Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPRAWATAN GERONTIK PADA

Ny.N DENGAN ARTRITIS REUMATOID DI DUSUN I DESA BARU KECAMATAN


PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

TANGGAL 5-16 DESEMBER 2016

PRODI DIII KEPERAWATAN

OLEH :

NAMA : DEBORA TIEN.S

NIM : 012014005

DOSEN PEMBIMBING :

NASIPTA GINTING SKM,S.Kep.,Ns,M.Pd

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

T.A 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik belajar lapangan ini
tepat waktunya. Laporan praktik ini merupakan salah satu tugas keperawatan keluarga
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan.Adapun judul laporan praktik
ini adalah ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.N DENGAN
GOUTATRITIS DI DUSUN I DESA BARUKECAMATAN PANCUR BATU.

Dalam penulisan laporan praktik ini,penulis memperoleh bantuan,bimbingan dan


arahan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Nasipta Ginting SKM,S.Kep,Ns,M.pd selaku Kaprodi DIII Keperawatan


sekaligus dosen pembimbing.
2. Paska Rahmawati Situmorang,sst.,M.Biomed selaku koordinator praktik
belajar lapangan yang telah banyak memberi pemahaman dan bimbingan
dalam praktik.
3. Ny.H yang telah banyak memberikan informasi dan telah menjadi keluarga
binaan dalam penyusunan laporan praktik belajar lapangan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan klinik ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dan isi maupun teknik penulisan. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan sumber dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan klinik ini.

Akhir kata,penulis mengucapkan terimah kasih,semoga laporan ini berguna


khususnya dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di lahan praktek.

Medan,16 Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang....................................................................................................1


1.2 Tujuan penulisan................................................................................................2
1.2.1 Tujuan umum.............................................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus............................................................................................2
1.3 Metode penulisan...............................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Medis....................................................................................................4

2.1.1 Defenisi.........................................................................................................4

2.1.2 Etiologi..........................................................................................................4

2.1.3 Klasifikasi.....................................................................................................5

2.1.4 Manifestasi klinis..........................................................................................7

2.1.5 Patofisiologi..................................................................................................7

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................8

2.1.7 Penatalaksanaan.........................................................................................10

2.1.8 Komplikasi..................................................................................................12

2.2 Konsep Keperawatan ....................................................................................12

2.2.1 Pengkajian Kasus.......................................................................................12

2.2.2 Diagnosa Keperawatan Kasus....................................................................14

2.2.3 Intervensi Kasus.........................................................................................15

2.2.4 Implementasi Kasus...................................................................................18

2.2.5 Evaluasi Kasus............................................................................................19

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Keperawatan ................................................................................21

3.2 Analisa data....................................................................................................36

3
3.3 Diagnosa Keperawatan .................................................................................35

3.4 Intervensi Keperawatan.................................................................................39

3.5 Implementasi Keperawatan............................................................................42

3.6 Evaluasi Keperawatan....................................................................................42

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian......................................................................................................48

4.2 Diagnosa keperawatan...................................................................................49

4.3 Intervensi Keperawatan.................................................................................50

4.4 Implementasi..................................................................................................51

4.5 Evaluasi..........................................................................................................52

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan...................................................................................................54

5.2 Saran ............................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Artritis reumatoid merupakan penyakit autoimun dari jaringan ikat terutama


sinovial dan kausanya multifaktor. Penyakit ini ditemukan pada semua sendi dan sarung
sendi tendon, tetapi paling sering di tangan. Selain menyerang sendi tangan, dapat pula
4
menyerang sendi siku, kaki, pergelangan kaki, dan lutut. Artritis kronik yang terjadi
pada anak yang menyerang satu sendi atau lebih,dikenal dengan artritis reumatoid
juvenil (Sjamsuhidajat, 1997).
Artritis reumatoid merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
walaupun manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit
ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Noer,1996).
Reumatoid artritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya. Karakteristik artritis reumatoid adalah terjadinya kerusakan dan
proliferasi pada membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi,
ankilosis, dan deformitas. Penyakit ini adalahsatu dari sekelompok penyakit jaringan
penyambung difus yang diperankan oleh imunitas (Lukman, 2011)
Prevalensi nyeri rematik di beberapa negara Asean adalah, 26.3% Bangladesh,
18.2% India, 23.6-31.3% Indonesia, 16.3% Filipina, dan 14.9% Vietnam. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (2013), menunjukkan bahwa kecenderungan prevalensi
rematik di Indonesia tahun 2007- 2013 pada usia lebih sama dengan 15 tahun terdapat
30,3 % pada tahun 2007, dan mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu menjadi
24,7%. Sedangkan data penderita rematik di Indonesia berdasarkan jenis kelamin
cenderung terjadi pada perempuan dengan prevalensi 34%. Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara tahun 2008 menyebutkan bahwa gangguan muskuloskeletal menempati
urutan ke -6 dari 10 penyakit terbanyak yang dilaporkan dari keseluruhan Puskesmas di
Sumatera Utara. Menurut WHO, penyakit muskuloskeletal seperti penyakit rematik
merupakan penyebab utama morbiditas dan kelumpuhan dan berujung kepada
pengeluaran biaya kesehatan yang besar dan kehilangan pekerjaan. Di antara semua
kondisi kesehatan, nyeri pinggang dan lutut yang disebabkan oleh osteoarthritis
merupakan penyebab paling utama dari disabilitas di seluruh dunia. Rheumatoid
arthritis juga menyebabkan disabilitas yang bermakna diseluruh dunia dengan
konsekuensi yang berat bagi individu yang terserang (Azizah, 2011)

Penyakit rematik (rheumatism) merupakan suatu kondisi yang menyakitkan.


Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik, antaranya adalah, osteoartritis,
rheumatoid artritis, spondiloartritis, gout, lupus eritematosus sistemik, skleroderma,
fibromialgia, dan lain - lain lagi. Penyakit ini menyebabkan inflamasi, kekakuan,
pembengkakan, dan rasa sakit pada sendi, otot, tendon, ligamen, dan tulang. Sehingga

5
penyakit rematik ini merupakan penyebab terjadinya keterbatasan aktivitas jika
dibandingkan dengan penyakit jantung, kanker atau diabetes.

Berdasarkan uraian diatas dari hasil pengumpulan data di dusun I, Kecamatan


Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang menemukan 3 keluarga yang memiliki lansia, 3
lansia tersebut di kaji sesuai dengan format yang ditentukan setelah itu di prioritaskan
dan dan didapatkan 1 lansia yang diangkat menjadi binaan penulis berdasarkan prioritas
yang paling tinggi. Adapuan gerontik binaan yang didapat penulis yaitu Ny.N yang
berusia 75 tahun dengan Artritis Reumatoid. Maka dari itu penulis tertarik untuk
menjadikan penyakit rematik yang diderita Ny.N sebagai makalah ilmiah sehingga
penulis dapat lebih memahami bagaimana proses keperawatan yang dilakukan pada
klien dengan penyakit Artritis Reumatoid.

1.2 Tujuan penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teoritis dan asuhan keperawatan pada Ny.N
dengan goutattritis di Dusun I Desa Baru Kecamatan Pancur batu

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Ny.N dengan Artritis Reumatoid di
Dusun I Desa Baru Kecamatan Pancurbatu
b. Mahasiswa mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan pada Ny.N dengan Artritis
Reumatoid di Dusun I Desa Baru Kecamatan Pancurbatu
c. Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada Ny.N dengan Artritis
Reumatoid di Dusun I Desa Baru Kecamatan Pancur batu
d. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada Ny.N dengan Artritis
Reumatoid di Dusun I Desa Baru Kecamatan Pancur batu.
e. Mahasiswa mampu malakukan evaluasi pada Ny.N dengan Artritis Reumatoid di
Dusun I Desa Baru Kecamatan Pancurbatu

1.3 Metode Penulisan


Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode studi khusus
melalui pendekatan proses keperawatan keluarga. Adapun tehnik yang digunakan dalam
pengumpulan data antara lain:
1. Wawancara
merupakan pembicaraan terarah yang dilakukan bertatap muka secara
langsung.Wawancara untuk memperoleh data dapat dilakukan secara formal

6
yaitu pada saat melakukan pengambilan riwayat kesehatan klien. Wawancara
informal yaitu pada saat melakukan implementasi keperawatan yang
memungkinkan klien memberikan informasi tentang permasalahan kesehatan
yang mungkin ada.Wawancara dapat dilakukan secara langsung dengan:
1) Keluarga : Untuk mendapatkan informasi tentang biografi, anggota
keluarga, tingkat pengetahuan keluarga, status kesehatan keluarga, status
kesehatan anggota keluarga, masalah masalah kesehatan maupun
keperawatan serta kesulitan kesulitan yang dihadapi keluarga untuk
meningkatkan kesehatan keluarga yang mengalami demensia.
2) Petugas kesehatan dan tokoh masyarakat setempat.
3) Lingkungan : rumah ( karakteristik, keamanan, bahaya, ruang yang adekuat,
memberikan jaminan privasi), tetangga dan komunitas, termasuk pola-pola
mobilitas geografis.

2. Observasi Partisipatif
Pengamatan yang dilakukan terhadap keluarga baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk memperoleh data, dimana penulis ikut serta memberikan
asuhan keperawatan gerontik melalui pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.

3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yang bisa dijadikan acuan oleh perawat.

BAB 2

TINAJUAN TEORITIS

2.1 Konsep Medis Artritis Reumatoid

2.1.1 Defenisi Artritis Reumatoid

Artritis reumatoid merupakan penyakit autoimun dari jaringan ikat terutama


sinovial dan kausanya multifaktor. Penyakit ini ditemukan pada semua sendi dan sarung
sendi tendon, tetapi paling sering di tangan. Selain menyerang sendi tangan, dapat pula
menyerang sendi siku, kaki, pergelangan kaki, dan lutut. Artritis kronik yang terjadi
pada anak yang menyerang satu sendi atau lebih,dikenal dengan artritis reumatoid
juvenil (Sjamsuhidajat, 1997).
7
Artritis reumatoid merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
walaupun manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit
ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Noer,1996)

Reumatoid artritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya. Karakteristik artritis reumatoid adalah terjadinya kerusakan dan
proliferasi pada membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi,
ankilosis, dan deformitas. Penyakit ini adalahsatu dari sekelompok penyakit jaringan
penyambung difus yang diperankan oleh imunitas (Lukman, 2011)

2.1.2 Etiologi

Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui secara pasti walaupun banyak
hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. Penyakit ini belum dapat
dipastikan mempunyai hubungan dengan faktor genetik. Namun, berbagai faktor
( termasuk kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Faktor-faktor
yang berperan antara lain adalah jenis kelamin, infeksi (price, 1995), keturunan (price,
1995; Noer S, 1996) dan lingkungan (Noer S, 1996). Dari penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit artritis reumatoid
adlah jenis kelamin, keturunan, lingkungan dan infeksi.
Dari penelitian mutakhir, diketahui patogenesis artritis reumatoid dapat terjadi
akibat rantai peristiwa imunologis yang terdapat dalam genetik. Terdapat kaitan dengan
pertanda genetik seperti HLA-Dw4 dan HLA-DR5 pada orang kulit putih. Namun pada
orang amerika berkulit hitam, jepang dan indian chippewa, hanya ditemukan kaitan
dengan HLA-Dw4 (Lukman, 2011)

2.1.3 Klasifikasi

Klasifikasi penyakit reumatik

1) Penyakit jaringan ikat yang difus


Artritis reumatoid
Artritis juvenilis
Lupus eritematosus
Sklerodema
Polimiositis
Sindrom sjogren

8
Sindrom overlap
2) Artritis yang disertai spondilitis (spondiloartropati)
Ankilosing spondilitis
Sindrom reiter
Artritis psoriatik
Artritis yang disertai penyakit usus inflamatori
3) Osteoartritis (penyakit sendi degeneratif)
Primer
Sekunder
4) Sindrom rematik yang berkaitan dengan usur infeksius.
Langsung/direk
Reaktif
5) Kelainan metabolik dan endokrin yang disertai keadaan rematik.
Keadaan yang berkaitan dengan pembentukan kristal
Abnormalitas biokimia
Penyakit endokrin
Penyakit imunodefisiensi
Kelainan herediter
6) Neoplasma
Primer
sekunder
7) Kelainan neurovaskuler
Sendi charcot
Sindrom kompresi
Distrofi reflek simpatetik
Penyakit atau fenomena raynaud
8) Kelainan tulang, periosteum dan kartilago
Osteoporosis
Osteomalasia
Osteoartropati hipertrofik
Hiperostosis skeletal idiopatik difusa
Penyakit paget pada tulang
9) Kelainan ekstra-artikuler
Lesi jukstaartikularis (bursitis, lesi tendon de quevain, epikondilitis, kista
poplitea (baker))
Nyeri punggung bawah
Kelainan diskus intervertebralis
Sindrom nyeri regional (metatarsalgia, nyeri servikal)
10) Kelainan lainnya yang disertai menifestasi artikuler
Reumatisme palindromik
Hidrartrosis intermiten
Sarkoidosis
Hepatitis akut kronik (schumacher, 1993)

9
2.1.4 Manifestasi Klinis

Ada beberapa manifestasi klinis yang lazim ditemukan pada klien artritis
reumatoid. Manifestasi ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan. Oleh
karenanya penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang sangat berveriasi

1) Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun,


demam. Terkadang dapat terjadi kelelahan yang hebat
2) Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di
tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.
Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang
3) Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat generalisata
tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoartritis, ang biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam
4) Artritis erosif, merupakan ciri khas artrtis reumatoid pada ambaran
radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang
dan dapat dilihat pada radiogram. (Lukman, 2011)

2.1.5 Patofisiologi

Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologi persendian diartrodial atau


sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi penaykit reumatik. Fungsi
persendian sinovial adalah gerakan. Setiap sendi sinovial memiliki kisaran gerak
tertentu kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada
sendi-sendi yang dapat digerakkan.
Pada sendi sinovial yang normal, kartilago artikuler membungkus ujung utlang
pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk gerakan. Membran
sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan ke dalam
ruangan antar tulang. Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock
absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam
arah yang tepat.
Sendi merupakan bagian tubuh yang palingsering terkena inflamasi dan
degenerasi yang terlihat pada penyakit reumatik. Meskipun memiliki keanekaragaman
mulai dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga kelainan multisistem yang
sistemik, semua penyakit reumatik meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat

10
tertentu yang bisa terjadi sekaligus. Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai
sinovitis. Pada penyakit reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan
degenerasi yang terjadi merupaka proses sekunder yang timbul akibat pembentukan
pannus (proliferasi jaringan sinovial). Inflamasi merupakan akibat dari respon imun.
Sebaliknya, pada penyakit rematik degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang
sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif,
dan kebih besar kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lanjut. Sinovitis
dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari
kartilago artikuler yang mengalami degenerasi kendati faktor-faktor imunologi dapat
pula terlibat.
Pemahaman tentang proses ini dan bagaimana proses ini saling berhubungan
merupakan kunci untuk mencapai penegaka diagnosis, penatalaksanaan penyakit dan
intervensi keperawatan yang akurat bagi penderita penyakit reumatik. (bruner &
suddarth, 2001)

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik Artriitis Reumatoid menurut brunner & suddarth (2001)

1) Pemeriksaan sinar-X
Sinar-X kerap kali digunakan untuk mengevaluasi penderita penyakit reumatik.
Saat pemeriksaan akan mempengaruhi manfaatnya. Kemungkinan besar pasien
dengan riwayat inflamasi sendi selama 2 bulan tidak akan memperlihatkan
perubahan yang nyata pada pemeriksaan sinar-X; kendati demikian, seseorang
dengan gejala krepitasi sendi (suara gemeretak ketika digerakkan) kemungkinan
besar menunjukkan degenerasi yang berat, pemeriksaan sinar-X dapat dilakukan
setiap saat untuk memantau aktivitas dan progresivitas penyakit. Foto rontgen
yang diambil setiap saat dapat memperlihatkan hilangnya kartilago dan
menyempitnya rongga sendi. Pemeriksaan sinar-X dapat pula menunjukkan
abnormalitas kartilago, erosi sendi, pertumbuhan tulang yang abnormal dan
osteopenia (mineralisasi tulang yang menurun).
2) Pemindaian tulang dan sendi
Pemindaian tulang akan mencerminkan derajat pengambilan atau absorbsi
isotop radioaktif oleh jaringan tulang. Daerah yang memperlihatkan peningkatan
pengambilan, sepeerti sebuah sendi, dianggap abnormal. Skrining sendi

11
memungkinkan penentuan kerusakan sendi di seluruh tubuh. Skrining sendi
merupakan pemeriksaan yang paling sensitif untuk mendeteksi penyakit secara
dini.
3) Biopsi
Biopsi otot dilakukan untuk memerika otot skletal. Posedur tersebut dapat
dikerjakan dalam kamar bedah dengan pembiusan umum. Dengan pembedahan
dilakukan insisi, spesimen yang dikehendaki diambil dan kemudian dikirim ke
laboratorium untuk menjalani analisis mikroskopik. Prosedur perawatan luka
dilakukan, dan ekstremitas yang menjalani tindakan biopsi ini diimobilisasi
selama 12 hingga 24 jam. Biopsi otot berguna untuk menegakkan diagnosis
miositis.
4) Pemeriksaan darah
Secara umum, pemeriksaan laboratorium serum dalam bidang reumatologi
didasarkan pada asumsi bahwa penyakit reumatik merupakan gangguan
autoimun. Meskipun banyak pemeriksaan ini bersifat sangat kompleks dan
teknis, namun tidak ada satupun diantaranya yang bila digunakan secara mandiri
sudah cukup untuk mendukung diagnosis suatu penyakit reumatik. Sebagian
pemeriksaan serum yang paling sering dikerjakan dicantumkan bersama dengan
kisaran nilai normal yang bersesuaian dan indikasi primernya. Karena banyak
diantaranya memerlukan teknik laboratorium yang khusus, pemeriksaan tersebut
mungkin tidak dikerjakan dalam setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Dokter
akan menentukan apakah pemeriksaan serum diperlukan dengan
mendasarkannya pada gejala pasien, stadium penyakitnya, biaya pemeriksaan
dan manfaat yang mungkin diperoleh dari pemeriksaan tersebut.

2,17 Penatalaksanaan

Program penanganan penyakit reumatik dengan melibatkan tim multidisiplin


termasuk pasien sendiri merupakan dasar bagi penatalaksanaan penyakit rematik. Sifat
kronik pada sebagian besar penyakit ini mengahruskan pasien untuk memahaminya,
mendapatkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang terbaik
secara mandiri berkenaan dengan penanganan penyakitnya, dan memperoleh program
terapi yang dapat disesuaikan dengan gaya hidupnya (Brunner &Suddarth, 2001).
Obat-obatan digunakan pada penyakit rematik untuk mengendalikan inflamasi dan
pada sebagian kasus, untuk memodifikasi penyait tersebut. Ada tiga kategori dasar obat

12
yang berkhasiat, yaitu kelompok salisilat, kelompok obat anti inflamasi nonsteroid
(NAID) dan preparat anti rematik yang kerjanya lambat
Pengendalian inflamasi yang berhubungan dengan proses penyakit tersebut akan
membantu dalam menangani rasa nyerinya, kendati hal ini sering merupakan respons
yang lambat. Obat-obat non-opoid kerapkali digunakan untuk penanganan nyeri,
khususnya pada tahap awal dalam program terapi, sampai tindakan lainnya dapat
dikerjakan secara efektif (Brunner &Suddarth, 2001).
Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan
keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa hubungan
yang baik akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam
suatu jangka waktu yang lama (Mansjoer, dkk. 2001).
Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Kalau
diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti
inflamasi maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan
obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa
dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat
yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).
Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan Reumatoid arthritis menuju
pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih dini.
Kesempatan bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan penyakit terdapat
dalam dua tahun pertama awitan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).
Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya
digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat pergerakan sendi
menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya
penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan
tetap stabil, menjaga asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
terutama banyak memakan ikan laut. Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan,
terutama yang mengandung Omega 3. Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif
untuk memelihara persendian agar tetap lentur. (Smeltzer & Bare, 2002)

2.1.8 Komplikasi
1) Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi
dibawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.

13
3) Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
4) Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan
oleh adanya darah yang membeku.
5) Terjadi splenomegali (Mansjoer, dkk. 2001).

2.2 Konsep Keperawatan


2.2.1 Pengkajian.
1. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, penanggung jawab.Data dasar
pengkajian pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
b. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
1) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
2) Catat bila ada krepitasi
3) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
4) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
c. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
d. Ukur kekuatan otot
e. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
f. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari (Kushariadi, 2010)
4. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan.
Tanda : Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan
pada sendi.
5. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
6. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,
faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi
ketidakmampuan) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi

14
(misalnya ketergantungan pada orang lain), dan perubahan bentuk anggota
tubuh
7. Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan/Kekeringan pada membran mukosa.
8. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan
9. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda : Pembengkakan sendi simetris
10. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan
lunak pada sendi).
11. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan
dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.Demam
ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
12. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi.
13. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karena ia merasakan
adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari
menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien
khususnya aspek body image dan harga diri klien. (Lukman, 2011).

2.2.2 Diagnosa keperawatan


Meskipun ada banyak diagnosa keperawatan yang tepat bagi penderita penyakit reuatik,
berikut ini merupakan beberapa diagnosa keperawatan yang paling sering dibuat
(Brunner & Suddarth, 2001) :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan peningkatan aktivitas penyakit,
keadaan mudah lelah serta keterbatasan mobilitas
2. Keletihan yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri,
tidur/istirahat yang tidak memadai, dekondisioning, nutrisi yang tidak memadai,
stres emosional/depresi

15
3. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kelemahan otot, nyeri pada gerakan, keterbatasan ketahanan fisik, kurangnya
atau tidak tepatnya penggunaan alat-alat ambulatori
4. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kontraktur, keletihan atau
gangguan gerak
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik
serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi
6. Koping tidak efektif yang berhubungan dengan gaya hidup atau perubahan
peranan yang aktual atau yang dirasakan (NIC, 2013)
2.2.3 Intervensi
Diagnosa 1 :
Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan peningkatan aktivitas penyakit, keadaan
mudah lelah serta keterbatasan mobilitas
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan
3. Pastikan perawatan analgesik dilakukan dengan pemantauan yang ketat
4. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien
5. Gali faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
6. Berikan informasi mengenai nyeri
7. Ajarkan prinsi-prinsip manajemen nyeri
8. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik
9. Gali penggunaan metode farmakologi pasien saat ini
10. Mulai dan modifkasi tindakan pengontrol nyeri berdasarkan respon pasien
11. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri (NIC,
2013)
Diagnosa 2 :
Keletihan yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri,
tidur/istirahat yang tidak memadai, dekondisioning, nutrisi yang tidak memadai, stres
emosional/depresi
Intervensi :
1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan
2. Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal
3. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan
4. Monitor lokasi dan sumber ketidaknyamanan/nyeri yang dialami pasien selama
beraktivitas
5. Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu
untuk mencegah kelelahan

16
6. Bantu pasien memprioritaskan kegiatan untuk mengakomodasi energi yang
diperlukan
7. Bantu pasien identifikasi pilihan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan
8. Rencanakan kegiatan pada saat pasien memiliki banyak energi
9. Anjurkan aktivitas fisik (mis, ambulasi, ADL) sesuai dengan kemampuan pasien
(NIC, 2013)
Diagnosa 3 :
Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kelemahan otot, nyeri pada gerakan, keterbatasan ketahanan fisik, kurangnya atau
tidak tepatnya penggunaan alat-alat ambulatori
Intervensi :
1. Lindungi pasien dari trauma selama latihan
2. Tentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap fungsi sendi.
3. Kolaborasikan dengan ahli terapi fisik delam mengembangkan dan menerapkan
sebuah program latihan
4. Jelaskan pada pasien atau keluarga manfaat dan tujuan melakukan latihan sendi
5. Inisiasi pengukuran kontrol nyeri sebelum memulai latihan sendi
6. Pakaikan baju yang tidak menghambat pergerakan pasien
7. Bantu pasien mendapaktan posisi tubuh yang optimal untuk pergerakan sendi
pasif maupun aktif
8. Sediakan petunjuk tertulis untuk melakukan latihan
9. Lakukan latihan ROM pasif atau ROM dengan bantuan
10. Dukung pasien untuk melihat gerakan tubh sebelum memulai latihan
11. Bantu umtuk melakukan pergerakan sendi yang ritmis dan teratur
12. Tentukan level motivasi pasien untuk meningkatkan atau memelihara sendi
13. Tentukan perkembangan terhadap pencapaian tujuan (NIC, 2013)
Diagnosa 4 :
Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kontraktur, keletihan atau gangguan
gerak
Intervensi :
1. Pertimbangkan budaya pasien ketika meningkatkan aktivitas perawatan diri
2. Pertimbangkan usia pasien ketika meningkatkan aktivitas perawatan diri
3. Mnitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
4. Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-alat kebersihan diri, alat bantu
untuk berpakaian, berdandan, eliminasi dan makan
5. Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukan perawatan diri mandiri
6. Lakukan pengulangan yang konsisten terhadap rutinitas kesehatan yang
dimaksudkan untuk membangun perawatan diri
7. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari sampai batas
kemampuan pasien
8. Dorong kemandirian pasien, tapi bantu ketika pasien tak mampu melakukannya

17
9. Ajarkan keluarga untuk mendukung kemandirisn dengan membantu hanya
ketika pasien tak mampu melakukan perawatan diri (NIC, 2013)
Diagnosa 5 :
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta
psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi
Intervensi :
1. Tentukan harapan citra diri pasien didasarkan pada tahap perkembangan
2. Gunakan bimbingan antisipatif menyiapkan pasien terkait dengan perubahan-
perubahan citra tubuh yang telah diprediksikan
3. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan bagian tubuh
disebabkan adanya penyakit atau pembedahan, dengan cara yang tepat
4. Ajarkan pada psien mengenai perubahan-perubahan normal yang terjadi dalam
tubuhnya terkait dengan beberapa tahap proses penuaan, dengan cara yang tepat
5. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh mana yang berubah
6. Monitor pernyataan yang mengidentifikasi citra tubuh mengenai ukuran dan
berat badan
7. Tentukan persepsi pasien dan keluarga terkait dengan perubahan citra diri dan
realitas
8. Tentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi pada peningkatan isolasi
sosial
9. Bantu pasien untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan yang akan meningkatkan
penampilan (NIC, 2013)

Diagnosa 6 :
Koping tidak efektif yang berhubungan dengan gaya hidup atau perubahan peranan
yang aktual atau yang dirasakan
Intervensi :
1. Berikan penilaian (kemampuan) penyesuaian pasien terhadap perubahan-
parubahan dalam citra tubuh, sesuai dengan indikasi
2. Berikan penilaian mengenai peahaman pasien terhadap proses penyakit
3. Sediakan informasi aktual mengenai diagnosis, penanganan, dan prognosis
4. Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan
5. Dukung kemampuan mengatasi situasi secara berangsur-angsur
6. Kenali latar belakang budaya/spiritual pasien
7. Dukung penggunaan sumber-sumber spiritual, jika diinginkan
8. Bantu pasein dalam mengidentifikasi respon positif dari orang lain
9. Dukung pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan diri
10. Dukung keluarga untuk memverbalisasi perasaan mengenai sakitnya anggota
keluarga

18
11. Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi sesuai dengan
kebutuhan (NIC, 2013
2.2.4. Impementasi keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan dari apa yang sudah direncanakan dari setiap
diagnose yang muncul.

2.2.5. Evaluasi Keperawatan

Hasil yang diharapkan menurut Brunner & Suddarth (2001)

1. Mengalami peredaan rasa nyeri atau perbaikan tingkat kenyamanan

a. Mengenali faktor-faktor yang menyebabkan atau meningkatkan rasa nyeri

b. Menggunakan strategi penataaksanaan nyeri secara efektif

c. Mengenali tujuan yang realistik untuk peredaan rasa nyeri

d. Melaporkan berkurangya rasa nyeri dan meningkatnya tingkat kenyamanan

2. Mengalami pengurangan tingkat keletihan

a. Mengenali faktor-faktor yang turut menimbulkan keletihan

b. Mengutarakan dengan kata-kata hubungan keletihan dengan aktifitas


penyakit

c. Menjadwal saat-saat istirahat yang berkala dan mengenali serta


menggunakan tindakan lain untuk mencegah atau memodifikasi keletihan

d. Melaporkan berkurangnya tingkat keletihan

3. Meningkatkan atau mempeertahankan tigkat mobilitas

19
a. Mengenali faktor-faktor yang merintangi mobilitas

b. Turut serta dalam aktivitas dan latihan yang meningkatkan atau


mempertahankan mobilitas

c. Menggunakan alat bantu dengan tepat dan aman

d. Memperlihatkan postur dan kesejajaran tubuh yang baik

4. Mempertahankan aktivitas perawatan-mandiri

a. Turut serta dalam aktivitas perawatan-mandiri yang masih mampu


dilaksanakan

b. Menggunakan peralatan adaptif dan metode alternatif untuk meningkatkan


partisipasi dalam aktivitas perawatan-mandiri

c. Mempertahankan perawatan-mandiri pada tingkat yang setinggi mungkin

5. Mengalami perbaikan citra tubuh

a. Mengutarakan dengan kata-kata keprihatinan tentang dampak penyakit


reumatik pada penampakan dan fungsi tubuh

b. Mendamaikan citra tubuh dengan perubahan yang disebabkan oleh penyakit

c. Menyatakan sikap menerima keadaan diri

d. Menetapkan dan mencapai tujuan yang bermakna

6. Mengalami tidak adanya komplikasi

20
a. Minumlah obat sesuai dengan yang diresepkan

b. Menyebutkan efek samping obat yang potensial dan efek samping yang
dapat dilaporkan

c. Memahami dasar pemikiran bagi pelaksanaan pemantauan

d. Mengenali strategi untuk mengurangi resiko efek samping

BAB 3

TINJAUAN KASUS

21
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.N DENGAN ATRITIS
REUMATOID DI DUSUN 1 DESA BARU KECAMATAN PANCUR BATU

3.1. Pengkajian
Pengumpulan Data
1. Identitas/ Data Biologis Klien
Nama : Ny.N
Tempat/ Tanggal Lahir/Umur : 75th
Pendidikan Terakhir : SD
Golongan Darah :-
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : janda
Alamat : Desa Baru Pancur Baru
Telpon/ Hp : -
Orang Yang Paling Dekat Dihubungi : Anak
Hubungan Dengan Klien Gerontik : anak Kandung
Alamat Orang/ Keluarga Dekat : Desa Baru Pancur Batu
2. Riwayat Keluarga
1) Pasangan
Nama : Tn.J
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan :-
Alamat : Desa Baru Pancur Baru
Kesehatan :-
Kematian : Mati
Sebab Kematian :Penyakit jantung, stroke
Tahun Meninggal : 1986
2) Anak
Nama : Tn.H
Alamat : Desa Baru Pancur Baru
Hidup/ Mati : Masih Hidup
Kematian :-
Tahun Meninggal :-
3. Riwayat Pekerjaan
a. Status Pekerjaan Saat Ini :Tidak Bekerja
b. Pekerjaan Selanjutnya :-
c. Sumber Pendapatan Dan Kecukupan : Anak
Terhadap Kebutuhan
4. Riwayat Lingkungan Hidup
a. Tipe Tempat Tinggal : Permanen, Sendiri
b. Jumlah Kamar & Jumlah Tingkat : 2/1
c. Jumlah Orang Yang Tinggal Dirumah : 6 Orang
d. Derajat Privasi :-
e. Tetangga Terdekat : Tn.B
5. Alamat/ Telepon : Desa Baru Pancur Baru /-
6. Riwayat Rekreasi
a. Hobi :-
b. Keanggotaan Organisasi :-

22
c. Liburan : Dirumah
7. Sumber/ Pendukung Yang Digunakan
a. Dokter :-
b. Rumah Sakit :-
c. Pelayanan Kesehatan Dirumah : -
d. Lain- Lain : Puskesmas
8. Kebiasaan Ritual : Sholat Tepat Waktu
9. Status Kesehatan Saat Ini
a. Status Kesehatan Selama Satu tahun : Atritis reumatoid
b. Status Kesehatan Selama Lima
Tahun Yang Lalu : Atritis reumatoid
c. Keluhan-Keluhan Kesehatan Utama :Ny.H Mengatakan kedua Kaki Terasa linu
Dan kesemutan Terlebih Pada Saat Melakukan Aktivitas,
d. Pengetahuan Tentang
Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Ny.N Mengatakan Kalau Sudah kambuh
sakit pada kakinya Akan meminum obat yang dibeli dari puskesmas.
e. Derajat Kesehatan Fungsi Relatif
Terhadap Masalah Kesehatan Dan
Diagnosa Medis : Atritis reumatoid
f. Obat-Obatan
-Nama Obat : Allopurinol
- Dosis Obat :1 Tablet
- Cara Penggunaan Obat : Oral
- Dokter Yang Menginstruksikan :-
- Tanggal Resep :-
g. Status Imunisasi
h. Alergi
- Obat-Obatan :-
- Makanan :-
- Kontrak Substansi :-
- Faktor Faktor Lingkungan :-
i. Penyakit Yang Pernah Diderita :
j. Status Kesehatan Masa Lalu
- Penyakit Masa Kanak-Kanak : Sudah Lupa
- Penyakit Serius / Kronik :-
- Perawatan Dirumah Sakit :-
(Alasan, Tanggal, Tempat, Durasi,Dokter)
- Trauma :-
- Operasi (Perhatikan Jenis, Alasan,Tanggal, Dokter) :-
k. Status Nutrisi
- Diet, Pembatasan Makanan : Ny.N Mengatakan Dokter Menganjurkan Untuk
Mengurangi Mengkonsumsi Banyak Makanan
Yang Mengandung Kacang-Kacangan, Daging
Merah, Jerohan, Dokter Menganjurkan agar
saya banyak Mengkonsumsi Buah-Buahan dan
Sayuran Hijau.
l. Riwayat Peningatan Berat Badan

23
Penurunan Berat Badan : Ny.N Mengatakan Sudah Lama Tidak Timbang Berat
Badan. Jadi tidak tahu apakah naik atau turun berat
badannya.

m. Pola Konsumsi Makanan (Misalnya


Frekuensi, Jumlah, Jenisnya, : Ny.N Mengatakan Makan 3x Sehari 1 Porsi Sekali
Makan Dengan Nasi,Lauk Pauk Dan Minum 1
gelas air putih

Sendiri Atau Orang Lain


n. Masalah Yang Mempengaruhi
Makan-Makanan : berkurangnya jumlah gigi geligi
o. Kebiasaan : Ny.N Mengatakan Selalu Memakan Makanan Yang
tersedia kecuali gorengan

10. Keadaan Umum Klien Gerontik


a. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tensi Darah :130/90 Mmhg
Respirasi Rate :22x/I
Nadi :84x/I
b. Kesadaran Gerontik : Cm
c. Skal Norton :
Pengkajian Untuk Penilaian Potensi Decubitus

No Item Penilaian Score


1 Kondisi Fisik Umum
Baik 4
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1
2 Kesadaran
Compos Mentis 4
Apatis 3
Konsfus / Soporous 2
Stupor/ Koma 1
3 Aktifitas
Ambulans 4
Ambulans Dengan Bantuan 3
Hanya Bisa Duduk 2
Tiduran 1
4 Mobilitas
Bergerak Bebas 4
Sedikit Terbatas 3
Tidak Bergerak 1
5 Incontinenttia Alvi/ Miksi
Tidak 4
Kadang-Kadang 3
Sering Incontinentia Urine 2

24
Incontinentia Alvi/ Maksi 1
Keterangan/ Interpretasi Nilai

Kategori Score

15-20 Kecil Sekali/ Tak Terjadi

15-25 Kemungkinan Kecil Terjadi

<12 Kemunginan Besar Terjadi

Kesimpulan:

Dari Hasil Diatas Dapat Disimpulkan Bahwa Ny.N Dikatakan Kecil Sekali Tak
Terjadi Cidera

11. Perubahan Sistem Tubuh Pada Klien


No Perubahan Sistem Tubuh Pernyataan
Ya Tidak
1 Keadaan Umum
a. Kelelahan Ya
b. Perubahan Berat Badan Setahun Yang Lalu Tidak
c. Perubahan Nafsu Makan Tidak
d. Demam
Tidak
e. Keringat Malam Hari
f. Kesulitan Tidur Tidak
g. Sering Rileks/ Infeksi Tidak
h. Penilaian Diri Terhadapat Status Kesehatan Tidak
............................. Ya
i. Kemampuan Untuk Melakukan Aktifitas Sehari-
Hari Ya
2 Sistem Integumen
a. Lesi/ Luka Tidak
b. Pruritus Tidak
c. Perubahan Pigmentasi Ya
d. Perubahan Tekstur
Ya
e. Sering Memar
f. Perubahan Rambut Tidak
g. Perubahan Kuku Ya
h. Pemajaman Lama Terhadap Matahari Ya
i. Pengkajian Untuk Menilai Potensial Ya
Decubitus .......... Ya
3 Hemopoetik
a. Perdarahan, Memar Abnormal Tidak
b. Pembengkakan Kelenjar Lima Tidak
c. Anemia Tidak
d. Riwayat Transufusi Dara ...
Tidak

25
4 Kepala
a. Sakit Kepala Ya
b. Trauma Yang Berarti Masa Lalu Tidak
c. Pusing Ya
d. Gatal Kulit Kepala
Ya
5 Mata
a. Perubahan Ketajaman Penglihatan Ya
b. Kaca Mata/Kontak Lensa Tidak
c. Nyeri Tidak
d. Air Mata Berlebihan /Pruritas
Tidak
e. Bengkak Sekitar Mata
f. Diplopla Tidak
g. Kabur Pandangan Tidak
h. Fotophobia Ya
Tidak
6 Telinga
a. Perubahan Pendengaran Ya
b. Tinitus Tidak
c. Vertigo Ya
d. Sensitivitas Pendengaran
Tidak
e. Riwayat Infeksi
f. Tanggal Terakhir Pemeriksaan.............. Tidak
g. Kebiasaan Pemeliharan/Perawatan Telinga Tidak
h. Dampak Pada Penampilan Aks Ya
Tidak
7 Hidung Dan Sinus
a. Rinorea Tidak
b. Rabas Tidak
c. Epistaxis Tidak
d. Obstruksi
Tidak
e. Mendengkur
f. Nyeri Pada Sinus Tidak
g. Alergi Tidak
h. Riwayat Infeksi Tidak
i. Penilaian Terhadap Olfaktorius Tidak
Tidak
8 Mulut Dan Tenggorokan
a. Sakit Tenggorokan Tidak
b. Lesi/Ulkus Tidak
c. Serak Tidak
d. Perubahan Suara
Tidak
e. Kesukaran Menelan
f. Alat-Alat Protesa (Masih Ada) Tidak
g. Riwayat Infeksi Ya
h. Tanggal Pemeriksaan Gigi Tidak
Terakhir.................................................. Tidak
i. Pola Menggosok Gigi Setiap Mandi
j. Masalah Dan Kebiasaan Membersihkan Gigi Palsu
26
Ya
Tidak
9 Leher
a. Kekakuan Tidak
b. Nyeri/Nyeri Tekan Tidak
c. Benjolan/Massa Tidak
d. Keterbatasan Gerak
Tidak
10 Payudara
a. Benjolan/Massa -
b. Nyeri/Nyeri Tekan -
c. Bengkak -
d. Keluar Cairan Dari Puting Susu
-
e. Perubahan Pada Puting Susu
-
f. Pola Pemeriksaan Payudara Sendiri Tanggal
Pemeriksaan Sadari Terakhir Dan Bagaimana Hasil -
Yang Ditemukan ..................................................
11 Pernafasan
a. Batuk Tidak
b. Sesak Nafas Ya
c. Hemoptisis Tidak
d. Sputum
Tidak
e. Mengi
f. Astma/Allergis Pernafasan Tidak
Tidak
12 Kardiovaskular
a. Nyeri/Ketidaknyaman Di Dada Ya
b. Palpitasi Tidak
c. Sesak Napas Ya
d. Dispnea Pada Saat Melakukan Aktivitas
Tidak
e. Dispnea Noktural Proksimal
f. Ortopnea Tidak
g. Murmur Tidak
h. Edema Tidak
i. Varices Tidak
j. Kaki Timpang Tidak
k. Parestesia Tidak
l. Perubahan Warna Kaki
Tidak
Tidak
13 Gastrointestinal
a. Disfagia Tidak
b. Tak Dapat Mencerna Makanan Tidak
c. Nyeri Ulu Hati Tidak
d. Mual/Muntah
Tidak
e. Hermatemesis
f. Perubahan Nafsu Makan Tidak
g. Intoleransi Makanan Tidak

27
h. Ulkus Tidak
i. Nyeri Tekan Tidak
j. Icterik Tidak
k. Benjolan/Massa
Tidak
l. Perubahan Kebiasaan Defikasi
m. Diare Tidak
n. Konstipasi Tidak
o. Melena Tidak
p. Hemoroid Tidak
q. Perdarahan Rectum Tidak
r. Pola Defekasi Biasanya 1x Sehari Tidak
Tidak
Tidak
14 Perkemihan
a. Disuria Tidak
b. Menetes Tidak
c. Ragu-Ragu Ya
d. Dorongan/Urgency
Tidak
e. Hematuria
f. Polluria Tidak
g. Oliguria Tidak
h. Nokturia Tidak
i. Nyeri Saat Berkemih Tidak
j. Batu Tidak
k. Infeksi Tidak
l. Frekuensi Berkemih 6-10x/ Hari
Tidak
Tidak
15 Genito Reproduksi Pria
a. Lesi Tidak
b. Rabas Tidak
c. Nyeri Testikular Tidak
d. Massa Testikular
Tidak
e. Masalah Protast
f. Penyakit Kelamin.............................................. Tidak
g. Perubahan Hasrat Seksual Tidak
h. Impotensi Tidak
i. Masalah Aktivitas Seksual Tidak
Tidak
Tidak
16 Reproduksi Wanita -
a. Lesi -
b. Rabas -
c. Perubahan Pasca Sanggama -
d. Nyeri Pelvik
-
e. Penyakit Kelamin
f. Infeksi -
g. Masalah Aktifitas Seksual -

28
h. Riwayat Menstruasi(Usia Awitan,Tanggal Priode -
Menstruasi -
Terakhir)......................................................... -
i. Riwayat Menoupause(Usia,Gejala,Masalah Pacsa -
Menopause,Tanggal Dan Hasil Tes Paps Smear -
Terakhir ...........G.......P......A......... -
-
17 Muskuloskeletal
a. Nyeri Persendiaan Tidak
b. Kekakuan Tidak
c. Pembengkakan Sendi Tidak
d. Deformitas
Tidak
e. Spasme
f. Kram Tidak
g. Kelelahan Otot Tidak
h. Nyeri Punggung Ya
i. Protesa Tidak
j. Masalah Cara Berjalan Test Keseimbangan Berg Tidak
Skala......................... Tidak
k. Pola Kebiasaan Latihan/Olahraga Tidak
l. Dampak Pada Penampilan Aks
Tidak
m. Hasil Test The Time Up And
Tidak
Go(Tug)..............................Interpretasi .................
Tidak
Tidak
18 Sistem Syaraf Pusat
a. Sakit Kepala Ya
b. Kejang Tidak
c. Serangan Jatuh Tidak
d. Paralisis
Tidak
e. Parelisis
f. Masalah Koordinasi Tidak
g. Tic/Tremor Spasme Tidak
h. Parastesia Tidak
i. Cedera Kepala Tidak
j. Masalah Memori..........................Interpretasi Test Tidak
Mmse Tidak

19 Sistem Endokrin
a. Intoerasi Panas Tidak
b. Intoleransi Dingin Tidak
c. Golter Tidak
d. Pigmen Kulit/Tekstur
Tidak
e. Perubahan Rambut
f. Polidasi Ya
g. Polipagia Tidak
h. Poliuria Tidak

29
Tidak

12. Aktivitas Hidup Sehari-Hari (Adl)

A. Screening Faal/Index Katz

No Aktifitas Sehari-Hari Score


A B C D E F G
1 Mandi Ya
Mandiri
Bantuan Hanya Pada Satu Bagian
Mandi Seperti Punggung Dan
Berpakaian,Tidak Mampu Atau Mandi
Memakai Handuk
Tergantung
Bantuan Mandi Lebih Dari Satu
Bagian Tubuh,Bantuan Mandi Dan
Dibantu Semua Tak Dapat Mandi
Sendiri
2 Berpakaian Ya
Mandiri
Mengambil Baju Dari
Lemari,Memakai Pakaian,Melepaskan
Pakaian/Menggantungkan/Melepat
Pakaian Sendiri
Tergantung
Tidak Dapat Memakai Baju Sendiri
Dan Hanya Sebagian
3 Ke Kamar Kecil/Toilet Ya
Mandiri
Masuk Dan Keluar Dari Ke Toilet
Serta Membersihkan Perineum Sendiri
Tergantung
Menerima Bantuan Untuk Masuk
Keluar Kamar Kecil/ Tolilet Dan
Menggunakan Pispot
30
4. Berpindah Ya
Mandiri
Berpindah Ked An Dari Tempat Tidur
Untuk Duduk Bangkit Dari Kursi
Sendiri
Tergantung
Bantuan Dalam Naik Turun Dari
Tempat Tidur Atau Kursi, Tak Dapat
Melakukan Satu Atau Lebih
Perpindahan
5 Kontineu Ya
Mandiri
Buang Alvi Dan Buang Miksi
Seluruhnya Dilakukan Mandiri
Tergantung
Bab % Bak
6 Makan/Minum Ya
Mandiri
Mengambil Makanan/Minuman Dari
Piring Dan Menyimpan Sendiri
Tergantung
Bantuan Dalamhalmengambilmakanan
Dari Piring Dan Menyimpannya,
Tidak Makan Sama Sekali Dan Makan
Melalui Parenteral (Ngt)

Kriteria Penilaian Indeks Katz

Score Kriteria Indeks Katz


A Kemandirian Dalam Hal Makan,Kontinen, Berpindah, Ke
Kamar Kecil/ Toilet Berpakian Dan Mandi
B Kemandirian Dalam Semua Aktifitas Hidup Sehari-Hari, Kecuali
Satu Dari Faal Tersebut
C Kemandirian Dalam Hal Semua Aktifitas Hidupsehari-Hari,
Kecuali Mandi Dan Satu Fungsional Tambahan
D Kemampuan Dalam Semua Aktifitas Hidup Sehari-Hari, Kecuali
Mandi,Berpakaian, Kekamar Kecil Dan Satu Fungsional
Tambahan
E Kemandirian Semua Aktifitas Hidup Sehari-Hari, Kecuali
Masndi, Kekamar Kecil Dan Satu Fungsi Tambahan
F Kemandirian Dalam Semua Aktiftas Hidup Sehari-Hari, Kecuali
Mandi, Berpakian, Berpindah, Dan Satu Fungsional Tambahan
G Ketergantungan Keenam Faal Tersebut
Lain Lain Ketergantungan Pada Sedikitnya Dua Fungsi, Tetapi Tidak Dapat

31
Diklarifikasi Sebagai C D E F Dan G

B. Pengkajian Status Kognitif Dan Afektik Gerontik

Menggunakan Short Portable Mental Status Queionaire (Spmsq)

Score No Pertanyaan Jawaban


+ -
0 1 Tanggal Berapa Hari Ini? 06 Des 2016
0 2 Hari Apa Sekarang Ini? Selasa
0 3 Apa Nama Tempat Ini? Desa Baru
0 4 Berapa Nomor Telpon Anda? Pancur Batu
A. Dimana Alamat Anda?
(Tanyakan Apabila Tidak Memiliki
Telepon)
0 5 Berapa Umur Anda? 69 Tahun
0 6 Kapan Anda Lahir? Tahun1947
0 7 Siapa Presiden Indonesia Sekarang? Jokowi
0 8 Siapa Presiden Sebelumnya? Sby
0 9 Siapa Nama Kecil Nama Ibu Anda Saya Tidak
Punya
0 10 Kurangi 3 Dari 20 Dan Tetap 17,14,11,8,5,2
Pengurangan 3 Dari Setiap Angka
Baru,Semua Secara Menurun
0 Jumlah Keseluruhan Total

Keterangan :

1. Kesalahan 0-2 fungsi intelektual tubuh

32
2. Kesalahan 3-4 fungsi intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 fungsi intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 fungsi intelektual berat

Kesimpulan :

Dari hasil diatas disimpulkan fungsi intelektual Ny.N masih Utuh

33
C. Mini Mental State Examination (MMSE)

Penilian Aspek Kognitif Dan Fungsi Mental

Nilai Responden Pertanyaan


Maksimum Gerontik
Orientasi
5 Sekarang Tahun Tahun, Musim, Tanggal, Hari, Bulan Apa Sekarang
2016,Tanggal 6 Ini?
Hari Selasa Bulan
Desember . (4)
5 Indonesia,Pancur Dimana Kita; (Negara Bagian, Wilayah,
Batu (2) Kota,Kecamatan Mana?
Regitrasi
3 Buku,Tensi,Pulpen Nama 3 Objek (1 Detik Untuk Mengatakan
(3) Masing-Masing) Tanyakan Gerontik Ke 3 Objek
Setelah Anda Telah Megatakan. Beri 1point Untuk
Tiap Jawaban Yang Benar Kemudian Ulangi
Sampai Ia Mempelajari Ke 3 Objeknya Jumlah
Percobaan Dan Catat Percobaan Itu
Perhatian Dan Kalkulasi
5 Ayam Makan Seri Ts (1 Point Tiap Benar, Berhenti Setelah 5
Jagung Jawaban Berganti Aja Kata Ke Belakang (7 Kata
(3) Dipilih Eja Dari Belakang)
Mengingat
3 Buku,Pulpen (2) Minta Untuk Mengulangi Ke 3 Objek Diatas Beri 1
Point Untuk Kebenaran
Bahasa
9 17,14,11,-,6,3 (8) Nama Pensil Dan Melihat (2 Point)
Mengulang Hal Berikut Tak Ada Jika (Dan Atau
Tetapi) 1 Point
10 22 Nilai Total
Keterangan

Nilai Maksimum 30

Nilai 21/Kurang Indasi Ada Kerusakan Kognitif Perlu Penyelidikan Lanjut

34
D. Pengkajian Stats Psikologi Gerontik

Penilaian Tingkat Depresi Gerontik Dari Beck & Dade, 1978

No Uraian Score
A Kesedihan
Saya Sangat Sedih/Tidak Berbahagia Dimana Saya Tidak 3
Dapat Menghadapinya
Saya Galau/Sedih Sepanjang Waktu Dan Tidak Dapat Ke Masa 2
Depan
Saya Merasa Sedih/ Galau 1
Saya Tak Merasa Sedih 0
B Pesimisme
Merasa Masa Depan Adalah Sia-Sia & Sesuatu Tidak Akan 3
Berubah
Merasa Tidak Punya Apa-Apa & Memandang Ke Masa Depan 2
Merasa Kecil Hati Tentang Masa Depan 1
Tidak Begitu Pesimis /Kecil Hati Tentang Masa Depan 0
C Rasa Kegagalan
Merasa Benar-Benar Gagal Sebagai Orangtua (Suami/Istri) 3
Bila Melihat Kehidupan Kebelakang Semua Yang Dapat Saya 2
Lihat Kegagalan
Merasa Tidak Gagal Melebihi Pada Umumnya 1
Tidak Merasa Gagal 0
D Ketidakpuasan
Tidak Puas Dengan Segalanya 3
Tidak Lagi Mendapat Kepuasan Dari Apapun 2
Tidak Menyukai Cara Yang Saya Punya 1
Tidak Merasa Tidak Puas 0
E Rasa Bersalah
Merasa Seolah Sangat Buruk/Tidak Berharga 3
Merasa Sangat Bersalah 2
Merasa Buruk/Tidak Berharga Sebagai Bagian Dari Waktu 1
Yang Baik
Tidak Benar Benar Masalah 0
F Tidak Menyukai Diri Sendiri
Saya Benci Diri Saya Sendiri 3
Saya Muak Dengan Diri Saya Sendiri 2
Saya Tidak Suka Diri Saya Sendiri 1
Saya Tidak Merasa Kecewa Diri Sayasendiri 0
G Membahayakan Diri Sendiri
Saya Akan Membunuh Diri Saya Sendiri Jika Saya 3
Mempunyai Kesempatan
Saya Mempunya Rencana Pasti Tentang Tujuan Bunuh Diri 2
Saya Lebih Baik Mati 1

35
Saya Tidak Mempunyai Pikiran-Pikiran Mengenai 0
Membahayakan Diri Sendiri
H Menarik Diri Dari Sosial
Saya Telah Kehilangan Semua Minat Saya Pada Orang Lain 3
Dan Tidak Peduli Pada Mereka Semuanya
Saya Telah Kehilangan Semua Minta Pada Orang Lain Dan 2
Mempunyai Sedikit Perasaan Pada Mereka
Saya Kurang Berminat Pada Orang Lain Daripada Sebelumnya 1
Saya Tidak Kehilangan Minat Pada Orang Lain 0
I Keragu-Raguan
Saya Tidak Dapat Membuat Keputusan Sama Sekali 3
Saya Mempunyai Bayak Kesulitan Dalam Membuat 2
Keputusan
Saya Berusaha Mengambil Keputusan 1
Saya Membuat Keputusan Yang Baik 0
J Perubahan Gambaran Diri
Saya Merasa Bahwa Saya Jelek Atau Dampak Menjijikkan 3
Saya Merasa Bahwa Ada Perubahan-Perubahan Yang 2
Permanen Dalam Penampilan Saya Ini Membuat Saya Tak
Menarik
Ini Memerlukan Upaya Tambahan Untuk Memulai 1
Melakukan Sesuatu
Saya Dapat Bekerja Kira-Kira Sebaiknya Sebelumnya 0
K Kesulitan Kerja
Saya Tidak Melakukan Pekerjaan Sama Sekali 3
Saya Telah Mendorong Diri Saya Sendiri Dengan Keras Untuk 2
Melakukan Sesuatu
Ini Memerlukan Upaya Tambahan Untuk Memulai 1
Melakukan Sesuatu
Saya Dapat Bekerja Kira-Kira Sebaik Sebelumnya 0
L Keletihan
Saya Sangat Lelah Untuk Melakukan Sesuatu 3
Saya Lelah Untuk Melakukan Sesuatu 2
Saya Lelah Lebih Dari Yang Biasanya 1
Saya Tidak Lebih Lelah Dari Biasanya 0
M Anorexia
Saya Tidak Lagi Mempunyai Nafsu Makan Sama Sekali 3
Nafsu Makan Saya Memburuk Sekarang 2
Nasfsu Makan Saya Tidak Sebaik Sebelumnya 1
Nafsu Makan Saya Tidak Buruk Dari Biasanya 0
Total 3

Penilaian

0-4 depresi tidak ada atau minimal

36
5-7 depresi ringan

8-15 depresi sedang

>16 depresi berat

Kesimpulan:Dari Hasil Diatas Disimpulkan Bahwa Ny.N Dikatakan Depresi Tidak


Ada Atau Minimal

D. 1. Pengkajian Psikologi Gerontik

Penilian Skala Depresi Geriatrik Yesavage

No Skala Depresi Geriatrik Yesavage Jawaban Pernyataan


Ya Tidak
1 Apakah Pada Dasarnya Anda Puas Dengan

Kehidupan Anda?
2 Sudahkah Anda Mengeluarkan Aktifitas Dan

Minat Anda?
3 Apakah Anda Merasa Bahwa Hidup Amda

Kosong?
4 Apakah Anda Sering Bosan?
5 Apakah Anda Mempunyai Semangat Baik Yang

Setiap Waktu?
6 Apakah Anda Takut Sesuatu Akan Terjadi Pada

Anda?
7 Apakah Anda Merasa Bahagia Di Setiap

Waktu?
8 Apakah Anda Lebih Suka Tinggal Di Rumah
Pada Malam Dhari Dari Pada Pergi Dan
Melakukan Seuatu Yang Baru?
9 Apakah Anda Merasa Bahwa Anda Mempunyai

Lebih Banyak Masalah Dengan Ingatan Anda?
10 Apakah Anda Berfikir Sangat Menyenangkan

Hidup Sekarang Ini?
11 Apakah Anda Merasa Saya Sangat Tidak

Berguna Dengan Keadaan Anda Sekarang?
12 Apakah Anda Merasa Penuh Berenergi?
13 Apakah Anda Berfikir Bahwa Situasi Anda Tak

Ada Harapan?
14 Apakah Anda Berfikir Bahwa Orang Yang

Lebih Baik Daripada Anda?
Interpretasi Nilai;

Nilai 5 Atau Lebih Menunjukkan Depresi

37
E. Pengkajian Status Social

Penilaian Status Gerontik Dapat Dinilai Menggunakan Apgar Keluarga

No Items Penilaian Pernyataan


Selalu Kadang- Tidak Pernah
Kadang
1 A- Adaptasi
Saya Puas Bahwa Saya Dapat
Berkumpul Pada Keluarga 1
(Teman-Teman) Saya Untuk
Membantu Pada Waktu Sesuatu
Menyusahkan Saya
2 P. Partnership/ Hubungan
Saya Puas Dengan Cara
Keluarga/Teman-Teman Saya 1
Membicarakan Sesuatu Dengan
Saya Dan Mengungkapkan
Masalah Saya
3 G. Growth/Pertumbuhan
Saya Puas Bahwa Keluarga/ 2
Teman Teman Saya Menerima
Dan Mendukung Keinginan
Saya Untukmelakukan Aktifitas
Atau Arah Baru
4 A. Afek/ Afeksi
Saya Puas Dengan Cara
Keluarga/Teman-Teman Saya 1
Mengekspreksikan Afek Dan
Berespon Terhadap Emosi-
Emosi Saya,Seperti Marah,
Sedih Dan Mencintai
5 R. Resoive/Pemcehan
Saya Puas Dengan Cara
Keluarga/ Teman-Teman Dan 1
Saya Menyediakan Waktu
Bersama-Sama
Keterangan Score

2: Selalu 1: Kadang- Kadang 0: Tidak Pernah

Interpretasi Penilaian

38
0-3 Disfungsi Keluarga Sangat Tinggi

4-6 Disfungsi Keluarga Sedang

Kesimpulan: Dari Hasil Diatas Dapat Disimpulkan Bahwa Ny.N Disfungsi Keluarga
sedang

3.2 Analisa Data

Sign / Symtom Etiologi Problem


Ds: Penurunan kekuatan otot Hambatan Mobilitas
Ny.N Mengatakan kedua Fisik
Kaki Terasa linu Dan
kesemutan dari lutut sampai
ke pergelangan kaki Terlebih
Pada Saat Meakukan
Aktivitas.
Ny.N mengatakan akivitas
seperti berpakaian, ke kamar
mandi, berpindah,
makan/minum, mengangkat
jemuran dan melipat baju
cucunya masih dapat
dilakukan secara mandiri.
Jika mandi pasien mandiri
dengan duduk diatas kursi.
Pasien tidak mampu
melakukan aktivitas berat
seperti membakar sampah,
membersihkan pekarangan
rumah, mencuci pakaian, hal
itu dilakukan oleh anak dan
menantunya.

Do :

Gerakan lambat ketika


berjalan

Rentang gerak menurun

Tampak tremor pada


ekstremitas bawah

39
Ny.N tampak mau jatuh
ketika berjalan

Kekuatan otot pada


ekstremitas bawah 4/5

Tampak berpeganggan
ketika berjalan

Postur tubuh tidak stabil


saat berjalan

Ds : Pemajanan pada kondisi Risiko Jatuh


Pasien mengatakan tidak rumah tidak aman
mampu bergerak bebas/
melakukan aktivitas berat
karena kondisi kaki yang
terasa linu dan kesemutan
Pasien mengatakan jika pagi
tinggal sendiri karena
keluarganya kerja dan
sekolah, pasien hanya
berdiam di rumah karena
tidak mampu melakukan
pekerjaan berat seperti
mencuci pakaian,
membersihkan rumah dan
membersihkan pekarangan
Do :
Pencahayaan rumah kurang
Ventilasi kurang
Lantai kamar mandi licin
Terdapat turunan untuk
keluar masuk rumah
Lantai Rumah Terbuat Dari
Semen
Terdapat peralatan dapur
seperti kuali dan panci di
kamar mandi

40
Terdapat sumur gali yang
terbuka / tidak tertutup di
kamar mandi.

3.3 Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Tanggal Nama &


Keperawatan Ditemukan Teratasi Tanda
Tangan
1. 8 Des 2016 18 Des 2016 D
Hambatan mobilitas fisik b/d E
penurunan kekuatan otot d/d B
Ny.N Mengatakan kedua Kaki O
Terasa Linu Dan kesemutan R
dari lutut sampai ke A
pergelangan kaki Terlebih
Pada Saat Meakukan Aktivitas
terlalu lama. Ny.N T
mengatakan akivitas seperti I
berpakaian, ke kamar mandi, E
berpindah, makan/minum, N
mengangkat jemuran dan
melipat baju cucunya masih
dapat dilakukan secara .S
mandiri. Jika mandi pasien

41
mandiri dengan duduk diatas
kursi. Pasien tidak mampu
melakukan aktivitas rumah
tangga yang berat seperti
membakar sampah,
membersihkan pekarangan
rumah, mencuci pakaian, hal
itu dilakukan oleh anak dan
menantunya. Gerakan lambat
ketika berjalan, Rentang gerak
menurun, Tampak tremor pada
ekstremitas bawah, Ny.N
tampak mau jatuh ketika
berjalan, Kekuatan otot pada
ekstremitas bawah lemah,
Tampak berpeganggan ketika
berjalan, postur tubuh tidak
stabil ketika berjalan
2 Risiko Jatuh b/d pemajanan 8 Desember 18 Desember
pada kondisi rumah tidak 2016 2016
aman d/d Ny.N mengatakan
tidak mampu bergerak bebas/
melakukan aktivitas berat
karena kondisi kaki yang
terasa linu dan kesemutan
Pasien mengatakan jika pagi
tinggal sendiri karena
keluarganya kerja dan sekolah,
pasien hanya berdiam di
rumah karena tidak mampu
melakukan pekerjaan berat
seperti mencuci pakaian,
membersihkan rumah dan
membersihkan pekarangan,
Pencahayaan rumah kurang
Ventilasi kurang, Lantai kamar
mandi licin, Terdapat turunan
untuk keluar masuk rumah,
Lantai Rumah Terbuat Dari
Semen, Terdapat peralatan
dapur seperti kuali dan panci
di kamar mandi

42
Terdapat sumur gali yang
terbuka / tidak tertutup di
kamar mandi.

43
3.4 Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan Gerontik Pada Ny.N Dengan Atritis Reumatoid Di Dusun I Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

Nama : Ny.N

Alamat : Jln.Bakti Dusun I Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

Kecamatan : Pancur Batu

Nama &
No. Diagnosa
Noc Nic Tanda
Dx Keperawatan
Tangan
1. 1. Hambatan mobilitas fisik b/d Setelah Dilakukan Asuhan Terapi Latihan : Mobilitas D
penurunan kekuatan otot d/d Keperawatan Diharapkan Ny.N (Pergerakan Sendi); E
Ny.N Mengatakan kedua Kaki toleran terhadap aktivitas dengan 1. Jelaskan kepada pasien pengertian
B
Terasa Linu Dan kesemutan kriteria : ROM aktif dan pasif
dari lutut sampai ke 2. Edukasi pasien tujuan latihan ROM O
pergelangan kaki Terlebih 1. Pengetahuan tentang ROM aktif dan pasif R
Pada Saat Melakukan meningkat 3. Jelaskan kepada pasien manfaat
2. Rentang gerak meningkat latihan ROM A
Aktivitas terlalu lama. Ny.N
3. Kekuatan otot meningkat 4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi
mengatakan akivitas seperti
4. Mampu melakukan ROM aktif ROM
berpakaian, ke kamar mandi, T
dan pasif 5. Lakukan latihan ROM aktif atau
berpindah, makan/minum,
pasif I
mengangkat jemuran dan
melipat baju cucunya masih E
dapat dilakukan secara N
mandiri. Jika mandi pasien
mandiri dengan duduk diatas

44
kursi. Pasien tiak mampu S
melakukan aktivitas rumah
tangga yang berat seperti
membakar sampah,
membersihkan pekarangan
rumah, mencuci pakaian, hal
itu dilakukan oleh anak dan
menantunya. Gerakan lambat
ketika berjalan, Rentang gerak
menurun, Tampak tremor pada
ekstremitas bawah, Ny.N
tampak mau jatuh ketika
berjalan, Kekuatan otot pada
ekstremitas bawah lemah,
Tampak berpeganggan ketika
berjalan, postur tubuh tidak
stabil ketika berjalan
2. 2. Risiko Jatuh b/d pemajanan Setelah Dilakukan Asuhan Manajemen
pada kondisi rumah tidak Keperawatan Pada Ny.N Diharapkan Lingkunagan:Keselamatan
aman d/d Ny.N mengatakan Risiko Jatuh Tidak Terjadi Dengan 1. Menjelaskan kepada pasien
tidak mampu bergerak bebas/ Indikator : pengertian resiko jatuh
melakukan aktivitas berat 2. Menjelaskan faktor resiko penyebab
karena kondisi kaki yang 1. Tidak ada laporan jatuh jatuh
terasa linu dan kesemutan 2. Tidak ada tanda-tanda jatuh 3. Menjelaskan komplikasi/akibat jatuh
4. Edukasi individ dan keluarga cara
Ny.N mengatakan jika pagi
pencegahan jatuh
tinggal sendiri karena
keluarganya kerja dan sekolah,

45
pasien hanya berdiam di
rumah karena tidak mampu
melakukan pekerjaan berat
seperti mencuci pakaian,
membersihkan rumah dan
membersihkan pekarangan,
Pencahayaan rumah kurang,
Ventilasi kurang, Lantai kamar
mandi licin, Terdapat turunan
untuk keluar masuk rumah,
Lantai Rumah Terbuat Dari
Semen, Terdapat peralatan
dapur seperti kuali dan panci
di kamar mandi, Terdapat
sumur gali yang terbuka /
tidak tertutup di kamar mandi.

46
3.5 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Gerontik Pada Ny.N Dengan Atritis Reumatoid Di Dusun I Desa Baru Kecamatan Pancur
Batu

Nama : Ny.N

Alamat : Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

Puskesmas :Pancur Batu

No. Tanggal/ Nama &


Implementasi Evaluasi
Dx Pukul Tanda Tangan
1. 16 Desember 1. Memberikan informasi kepada pasien tentang S : D
2016 tujuan dan manfaat melakukan latihan gerak Ny.N mengatakan belum dapat E
Jam:13.40 Wib sendi mengingat pengertian ROM aktif dan B
2. Menganjurkan pasien agar memakai pakaian pasif yang disampaikan perawat dan O
yang nyaman saat latihan meminta perawat untuk mengulangi R
3. Memberikan posisi yang nyaman kepada Ny.N Ny.N mengatakan belum dapat A
untuk melakukan ROM pasif mengingat dan mengucapkan semua
4. Memberikan leaflet ROM kepada Ny.N manfaat latihan gerakan ROM aktif

47
5. Mempraktekkan kepada Ny.N latihan gerak dan pasif T
fleksi dan ekstensi, dorso fleksi dan plantar I
fleksi pada kaki O: E
6. Membantu Ny.N dalam melakukan ROM pasif N
7. Memantau pasien saat latihan Ny.N mampu mengulangi tujuan
8. Menganjurkan Ny.N untuk menggerakkan melakukan gerakan ROM aktif dan
ekstremitas atas dan bawah pasif S
Ny. N mampu mengucapkan 4 faktor
yang mempengaruhi latihan ROM
Ny.N hanya mampu melakukan
gerakan ROM fleksi dan ekstensi pada
bahu dan fleksi dan ekstensi pada jari-
jari
Kekuatan otot kaki 4/5

A:

Masalah Keperawatan hambatan mobilitas


fisik Belum Teratasi

P: Lanjutkan Renpra

1. 2. 16 Desember 1. Memantau Hal-Hal Yang membahayakan Di S:


2016 Lingkungan rumah Ny.N Ny.N mengatakan sudah memahami
Jam:14.10Wib 2. Menganjurkan keluarga untuk menata kembali pengertian jatuh yang disampaikan
barang-barang yang ada di Lingkungan rumah perawat
untuk Meminimalkan resiko jatuh Ny.N mengatakan belum memahami
3. Menyarankan keluarga untuk menyediakan dan meminta perawat untuk

48
Alat bantu Ny.N untuk mencegah jatuh (Kursi mengulang kembali mengenai akibat
Untuk Pijakan Dan Pegagan Tangan) jatuh
4. Memberikan informasi kepada individu dan Ny.N mengatakan belum memahami
keluarga mengenai benda-benda berbahaya cara pencegahan jatuh dan meminta
yang ada di lingkungan seperti turunan untuk perawat untuk mengulangi kembali
keluar masuk rumah
5. Menganjurkan keluarga untuk mengamankan O:
benda-benda berbahaya dari lingkungan rumah
Ny.N mampu mengulang kambali
pengerian jatuh yang disampaikan
perawat
Ny.N tampak bingung ketika perawat
menjelaskan faktor resiko penyebab
jatuh
Sumur gali masih terbuka
Kamar mandi basah dan banyak
peralatan dapur

A:
Masalah Keperawatan Belum Teratasi

P: Lanjutkan Renpra

49
Nama : Ny.N

Alamat : Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

Puskesmas :Pancur Batu

No. Tanggal/ pukul Implementasi Evaluasi Nama &


Dx tanda tangan
1. 17 Desember 2. Meminta pasien agar memakai pakaian yang S:
2016 nyaman saat latihan Ny.N mengatakan sudah memahami
Jam:14.00Wib 3. Mengatur posisi yang nyaman kepada Ny.N pengertian gerakan ROM aktif dan
untuk melakukan ROM pasif
5. Membantu Ny.N dalam melakukan ROM pasif Ny.N mengatakan belum dapat
6. Mempraktekkan kepada Ny.N latihan gerak mengingat semua manfaat latihan ROM
fleksi dan ekstensi, dorso fleksi dan plantar Ny.N mengatakan sudah mengingat dan

50
fleksi pada kaki memahami faktor yang mempengaruhi
gerakakn ROM
O:
Ny.N menyebutkan tiga manfaat latihan
ROM
Ny.N mampu menyebutkan faktor yang
mempengaruhi gerakan ROM
Ny.N mampu mempraktekkan gerakan
flekxi dan ekstensi bahu, jari-jari, dan
oergelangan kaki, abduksi dan adduksi
untuk lengan
Kekuatan otot kaki 4/5
A:
Masalah Keperawatan sebagian Teratasi
P: Lanjutkan Renpra
2. 17 Desember 1. Memantau Hal-Hal Yang membahayakan Di S:
2016 Lingkungan rumah Ny.N Ny.N mengatakan belum memahami
Jam:14.35Wib 3. Menganjurkan keluarga untuk menata kembali faktor inttrinsik yang dijelaskan
barang-barang yang ada di Lingkungan rumah perawat
untuk Meminimalkan resiko jatuh Ny.N mengatakan belum dapat
4. Menyarankan keluarga untuk menyediakan menyebutkan kembali tentang cara
Alat bantu Ny.N untuk mencegah jatuh (Kursi pencegahan jatuh yang diajarkan
Untuk Pijakan Dan Pegagan Tangan) perawat
5. Menganjurkan keluarga untuk mengamankan O:
benda-benda berbahaya dari lingkungan rumah
Ny.N mampu menyebutkan tiga akibat
jatuh
Ny.N tampak bingung ketika diminta

51
untuk untuk mengulang kembali cara
pencegahan jatuh
Lantai kamar mandi tampak licin
Sumur gali masih terbuka
A:
Masalah Keperawatan resiko jatuh
sebagian teratasi

P : Lanjutkan Renpra 3-5

Nama : Ny.N

Alamat : Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

Puskesmas :Pancur Batu

No. Tanggal/ pukul Implementasi Evaluasi Nama &


Dx tanda tangan
1. 18 Desember 3. Mengatur posisi yang nyaman kepada Ny.N S:
2016 untuk melakukan ROM Ny.S mengatakan sudah memahami

52
Jam:13.20Wib 5. Membantu Ny.N dalam melakukan ROM pasif manfaat latihan gerakan ROM aktif dan
6. Mempraktekkan kepada Ny.N latihan gerak pasif
fleksi dan ekstensi, dorso fleksi dan plantar Ny.N mengatakan sudah mengingat
fleksi pada kaki gerakan ROM aktif dan pasif dan akan
terus berlatih bersama keluarga
O:
Ny.N tampak semangat melakukan
latihan ROM
Wajah tampak segar
Kekuatan otot kaki 4/5
A : Masalah Keperawatan Teratasi
P : Hentikan renpra
2. 18 Desember 3. Menganjurkan keluarga untuk menata kembali S:
2016 barang-barang yang ada di Lingkungan rumah Ny.N mengatakan sudah memahami
Jam:14.00Wib untuk Meminimalkan resiko jatuh dan mampu mengulangi faktor-faktor
4. Menyarankan keluarga untuk menyediakan Alat penyebab jatuh
bantu Ny.N untuk mencegah jatuh (Kursi Ny.N mengatakan sudah memahami
Untuk Pijakan Dan Pegagan Tangan) cara pencegahan jatuh

O:

Ny.N mampu menyebutkan faktor-


faktor intrinsik dan ekstrinsik penyebab
jatuh
Ny.N mampu menyebutkan cara
pencegahan jatuh

53
Kamar mandi tidak licin
Sumur sudah ditutup dengan seng

A: Masalah Keperawatan Teratasi

P : hentikan renpra

54
BAB 4

PEMBAHASAN

BAB ini penulis akan membahas mengenai permasalahan atau kesenjangan yang
terjadi selama melakukan asuhan keperawatan langsung terhadap Ny. N dengan kasus
Artritis Reumatoid di Dusun I Kec.Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Dalam bab ini
penulis membandingkan antara teori yang ada pada literature dengan kasus yang
ditemukan pada klien. Selain itu penulis juga membahas mengenai faktor pendukung dan
faktor penghambat, yang penulis temukan pada saat melakukan asuhan keperawatan pada
Ny. N.

4.1 Pengkajian

Pada teori lukman (2011), pengkajian asuhan keperawatan gerontik dimulai dari
pengumpulan data yang terdiri dari biodata, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
aktivitas/istirahat, kardiovaskuler, integritas ego, makanan/cairan, hygiene, neurosensori,
nyeri/ketidaknyamanan, interaksi sosial dan riwayat psikososial
Sedangkan pada kasus pengkajian yang digunakan berpedoman pada format yang
diberikan STIKes Santa Elisabeth dimana pengkajian dilakukan secara menyeluruh dan
lebih difokuskan pada pemeriksaan fisik untuk usia lanjut seperti dilakukan pengkajian
untuk penilaian potensial decubitus lansia, perubahan sistem tubuh, aktivitas sehari-hari
(Screening Faal/Indeks Katz), pengkajian status kognitif dan afektif gerontik, Mini Mental
State Examination( MMSE), status psikologi gerontik hingga pengkajian status sosial
dengan menggunakan APGAR keluarga. Tujuan dilakukannya hal tersebut adalah supaya
mahasiswa lebih memahami masalah yang dialami oleh Ny.N
4.2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori yang diangkat penulis dari buku sumber (brunner & suddarth,
2001), ada beberapa diagnosa keperawatan yang paling sering muncul bagi pasien
penderita rematik (Artritis Reumatoid) diantaranya sebagai berikut :

1) Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan peningkatan aktivitas penyakit,


keadaan mudah lelah serta keterbatasan mobilitas

55
2) Keletihan yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri,
tidur/istirahat yang tidak memadai, dekondisioning, nutrisi yang tidak memadai,
stres emosional/depresi
3) Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kelemahan otot, nyeri pada gerakan, keterbatasan ketahanan fisik, kurangnya
atau tidak tepatnya penggunaan alat-alat ambulatori
4) Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kontraktur, keletihan atau
gangguan gerak
5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik
serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi
6) Koping tidak efektif yang berhubungan dengan gaya hidup atau perubahan
peranan yang aktual atau yang dirasakan
Namun, jika dilihat pada kasus Ny.N dengan Artritis Reumatoid (Rematik), tidak
semua diagnosa yang tercantum dari buku sumber dapat ditemukan dan dijadikan diagnosa
pada kasus Ny.N. Pada kasus, diagnosa yang diangkat dari diagnosa teori adalah :
1) Kerusakan/gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot
Dengan demikian, ada 5 diagnosa yang tidak dijumpai pada kasus, diantaranya :
1) Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan peningkatan aktivitas penyakit,
keadaan mudah lelah serta keterbatasan mobilitas. Alasan diagnosa ini tidak
penulis angkat karena diagnosa ini sudah ikut tercantum pada diagnosa
kerusakan mobilitas fisik.
2) Keletihan yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri,
tidur/istirahat yang tidak memadai, dekondisioning, nutrisi yang tidak memadai,
stres emosional/depresi. Diagnosa ini tidak penulis angkat karena dari pasien
sendiri tidak ada keluhan mengenai faktor yang berhubungan dengan diagnosa.
3) Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kontraktur, keletihan atau
gangguan gerak. Penulis tidak mengangkat diagnosa ini karena hasil pengkajian/
informasi yang diberikan langsung oleh pasien, pasien masih mampu untuk
melakukan perawatan diri seperti mandi, berpakaian, ke kamar mandi,
berpindah, makan/minum dan lain-lain secara mandiri.
4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik
serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi. Diagnosa ini tidak
penulis angkat karena pasien tidak mengeluh adanya masalah tentang perubahan
fisik dan penyakit yang dianggapnya wajar untuk orang tua.

56
5) Koping tidak efektif yang berhubungan dengan gaya hidup atau perubahan
peranan yang aktual atau yang dirasakan. Penulis tidak mengangkat diagnosa ini
karena pasien tidak ada keluhan dengan perubahan peranan yang ia rasakan.
Dan ada satu diagnosa yang penulis tambahi, yaitu :
1) Resiko jatuh berhubungan dengan pemajanan pada kondisi rumah yang tidak
aman.Penulis menambahi diagnosa ini karena kondisi lingkungan rumah Ny.N
memiliki beberapa kekurangan yang diantaranya pencahayaan rumah kurang,
ventilasi kurang, lantai kamar mandi licin, terdapat turunan untuk keluar masuk
rumah, lantai rumah terbuat dari semen, terdapat peralatan dapur seperti kuali
dan panci di kamar mandi, dan terdapat sumur gali yang terbuka dan ditambah
dengan kondisi kaki Ny.N yang sudah mengalami penurunan.

4.3 Perencanaan / Intervensi Keperawatan

Berdasarkan buku sumber (NIC NOC, 2013) mengenai diagnosa yang diangkat oleh
penulis, ada berbagai rencana keperawatan/intervensi keperawatan yang dapat dijalankan
sebagai acuan dalam penanganan masalah keperawatan pada Ny.N adalah sebagai berikut :

1) Kerusakan/gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan


kekuatan otot
Intervensi :
1. Lindungi pasien dari trauma selama latihan
2. Tentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap fungsi sendi.
3. Kolaborasikan dengan ahli terapi fisik delam mengembangkan dan
menerapkan sebuah program latihan
4. Jelaskan pada pasien atau keluarga manfaat dan tujuan melakukan latihan
sendi
5. Inisiasi pengukuran kontrol nyeri sebelum memulai latihan sendi
6. Pakaikan baju yang tidak menghambat pergerakan pasien
7. Bantu pasien mendapaktan posisi tubuh yang optimal untuk pergerakan
sendi pasif maupun aktif
8. Sediakan petunjuk tertulis untuk melakukan latihan
9. Lakukan latihan ROM pasif atau ROM dengan bantuan
10. Dukung pasien untuk melihat gerakan tubh sebelum memulai latihan
11. Bantu umtuk melakukan pergerakan sendi yang ritmis dan teratur
12. Tentukan level motivasi pasien untuk meningkatkan atau memelihara sendi
13. Tentukan perkembangan terhadap pencapaian tujuan (NIC, 2013)
Dari intervensi diagnosa yang pertama yaitu Kerusakan/gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dalam perawatan rematik tidak semua

57
dijalankan sebagai intevensi kasus seperti Kolaborasikan dengan ahli terapi fisik dalam
mengembangkan dan menerapkan sebuah program latihan, Inisiasi pengukuran kontrol
nyeri sebelum memulai latihan sendi, Bantu umtuk melakukan pergerakan sendi yang
ritmis dan teratur, Tentukan level motivasi pasien untuk meningkatkan atau memelihara
sendi, tentukan perkembangan terhadap pencapaian tujuan. Intervensi ini tidak dimasukkan
karena kurangnya pemahaman dan pengalaman penulis dalam menerapkan intervensi yang
tidak dijalankan.
Maka dari itu intervensi yang penulis jalankan dikasus diantaranya :
1. Lindungi pasien dari trauma selama latihan
2. Tentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap fungsi sendi.
3. Jelaskan pada pasien atau keluarga manfaat dan tujuan melakukan latihan
sendi
4. Pakaikan baju yang tidak menghambat pergerakan pasien
5. Bantu pasien mendapaktan posisi tubuh yang optimal untuk pergerakan
sendi pasif maupun aktif
6. Sediakan petunjuk tertulis untuk melakukan latihan
7. Lakukan latihan ROM pasif atau ROM dengan bantuan
8. Dukung pasien untuk melihat gerakan tubh sebelum memulai latihan
9. Tentukan level motivasi pasien untuk meningkatkan dan memelihara sendi
2) Resiko Jatuh Berhubungan Dengan Pemajanan Pada Kondisi Rumah Tidak
Aman. Pada intervensi diagnosa kedua yang ditambahkan sesuai dengan kondisi
yang dialami oleh Ny.N saat ini.

4.4 Implementasi Keperawatan

Pada tahap pelaksanaan intervensi yng dilakukan selama tiga kali kunjungan, penulis
berfokus pada perencanaan yang telah dibuat sesuai kondisi dan kebutuhan pasien.
Intervensi pada diagnosa pertama yang dijalankan pada kasus diantaranya adalah :

1. Memberikan informasi kepada pasien tentang pengertian latihan ROM aktif dan
pasif
2. Menjelaskan kepada pasien tujuan latihan ROM aktif dan pasif
3. Menjelaskan manfaat latihan gerakanROM aktifdan pasif
4. Mengajarkan kepada psien faktor yang mempengaruhi ROM aktif dan pasif
5. Mendemonstrasikan langkah-langkah latihan gerakan ROM aktif dan pasif

58
Pada diagnosa ini, ada diagnosa yang tidak dijalankan, yaitu tentukan level motivasi
pasien untuk meningkatkan dan memelihara send. Inetrvensi ini tidak dijalankan karena
kurangnya pemahaman penulis mengenai intervensi tersebut. Implementasi yang dilakukan
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien saat ini, implementasi dapat dilakukan
karena adanya kerjasama yang baik dari klien.

4.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan di teori mengenai tentang Gangguan mobilitas fisik


berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dalam perawatan rematik adalah mampu
melaksanakan aktivitas fisik atau toleran terhadap aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
Pada evaluasi keperawatan di kasus dari implementasi yang sudah dilakukan selama
3 kali kunjungan memberikan perubahan pada Ny.N, dengan hasil evaluasi yang didapat
pada kunjungan ketiga sebagai berikut :
Diagnosa I :
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
Implementasi :
1. Mengkaji kembali pengetahuan Ny.N mengenai manfaat latihan ROM
2. Mempraktekkan ulang kepada Ny.N latihan gerakan ROM

Evaluasi :
S:
Ny.S mengatakan sudah memahami manfaat gerakan ROM aktifdan pasif
Ny.N mengatakan sudah mengingat gerakan ROM aktif dan pasif dan akan terus
berlatih bersama keluarga
O:
Ny.N tampak semangat melakukan latihan ROM
Wajah tampak segar
Kekuatan otot kaki 4/5

A : Masalah Keperawatan Teratasi

P : Hentikan renpra

Diagnosa II :
Resiko jatuh berhubungan dengan pemajanan lingkungan rumah yang tidak aman
Implementasi :
1. Menjelaskan faktor resiko penyebab jatuh kepada Ny.N
2. Memberikan informasi kepada Ny.N cara pencegahan jatuh

59
Evaluasi :
S:
Ny.N mengatakan sudah memahami dan mampu mengulang faktor-faktor penyebab
jatuh
Ny.N mengatakan sudah memahami cara pencegahan jatuh
O:
Ny.N mampu menyebutkan faktor-faktor intrinsic dan ekstrinsik penyebab jatuh
Ny.N mampu menyebutkan cara pencegahan jatuh
Kamar mandi tidak licin
Sumur sudah ditutup dengan seng

A: Masalah Keperawatan Teratasi

P : hentikan renpra

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam pelaksanaan asuhan keperawaan yang penulis laksanakan pada Ny.N dengan
Artritis Reumatoid di Dusun 1 Desa Baru kecamatan Pancur Batu diperoleh kesimpulan
yang berupa :

1. Pengkajian

Pada pengkajian yang berdasarkan teori tidak semua bisa dilakukan karena
penulis hanya bisa melakukan beberapa pengkajian yang tidak lari dari teori dan
format pengkajian keperawatan gerontik yang disediakan oleh STIKes Santa
Elisabeth. Hambatan selama melakukan pengkajian ditemukan dikarenakan
penggunaan waktu yang kurang efektif, sehingga tidak semua pengkajian di teori bisa
dilakukan.

60
2. Diagnosa

Pada diagnosa keperawatan yang paling sering muncul berdasarkan buku sumber,
dan berdasarkan tinjauan kasus yang diperoleh mahasiswa, terdapat hanya satu
diagnosa yang sesuai dengan kondisi Ny.N saat ini. Tidak semua diagnosa yang ada
pada teori diangkat karena kurangnya pemahaman dan dibutuhkannya study
kepustakaan agar dapat mengetahui lebih luas mengenai diagnosa yang ada pada teori.

3. Intervensi

Pada intervensi keperawatan yang penulis kutip dari buku sumber, belum tentu
semua dapat dijalankan. Penulis harus menyesuaikan dan memilih intervensi yang
dianggap sesuai dengan kasus. Ada beberapa intervensi yang tidak dijalankan karena
faktor kurangnya pemahaman dan pengalaman dalam menyesuaikan intervensi teori
dengan kondisi pasien pada kasus.

4. Implementasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, penulis masuk pada tahap


implementasi. pada tahap ini, penulis melaksanakan semua intervensi yang telah
dipilih berdasarkan buku sumber dan telah disesuaikan dengan kasus yang penulis
angkat. Implementasi dapat dilakukan dengan baik karena adanya dukungan dari
keluarga dan atas kerjasama yang diperoleh dari pasien sendiri.

5. Evaluasi

Tahap akhir adalah tahap evaluasi. Hasil implementasi yang telah dilakukan
penulis selama tiga hari pada Ny.N dengan masalah keperawatan Gangguan Mobilitas
Fisik dan Resiko Jatuh mengalami perubahan yang lebih baik dan sudah teratasi,
karena adanya kerjasama yang baik dan antara pasien dengan penulis.

5.2 Saran

1. Untuk Klien dan Keluarga

61
Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi
peningakatan status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada terhadap
resiko pada keluarga klien sendiri.
2. Untuk Mahasiswa
Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori, skill,
maupun mental dalam menghadapi klien khususnya dengan Artritis Reumatoid agar
dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan klien
serta dapat memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dalam pengumpulan data yang
diperlukan dalam penegakan diagnosa, menentukan intervensi dan melakukan
implementasi dan evaluasi atas informasi yang telah disusun.
3. Bagi institusi
Diharapkan kepada institusi agar lebih banyak mengoleksi buku, jurnal atau
sumber lainnya mengenai asuhan keperawatan gerontik dengan Artritis Reumatoid
yang terkini dengan pengarang yang berkualitas, sehingga pengetahuan dan wawasan
mahasiswa mengenai penyakit Artritis Reumatoid semakin luas.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah. Lilik, Marifatul.2011. keperawatan lanjut usia. Edisi 1. Graha Ilmu Yogyakarta

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Penerjemah: Agung Waluyo.
Jakarta: EGC

Brunner &Suddarth. 2002. Keperawatan medikal bedah. Penerjemah: Andry Hartono, H.Y.
Kuncara, Elyna S.L.S., dan Agung Waluyo. Jakarta: EGC.

Bulecek, Gloria. M. dkk. 2013.Nursing Interventions Classification (NOC). Elsevier

62
Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika.
Jakarta. Salemba Medika

Lukman, Nurna Ningsih. 2011. Asuhan keperawatan pada Kklien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskletal. Jakarta: Salemba Medika

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. Kapita Selekta
Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius

Moorhead, Sue. dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Elsevier

Noer S. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Price S.A. dan Wilson L.M. 1996. Patofisiologi proses-proses Penyakit. Penerjemah: peter
anugerah. Jakarta: EGC

Schumacher H.R. Primer on the Rheumatic Desease, 10th ed. Atlanta, Artritis
Foundation,1993

Sjamsuhidajat R., dan Jong W.D. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

SATUAN ACARA PENYULUHAN

LATIHAN ROM AKTIF/PASIF

Pokok bahasan : Latihan ROM aktif dan pasif

Sasaran : Ny.N

Lama penyuluhan : 25 menit

63
Tanggal : Desember 2016

Penyuluh : Debora tien

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan, Ny.N mampumelakukan latihan aktif dan
pasif/ROM dengan maksimal

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan selama25 menit,Ny.N dapat :
1. Menyebutkan kembali pengertian dari latihan ROM aktifdan pasif
2. Menyebutkan kembali tujuan dari latihan ROM aktif dan pasif
3. Menyebutkan manfaat latihan gerakan ROM aktif dan pasif
4. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi ROM aktif dan psif
5. Mendemonstrasikan gerakan latihan ROM aktif dan pasif dengan benar

C. Materi
1. Pengertian latihan ROM aktif dan pasif
2. Tujuan latihan ROM aktif dan pasif
3. Manfaat latihan gerakan ROM aktif dan pasif
4. Faktor yang mempengaruhi ROM aktif dan pasif
5. Langkah-langkah latihan gerakan ROM aktif dan pasif

D. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi

E. Media
Leaflet

F. Kegiatan pembelajaran

No. Kegiatan penyuluh Waktu Respon peserta


1. Pendahuluan 5 menit
Member salam Menjawab salam
Mengkomunikasikan pokok Memberi salam
bahasan Menyimak
Mengkomunikasikan tujuan
2. Kegiatan inti 15 menit
Menjelaskan pengertian
latihan ROM aktif dan pasif
Menjelaskan tujuan latihan
ROM aktif dan pasif Menyimak dan

64
Menjalaskan manfaat memperhatikan
latihan ROM aktif dan pasif
Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi ROM
aktifdan pasif
Menjelaskan langkah-
langkah gerakan ROM
aktifdan pasif
3. Penutup 5 menit
Menyimpulkan materi
penyuluhan bersama Memperhatikan dan
keluarga menjawab
Memberikan evaluasi
secara lisan
Memberikan salam penutup

Lampiran materi

LATIHAN AKTIF DAN PASIF


RANGE OF MOTION (ROM)

A. Pengertian

ROM adalah latihan gerak sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot, dimana klien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai
gerakan normal baik secara aktif maupun pasif.

ROM pasif adalah latihan yang diberikan pada klien yang mengalami kelemahan otot
lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang dan sendi dimana klien tidak dapat

65
melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.
Mobilisasi Pasif ini sebaiknya dilakukan sejak hari pertama klien tidak diperkenankan
meninggalkan tempat tidur atau klien yang jarang bergerak sehingga terjadi kekakuan
pada otot, maka dalam hal ini dilakukan mobilisasi pasif (Meltzer, 2001).

B. Tujuan

1.untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan dari persendian

2.untuk merangsang sirkulasi darah

3. untuk mencegah kelainan bentuk

4. untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot (Potter,1996).

C. Manfaat

1. gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh


2. memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh, mengontrol berat badan, mengurangi
ketegangan, dan meningkatkan relaksasi
3. menjaga kebugaran (fitness) dari tubuh
4. merangsang peredaran darah dan kelenturan otot
5. menurunkan stress seperti hipertensi, kelebihan BB, kepala pusing, kelelahan, dan
depresi
6. merangsang pertumbuhan pada anak-anak (Perry, 2005)
D. faktor yang mempengaruhi ROM

1. pertumbuhan pada masa anak-anak


2. sakit
3. fraktur
4. trauma
5. kelemahan
6. kecacatan
7. usia, dll (Potter, 1996)

E. Langkah-langkah

Pasien yang mobilitasnya terbatas karena penyakit, diabilitas atau trauma


memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilitas. Latihan berikut
dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kekuatan otot serta memelihara
mobilitas persendian.
1. Flexi dan Extensi Pergelangan Tangan
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk
dengan lengan

66
Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan lain memegang
pergelangan tangan pasien
Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin
Catat perubahan yang terjadi
2. Flexi dan extensi Siku
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak tangan
mengarah ke tubuhnya.
Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya dengan tangan
lainnya
Tekuk siku pasien sehingga tangannya mendekat bahu
Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya
Catat perubahan yang terjadi
3. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk
Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya
Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan menjauhinya
Kembalikan ke posisi semula
4. Abduksi dan Adduksi
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi lengan pasien di samping badannya
Letakkan satu tangan perawat di atas pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya
Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat
Kembalikan ke posisi semula
Catat perubahan yang terjadi
5. Flexi dan Extensi jari-jari
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain
memegang kaki
Bengkokkan (tekuk) jari-jari ke bawah
Luruskan jari-jari kaki ke belakang
Kembalikan ke posisi semula
Catat perubahan yang terjadi
6. Flexi dan Extensi Pergelangan Kaki Siku
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang
lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rileks.
Tekuk pergelangan kaki, arahkan diatas siku pasien

67
Catat perubahan yang terjadi
7. Rotasi Pangkal Paha
Cara:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan lain
diatas lutut
Putar kaki menjauhi perawat
Kembalikan ke posisi semula
Catat perubahan yang terjadi (Meltzer, 2001).

DAFTAR PUSTAKA

Potter,P.A, 1996. Pengkajian Kesehatan edisi 3, alih Bahasa Veldman, Y.P. Jakarta : EGC

Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar, alih
bahasa, Didah Rosida, Monica Ester ; Editor Bahasa Indonesia, Monica Ester
Edisi 5 jakarta : EGC

Smelzer, suzanne C& Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Alih Bahasa Waluyo, dkk. Editor edisi Bahasa Indonesia,
Monica Ester. Ed vol. 3. Jakarta : EGC

68
EVALUASI I (16 Des 2016)

13.14 Wib

1. Jelaskan pengertian latihan ROM aktif dan pasif


Ny. N : Apa tadi ya ? ulangi dek, gak bisa ku ingat apa tadi arti ROM itu

2. Sebutkan tujuan latihan gerakan ROM aktif dan pasif


Ny.N : Tujuannya tadi ada untuk melancarkan darah, mencegah supaya tidak ada
kelainan bentuk sama kaki saya, supaya otot kaki saya kuat, supaya sendi-
sendi saya ini bagus pergerakannya.

3. Sebutkan manfaat latihan gerakan ROM aktif dan pasif

69
Ny.N : Aduh, gak ingat saya dek, apa tadi ya, kalo gak salah tadi ada supaya tubuh
segar, supaya rileks, apa lagi ya, itu aja sih dek yang saya ingat, kurangnya
atau pas?

4. Sebutkan faktor yang mempengaruhi latihan gerakan ROM aktif dan pasif
Ny.N : Faktornya ada banyak, yang kayak adek bilang tadi ada kerana sakit, patah
tulang, kecelakaan sama karena faktor rusia, pas nya dek?

5. Mendemonstrasikan langkah-langkah gerakan ROM


Ny.N : Saya Cuma ingat yang kayak gini dek tapi saya lupa namanya, sama yang
kayak gini, itupun saya lupa juga namanya. (Ny.N mempraktekkan gerakan
ROM aktif dan pasif dalam posisi duduk)

EVALUASI II (17 Des 2016)

14.00 Wib

1. Jelaskan pengertian latihan ROM aktif dan pasif


Ny.N : oh, uda ingat saya dek. ROM itu latihan sendi. Kalo ROM aktif bisa
dilakukan sendiri, Kalo yang pasif harus dibantu orang. Benar yang saya
bilangkan?

2. Sebutkan manfaat latihan gerakan ROM aktif dan pasif


Ny.N : Saya belum ingat semua dek, paling yang saya ingat itu manfaat ROM
untuk supaya tubuh segar, supaya bagus aliran darah saya sama untuk
menurunkan stres. Itu ajanya yang saya ingat dek.

3. Sebutkan faktor yang mempengaruhi laithan gerakan ROM aktif dan pasif

70
Ny.N : Tadi adek bilang ada 7 kan faktornya? Yang pertama itu pertumbuhan anak-
anak, sakit, patah tulang baru lemah, cacat sama umur. Iyakan dek ? pas 7
kan yang saya bilang?

4. Mendemonstrasikan langkah-langkah gerakan ROM


Ny.N :Yang kemarin kan ada dua kan, yang untuk bahu sama yang untuk jari-jari.
Untuk bahu namanya flexi dan ekstensi. Fleksi yang kayak gini, ekstensi
yang kayak gini. Yang untuk jari-jari namanya sama juga fleksi dan
ekstensi, fleksi yang kayak gini, ekstensi yang kayak gini. Baru untuk hari
ini latihan untuk pergelangan kaki sama untuk lengan. Yang untuk latihan
pergelangan kaki namanya fleksi dan ekstensi juga, kalo yang fleksi kayak
gini, kalo untuk yang ekstensi kayak gini kan, terus yang untuk lengan
namanya abduksi dan aduksi. Abduksi itu yang kayak gini, terus aduksi
yang kayak gini, iyakan dek? (Ny.N mempraktekkan gerakan ROM aktif
dan pasif dalam posisi duduk)

EVALUASI III (18 Des 2016)

13.20 Wib

1. Sebutkan manfaat latihan gerakan ROM aktif dan pasif


Ny.N :Uda ingat saya, manfaatnya yang pertama itu untuk meningkatkan
kesegaran tubuh, memperbaiki sikap tubuh, terus meningkatkan relaksasi,
meenjaga supaya tetap bugar, supaya lancar peredaran darah, menurunkan
stres, untuk merangsang pertumbuhan anak-anak. Pas kan dek?.

2. Mendemonstrasikan langkah-langkah gerakan ROM


Ny.N :Gerakannya uda ingat saya dek, bisa saya tunjukkan dek, yang untuk
pergelangan tangan kayak gini kan dek, untuk siku kayak gini, untuk lengan
kayak gini, terus yang untuk jari-jari kayak gini, kalo yang untuk
pergelangan kaki kayak gini sama satu lagi untuk pangkal paha kayak gini.
Iya kan dek, pas nya? (Ny.N mempraktekkan gerakan ROM aktif dan pasif
dalam posisi duduk)

71
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

RESIKO JATUH PADA LANSIA

Pokok bahasan : Resiko Jatuh Pada Lansia


Sasaran : Ny.N
Lama penyuluhan : 25 menit
Tanggal : Desember 2016
Penyuluh : Debora tien

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan, Ny.N diharapkan mampu memahami cara menghindari
resiko jatuh dan melakukan pencegahan jatuh

72
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit,Ny.N dapat :
1. Menjelaskan pengertian jatuh
2. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh
3. Menyebutkan akibat jatuh
4. Menyebutkan cara pencegahan jatuh

C. Materi
6. Pengertian jatuh
7. Faktor resiko penyebab jatuh
8. Akibat jatuh
9. Cara pencegahan jatuh

D. Metode
3. Ceramah dan tanya jawab
4. Demonstrasi

E. Kegiatan pembelajaran

No. Kegiatan penyuluh Waktu Respon peserta


1. Pendahuluan 5 menit
Member salam Menjawab salam
Mengkomunikasikan pokok Memberi salam
bahasan Menyimak
Mengkomunikasikan tujuan
2. Kegiatan inti 15 menit
Menjelaskan pengertian
jatuh
Menjelaskan faktor resiko
penyebab jatuh Menyimak dan
Menjalaskan akibat jatuh memperhatikan
Menjelaskan cara
pencegahan jatuh
3. Penutup 5 menit
Menyimpulkan materi
penyuluhan bersama Memperhatikan dan
keluarga menjawab
Memberikan evaluasi
secara lisan
Memberikan salam penutup

73
Lampiran materi

RESIKO JATUH

1. Pengertian
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang
melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat
yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Anonim, 2012).

Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi
berada di permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan
keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab
yang spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan
sadar mengalami jatuh (Anonim, 2012).

2. Resiko penyebab jatuh


Secara singkat, faktor resiko jatuh pada lansia itu dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik

1) Faktor intrinsik, misalnya:

74
Gangguan jantung dan atau sirkulasi darah : penurunan sirkulasi darah ke
otak secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran yang tiba-tiba, masalah pada
jantung yang menyababkan sesak nafas sehingga tidak dapat mentoleransi
aktivitas dan hipertensi
Gangguan system susunan saraf : SSP akan memberikan respons motorik
untuk mengantisipasi input sensorik. Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson,
hidrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lansia dan menyebabkan
gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik.
Nyeri kepala dan atau vertigo, pusing.
Gangguan system anggota gerak dan gangguan gaya berjalan seperti nyeri
persendian, kelumpuhan, ketidaklengkapan anggota gerak, bentuk kaki yang
tidak normal, penurunan kekuatan otot, kekakuan jaringan penyambung,
berkurangnya massa otot, edema pada kaki
Gangguan penglihatan dan pendengaran
Gangguan psikologis : stress, kurang konsentrasi, lupa dengan keterbatasan
2) Faktor ekstrinsik, misalnya :
Cahaya ruangan yang kurang terang
Lingkungan yang asing bagi lansia
Lantai yang licin
Obat-obatan yang diminum (diuretic, antidepresan, sedative, anti-psikotik, alcohol,
dan obat hipoglikemi)
Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya

3. Akibat jatuh
Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti berikut ini :

1. Perlukaan (injury) : merusak jaringan lunak, fraktur, hematom subdural

2. Perawatan rumah sakit : imobilisasi, resiko penyakit

3. Disablitas : penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik,


penurunan mobilitas akibat jatuh, penurunan kepercayaan diri dan pembatasan
gerak

4. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan

5. Mati

4. Cara pencegahan jatuh


Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat menyebabkan
jatuh seperti faktor neuromuscular, muskuloskleta, penyakit yang sedang diderita,
pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan sedang diderita,
gangguan keseimbangan dan gaya berjalan. Gangguan visual, ataupun faktor linkungan,
dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua:

75
1. latihan fisik

Latihan fisik diharapkan menunggu resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan


tungkai dan tangan memperbaiki keseimbangan,koordinasi dan meningkatkan
reaksi terhadap bahaya linkungan, latihan fisik terhadap budaya linkungan, latihan
fisik juga mengurangi kebutuhan obat-obatan sedative. Latihan fisik yang di
anjurkan yang melatih kekuatan tungaki, tidak terlalu berat dan semampunya, salah
satunya adalah berjalan kaki.

2. Managemen obat-obatan

a) Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik

b) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat

c) Gunakan alat bantu berjalan jika memang diperlukan selama pengobatan

d) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif
dan tranquilisers

e) Hindari pemberian obat multiple (lebihdari empat macam) kecuali atas indikasi
klinis kuat

f) Menghentikan obat yangtidak terlalu diperlukan

3. Modifikasi lingkungan

a) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari
pusing akibat suhu

b) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam


jangkauan tanpa harus berjalan dulu.

c) Gunakan karpet antislip di kamar mandi

d) Perhatikan kualitas penerangan

e) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas

f) Pasang pegangan tangan pada tangga,bila perlu pasang lampu tambahan umtuk
daerah tangga.

g) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpleset dari jalan yang biasa
untuk melintas.

h) Gunakan lantai yang tidak licin.

76
i) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah,menghindarkan
tersandung.

j) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya dikamar


mandi

k) Hindari penggunaan furnitur yang beroda.

4. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya:

a) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.

b) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.

c) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lanta.

d) Hindari olahraga berlebihan.

5. Alas kaki

a). Hindari sepatu berhak tinggi,pakai sepatu berhak lebar.

b). Jangan berjalan hanya dengan kasus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan

c). Pakai sepatu yang antislip.

6. Alat bantu jalan

Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk
mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya. Pada
penggunannya, alat bantu jalan memang membantu menigkatkan keseimbangan,
namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh
untuk menggunakan roda, karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah
direkomendasikan secara individual. Apabila pada lansia yang kasus gangguan
berjalan tidak dapat di tangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh
karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat),
cruch (tongkat ketiak) dan walker. (jika hanya 1 ekstremitas atas yang
digunakan,pasien di anjurkan pakai cane). Pemilihan cane type apa yang
digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat badan, jika
ke -2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak
perlu menunjang berat badan,alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker.
Jika ke dua ekstremitas ataa di perlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan
menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang
diperlukan dalam menunjang berat badan.

77
7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran

Gunakan kacamata apabila mengalami gangguan fungsi penglihatan dan alat bantu
pendengaran apa bila mengalami gangguan pendengaran

8. Hip protector: terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis

9. Memelihara kekuatan tulang

a) supplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan


densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orangtua

b) berhenti merokok

c) hindari konsumsi alcohol

d) latihan fisik

e) anti-resorpsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen

f) suplementasi hormone estrogen/trapi hormone pengganti

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Mudah Jatuh pada Lansia.http://pinadepin.pdf.com. diakses tanggal 06 feb


2017

Turana, yuda. 2009. Menghindari Resiko Jatuh Pada


Lansia.http//www.medikaholistik.com. Diakses tanggal 06 Feb 2017

Potter, P.A, 1996. Pengkajian kesehatan edisi 3, alih bahasa veldman, Y.P. Jakarta : EGC
Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar ; Alih
bahasa, Didah Rosidah, Monica Ester ; Editor bahasa Indonesia, Monica Ester
Edisi 5 jakarta: EGC

78
EVALUASI I (16 Des 2016)

14.00 Wib

1. Jelaskan pegertian jatuh


Ny.N : Jatuh itu adalah dimana tiba-tiba seseorang terbaring atau terduduk baik
pingsan ataupun tidak pingsan atau luka maupun tidak luka. Iyakan dek?

2. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh


Ny.N : Penyebab yang saya tau paling gara-gara lantainya yang licin sama kurang
hati-hati aja dek. Bingung saya yang kau bilang tadi tentang penyebab
jatuh ini.

3. Menyebutkan akibat jatuh


Ny.N : Coba ulangi dek tadi akibatnya, belum ngerti saya apa yang kau bilang tadi,
coba jelaskan lagi apa akibatnya tadi.

4. Menyebutkan cara pencegahan jatuh


Ny.N : Yang saya tau pencegahannya itu ya dijaga supaya lantai jangan licin. Kalo
yang kau bilang tadi belum ngerti saya dek, banyak tadi kau bilang, ulang dulu
lagi.
79
EVALUASI II (17 Des 2016)

14.35 Wib

1. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh


Ny.N : Faktor ektrinsiknya aja yang saya ingat dek, kalo yang ekstrinsik belum
ingat saya. Kalo yang ekstrinsik ini kayak rumah kami inilah dek,
cahayanya kurang, lantai kamar mandi licin, obat-obat yang diminum,
sama alat bantu jalan yang gak pas. Itunya yang ekstrinsikkan dek? yang
intrinsik ini yang saya gak ngerti

2. Menyebutkan akibat jatuh


Ny.N : Yang saya ingat itu akibatnya ada yang luka, bisa sampe dirawat dirumah
sakit, sama mati. Itu aja yang saya ingat akbat jatuh ini.

3. Menyebutkan cara pencegahan jatuh


Ny.N : Apa tadi ya? Gak ngerti saya dek, kayak mana mau sebutkan, orang saya
belum ngerti yang adek bilang tadi.

80
EVALUASI III (18 Des 2016)

14.00 Wib

1. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh


Ny.N : Faktor yang intrinsik itu berarti penyakit kan kayak penyakit jantung yang
tiba-tiba pingsan baru jatuh, baru sakit kepala, pusing gitu juga bisa jadi
sebab jatuh, baru yang sakit sendinya, lumpuh juga bisa jadi sebab jatuh,
rabun juga bisa jadi penyebab jatuh sama stres pun jadi penyebab juga kan
dek? Pas kan yang saya bilang tadi. Terus untuk yang ekstrinsik yang saya
bilang kemarin cahaya rumah yang kurang, lantai licin, obat-obat yang
diminum, sama alat bantu jalan yang gak pas. Iyakan dek?.

2. Menyebutkan cara pencegahan jatuh


Ny.N :Pencegahannya itu latihan fisik, pengaturan minum obat misalnya yang gak
perlu lagi gak usah diminum atau minum obat dengan dosis kecil, baru
menata rumah seperti misalnya barang-barang yang sering saya pakai
supaya diletakkan di tempat yang bisa saya jangkau baru lantai jangan licin,
jangan berdiri dari posisi duduk secara tiba-tiba, jangan mengangkat barang
yang berat, jangan olahraga yang berlebihan, jangan pakai sepatu hak tinggi,
baru kalau bisa pakai alat bantu jalan. Itu yang saya ingat dek, pas kan yang
saya bilang tadi?.

81
82

Anda mungkin juga menyukai