Abortus
Abortus
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Pendahuluan ini agar kita
sebagai mahasiswa keperawatan mengetahui tentang Abortus dan cara
penanganan pada klien dengan masalah system reproduksi Abortus.
1.3. Manfaat
Laporan Pendahuluan ini bermanfaat sebagai panduan atau pedoman
bagi mahasiswa keperawatan untuk melakukan penulisan Asuhan
Keperawatan secara baik dan benar tanpa mengalami kesulitan terutama pada
klien dengan masalah system reproduksi Abortus.
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
2.2 Etiologi
Menurut Prawirohardjo S (2009) penyebab abortus antara lain adalah :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat juga disebut factor ovovetral.
Faktor ovovetal yang menyebabkan abortus adalah kelainan pertumbuhan
janin dan kelainan pada plasenta. Kelainan hasil konsepsi dapat
menyebabkan kematian janin atau cacat.kelainan berat biasanya
menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda.faktor-faktor yang
menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut.
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering digunakan pada abortus
spontan ialah risomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan
kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan diendometrium
disekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga penberian zat-
zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar.Radiasi, virus, obat-obat dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya
dalam uterus.Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam viliporeales dan menyebabkan oksigenasi
plasenta terganggu ,sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin.keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya
karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak,seperti pmeumonea,typis abdominalis, pielonefritis,
malaria dan lain-lain yang menyebabkan abortus.Toksin, bakteri, virus,
atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga
menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus. Anemia
berat, keracuanan, laparotomi, peritonitis umum dan penyakit menahun
seperti bruselosis, mononucleosis infeksiosa, toksosplamosis juga dapat
menyebabkan abortus walaupun lebih jarang.
4
2.4 Pathway
Factor kromosom Factor endometrium Pendeknya jarak Radiasi, rokok, Kehamilan usia dini Kehamilan usia tua
(genetik) kehamilan alcohol, obat-obatan (<20th) (>30th)
Kelainan plasenta
Uterus berkontraksi
Nyeri akut
Abortus Ansietas
Hasil konsepsi masih Hasil konsepsi masih Pengeluaran sebagian Semua hasil konsepsi
di dalam uterus tanpa di dalam uterus disertai hasil konsepsi dikeluarkan
dilatasi serviks dilatasi serviks
pada ostium uteri internum, maka akibat yang segera timbul ialah
perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan
vagina. Akibat jangka panjang ialah kemungkinan timbulnya incompetent
cerviks.
3. Pelekatan pada kavum uteri
Sisa-sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan
miometrium jangan sampai terkerok, karena hal itu dapat mengakibatkan
terjadinya perlekatan dinding kavum uteri di beberapa tempat. Sebaiknya
kerokan dihentikan pada suatu tempat apabila pada suatu tempat tersebut
dirasakan bahwa jaringan tidak begitu lembut lagi.
4. Perdarahan
Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola
hidatidosa terdapat bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu
hendaknya dilakukan transfusi darah dan sesudah itu, dimasukkan tampon
kasa ke dalam uterus dan vagina.
5. Infeksi
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka
bahaya infeksi sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat
menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga menyebabkan kematian.
Bahaya lain yang ditimbulkan abortus kriminalis antara lain infeksi pada
saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi.
6. Lain-lain
Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian NaCl
hipertonik adalah apabila larutan garam masuk ke dalam rongga
peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan menimbulkan gejala-gejala
konvulsi, penghentian kerja jantung, penghentian pernapasan, atau
hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan pada
pemberian prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan diare.
14
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
REPRODUKSI PADA KASUS ABORTUS IMINENS
3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2001)
1. Data subyektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian (Nursalam, 2001)
2. Data objektif
2. Keluhan utama
3. Lama keluhan
dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5
diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self
kemampuan seksualitas.
b. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal
diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas,
area ini.
3. Mode fungsi peran
17
sesuai kedudukannya .
4. Mode interdependensi
dirinya.
No Intervensi Rasional
1 Kaji kondisi nyeri yang dialami Pengukuran nilai ambang nyeri
klien dapat dilakukan dengan skala
maupun dsekripsi.
2 Terangkan nyeri yang diderita Meningkatkan koping klien dalam
klien dan penyebabnya melakukan guidance mengatasi
nyeri
3 Kolaborasi pemberian Mengurangi onset terjadinya nyeri
analgetika dapat dilakukan dengan pemberian
analgetika oral maupun sistemik
dalam spectrum luas/spesifik
3. Ansietas
Kriteria hasil: RR dalam rentan normal, klien tidak gelisah
No Intervensi Rasional
1 Kaji tingkat Ketidaktahuan dapat menjadi dasar
pengetahuan/persepsi klien peningkatan rasa cemas
dan keluarga terhadap
penyakit
2 Kaji derajat kecemasan yang Kecemasan yang tinggi dapat
dialami klien menyebabkan penurunan penialaian
objektif klien tentang penyakit
3 Bantu klien mengidentifikasi Pelibatan klien secara aktif dalam
19
3.4 Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (Nursalam, 2001).
3.5 Evaluasi
Hal hal yang perlu dievaluasi dalam pemberian asuhan keperawatan
berfokus pada criteria hasil dari tiap-tiap masalah keperawatan dengan
pedoman pembuatan SOAP, atau SOAPIE pada masalah yang tidak
terselesaikan atau teratasi sebagian.
DAFTAR PUSTAKA
Ralph c, benson (2009) buku saku obstetri dan ginekologi edisi 9. Egc: jakarta
Sastrawinata, s (2005). Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi. 2nd ed. Egc :
jakarta