Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umunya ketika suatu reaksi kimia berlangsung laju berkurang dan konsentrasi
peraksi pun berkurang. Dalam banyak hal, setelah waktu tertentu reaksi dapat
berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dan produk
reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi reversible dan mencapai
kesetimbangan. Pada reaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi bereaksi membentuk
kembali pereaksi. Ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan), sedangkan
laju reaksi sebaliknya bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurangdan konsentrasi
produk reaksi bertambah.
Dengan demikian laju reaksi terukur dari reaksi ke depan terus berkurang menjadi NOL,
pada saat laju reaksi ke kanan dan laju reaksi sebaliknya menjadi sama. Jika hal iniyang
terjadi pereaksi dan produk reakasi berada dalam suatu keadaan yang disebut
KESETIMBANGAN DINAMIK.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia ?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia dan ciri umum
proses kesetimbangan ?
3. Bagaimana tetapan kesetimbangan Kimia dan cara untuk menghitungnya ?
4. Apa manfaat tetapan kesetimbangan?
5. Bagaimana aplikasi prinsip kesetimbangan dalam industri maupun diluar industri?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu kesetimbangan kimia
2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia dan cirri
umum proses kesetimbangan
3. Untuk mengetahui tetapan kesetimbangan kimia dan cara menghitungnya
4. Dapat mengetahui manfaat tetapan kesetimbangan
5. Untuk mengetahui aplikasi prinsip kesetimbangan dalam industri maupun diluar
industri

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesetimbangan Kimia

1 | Page
Kita telah mempelajari bahwa suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain yang kemudian
menghasilkan zat baru. Reaksi tersebut umumnya disebut Reaksi kimia yang berlangsung
sampai habis. Misalnya, pita magnesium akan bereaksi dengan oksigen membentuk
magnesium oksida (MgO). Demikian pula sebutir pualam ( CaCO 3) di masukan ke dalam
laruta asam klorida (HCI) berlebihan, semua pualam akan habis bereaksi dengan asam
klorida.
Reaksinya sebagai berikut:
2 Mg(s) + O2(s) 2Mg (s)

CaCO3 + 2HCI(aq) CaCI (aq) + H2O (l) + CO2 (g)


Ada beberapa reaksi yang dapat berlangsung dua arah, contohnya pada reaksi pembuata
gas Amonia
3H2 (g) + N2 (g) 2 NH3 (g)
Reaksi ini disebut juga reaksi reversibel atau reaksi kesetimbangan. Pada reaksi ini setiap
NH3 terbentuk akan segera terurai lagi menjadi H2 dan N2. untuk membuat produk yang
di hasilkan melalui reaksi kesetimbangan di perlukan bebera faktor untuk mengatur arah
reaksi seperti: konsentrasi, suhu, tekanan, dan volume, reaksi kesetimbangan dapat terjadi
pada reaksi homogen dan reaksi heterogen.

1. Reaksi kesetimbangan heterogen

Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan yang berkaitan dengan dua fasa atau
lebih.

Misalnya,

CaCO3 (s) CaO(s) + CO2 (g)

2 C (s) + O2 (g) 2 CO(g)

2 NaHCO3(s) Na2CO3(s) + CO2 (g) + H2O (g)

Pada umumnya, pada temperatur tertentu konsentrasi zat padat murni atau cairan
murni tidak berubah, yaitu konstan. Tetapan ini dapat digabung dengan tetapan
kesetimbangan semula menjadi tetapan kesetimbangan baru yang konstan. Oleh
karena itu pada reaksi kesetimbangan heterogen, tidak terdapat konsentrasi zat padat
dan cairan pada ungkapan tetapan kesetimbangan.

Jadi untuk reaksi-reaksi tersebut diatas,

2 | Page
Kc = [CO2] atau Kp = pCO2

O
2
[ 2] P co 2
Kc = [CO]2 atau Kp = PO 2

co 2 H2
K2 = [CO2] [H2O] atau Kp = p .p O

2. Reaksi kesetimbagan homogen


Contoh : H2 (g) + I2 (g) 2HI(g)

K= [ HI]2
[H2][I 2]

B. Faktor faktor dan ciri ciri umum proses kesetimbangan kimia


Faktor faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia adalah :
1. Pengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan
Pada reaksi kesetimbangan, terhadap reaksi endoterm (menyerap kalor) dan reaksi
eksoterm (melepaskan kalor). Jika reaksi maju bersifat eksotermik, maka reaksi
sebaliknya bersifat endotermik. Perhatikan uraian tentang pengaruh perubahan
suhu untuk reaksi pembentukan gas N2O4 dari gas NO2 berikut ini.
Reaksi kesetimbangan :
2NO2(g) N2O4(g)
Reaksi maju (eksoterm) :
2NO2(g) N2O4(g) H = - 58,8 Kj
Reaksi balik (endoterm)

N2O4(g) 2NO2(g) H = + 58,8 Kj

2. Pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan


Pembuatan amonia, NH3(g) dari reaksi gas nitrogen (N2) dengan gas
hidrogen (H2) dapat membentuk kesetimbangan yang dinyatakan dengan
persamaan reaksi sebagai berikut.

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

3 | Page
Apabila gas hidrogen (H2) ditambahkan kedalam campuran gas pada reaksi
kesetimbangan tersebut, maka konsentrasi H2 dalam campuran meningkat
(bertambah).

3. Pengaruh Tekanan dan Volum terhadap pergeseran kesetimbangan


Reaksi-reaksi gas sangat dipengaruhi oleh perubahan volum dan tekanan gas.
Pada dasarnya, untuk memperbesar tekanan dapat dilakukan dengan memperkecil
volum, sedangkan untuk memperkecil tekanan dapt di lakukan dengan
memperbesar volum.
Jika pada reaksi kesetimbangan gas, tekanan di perbesar, maka menurut Le
Chatelier sistem tersebut akan berusaha mengurangi pengaruh kenaikan tekanan
tersebut dengan cara menurunkan jumlah molekul atau jumlah mol zat. Pada

reaksi kesetimbangan N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g), jika tekanan di perbesar, maka


kesetimbangan akan bergeser ke arah NH3, sedangkan jika tekana di kurangi,
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri (N2(g) dan H2(g) ).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa jika tekanan
diperbesar ( volum diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
mol gas yang lebih kecil, sedangkan jika tekanan diperkecil (volum diperbesar),
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih besar.

Ciri umum proses kesetimbangan


Ciri umum system kesetimbangan sebagai berikut.
Sistem tidak memperoleh materi dari lingkunganya dan tanpa kehilangan
(memberikan) materi ke lingkungan
Sistem adalah dinamik. Dua proses yang berlawanan berlangsung pada saat yang
sama
Sifat yang dapat diukur dan diamati adalah konstan, sebab kedua proses
berlangsung dalam jumlah yang sama, sehingga konsentrasi zat-zat konstan. Sifat
ini disebut sifat makroskopik
Pada suhu tertentu, kesetimbangan mencapai suatu nilai yang konstan dan
ungkapan yang menyangkut konsentrasi zat-zat yang beraksi.

Tabel ungkapan dengan nilai konstan

4 | Page
Ungkapan yang mempunyai nilai konstan
dalam sistem dengan proses pada
Proses
kesetimbangan pada temperatur tertentu

H2O (l) HO 2 (g)


pH 2 O

I2 (s) I2 (larutan) [I2 (larutan)]

[O2( aq) ]
O2(g) O 2(aq) [O2 (g ) ]

[ NH 3 ]2
N2 + 3 H2 2NH3 [ N 2 ][ H 2 ]3

Nilai yang konstan dari ungkapan yang berkaitan dengan konsentrasi dalam suatu
sistem pada kesetimbangan merupakan ukuran sampai berapa jauh suatu reaksi
berlangsung sebelum mencapai kesetimbangan
Nilai yang konstan disebut TETAPAN KESETIMBANGAN

C. Tetapan kesetimbangan dan Perhitungannya


Hukum Kesetimbangan
Pada tahun 1886, dua orang para ahli kimia Nrwegia, yaitu Cato maxmilian guldberg
(1836-1902) dan Peter waage (1833-1900) mengajukan postulat berdasarkan sejumlah
pengamatan yang mereka lakukan terhadap reaksi kesetimbangan. Ponstulat ini
menyatakan bahwa jika hasil reaksi konsentrasi zat hasil reaksi yang di pangkatkan
koefisiennya di bandigkan dengan hasil kali konsentrasi zat pereaksi yang di
pangkatkan koefisiennya, maka akan di peroleh perbandingan yang tetap. Untuk

reaksi yang dinyatakan dengan aA + bB cC + dD, dengan A, B adalah


pereaksi C, D adalah reaksi. Pada keadaan kesetimbangan, diperoleh nilai yang sama
untuk ungkapan yang disebut PERBANDINGAN KONSENTRASI.
Q (berasal dari quosien konsentrasi)
[C]c [D]d
[A]a [B]b

5 | Page
Lambang Q digunakan untuk nilai perbandingan konsentrasi (quosien konsentrasi)
pada setiap keadaan. Nilai perbandingan konsentrasi Q, untuk kesetimbangan reaksi
disebut TETAPAN KESETIMBANGAN dengan lambing K.

Dalam sistem pada kesetimbangan


Q = K
Dalam sistem buka kesetimbangan
Q K
Jadi tetapan kesetimbangan untuk reaksi,
aA + bB c cC + dD

K = [C]c [D]d
[A]a [B]b
Besarnya tetapan kesetimbangan suatu reaksi pada temperature tertentu hanya
dapat ditentukan dengan eksperimen dan tidak dapat diramal dari persamaan
reaksi
Besarnya tetapan kesetimbangan berubah jika temperatur berubah
Pada temperature tertentu, mungkin terdapat banyak campuran reaksi, setiap
reaksi mempunyai konsentrasi pereaksi yang berbeda dalam keadaan
kesetimbangan

Tetapan Kesetimbangan dan Stoikiometri Reaksi

2 H2 + O2
2 H2O (1)
2
K = [H2O]
[H2]2 [O2]
1
H2 + 2 O2
H2O (2)

K = [H2O]
1

[H2] [O 2 ]2

Semua koefisien pada persamaan reaksi (2) setengah dari koefisien pada
persamaan reaksi (1). Hubungan antara kedua tetapan kesetimbangan.

2 NO + O2
K2 2=NO2 K 1 (1)
K1 = [NO2]2
[NO]2 [O2]
2 NO2 2 NO + O2 (2)
6 | Page
K2 = [NO]2 [O2]
[NO2]2
Cara penulisan reaksi (2), berlawanan dengan cara penulisan reaksi (1). Hubungan
antara K1 dan K2

1
K2 = K1

2 NO + O2 2 NO2 (1)
K1 = [NO2]2
[NO]2 [O2]
2 NO2 N2O4 (2)
K2 = [N2O4]
[NO2]2
(1) + (2) 2 NO + O2
N2O4
K3 = [N2O4]
[NO]2 [O2]
Reaksi ketiga merupakan jumlah reaksi pertama dan kedua. Hubungan antara
ketiga tetapan kesetimbangan

K3 = K1 K2
Perhitungan kesetimbangan
Contoh soal :

1. Pada reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2 terjadi keadaan setimbang yang
dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

N2O4 (g) 2NO 4(g)

Jika konsentrasi N2O4 dan NO2 berturut-turut 1,71 M dan 0,58 M, hitunglah harga
Kc pada keadaan tersebut !

Penyelesaian :
N2O4 (g) 2NO4

[ NO2]2 [ 0,58]2
KC = = = 0,2
[N2O4] [1,71]

Jadi nilai Kc untuk reaksi tersebut adalah 0,2

7 | Page
Jika konsentrasi masing-masing zat belum diketahui seluruhnya, maka informasi
yang ada di gambar digunakan untuk menentukan konsentrasi masing-masing zat
dan hasilnya digunakan untuk menentukan harga Kc.

2. Jika 0,8 mol HI dimasukkan kedalam wadah 1 liter pada suhu 458 oC, campurkan
dalam kesetimbangan di temukan mengandung 0,088 mol gas I 2. hitung harga Kc
untuk reaksi kesetimbangan :

Untuk menentukan konsentrasi masing-masing zat, ikuti langkah-langkah berikut!

Kesetimbangan = 2HI (g) H2 (g) + I2 (g)


Awal = 0,8 0 0
Terurai = 2x x x

Kesetimbangan = 0,8-2x x 0,088

Pada kesetimbangan
[I2] = [H2] = 0,088 M
[HI] = 0,8-2x
= 0,8-2(0,088)
= 0,623 M

Karena volume wadahnya 1 liter, maka jumlah mol menyatakan harga


konsentrasi,tetapi jika volum wadah tersebut 1 liter, maka konsentrasi mol
sama dengan volume. Sehingga :

[H2] [I2] (0,08) (0,08)


Kc= = = 0,02
[HI]2 (0,623)
Jadi harga, harga Kc untuk penguraian HI pada suhu 4580 adalah 0,02

Jika konsentrasi masing-masing zat belum diketahui seluruhnya, tetapi diketahui


harga derajat dissosiasi (penguraian) zat, maka harga konsentrasi masing-masing
zat ditentukan berdasarkan harga derajat dissosiasi tersebut ().

Mol yang terurai


=
Mol mula-mula

Dengan

8 | Page
= derajat ionisasi

3. Sebanyak 0,4 mol HI di masukan ke dalam bejana 1 liter, sehingga terjadi


kesetimbangan menurut persamaan berikut:
2HI H2 + I2
Jika derajat dissosiasi HI diketahui sama dengan 0,25 hitung harga Kc
Penyelesaian

0,4 mol
[HI] mula-mula = 1 liter =0,4 M

[HI]Terurai = 0,25 x [HI] mula-mula

= 0,25 x 0,4 M

= 0,1 M

Reaksi kesetimbangan = 2HI (g) H2 (g) + I2 (g)


Mula-mula = 0,4 M
Terurai = 0,1 M

Kesetimbangan = 0,3 M 0,05 M + 0,05 M

[H2] [I2] (0,05) (0,05)


Kc = = =0,028
[HI]2 (0,3)2
Jadi, harga Kc adalah 0,028.

D. Manfaat Ketetapan Kesetimbangan


Interprestasi kualitatif
Perhatikan,
aA +bB cC+bB
pereaksi produk

Jika harga Kc besar, campuran kesetimbangan hamper semuanya mengandung produk


reaksi. Jika harga Kc kecil, campuran kesetimbangan hamper semuanya mengandung
pereaksi.
Jika harga Kc antar 0,1 dan 10 campuran kesetimbangan mengandung peraksi dan
produk reaksi.
Contoh :
N2 + 3 H2 2 NH3
Pada 25C
Kc = 4,1 x 108

9 | Page
Hal ini berarti bahwa konsentrasi produk reaksi 4,1 x 10 8 lebih besar dari konsentrasi
pereaksi. Jadi pada suhu ini reaksi cenderunguntuk menghasilkan amonia pada
kesetimbangan.
N2 + O2 2 NO
Pada 25C
Kc = 4,6 x 10-31
Jika konsentrasi N2 dan O2 1,0 M, maka konsentrasi NO, 6,8 x 10-61 M
Dalam hal ini produk reaksi tidak mungkin terdeteksi.
Meramal arah reaksi
Contoh :
N2 + 3 H2 2 NH3
2
Q = [NH3]
[H2]3 [N2]
Q disebut quosien reaksi atau hasil bagi dari hasil kali produk reaksi dan hasil kali
peraksi diberi pangkat dengan angka yang sama dengan koefisien persamaan reaksi,
dan harga ini tidak sama dengan K, tetapi harag Q tidak sama dengan harga K

Jika Q > Kc , reaksi berlangsung ke kiri


Jika Q < Kc , reaksi berlangsung ke kanan
Jika Q = Kc , campuran reaksi berada dalam keadaan setimbang

Menghitung Konsentrasi Kesetimbangan


Jika telah diketahui tetapan kesetimbangan, konsentrasi zat-zat dalam campuran
kesetimbangan dapat dihitung.
Contoh :
Diketahui,
N2 + 3 H2 2 NH3
Pada 25C
Kc = 4,1 x 108
Hitung konsentrasi NH3 jika pada keadaan kesetimbangan konsentrasi N2 dan H2
masing-masing 0,010 M
Jawab :
Kc = [NH3]2
[H2]3 [N2]
[NH3]2 = 4,1 x 108
[0,010]3 [0,010]
[NH3] = (4,1 x 108 ) (0,010) (0,010)3 = 4,1
2

[NH3] = 4,1 = 2,0


Konsentrasi NH3 pada keadaan kesetimbangan 2,0 M

E. Aplikasi Prinsip Kesetimbangan


Di dalam industri

10 | P a g e
1. Industri amonia (NH3)

Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat dan
sangat mudah larut dalam air. Amonia ini biasanya di gunakan dalam refrigerator dan
dalam pembuatan pupuk, bahan peledak, dan plastik serta bahan-bahan kimia
lainnya. Selain itu,amonia juga di gunakan sebagai pelarut.
Amonia dapat di buat dengan mereaksikan gas nitrogen (N2) Dengan gas hidrogen
(H2) melalui proses reaksi eksoteren yang dapat membentuk kesetimbagan sebagai
berikut:

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H= -92,2 Kj

Dalam industri, amonia di buat dengan mencampurkan gas N 2 Yang Diperoleh


melalui udara dan gas H2 yang di peroleh dari reaksi antara gas metana dan air.
Campuran gas N2 dan H2 dengan perbandingan N2:H2=3:1 tersebut kemudian di
alirkan melaui pompa bertekanan tinggi(250 atm) kedalam tabung pemurnian gas.
Dalam tabung inilah kemudian di peroleh gas N 2 dan H2 murni yang di alirkan
kedalam reaktor katalisis.
Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm, sehingga untuk
menghasilkan amonia dalam jumlah besar, maka reaksi tersebut harus di lakukan
pada suhu yang rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi berlangsung rendah.
Oleh karena itu, untuk mengimbangi nya,maka reaksidalam pembuatan amonia di
lakukan pada suhu tinggi (500oC) dan tekanan yang tinggi (200-400 atm). Suhu dan
tekanan tersebut memungkinkan reaksi pembuatan amonia dapat berlangsung cepat
dan amonia yang di hasilkannya dalam jumlah besar (reaksi bergeser ke kanan).
Dapat di simpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan dalam pembuatan amonia,
suhu yang tinggi dan katalis berfungsi umtuk mempercepat reaksi, sedangkan
tekanan yang tinggi berfungsi untuk menggeser reaksi ke arah hasil reaksi( dalam hal
iniamonia)

2. Pembuatan H2SO4(aq) (Asam sulfat)

Proses kontak dilakukan untuk membuat H2SO4(aq) yang dapat digunkan


sebagai bahan dasar pembuatan cat, pupuk, zat warna , detergen, dan larutan
elektrolit dalam aki.
Berikut ini merupakan tahap-tahap membuat H2SO4(aq)
1). Tahap 1

11 | P a g e
Molekul S yang berwujud padat di bakar di udara untuk membentuk gas SO 2.
reaksinya sebagai berikut.
S (s) + O2 (g) SO2 (g)

2). Tahap 2
Gas tersebut dibersihkan dari pengotor dengan cara partikulat. Campuaran antara
gas SO2 dan udara di panaskan hingga suhu 450 oC.dan tekanan 101,3-202,6 kPa
dengan di tambahkan katalis V2O5 untuk menghasilkan SO3. SO3 yang diperoleh
sebanyak 98 % dengan kecepatan reaksi maksimal. Reaksi sebagai berikut.

2SO2(g) + O2(g) 2S03(g)

3). Tahap 3
SO3 dilarutkan dalam H2S04 99,5 % (17 M) supaya di hasilkan H2S2O7, lebih di
kenal denagn nama oleum. Reaksinya sebagai berikut.

SO3(g) + H2S04(l) H2S2O7(l)

4). Tahap 4
Setelah tahap 3, H2O di tambahkan ke dalam H2S2O7 supaya di hasilkan H2SO4.
reaksinya sebagai berikut.

H2S2O7(l) + H2O(l) 2H2SO4(l)

Tahapan penting dalam proses pembuatan H 2SO4 ialah tahap 2. pada tahap
2 terjadi reaksi kesetimbangan dan reaksi itu berlangsung secara eksoteren (reaksi
melepaskan kalor) menurut asas Le Chatelier, reaksi kesetimbangan bergeser ke
kanan jika tekanan di perbesar. Hal ini terjadi karena reaksi kesetimbangan bergeser
ke arah zat yang memeliki jumlah koefisien lebih sedikit. Jadi jika tekanan di
perbesar, jumlah gas SO3 semakin banyak karena reaksi kesetimbangan bergeser ke
arah produk.

3. Pembuatan HNO3 (Asam Nitrat)


Senyawa HNO3 merupakan bahan kimia penting yang digunakan sebagai
bahan baku untuk peledak. Bahan peledak yang memakai bahan baku HNO 3 dapat
menimbulkan ledakan dahsyat. Contoh bahan peledak yang menggunakan HNO 3,
yaitu TNT.
Proses Ostwald merupakan cara yang tepat untuk membuat HNO 3. Proses
Ostwald dikenalkan pertama kali oleh Wilhelm Ostwald, seorang ahli kimia dari

12 | P a g e
Jerman. Wilhelm Ostwald menemukan proses pembuatan HNO3 yang efektif saat
Perang Dunia I berlangsung.
Ada 2 metode yang digunakan dalam pembuatan HNO 3. metode pertama yang
memiliki 2 tahap yaitu oksidasi dan absorpsi. Metode ini akan menghasilkan NHO3
encer. Metode kedua merupakan kombinasi dari dehidrasi, bleaching, kondensasi dan
absorpsi. Metode yang kedua akan menghasilkan asam nitrat yang lebih pekat
daripada HNO3 yang dihasilkan dari metode pertama.

Yang akan kami jelaskan disini adalah tentang cara pembuatan dari metode pertama.
a. Oksidasi NH3
Senyawa NH3 berwujud gas dibakar di udara dengan perbandingan 1: 9 (NH3 : O2)
pada suhu 748,8 798,8oC yang dialirkan melalui katalisator. Katalis yang

digunakan terdiri atas 90 % Pt dan 10% Rh. Reaksinya sebagai berikut.

4NH3 (g) + 5O2 (g) ) 4NO (g) + 6H2O (g)

Reaksi oksidasi NH3 menjadi NO merupakan reaksi eksoterm dengan produk yang
diperoleh sebesar 93 % - 98 %.
b. Oksidasi Nitrogen Oksida
Senyawa NO yang terbentuk harus dioksidasi dengan mengalirkannya melalui
kondensator (pendingin) hingga suhunya mencapai 37,78oC. Senyawa NO bereaksi
dengan O2 membentuk NO2 , reaksinya sebagai berikut :

2NO (g) + O2 (g) ) 2NO2 (g)

Reaksi ini tergantung pada suhu dan tekanan yang diberikan.


c. Absorpsi
Tahap terakhir adalah absorpsi, NO2 diabsorpsi setelah didinginka. Gas tersebut
dipompakan masuk ke kolom absorpsi bersamaan dengan cairan N 2O4 yang
ditambahkan pada suhu tinggi. Selama proses, air dialirkan melalui atas kolom.
Kedua cairan tersebut dialirkan kedalam gas NO2. reaksi ini merupakan reaksi
eksoterm karena pada kolom absorpsi timbul gelembung-gelembung gas. Reaksinya
sebagaiberikut:

3NO2 (g) + H2O(g) 2HNO3(g) + NO (g)

Gas NO yang terbentuk lalu dioksidasi kembali supaya membentuk gas NO 2.


banyaknya HNO3 yang terbentuk adalah 55 % sampai 65 % dengan konsentrasi

13 | P a g e
bervariasi dari 30 % sampai 70 %.

Di luar Industri
1. pH darah dan jaringan badan kira-kira 7,4
harga diatur oleh reaksi kesetimbangan.
Asam karbonat dalam darah berada dalam kesetimbangan dengan ion hidrogen
karbonat dan ion hidrogen
H2O + CO2(H2CO3)
HCO3 + H+
2. Jika konsentrasi ion hydrogen bertambah, ion-ion ini bereaksi dengan ion
hydrogen karbonat. Jika konsentrasi ion hydrogen terlampau rendah, asam
karbonat bereaksi menghasilkan ion hydrogen.
3. Oksigen diangkut dari paru-paru ke sel badan oleh hemoglobin dalam sel darah
merah. Dalam paru-paru, konsentrasi oksigen membentuk oksihemoglobin.
Reaksi ini dapat ditulis,
Hb + O2
HbO2
4. Dalam jaringan badan, konsentrasi oksigen rendah, sehingga reaksi sebaliknya
yang terjadi, yaitu menghasilkan oksigen untuk digunakan dalam sel tubuh.
5. Ketika oksigen diangkut dari paru-paru ke jaringan tubuh, karbon dioksida yang
dihasilkan oleh respirasi sel diangkut dari jaringan tubuh ke paru-paru. Dalam
jaringan tubuh karbondioksida yang konsentrasinya relative tinggi melarut dalam
darah bereaksi dengan air membentuk asam karbonat.
CO2 CO2 + H2O H2CO3
Dalam paru-paru dimana konsentrasi karbondioksida relatih rendah, reaksi
sebaliknya yang terjadi dan karbon dioksida dikeluarkan dari darah ke udara.
6. Batu kapur, CaCO3 tidak melarut dalam air murni, namun melarut dalam air
tanah yang mengandung CO2 terlarut, membentuk kalsium hidrogen karbonat
yang melarut,
CO2 (g) CO 2 (aq)

CaCO3 + CO2 + H2O Ca2+ + 2 HCO-3

Reaksi diatas dapat dianggap sebagai jumlah dua reaksi kesetimbangan

CO2 + H2O H+ + HCO-3

CaCO3 + H+ Ca2+ + HCO-3

14 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN

Agar suatu reaksi dapat mencapai kondisi setimbang atau dikatakan sebagai kesetimbangan
kimia, diperlukan beberapa syarat, antara lain:
Berupa reaksi bolak-balik
Suatu reaksi dapat menjadi reaksi kesetimbangan jika reaksi baliknya dapat dengan
mudah terjadi secara bersamaan. Terkadang kita memerlukan adanya pengaruh dari luar agar
suatu reaksi menjadi dapat balik. Pada umumnya, reaksireaksi homogen (reaksi yang fasa-fasa

15 | P a g e
pereaksi dan hasil reaksinya sama) akan lebih mudah berlangsung bolak balik dibandingkan
dengan reaksi yang heterogen.
Contoh:

N2(g) + 3H2(g) 2NH3 (g)

Biasanya, reaksi heterogen hanya dapat berlangsung bolak balik pada suhu tinggi.

Bersifat dinamis
Suatu reaksi kesetimbangan tidaklah statis, melainkan bersifat dinamis. Artinya, secara
makroskopis reaksi berlangsung terus menerus dalam dua arah dengan laju yang sama.
Karena laju pembentukan zat ke ruas kanan sama dengan laju pembentukan zat ke ruas kiri,
maka pada keadaan setimbang jumlah masingmasing zat tidak lagi berubah, sehingga reaksi
tersebut dianggap telah selesai. Berlangsungnya suatu reaksi secara makroskopis dapat dilihat
dari perubahan suhu, tekanan, konsentrasi, atau warnanya; sementara perubahan dalam skala
mikroskopis atau molekul tidak dapat teramati.

Dilakukan dalam sistem tertutup


Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup. Sistem tertutup
adalah suatu sistem reaksi dimana baik zat-zat yang bereaksi maupun zatzat hasil reaksi tidak
ada yang meninggalkan sistem. Reaksi antara timbal (II) sulfat dengan larutan natrium iodida
tidak mungkin berlangsung bolak balik jika timbal (II) iodida yang terbentuk pada reaksi
tersebut dibuang atau dihilangkan dari sistem.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah :


A. Suhu
B. Konsentrasi
C. Tekanan dan Volume

Tetapan Kesetimbangan Kimia


Menghitung kesetimbngan kimia dapat dilakukan dengan menggunakan tetapan sebagai
berikut :
[C]c [D]d
Kc=
[A]a [B]b

Penerapan Kesetimbangan Kimia dalam industri :


A. Industri Amonia (Amonia)
16 | P a g e
B. Industri H2SO4 (Asam Sulfat)
C. Industri HNO3 (Asam Nitrat)

DAFTAR PUSTAKA

http://andellaforester.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kesetimbangan-kimia.html

achmad, Hiskia. 2001. Wujud Zat Dan Kesetimbangan Kimia. Bandung: PT Citra Aditya
Bakti

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai