Anda di halaman 1dari 28

Terminologi

1. ASA 3 : (American Society of Anesthesiologist) 3, pasien dengan penyakit sistemik

berat yang belum mengancam jiwa, pasien selalu minum obat untuk kelangsungan hidupnya

dan aktifitas rutin terbatas.


ASA merupakan kategori persiapan pre operatif
2. Anestesi : penimbulan ketidakpekaan pada suatu bagian dengan menghambat konduktivitas

saraf sensorik yang bersifat reversibel


3. Anestesi regional : anestesi yang dilakukan pada region tertentu
4. Anestesi umum : anestesi yang dilakukan dengan efek tidak sadar secara umum

Identifikasi masalah:

1. Apa tujuan pemeriksaan ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, K, dan Na pada pasien?
2. Mengapa perlu dilakukan pemeriksaan rotgen dan apa jenis pemeriksaan rontgen yang

dilakukan sebelum tindakan operasi?


3. Apa tujuan pemeriksaan EKG sebelum tindakan operasi?
4. Apa indikasi rehidrasi pada ibu gastri yang akan dilakukan tindakan laparotomi

emergency?
5. Apa indikasi dan bagaimana teknik pemberian anestesi regional?
6. Kenapa tidak bisa dilakukan anestesi regional pada kondisi ASA 3?
7. Apa komplikasi tindakan anastesi yang dilakukan pada operasi?
8. Apa penyebab timbulnya sakit kepala setelah operasi akibat anestesi ?
9. Kenapa terjadi cardiac arrest pada saat operasi berlangsung?
10. Apa saja tindakan resusitasi yang dilakukan dokter anestesi pada kasus tersebut?
11. Kenapa pasien di rawat di ICU dengan memakai ventilator setelah resusitasi?
12. Apa yang dilakukan dokter dalam mengawasi pasien dengan ventilator?

Analisis masalah:

1. Apa tujuan pemeriksaan ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, K, dan Na pada pasien?
Ureum kreatinin diperiksa untuk memantau fungsi ginjal, karena kebanyakan obat

diekskresika melalui ginjal. SGOT SGPT diperiksa untuk memantau fungsi hati, karena

metabolism obat terjadi di hati.

Na dan K diperiksa untuk mengetahui keseimbangan elektrolit

pemeriksaan ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, K, dan Na harus diperiksa untuk memenuhi syarat

operasi

2. Mengapa perlu dilakukan pemeriksaan rotgen dan apa jenis pemeriksaan rontgen yang

dilakukan sebelum tindakan operasi?

Pasien diduga mengalami peritonitis, dilakukan pemeriksaan foto polos untuk menilai

saluran cerna, hepar.

EKG dilakukan untuk menilai kondisi jantung sebelum tindakan operasi

3. Apa tujuan pemeriksaan EKG sebelum tindakan operasi?


Untuk mengetahui fungsi jantung
4. Apa indikasi rehidrasi pada ibu gastri yang akan dilakukan tindakan laparotomi

emergency?

Perdarahan akibat telah terjadi perforasi pada jantung

5. Apa indikasi dan bagaimana teknik pemberian anestesi regional?


Indikasi : Jika pasien perlu tetap sadar selama tindakan operasi, operasi berlangsung

cepat
Teknik dilakukan pada bagian utama pengantar nyeri ke otak yaitu medulla spinalis
Dibagi menjadi dua : Sentral perifer
Spinal dengan menggunakan lidokain
6. Kenapa tidak bisa dilakukan anestesi regional pada kondisi ASA 3?
Karena pasien akan menjalani operasi laparotomi emergency
7. Apa komplikasi tindakan anastesi yang dilakukan pada operasi?
Cardiac arrest
Gagal napas
Aspirasi
8. Apa penyebab timbulnya sakit kepala setelah operasi akibat anestesi ?
Pada anestesi spinal -> memasukkan jarum keruang subdural, ada lubang yang terbuka,

LCS keluar , memicu sakit kepala


9. Kenapa terjadi cardiac arrest pada saat operasi berlangsung?
Karena hambatan konduktivitas saraf yang terjadi pada anestesi umum
10. Apa saja tindakan resusitasi yang dilakukan dokter anestesi pada kasus tersebut?
Resusitasi jantung paru
11. Kenapa pasien di rawat di ICU dengan memakai ventilator setelah resusitasi?
Anestesi umum dapat memicu depresi sistem pernafasan sehingga tidak bisa bernafas

secara aktif
12. Apa yang dilakukan dokter dalam mengawasi pasien dengan ventilator?
Saturasi O2
Pola pernafasan
Menilai refleks batuk
Sistematika
Ibu gastri 61 tahun nyeri seluruh perut Perforasi lambung
Riwayat minum jamu 3 hari yang lalu
Rutin mengkonsumsi obat rematik dan asma
Menutup lambung yang robek
Kasus emergency Dan membersihkan peritoneum
Laparotomi emergency

Rehidrasi : Pasang infus NaCl, karena pasien perdarahan


Pemeriksaan labor berupa Hb 12g%, leukosit 12.000/mm3,
Fungsi hati: SGOT SGPT
Fungsi ginjal : ureum kreatinin
Persiapan pre operatif
Elektrolit : Na K
Rontgen
EKG

ASA 3
penyakit sistemik berat
Operasi besar
regional

Anestesi umum dan regional

Jika diperlukan pasien tetap sadar selama op


Operasi cepat
Teknik
Obat yang digunakan sebelum tindakan anastesi lokal
anestesi
Obat anestesi : lidokain Regional : injeksi sesuai ketinggian spinal
topikal

Monitoring sedang dan setelah operasi


Saturasi O2 menggunakan pulse oxymetri
Pola pernafasan
Umum komplikasi Refleks batuk
Cardiac arrest
Gagal nafas
RJP
aspirasi
Dirawat di ICUmenggunakan ventilator karena depresi nafas
Learning Objective
1. Teknik anestesi

2. Persiapan pre operatif dan persiapan sebelum anestesi

3. farmakologi obat obat anestesi

4. komplikasi anestesi

5. monitoring pasien pasca operasi

LO Anestesi Umum

Definisi

Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang

bersifat reversibel. Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang

memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada kasus bedah

jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lain-lain

Anestesi Umum Intravena (TIVA)

Anestesi umum intra vena adalah satu tehnik anestesi umum yang dilakukan dengan cara

menyuntikan obat anestesi parenteral langsung ke dalam pembuluh darah vena. Obat-obatan

anestesi yang dapat diberikan melalui intravena terdiri dari: obat-obat untuk induksi, obat-obat

penghambat neuromuskular, dan obat-obat golongan opioid Pemberian obat-obat anestesi

intravena dapat dilakukan dengan pemberian bolus berkala maupun dengan infus kontinu.
Kelebihan TIVA

Dapat dikombinasikan atau terpisah dan dapat dititrasi dalam dosis yang lebih akurat

dalam pemakaiannya.

Tidak mengganggu jalan nafas pada pasien

Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat serta mesin anestesi khusus.

Indikasi TIVA

Obat induksi anastesi umum

Obat tunggal untuk anastesi pembedahan singkat

Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat

Obat tambahan anastesi regional

Menghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan SSP

Cara Pemberian TIVA

Suntikan tunggal, untuk operasi singkat

Contoh : cabut gigi

Suntikan berulang sesuai dengan kebutuhan


Contoh : kuretase

Diteteskan lewat infuse dengan tujuan menambah kekuatan anestesi

Keuntungan Anestesi Umum

Mengurangi kesadaran dan ingatan intraoperatif pasien.

Memungkinkan relaksasi otot yang diperlukan untuk jangka waktu yang

lama

Memfasilitasi kontrol penuh terhadap jalan napas, pernapasan, dan

sirkulasi

Dapat digunakan dalam kasus-kasus kepekaan terhadap agen anestesi lokal.

Dapat diberikan tanpa memindahkan pasien dari posisi terlentang.

Dapat disesuaikan dengan mudah dengan durasi prosedur yang tak terduga.

Dapat diberikan dengan cepat dan bersifat reversible

Kekurangan Anestesi Umum

Membutuhkan peningkatan kompleksitas perawatan dan biaya terkait.

Membutuhkan beberapa derajat persiapan pasien sebelum operasi.

Dapat menyebabkan fluktuasi fisiologis yang memerlukan intervensi aktif.


Terkait dengan komplikasi yang kurang serius seperti mual atau muntah, sakit

tenggorokan, sakit kepala, menggigil, dan tertunda kembali ke fungsi mental yang

normal.

Terkait dengan malignant hyperthermia, kejadian langka, dimana kondisi otot terhadap

paparan beberapa agen anestesi umum dapat menghasilkan peningkatan suhu akut dan

berpotensi mematikan, hiperkarbia, asidosis metabolik, dan hiperkalemia

Anestesi regional

Anestesi regional adalah menginjeksikan obat anestesi lokal ke sejumlah sel saraf dengan

tujuan untuk memblok saraf mengantarkan sensasi dan mencegahnya mencapai otak.

Metode pemberian Anestesi regional dibagi menjadi dua :

Blok sentral

- Spinal

- Epidural

Blok perifer

Anastesi spinal

Merupakan tindakan penyuntikan anestesi regional ke dalam ruang subaraknoid.

Lokasi : L3-L4 atau L4-L5

Indikasi :
Bedah abdomen bawah ( tiga jari dibawah processus xiphoideus)

Bedah ekstremitas bawah

Bedah panggul

Tindakan sekitar rektum perineum

Bedah obstetrik-ginekologi

Bedah urologi

Kontraindikasi absolut anestesi spinal

Pasien menolak

Infeksi pada tempat suntikan

Hipovolemia berat atau syok

terapi koagulan

Tekanan intrakranial meningkat

Fasilitas resusitasi minimal

Kurang pengalaman tanpa didampingi konsulen anestesi

Terdapat perdarahan intra atau ekstra kranial

Stenosis aorta berat

Stenosis mitral berat


Kontaindikasi relatif

Infeksi sistemik

Infeksi sekitar tempat suntikan

Kelainan neurologis

Kelainan psikis

Prediksi bedah yang berjalan lama

Penyakit jantung

Hipovolemia ringan

Nyeri punggung kronik

Kontaindikasi kontroversial

Pembedahan di tempat injeksi

Pasien yang tidak dapat berkomunikasi

Prediksi bedah yang berjalan lama

Kehilangan banyak darah

Teknik pembedahan dengan penekanan pada sistem pernapasan

Komplikasi

Cardiac arrest
Sakit kepala

Neurological injury

Radiculopathy

Cauda equine syndrome

Paraplegia

Anestesi epidural

Anestesi epidural adalah blokade saraf dengan menempatkan obat pada ruang epidural antara

durameter dan ligamentun flavum

Lokasi : setinggi L3-L4

Anestesi epidural sering digunakan untuk pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca bedah,

tatalaksana nyeri saat persalinan, penurunan tekanan darah saat pembedahan supaya tidak banyak

perdarahan, dan sebagai kombinasi dengan anestesia umum terutama untuk operasi toraks dan

abdomen

Anestesi kombinasi

Kombinasi antara anestesi umum dan regional Biasanya dimulai dari anestesi regional dulu baru

anestesi umum

LO Persiapan pre operatif


Semua pasien harus dipersiapkan sebelum dianestesi oleh orang yang akan melakukan

anestesi. Persiapan ini menyangkut setiap aspek terhadap kondisi pasien, dan tidak hanya

permasalahan patologis yang membutuhkan operasi.

Penilaian pertama adalah

1. Riwayat kesehatan pasien

2. Riwayat operasi dan anestesi yang terdahulu,

3. Penyakit serius yang pernah dialami

4. Keadaan pasien sekarang ( tanyakan : toleransi terhadap olahraga, batuk, sesak napas,

wheezarg, sakit dada, sakit kepala dan pingsan).

5. Apakah pasien memakan obat tertentu secara teratur. Obat obatan yang berhubungan dengan

anestesi adalah obat antidiabetik, antikoagulan, antibiotika, kortikosteroid dan antihipertensi

( kortikosteroid dan anti hipertensi harus diteruskan selama anestesi dan operasi)

6. Reaksi alergi terhadap obat

7. Apakah pasien atau keluarganya pernah mengalami reaksi penolakan

terhadap obat anestesi pada masa yang lalu

8. nilailah kehilangan cairan dari perdarahan, muntah, diare, dan sebab

Lainnya.

9. Tanyakan juga riwayat dietnya. Apakah pasien dapat makan dan minum secara norrnal sarnpai

saat sebelum operasi. Jika tidak kita harus curiga adanya


kekurangan cairan dan nutrisi, sehingga dibutuhkan beberapa tahap untuk memperbaikinya

sebelum operasi.

10. Tanyakan kapan makan/minum terakhir dan jelaskan

perlunya puasa sebelum anestesi.

Post anestesi

Pulih dari anestesi -> dikelola di RR (Recovery Room) atau PACU ( Post Anestesia Care Unit).

Idealnya : pasien bangun secara bertahap, tanpa keluhan, dan mulus.

Pasien dimonitor secara ketat sampai airway paten, ventilasi dan oksigenasi adekuat dan

hemodinamiknya stabil.

Sering ditemukan gangguan akibat stres pasca bedah atau pasca anestesi berupa gangguan

pernapasan, kardiovaskular, gelisah, kesakitan, mual, muntah, menggigil, kadang perdarahan.

Gangguan Pasca Operasi


Penyebab hipoksemia post operatif
Tatalaksana Gangguan Post Operatif

Gang pernapasan : perhatikan airway management. Tentukan penyebab gangguan ->

atasi. Cth : pada pasien hipoventilasi akibat kebanyakan opioid ->berikan nalokson. Jika

karena muscle relaxan -> berikan prostigmin dan atrofin

Gelisah : Midazolam 0,05-0,1 mg/KgBb

Mual muntah : Metoklopramid 0,1 mg/kgBB iv

Menggigil : Petidin 10-20mg iv

Aldrette Score

Kriteria untuk memindahkan pasien ke ruang rawat inap biasa ( Jika 9-10)
LO Obat Anestesi Intravena

1. Natrium Tiopental (tiopental,pentotal)

Tiopental berupa bubuk kuning yang bila akan digunakan dilarutkan dalam air menjadi

larutan 2,5% atau 5%. Indikasi pemberian tiopental adalah induksi anestesi umum

operasi/tindakan yang singkat(reposisi fraktur, insisi, jahit luka, dilatasi serviks, dan kuretase),

sedasi pada analgesi regional, dan untuk mengatasi kejang-kejang eklampsia atau epilepsi.

Kontra indikasinya adalah status asmatikus, syok, anemia, disfungsi hepar, asma bronkial,

miastenia gravis dan riwayat alergi terhadap tiopental. Keuntungan penggunaan tiopental adalah

induksi mudah dan cepat, tidak ada delirium, masa pemulihan cepat, tidak ada iritasi mukosa

jalan napas. Sedangkan kerugiannya adalah dapat menyebabkan depresi pernapasan, depresi
kardiovaskuler, cenderung menyebabkan spasme laring, relaksasi otot perut kurang dan bukan

analgetik.

Tekanan darah menurun

Vasodilatasi perifer

Mendepresi kontraksi jantung

Spasme Laring dan bronchus

Depresi pernapasan apnea

Dosis : 4 - 6 mg/kgBB

Kontraindikasi Relative thiopentone

Asthma bronchiale

Penyakit Hati berat

Penyakit Ginjal berat

Anemia berat

Hypotension

Shock

2. Ketamin
Ketamin adalah suatu rapid acting nonbarbiturat general anaesthetic. Indikasi pemakaian

ketamin adalah prosedur dengan pengendalian jalan napas yang sulit, prosedur diagnosis,

tindakan ortopedi, pasien resiko tinggi, tindakan operasi sibuk, dan asma. Kontra indikasinya

adalah tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg, riwayat penyakit serebrovaskular,

dan gagal jantung.

Anestesi Dissosiative

Delirium

Hallusinasi

Meningkatkan tekanan darah : systolic 23% dari base line

Heart rate meningkat

Arrhythmias

Hypersekresi

Dosis : 1-3 mg/kg (I.V)

9-11 mg/kg (I.M)

Indikasi & Kontraindikasi Ketamine

Indikasi : pembedahan singkat

Kontraindikasi :

Hypertensi, systolic > 160 mmHg


Arrhythmias

Heart failure

Bedah Pharynx dan larynx tanpa intubasi.

3. Droperidol (dehidrobenzperidol, droleptan)

Droperidol adalah turunan buturofenon dan merupakan antagonis reseptor dopamin. Obat

ini digunakan sebagai premedikasi (antiemetik yang baik) dan sedasi pada anestesi regional.

Obat anestetik ini juga dapat digunakan untuk membantu prosedur intubasi, bronkoskopi,

esofagoskopi, dan gastroskopi. Droperidol dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat

diatasi dengan pemberian diphenhidramin.

4. Diprivan (diisopropil fenol, propofol)

Propofol adalah campuran 1% obat dalm air dan emulsi berisi 10% minyak kedelai,

2,25% gliserol, dan lesitin telur. Propofol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan oleh

GABA.

Anestesi Intravena yang baru

Onset cepat, Duration of action pendek

Akumulasi minimal

Pemulihan cepat

Cepat dimetabolime
Tidak ada komplikasi pada tempat suntikan

Dosis : 2 - 2.5 mg/kgBB

Efek Propofol pada CNS

Efek Hypnotic 1,8 x pentothal

Depresi jalan napas > pentothal

Efek anti emetik

Tidak ada efek anti konvulsi / kejang

Obat Anestesi Regional/Lokal

Obat anestesi regional/lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan

secara lokal. Anertesi lokal idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau merusak jaringan

secara permanen, batas keamanan lebar, mula kerja singkat, masa kerja cukup lama, larut

dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan, dan

efeknya reversible.

Lidokain

Lidokain (lignikaon,xylocain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara topikal

dan suntikan. Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain.

Bupivakain
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja lambat dan masa kerja

panjang.

LO Komplikasi pasca anestesi

1. Hipotensi

2. Hipertensi

3. Inhalasi isi lambung

4. Aspirasi

5. Cardiac arrest

6. Trauma Iatrogenik

7. Reaksi hipersensitivitas

Hipertensi

Sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertensi

Hipertensi bisa diperparah atau disebabkan oleh:

Nyeri

Hipoksemia
Hiperkarbia

Kebingungan atau delirium

Hipotermia

Atasi kelima hal diatas. Bila tekanan darah belum turun, berikan vasodilator atau

beta-blocker.

Mual-muntah postoperative

Terjadi pada 80% pasien setelah anestesi dan operasi. Beragam faktor yang meningkatkan

insidens:
Lebih sering dialami wanita muda dan anak-anak
Lokasi operasi di bagian abdomen, telinga tengah, atau fossa kranial posterior
Pemberian analgesik opioid pre-, intra-, dan post- operatif
Terjadi dilatasi gastrik akibat penggunaan ventilasi manual pada jalan nafas yang tidak

bersih
Adanya hipotensi terkait anestesi epidural atau spinal

Pasien yang berisiko menderita mual muntah post-operatif harus diberikan anti emetik

sebelum anesthesia.

LO Monitoring Pasien Icu

Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri

(instalasi di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus

yang ditujukan untuk memonitor.

Monitoring pasien yang berada di intensive care unit (ICU) meliputi


Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil
Pasien-pasien yang dalam keadaan bahaya

pelayanan yang diberikan di ICU

Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa


Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh
Pemantauan fungsi vital tubuh
Memberikan bantuan psikologis

Pelayanan ICU di Rumah Sakit

Pasien yang dirawat di ICU adalah :

Pasien yang memerlukan intervensi medis segera

Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi dan

berkelanjutan

Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera

Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut:

Resusitasi jantung paru

Pengelolaan jalan napas

Terapi oksigen

Pemantauan EKG

Pemberian nutrisi enteral dan parenteral


Pemeriksaan laboratorium

Pelaksanaan terapi secara titrasi

Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai dengan kondisi pasien

Memberikan tunjangan fungsi vital

Kemampuan melakukan fisioterapi dada

indikasi Masuk ICU

Pasien Prioritas 1 : Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan

tertitrasi

Pasien Prioritas 2 : Pasien yang memerlukan pelayanan pemantauan canggih di

ICU,sebab sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera

Pasien Prioritas 3 : Pasien sakit kritis, yang tidak stabil kesehatan sebelumnya, penyakit

yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi

Pasien keluar ICU

Pasien Prioritas 1 : bila kebutuhan untuk terapi intensif tidak ada lagi, terapi telah gagal

dan prognosis jangka pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari

terapi intensif kontinu kecil

Pasien Prioritas 2 : bila kemungkinan untuk mendadak memerlukan terapi intensif telah

berkurang

Pasien Prioritas 3 : bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi
Monitoring Pasien di Intensive Care Unit (ICU)

Problema medis yang sering dialami pada umumnya adalah masalah Airway-Breathing

and Ventilation-Circulation-Disability.

Monitoring pasien icu merupakan suatu proses monitoring fisiologis yang ketat disertai

dengan tindakan intervensi dengan response time yang cepat, meliputi intervensi

farmakologis , support ventilasi, dan prosedur invasive.

Monitoring ECG

Mengetahui secara kontinyu frekuensi nadi, disritmia, iskemia jantung, gangguan

konduksi, abnormalitas elektrolit, dan fungsi pacemaker.

Dengan alat ini memungkinkan tim ICU untuk meng acsess frekuensi denyut jantung

dan irama jantung secara tepat, serta mampu mendeteksi secara cepat adanya disritmia

cordis.

Monitoring Tekanan Darah Arteri

Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg.

Monitoring Respirasi
Respirasi harus dimonitor dengan teliti, mulai dengan cara-cara yang sederhana samapai

dengan monitor yang menggunakan alat-alat yang mutakhir.

Pernafasan dinilai dari jenis nafasnya, apakah torakal, atau abdominal, apakah ada nafas

paradoksal, apakah ada retraksi interkostal atau supraklavikula.

Pulse Oximetri

Dengan alat ini dapat dinilai secara kontinyu dan kuantitatif Saturasi Oxygen Arteri (SaO 2 ).

Kerja alat ini dapat terganggu oleh malposisi probe, gerakan jari, hypothermia, vasokonstriksi

dan hypotensi

Capnography

Dapat menilai secara kontinyu dan kuantitatif konsentrasi CO2 yang diexpirasikan, dan selisih

atau gradient antara pengukuran PaCO2 dan End Tidal CO2 (ETCO2 )

Monitoring Produksi Urin

Produksi urin menggambarkan perfusi ginjal

Normal : (1/2-1)/kg/jam

Anda mungkin juga menyukai

  • Tambahan TTL
    Tambahan TTL
    Dokumen4 halaman
    Tambahan TTL
    Wulandari Ridwan Mas
    Belum ada peringkat
  • Rop
    Rop
    Dokumen4 halaman
    Rop
    Wulandari Ridwan Mas
    Belum ada peringkat
  • Ruptur Buli
    Ruptur Buli
    Dokumen2 halaman
    Ruptur Buli
    Wulandari Ridwan Mas
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Dokumen4 halaman
    Translate Jurnal
    Wulandari Ridwan Mas
    Belum ada peringkat