Anda di halaman 1dari 3

Pengukuran Epidemiologi

Untuk mengetahui kejadian dan pola suatu penyakit atau permasalahan yang terjadi di
masyarakat digunakan alat atau metode yang dapat dipakai sebagai tolok ukur atau indikator.
Alat ukur yang sering dipakai adalah rasio (ratio) dan rate. Rasio atau proporsi digunakan
untuk membandingkan frekuensi suatu penyakit atau masalah pada dua kelompok individu
atau lebih, misalnya frekuensi penyakit demam berdarah pada kelompok A dan B.
Sedangkan, rate dipakai untuk menyatakan frekuensi distribusi suatu penyakit suatu peristiwa
yang terjadi di masyarakat, misalnya jumlah kematian penduduk di kota A karena demam
berdarah adalah 20 orang per 1000 penduduk.

Rate adalah pernyataan numerik, yang menggunakan sebuah rumus untuk menghitung
frekuensi suatu kejadian yang berasal dari pembagian jumlah kasus (pembilang) dengan
jumlah populasi total yang mengalami kejadian tersebut (penyebut atau populasi berisiko),
kemudian hasilnya dikalikan 100, 1.000, atau 10.000 (suatu konstanta) untuk mengetahui
jumlah kasus yang terjadi pada unit populasi tersebut.

Rate = Jumlah kasus x 1.000


Populasi di area dalam periode waktu tertentu

Contoh: Pada tahun 2017, ada 100 kasus demam berdarah di kota A yang berpenduduk
1.250.000 orang. Berapa rate kasus demam berdarah di kota A?
Rate = Jumlah kasus = 100 kasus = 1 kasus
Populasi di area dalam periode waktu tertentu 1.250.000 orang 12.500 orang
Rate demam berdarah = 8 kasus per 100.000 orang
Pengukuran Angka Penyakit (Morbiditas)
Pengukuran frekuensi penyakit dititikberatkan pada angka kesakitan dan angka
kematian yang terjadi pada masyarakat. Pengukuran angka kesakitan relatif lebih sulit
dibandingkan dengan angka kematian.

enyakit merupakan jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu te
kasus suatu penyakit selama periode terhenti x 1.000
iode waktu tertentu

Contoh: Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tanggal 24 Januari 2017 sebanyak
100.000 orang semua rentan terhadap penyakit diare, ditemukan laporan penderita baru
sebagai berikut: bulan Februari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10
orang dan Desember 90 orang.
Incidence rate = (50+ 100+150+10 +90) x 1.000 = 4
100.000

ang menderita dalam jumlah besar seperti keracunan makanan, maka formula yang dipakai untuk m
0

Contoh: Dari 200 orang mahasiwa yang tercatat pada kampus X ternyata 50 orang tiba-tiba
menderita muntaber setelah makan nasi bungkus di kantin.
Attack rate = 50 x 1.000 = 250
200

a suatu periode, misalnya pada bulan Maret 2017, maka disebut sebagai point prevalence rate. Teta

Contoh:
Pada suatu daerah penduduk pada 1 Januari 2017 100.000 orang, dilaporkan keadaan
penyakit sebagai berikut: Februari 50 kasus lama dan 100 kasus baru ; Maret 75 kasus lama
dan 75 kasus baru ; Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru ; September 50 kasus lama dan 50
kasus baru dan Desember 200 kasus lama dan 200 kasus baru.
Prevalence rate = (50+100) +(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) x 1.000 = 9
100.000

Sumber:

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai