangatlah bertolak belakang, kebudayaan lebih menitik

beratkan kepada sejarah sedangkan teknologi berhubungan dengan trend masa kini. Tidak

sedikit orang yang menilai kedua bahasan tersebut demikian. Namun, bila ditelaah lebih

dalam lagi pada dasarnya dan sebenarnya kebudayaan sangat berhubungan dengan teknologi.

Kebudayaan menghasilkan teknologi, sedangkan teknologi menciptakan kebudayaan dalam

masyarakat serta teknologi pertanda kemajuan kebudayaan, dengan kata lain antara

kebudayaan dan teknologi sangatlah mempengaruhi.

Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih

individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang

lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.

fungsi dinamika kelompok:

1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.


2. Memudahkan segala pekerjaan.
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban

pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian.
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
2.2 Kerangka Budaya

Setiap orang memiliki budaya dan tidak seorang pun dapat dipisahkan dari budayanya

sendiri. Tantangan berat bagi para misionaris (baik dalam maupun luar negeri) adalah

mengidentifikasi diri dengan orang-orang yang dilayani. Untuk itu, mereka dituntut

memahami budaya kelompok masyarakat yang dituju.

Langkah pertama untuk belajar budaya-budaya lain adalah menguasai budaya sendiri.

Apakah arti budaya itu? Budaya menurut para sarjana Antropologi adalah hal-hal yang

bersangkutan dengan akal (Kuncaraningrat). Budaya adalah sejumlah kebiasaan yang saling

berkaitan (Antropolog AS Boas Kroeber, Clinton, dll.). Budaya adalah organisasi sosial yang

direfleksikan oleh keseluruhannya (Antropolog Inggris Malinowski, Raeliffie Brown). Lloyd

E. Kwast menjelaskan: "Budaya memiliki empat lapisan yang terdiri dari tingkah laku, nilai-

nilai, kepercayaan-kepercayaan, dan cara pandang dunia."

1. Tingkah laku: "Apa yang Dibuat atau Dikerjakan"

Lapisan yang paling luar adalah "tingkah laku", yang dapat diamati dengan mudah. Hal-hal

yang dapat diamati adalah: kebiasaan-kebiasaan serta bahasa-bahasa dalam berbagai bentuk

dan arti. Rangkaian antara bentuk dan arti menghasilkan suatu simbol: "Apa yang

dikerjakan?" Pertanyaan tersebut melahirkan pertanyaan: "Apa artinya?"

Contoh: Acungan jempol, berjabat tangan, orang Barat berpelukan sambil mencium pipi, dan

lain-lain.

2. Nilai-Nilai: "Apa yang Baik atau yang Terbaik?"

Tingkah laku kebanyakan bersumber dari suatu sistem nilai-nilai standar tingkah laku dan

pertimbangan yang memberikan tuntutan ke dalam hal apa yang baik dan indah atau terbaik

dan terindah. Sistem nilai biasanya tumpang tindih dengan budaya. Pertanyaan "Apa yang

baik atau yang terbaik?" mencetuskan pertanyaan lain: "Apa yang dibutuhkan?"
Contoh: Di Irlandia jumlah penduduk lebih besar daripada persediaan makanan.

Penduduknya sering mengalami kekurangan makanan yang amat dahsyat, dan itu sudah biasa

bagi mereka. Oleh karena itu, ada kebutuhan yang nampak dan mendesak yaitu mengurangi

jumlah penduduknya. Tetapi karena jumlah mayoritas penduduk adalah pemeluk agama

Kristen yang menolak KB, maka jalan keluarnya adalah menyusun dan mengembangkan

kebudayaan dengan suatu anjuran yang menyerupai keharusan. Setiap penduduknya diminta

untuk tidak menikah sebelum berusia 30 tahun. Akhirnya, laju pertambahan penduduk bisa

dikurangi karena adanya penundaan pernikahan.

Di India terjadi sebaliknya, pernah juga terjadi kelaparan yang sangat hebat sehingga

rata-rata orang di sana hanya berusia 28 tahun. Hampir setengah dari anak-anak meninggal

sebelum berusia 5 tahun, sehingga terjadilah kekurangan penduduk. Dengan demikian

nampaklah suatu kebutuhan dan budaya yang harus dikembangkan sebagai jalan keluar dari

masalah tersebut. Wanita-wanita di India diwajibkan untuk menikah pada usia 12 atau 13

tahun. Akhirnya terjadilah ledakan jumlah penduduk yang luar biasa sampai sekarang.

3. Kepercayaan-Kepercayaan: "Apa yang Benar?"

Nilai-nilai merupakan refleksi dari kepercayaan-kepercayaan. Sering kali, kepercayaan-

kepercayaan dipertahankan secara teoretis tetapi tidak memengaruhi nilai-nilai atau tingkah

laku. Sistem kepercayaan-kepercayaan berperan untuk memberikan tuntutan kepada

masyarakat setempat dalam mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan.

Contoh: Perang antara suku Madura dengan suku Dayak di Kalimantan Barat. Suku Dayak

identik dengan kekristenan yang percaya bahwa tidak diperbolehkan membunuh manusia.

Tetapi kebutuhan akan kelangsungan hidup dan kejayaan suku tersebut membuat mereka

memilih membunuh daripada tetap mengikuti kepercayaannya.

4. Cara Pandang Dunia: "Apa yang Terjadi?"


Cara pandang dunia adalah keyakinan dasar seseorang yang berfungsi sebagai lensa tafsir

terhadap kenyataan dan penuntun menuju suatu keputusan.

Contoh: Orang dari suku Jawa percaya ada hari-hari tertentu yang baik yang bisa

mendatangkan kebaikan dan ada hari-hari tertentu yang tidak baik yang mendatangkan sial.

Jika ada rumah tangga yang berhasil atau gagal sering ditafsirkan karena pengaruh hari

perkawinannya.

2.3 Unsur-Unsur Kebudayaan

Unsur-unsur pokok atau besar "kebudayaan", yang lazim disebut Cultural

Universals. Dari istilahnya saja ini dapat menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat

universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap "kebudayaan" di manapun di dunia ini.

Tujuh unsur "kebudayaan" yang dianggap sebagai cultural universals disini adalah:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,

senjata, alat-alat produksi, transport dan sebagainya).


2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi,

sistem distribusi dan sebagainya).


3. Sistem ke"masyarakat"an (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem

perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).
6. Sistem pengetahuan.
7. Religi (sistem kepercayaan).
2.4 Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat

Kebudayaan" mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan "masyarakat".

"Masyarakat" memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani

kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan "masyarakat" tersebut sebagian besar dipenuhi oleh

"kebudayaan" yang bersumber pada "masyarakat" itu sendiri. Karena kemampuan manusia
terbatas sehingga kemampuan "kebudayaan" yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas

di dalam memenuhi segala kebutuhan.

Hasil karya "masyarakat" melahirkan teknologi atau "kebudayaan" kebendaan yang

mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi "masyarakat" terhadap lingkungan

dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:

1. Alat-alat produktif.
2. Senjata.
3. Wadah.
4. Makanan dan minuman.
5. Pakaian dan perhiasan.
6. Tempat berlindung dan perumahan.
7. Alat-alat transport

"Masyarakat" yang sudah kompleks yang taraf "kebudayaan"nya lebih tinggi,

kondisinya sudah berlainan dengan taraf permulaan. Hasil karya manusia yaitu teknologi,

memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil

alam dan apabila memungkinkan akan menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara-

negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman dan sebagainya, merupakan contoh di mana

"masyarakat"nya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.

Kebudayaan" mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya

bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain.

Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya

sendiri. Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi yang berarti kebiasaan orang

seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah.

Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya

selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya.

2.5 Sifat dan Hakikat Kebudayaan

Sifat Kebudayaan

1. Terjadinya karena perubahan perilaku kebiasaan manusia


2. Cenderung berkembang disetiap zamamn
3. Tradisi tertentiu masih perlu melakukan ritual tertentu karena menganggap bahwa ada

kekeuatan lebih besar selain dari manusia,yakni tuhan.


4. Kebudayaan seperti music cenderung abadi, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya

langgam-langgam yang dirilis ulang.


5. Hokum dan budaya menghadapi persoalan yang serius, hal ini sering terjadi jika penentuan

tanah berdasarkan hokum adat dan udang-udang agrarian Negara.

Hakikat kebudayaan

1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.


2. kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak

akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan


3. kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakan-tindakan yang

diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang dizinkan.
2.6 Gerak Kebudayaan

Tak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan punya dinamika atau gerak.

Gerak kebudayaan atau dinamika kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup didalam

masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi oleh sebab adanya

hubungan dengan manusia lain. Artinya, karena terjadinya hubungan antar kelompok manusia

dalam masyarakat.

Dinamika masyarakat dan kebudayaan itu tidak akan terlepas dengan sebuah

perubahan, karena apabila manusia saling berhubungan dan terjadi gerak maka tentunya akan

terjadi perubahan, baik perubahan masyarakat maupun perubahan kebudayaan.


Kingsley Davis dalm Soekanto berpendapat bahwa perubahan social merupakan

bagian dari perubhan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan : ilmu pengetahuan,

teknologi, filsafat, dsb, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi social.
Contoh, dikemukakannya perubahan pada logat bahasa Aria setelah berpisah dari induknya,

akan tetpi perubahan itu tidak mempengaruhi organisasi social masyarkat.


Perubahan tersebut lebih dikarenakan perubahan kebudayaan ketimbang perubahan social.
Tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan social dan

perubahan kebudayaan. Karena tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan, dan

sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam masyarakat.
Ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan mengenai masalah gerak kebudayaan,

antara lain yaitu :

Evolusi Masyarakat Dan Kebudayaan

Evolusi adalah perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama dan rentetan perubahan

kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa

rencana dan kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena upaya masyarakat dalam

menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru yang timbul seiring

pertumbuhan dalam masyarakat itu sendiri.


Macamnya evolusi :
Unilinear theories of evolution.
Manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perkembangan sesuai dengan

tahapan-tahapan tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana hingga yang kompleks sampai

pada tahap yang sempurna.


Variasi dari teori ini Cyclical Theorist yg berpendapat bahwa masarakat dan kebudayaan

mempunyai tahap perkembangan yang merupakan lingkaran, dimana suatu tahap tertentu

dapat dilalui berulang-ulang.


Universal theorist of evolution.
Perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahapan tertentu yang tetap. Kebudayaan

manusia telah mengikuti garis evolusi tertentu, teori ini dikemukakan oeh Herbert Spencer

yang mengatakan masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke

kelompok yang heterogen, bik sifat maupun susunannya.


Multilined theories of evolution.
Penelitian terhadap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat, misalnya mengadakan

penelitian perihal pengaruh perubahan system pencaharian dari system berburu ke pertanian,

terhadap system kekeluargaan dalam masyarakat yagn bersangkutan.

Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses saling mempengaruhi antara kebudayaan yang saling

berinteraksi. Kebudayaan yang satu dipengaruhi oleh kebudayaan yang lain. Contohnya dapat

kita lihat pada cara bicara masyarakat Cirebon Jawa. Masyarakat Cirebon jawa berbahasa

sunda akan tetapi bahasa mereka terpengaruh oleh unsure bahasa jawa dan sebaliknya.

Akulturasi terjadi bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapakn pada

unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unxur

kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri,

tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Asimilasi
Asimilasi merupakan proses social dalam taraf lanjut. Proses ini ditandai dengan adanya

usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antar orang perorangan atau kelompok-kelompok

manusia dan juga meliputi usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-

proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama.

Faktor-Faktor yang menyebabkan perubahan social dan kebudayaan


Untuk mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatar

belakangi terjadinya perubahan tersebut.


Sebab-sebab yang bersunber dalam masyarakat :
Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Adanya penemuan-penemuan baru
Pertentangan / konflik masyarakat
Terjadinya pemberontakan atau revolusi

Sebab-sebab yang berasal dari luar :


Bencana alam
Peperangan
Pengaruh kebudayaan lain

Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya perubahan


Didalam masyarakat dimana terjadi suatu proses perubahan, terdapat factor-faktor yang

mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Factor tersebut adalah :


Ditusi, yaitu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari suatu individu kepada

individu lain, dari suatu masyarakat kemasyarakat lain


System pendidikan formal yang maju
Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
Toleransi
System terbuka lapisan masyarakat
Penduduk yang heterogen
Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
Orientasi kemasa depan
Nilai bahwa manusia harus berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Budaya


Menurut Munandar Sulaiman (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

perkembangan nilai budaya adalah :


1. Jarak komunikasi antara kelompok etnis.
Masih terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan

konflik budaya seseorang yang bergerak dari satu kelompiok etnis ke kelompok etnis yang

lain. Contoh migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda mungkin menimbulkan pergeseran

sistem nilai budaya yang sudah ada di daerah kelompok etnis penduduk asli, misalnya

menganggap rendah status etnis pendatang (negatif), tetapi mungkin juga etnis pendatang

menjadi penggerak pembangunan di daerah kelompok etnis penduduk asli (positif).


2. Pelaksanaan pembangunan,
Pelaksanaan pembangunan yang terus menerus akan dapat merubah sistem nilai ke

arah yang positif dan negatif.


Pergeseran sistem nilai yang mengarah ke perbaikan antara lain :
a. Pola hidup tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis, berubah menjadi pola hidup

modern bertaraf nasional-internasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan teklnologi.


b. Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan, meningkat menjadi

pola hidup modern yang mampu menguasai alam lingkungan dengan dukungan prasarana dan

sarana serta teknologi.


c. Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan perumahan meningkat

menjadi pola hidup makmur dan juga sehat, teratur, bersih dan senang serta aman sesuai

dengan standar menurut ilmu pengetahuan dan teknologi.


d. Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman, meningkat

menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian, dan ketrampilan yang didukung teknologi.
Pergeseran sitem nilai yang mengarah negatif antara lain :
a. Penggusuran hak milik seseorang untuk kepentingan pembangunan tanpa prosedur

hukum yang pasti dan tanpa ganti kerugian yang layak, bahkan tanpa ganti kerugian sama

sekali.
b. Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang memandang manusia sebagai

obyek sasaran yang selalu dikenai penertiban, serta hak asasinya tidak dihargai.
c. Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum dalam hubungan antara

penguasa / pejabat / majikan dengan rakyat bawahan /buruh.


3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik dengan tata

nilai budaya yang sudah ada, perubahan kondisi kehidupan manusia, sehingga manusia

bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan. Hal ini merupakan akibat sifat

ambivalen teknologi yang selain memiliki segi positif, juga memiliki segi negatif.Sebagai

dampak negatif teknologi, manusia menjadi resah. Keresahan manusia muncul akibat adanya

benturan nilai teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional (konvensional). Ilmu

pengetahuan dan teklnologi berpihjak pada suatu kerangka budaya. Kontak budaya yang ada

dengan budaya asing menimbulkan perubahan orientasi budaya yang mengakibatkan

perubahan sistem nilai budaya.

BAB III

PENTUP

3.1 Kesimpulan

Budaya adalah "Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Nilai-nilai

budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup
organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan

(believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya

sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Dalam

hal ini kearifan budaya lokal yang menunjukkan identitas dan karakter budaya lokal

mestinya terlihat secara jelas dalam konsep ketahanan budaya lokal yang mestinya nilai

kaearifan budaya lokal tetap terjaga dan menjadi nilai yang tetap ada untuk memperkokoh

ketahanan budaya lokal. Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari

dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu

dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.

3.2 Saran

Demikian hasil makalah kami, semoga bermanfaat bagi kita semua dan dapat

menerapkannya dalam budaya dan lingkungan masyarakat.

Daftar Pustaka

http://www.davishare.com/2015/01/makalah-dinamika-masyarakat-dan.html

Anda mungkin juga menyukai