Anda di halaman 1dari 4

ADAT MEMINANG DAN MENERIMA LINTO

Latar belakang :

Dalam adat pinang meminang yang ada sekarang ini bukan tata cara
yang baru, namun ada adat yang beradap dan ada yang tidak beradap,
pada dasarnya adat itu dibuat dengan tujuan agar seseorang dapat
berkembang maju, dan dapat saling menghormati satu dengan yang lain
dalam segala hal. peraturan yang berkembang sampai saat ini telah ,
dapat membuat seseorang hidup berbudaya,berbahasa dan berbangsa,
Namun masih tetap saling menghargai dan memahami. Tata cara ini
berawal lahir dari lubuk hati yang bersih sehingga adat adat ini mampu
menjadi sebagai alat komunikasi manusia dalam menyusun dan menata
peradaban yang berkembang.

Dari adat meminang ( pekawianan) inilah diketahui berkembangnya adat


istiadat yang lain, yang diketahui saatni dengan sebutan kanun kampung
dan berkembang menjadi uud perkawinan yang disahkan oleh negara.

Undang undang yang mrngatur dalam adat istiadat perkawina:

1. asal 2 ayat 1 dan 2


1. Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama
dan kepercayaannya itu.
2. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku
2. Pasal 6
(1) Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai.
(2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21
(duapuluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
(3) Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam
keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin dimaksud ayat (2) pasal
ini cukup diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu
menyatakan kehendaknya.
(4) Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak
mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh dari wali, orang yang
memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan
lurus keatas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan
kehendaknya.
(5) Dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang disebut dalam ayat
(2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih diantara mereka tidak
menyatakan pendapatnya, maka Pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal
orang yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut dapat
memberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam ayat (2),
(3) dan (4) pasal ini.
(6) Ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini berlaku sepanjang
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu dari yang bersangkutan
tidak menentukan lain.

3. Pasal 7
(1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan
belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.
(2) Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi
kepada Pengadilan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria
maupun pihak wanita.
(3) Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua orang tua
tersebut dalam Pasal 6 ayat (3) dan (4) Undang-undang ini, berlaku juga dalam hal
permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini dengan tidak mengurangi yang
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6).

Tata cara adat peminangan dan upacara pernikahan yang dilakukan masyarakat
kampung tanjung kampung seumantoh saat ini, dan ini adalah tatacara adat
perkawinan melayu pada umumnya.yang terdiri :

1. Merintis

2. Risik kecil

3. Jamu sukat

4. Risik besar

5. Meminang

6. Naik emas

7. Ikat janji

8. Akad menikah

9. Hinai kecil

10. Malam berhinai

11. Mengantar pengantin laki-laki

12. Hempang pintu

13. Bersanding

14. Tepung tawar

15. Cemetuk
16. Makan nasi hadap-hadapan

17. Serah terima pengantin laki-laki kepada keluarga pengantin perempuan

18. Sembah keliling

19. Malam bersatu

20. Naik halangan (naik lepas pantang)

21. Meminjam kedua pengantin oleh pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan

22. Memulangkan kedua pengantin kembali oleh pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga pengantin

perempuan

Pada zaman dahulu kedua puluh tujuh bagian adat istiadat perkawinan ini harus
dilalui satu persatu. Tetapi pada zaman sekarang, tidak semua kampung masih
mempertahankan adat istiadat inipadahal adat ini bertujuan untuk mengikat
hubungan keakrapan kedua belah pihak keluarga pengantin.

Tujuan :

Agar perkawinan itu tidak dianggap sekedar sebagai rangkayan sebuah


pertemuan untuk melak sanakan pesta, yang tidak mengikat kepada
hukum adat dan hukum syariat dan juga peraturan undang negara,
dengan harapan perkawinan itu adalah awal pembembetukan
keperibadian yang baik yang dpat diturunkan ke anak dan cucu sebagai
generasi penerus bangsa yang patuh dengan peraturan.

KESIMPULAN :

1. Peminangan adalah salah satu proses yang dilaksanakan sebelum


acara akad nikah,dan peminangan hanya dilakukan oleh pihak
mempelai laki-laki, yang bertujuan ialah untuk menunjukan
keseriusan dan rsa hormatdari pihak mempelai laki-laki.
2. Peralatan yang dibawa proses peminanagan adalah :

- Tapak sirih yang di isi dengan :


a. Cembul kapur
b. cembulPinang
c. Cembul gambir
d. Kacit pinang

3. Dalam meminang banyak menggunakan bahasa kiasan atau pantun


dalam mencapai hajat untuk meminang.

Penutup
Tak ada kace yang tak pecah, tak ade gading yang tak retak, berat
sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Entah kate yang pedas terucap, entah tingkah yang pidih
dipandang,piring tak retak nasi tak dingin, dimakan anak separuh
baye,engkau tak endak akupun tak ingin,silap dan salah mohon
maafkan saje.

Anda mungkin juga menyukai