Anda di halaman 1dari 6

Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mempunyai berbagai ragam


budaya, adat dan kelompok. Keragaman tersebut nantinya akan menimbulkan
suatu persoalan bagi bangsa Indonesia. Persoalan-persoalan tersebut misalnya
adanya suatu perbedaan atau suatu perpecahan. Perpecahan tersebut tentu saja
harus dihindari, untuk menghindari perpecahan yang terjadi maka harus dilandasi
oleh suatu filsafat bangsa yaitu Pancasila.
Pancasila dirumuskan oleh sembilan orang yang memiliki rasa yang kuat
terhadap nasib bangsa dan negara. Ajaran dari Soekarno, Wahid Hasyim,
Muhammad Yamin, Maramis, Mohammad Hatta, Soebardjo, Kiai Abdul Kahar
Moezakir, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan Haji Agus Salim menghiasi kultur
ideologis bangsa ini, baik dalam perubahan politik, kenegaraan, penyelenggaraan
pemerintahan maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pancasila dilahirkan sebagai dasar falsafah negara oleh Bung Karno, tetapi
Bung Karno menolak anggapan tersebut, beliau mengemukakan bahwa beliau
hanyalah sekedar perumus dan penggali Pancasila. Pancasila sendiri dinyatakan
sebagai Isi Jiwa Bangsa Indonesia Turun Temurun. Pancasila sebagai filsafat
bangsa merupakan norma dasar yang akan dijadikan sebagai sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia. Pengertian Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum yaitu segala sesuatu yang menyangkut sebuah negara harus
berdasarkan hukum dan harus berdasarkan nilai-nilai yang termuat dalam
pancasila sebagai norma dasar negara. Pancasila sendiri mempunyai sebuah
makna. Makna Pancasila berasal dari dua kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu
panca artinya lima, sila artinya peraturan tingkah laku yang baik, adab sopan
santun, atau perilaku senonoh.
Sebelum Pancasila menjadi dasar filsafat hidup bangsa yaitu tanggal 18
Agustus 1945 Pancasila menjadi nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang kita
kenal sebagai sifat-sifat, teposeliro (suka bekerja), tepotulodo (tolong menolong
atau gotong royong), dan tepo palupi peduli kasih dan Sebelum Pancasila
disahkan sebagai Dasar Filsafat Negara, nilai-nilai Pancasila telah menjadi
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut seperti adat istiadat,
kebudayaan serta kausa materialis Pancasila. Setelah bangsa Indonesia mendirikan
negara, maka oleh pembentuk negara Pancasila kemudian disahkan menjadi Dasar
Negara Republik Indonesia sehingga sebagai suatu bangsa dan negara Pancasila
mempunyai cita-cita, ide-ide yang tertuang dalam Pancasila. Pancasila sebagai
filsafat negara, secara objektif diangkat dari pandangan hidup dan sebagai filsafat
hidup bangsa yang telah ada dalam sejarah bangsa. Dalam filsafat Pancasila
terkandung pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional,
sistematis, dan menyeluruh. Tetapi, suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung
menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan
melainkan suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar.
Pancasila sebagai filsafah negara Republik Indonesia secara resmi
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Sila-sila pancasila tercantum dalam Berita Republik Indonesia
tahun II No.7 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945. Sila- sila
Pancasila tersebut mengandung filsafat kehidupan berbangsa dan bernegara yang
universal, mencakup aspek duniawi dan ukharawi, mental spiritual, moral dan
akhlah bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia memiliki susunan lima sila yang merupakan suatu persatuan dan
kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang mutlak, yaitu berupa sifat
kodrat monodualis, sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk
sosial, serta kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri, juga
sekaligus sebagai makhluk Tuhan. Kemudian pancasila tersebut mejadi dasar
rangka dan jiwa bagi bangsa Indonesia.
Dasar pemikiran fisiologis yang terkandung dalam setiap sila dijelaskan
sebagai berikutPancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia
mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan, kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Tetapi, pemikiran filsafat
kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara merupakan suatu
persekutuan hidup manusia atau organisasi. Kemasyarakatan merupakan
masyarakat hukum. Mewujudkan suatu negara sebagai organisasi tidaklah mudah,
tetapi diperlukan langkah untuk membentuk suatu ikatan sebagai bangsa.
Konsekuensinya dalam hidup kenegaraan harus mendasarkan bahwa kekuasaan
negara berasal dari rakyat.
Pancasila yang merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia yang
mengandug nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Nilai
merupakan hal yang terkandung dalam hati nurani manusia yang lebih memberi
dasar dan prinsip akhlak yang merupakan standar keindahan dan efisiensi atau
keutuhan kata hati (potensi). Nilai- nilai yang dimaksud adalah nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial,
dimana nilai-nilai tersebut termuat dalam alenia IV pembukaan UUD 1945.
Selain itu, Pancasila sebagai suatu nilai juga memberikan dasar-dasar yang
bersifat fundamental dan universal, dimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam
kehidupan nyata dalam bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Nilai
tersebut kemudian dijabarkan dalam suatu norma. Norma tersebut meliputi norma
moral, dan norma hukum. Jadi, pada hakikatnya pancasila bukanlah suatu
pedoman yang bersifat normatif melainkan suatu sistem nilai-nilai etika yang
meliputi nilai hukum dan norma moral yang kemudian dijabarkan lagi dalam
norma-norma etika, moral ataupun hukum dalam kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan. Oleh karena itu sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang
utuh yang tidak bisa terpisah satu sama lain.
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan Pancasila memiliki susunan
yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi
arti sila-sila Pancasila itu. Susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkis dan
berbentuk piramid. Kelebihan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan
lainnya adalah keingintahuannya tentang segala sesuatu yang ada di alam semesta
ini. Sesuatu yang diketahui oleh manusia adalah pengetahuan. Pengetahuan dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari indra
manusia yang disebut dengan pengetahuan indrawi, pengetahuan yang yang
bersifat universal dan mengikuti metode dan sistem disebut pengetahuan ilmiah,
sedangkan pengetahuan yang diperoleh melalui perenungan sampai kepada
hakikatnya maka disebut sebagai pengetahuan filsafah.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani Philos dan sophia. Philos artinya
mencari atau mencintai, sedangkan sophia artinya kebijakan atau kebenaran. Jadi
kata majemuk Philosophia kira-kira berarti daya upaya pemikiran manusia
untuk mencari kebenaran dan kebijakan. Filsafat pancasila mempunyai prinsip-
prinsip. Prinsip prinsip filsafat pancasila jika ditinjau dari kausa Aristoteles,
pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan.
Dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam
bangsa Indonesia sendiri.
2. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya.
Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD45 memenuhi syarat formal.
3. Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun
dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
4. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan yang
diusulkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Falsafah pancasila memiliki peranan dalam penggambaran sistem hukum
nasional. Salah satu peranannya adalah di era modern ini bangsa berkembang dan
menegakkan tatanan kehidupan dengan sistem kenegaraan. Sistem ketatanegaraan
di jiwai, dilandasi dan dipandu oleh sistem filsafat dan sistem ideologi seperti,
liberalisme-kapitalisme, sosialisme, dan fundamentalisme.
Falsafah Pancasila sebagai falsafah hidup adalah falsafah yang digunakan
sebagai peganggan, pedoman, atau petunjuk oleh bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari. Falsafah Pancasila yang berasal dari kepribadian bangsa
Indonesia merupakan ciri-ciri khas dari bangsa Indonesia. Filsafat pancasila
sendiri berkembang dalam budaya dan peradapan Indonesia terutama sebagai jiwa
dan asas kerohanian bangsa dalam perjuangan kemerdekaan dari kolonialisme-
imprealisme, dimana pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, sebagai jiwa
bangsa yang akan memberikan identitas dan integritas bangsa dalam budaya.
Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan
pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan, dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila mempunyai kedudukan dan
fungsi masing-masing yang harus dipahami sesuai dengan konteksnya.
Kedudukan pancasila tidak berdiri sendiri, tetapi apabila dikelompokkan maka
akan kembali menjadi dua kedudukan dan fungsi pancasila. Dua kedudukan dan
fungsi pancasila yaitu sebagai Dasar Filsafat Negara dan sebagai Pandangan
Hidup Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) dan jiwa bangsa yang
fundamental yang tidak akan mengalami kadaluwarsa ideologis, jika bangsa dan
semua warga negara memahaminya sebagai falsafah hidup berbangsa dan
bernegara. Dalam perjalanan sejarah keberadaan Pancasila sebagai ideologi
negara dan falsafah bangsa mengalami berbagai macam penafsiran dan
penjabaran, bahkan pancasila dimanipulasi secara politis untuk kepentingan
penguasa dalam upaya menghabisi lawan politik yang membayangi kekuasaan
dan kemapanan yang diciptakan oleh suatu rezim. Masyarakat sebagai warga
negara memandang ideologi Pancasila melebihi kitab suci yang sakral, tetapi
kemudian kedudukan dan fungsi pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia dikembalikan oleh gerakan reformasi ideologis yang substansif.
Reformasi telah menyadarkan bangsa dan negara untuk mendudukkan
Pancasila sebagai orisinalitasnya. Paradigma utama dari tegaknya bangsa dan
negara adalah karena sikap konsekuen dan konsisten terhadap ideologinya. Oleh
karen itu, tidak ada salahnya apabila semua komponen bangsa kembali pada suatu
kesadaran ideologis yang paling mendasar yaitu kesadaran terhadap pengkajian
kembali tentang falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia. Pemahaman
mendalam terhadap sila-sila Pancasila dapat dimulai dari peningkatan pemahaman
historis Pancasila sebagai ideologi negara yang telah diperjuangkan oleh pendiri
bangsa dan negara ini. Dengan demikian, pancasila sebagai filsafat negara harus
diimplementasikan dalam kehidupan nyata, karena untuk membangkitkan
semangat juang bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Budiono, K. 2012. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung:


Alfabeta.
Hamid, A., A. Sholehhudin, B. A. Saebani. 2012. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Herdiawanto, H dan J. Hamdayama. 2010. Cerdas Kritis, dan Aktif


Berwarganegara. Jakarta: Erlangga.

Heryansyah, D. 2014. Tanggung Jawab Pemuda terhadap Masa Depan Pancasila.


Hukum Ius Quia Iustum, 21(4): 607-631.

Pinasang, D. 2012. Falsafah Pancasila sebagai Norma Dasar(Grundnorm) dalam


Rangka Pengembanan Sistem Hukum Nasional. Falsafah Pancasila,
20(3): 1-10.

Syaputra, D. 2015. Manifestasi Nilai-nilai Pancasila dalam Production Sharing


Contract (PSC) Guna Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Melalui
Kedaulatan Minyak dan Gas. Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia,
1(1): 101-124.

Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai