sensor
transformasi bersifat linier dan punya lebar pita tak terhingga. Kedua
sinyal
hanya berbeda dengan faktor konstanta yang menyatakan rasio transduksi.
apertur
r
r 1, x R
w( x ) = (3.1)
0, daerah lain
r
(
Z k , ) 1
(
r r r
W k l F l , ) (
r
)
(2 )3
(3.3)
= r dl
r
()
= W k F k , ( )
r
(
F k , ) 1
{(
f (x, t ) exp j k x t (3.4)
= )}dxdt
r r r r
(2 )4
dengan fungsi penghalus apertur (ASF-Aperture Smoothing Function):
r r r r
()
W k =
1 r
w( x ) exp jk { (3.5)
2
x dx}
G
Konvolusi tersebut memilki makna, spektrum medan
gelombang
(
F k, )
diperhalus oleh kernel berbentuk W k ketika diamati melalui ()
apertur.
4 -
0.5 1
| |
Bil. Gelombang (magnitude)
r 4 sin kR
W k () R cos kR
(3.6)
= 2
k k
r
dimana menyatakan vektor kelambatan yang merambat pada (ingat
0 r0
arah
bahwa vektor kelambatan adalah resiprokal dari vektor kecepatan).
Spektrum
bilangan gelombang-frekuensi(selanjutnya akan disebut spektrum k-)
diberikan oleh:
r
(
F k, ) = S (k ) ( (3.8)
r0
)
Spektrum
keluarannya adalah
r
(
Z k, ) = S ( )W k (
r0
) (3.9)
r r
Jika vektor bilangan k = 0 , maka rumus diatas dapat
gelombangya
dinyatakan dalam bentuk sederhana menjadi
(3.10)
( )
Z k, = S ( )
W (0 )
r r
Dari persamaan ini dapat diamata bahwa sepanjang k = 0 yang spesifik
arah
ini, spektrum keluaran akan bernilai sama dengan spektrum sinyal
dikalikan suatu konstanta, yaitu harga W(.) yang dievaluasi di titik asal
dan selanjutnya semua informasi sinyal dapat diperoleh dari keluaran
apertur tersebut. Pada arah lain terjadi perkalian dengan besaran yang
nialinya bergantung pada frekuensi.
s (tr ) rx
i
f(x,
i t
)= (3.11)
r 0
i
G0
SZ (j , ) = j +
( )W ( 0 ) S) ()W ( G
i j
0 G
i 0 (3.12)
i j
akan
berfungsi sebagai filter ruang yang hanya melewatkan sinyal dari saja
r0
j
arah
Pada contoh berikut akan ditinjau apertur linier dan apertur sirkuler
(cakram lingkaran). Apertur linier (garis) banyak dipakai pada system
sonar dan pengukuran dengan teknik seismik. Ini adalah contoh aperture
berdimensi satu. Sedangkan apertur sirkuler dipakai pada bidang optika
dan sistem pencitraan dan merupakan contoh dimensi 2. [Dalam bahasa
matematika, kita bisa menyebut keduanya sebagai bola 1D dan bola 2D]
3. 5
2. 5
1. 5
W (k )
x
1
0. 5
-D/2 D/2 0
-0. 5
-1
Sumbu kx
-10 -8 -6 -4 -2
k
0
x
2 4 6 8 10
dikalikan
D=1
1, x D /
b( x )= (3.13)
0, 2
lainnya
r sin k x D / 2
( )
W k =
kx /2
(3.14)
R=1
w(x,y,z)=o(x,y)(z)
dimana
x2 + y 2
o(x, y ) = (3.15)
1, R
0, lainnya
3.1.2 Resolusi
Semakin besar suat apertur w(x) maka akan semakin sempit fungsi
penghalus
()
r
W k -nya, dan dengan demikian akan semakin besar pula kemampuan
kx=2/D,
sehingga lebar mainlobe dari apertur garis adalah
4/D.
,
r r r
c( ) w( x )w( x + (3.18)
r r
)dx
stasioner
r r
f (x , t dengan
r
R ( , t dan spektrum (
S k, . )
) autokorelasi ) daya Medan
r
gelombang ini diamati melalui suatu w( x ) , sehingga diperoleh sinyal
apertur
r r
z ( x , t ) = w( x ) f (3.19)
r
(x , t )
r
Maka fungsi korelasi z ( x , t ) akan sama dengan
dari
r r r
diman = x 2 x1 . Rata-rata dari korelasi ini adalah
a
r r r r r r r
rR ( x , + r
; )dx = w ( x )w + ) ( , )dx
xa z 1 1 * ( x a
1 1 R f 1
r r r r
= Rr ( , ) w( x )w + )dx
* (xf 1 1 1
a
r
Terlihat bahwa R f ( , dengan merata-ratakan ruang fungsi
estimasi apertur
t)
/k0,
maka sinyal tsb dapat di-rekonstruksi dengan rumus
interpolasi
x
m
sin
f ( x, t0 ) =
y m (t 0 )
d (3.21)
x
m= m
d
Transform Fourier dan inversenya dari sinyal variabel kontinyu diberikan
oleh
1
S c (k ) = sc ( x )exp{ s (k ) = S c (k ) exp{ (3.22)
c
jkx}dx 2 jkx}dk
Maka, transform
( Fourier dan inversenya dari sinyal (variabel) k adalah
diskrit
(
Sc k( ) s(m)exp{(jkm}
s (m ) = 1 S (k )exp{
( ( (
(3.23)
m= 2
= jkm dk }
2.
Karena s(m)=sc(md), maka kita dapat menuliskan
1
S (k ) exp{
s (m ) = c (3.24)
2
jkmd }dk
(
Dengan perubahan k = kd , maka persamaan diatas akan menjadi
variabel
(
1 k 2p ( (
s(m ) =2d S c
{
exp jkm exp{ } (3.26)
I
p
d j2pm}dk
Dengan tranform Fourier pada kedua sisi, maka akan diperoleh
(
( 1
k 2p
S k( ) S c
(3.27)
=
atau d p = d
1 2p
S (kd ) S c k (3.28)
=
d p = d
Jika sinyal sc(x) tidak mempunyai komponen frekuensi diluar |k| /d,
maka
tidak terjadi aliasing. Teorema Nyquist dapat digunakan untuk domain
spasial,
sehingga akan berbunyi: sinyal kontinyu pita terbatas dibawah frekuensi
spasial k0 dapat dicuplik tanpa kehilangan informasi jika perioda
pencuplikannya memenuhi:
d/k0 (3.29)
| | | | | | | | (
-4/d -3/d -2/d -/d /d 2/ 3/ 4/ k
(
| | | | | | | | k
-4/d -3/d -2/d -/d /d 2/ 3/ 4/
(b) Pencuplikan dengan
aliasing
Gambar 3.4 Teorema pencuplikan Nyquist pada domain
ruang
dapat
dicuplik pada arah-x dengan perioda dx/kx0 dan pada arah-y dengan
perioda
dy/ky0 tanpa kehilangan informasi. Sinyal 2-dimensi sc(x,y) dapat
direkonstruksi dari cuplikannya s(m,n)=sc(mdx,ndy) dengan
fungsi
x y
sin m
sin m d
d
yy
s (x, y ) =
s(m, n ) (3.30)
x
( ),
x y
Hasil fungsi
yaitu transform
kompleks
Fourier
periodik
dua-dimensi
dengandari s(m,n
perioda 2),
S k , adalah
k suatu
(
S kx , ky ) S c x
2p
,
y
(3.31)
=
dy dx
d xd y p = q =
( (
( )
Ilsutrasi dari S kx , y jika suapaya tidak terjadi aliasing diberikan pada
k Gambar
(
ky
4/dy
2/dy
(
kx
S(.,.)
-2/dy
-4/dy
Gambar 3.5 Teorema pencuplikan Nyquist pada domain ruang dua dimensi
3.3.1 Array
teratur
Didalam suatu array teratur, sensor diletakkan pada grid yang teratur.
Dalam hal ini ASF lebih mudah dianalisa. Suatu algoritma cepat (misalnya
FFT) bisa dipakai untuk menghitung spektrum spasial maupun keluaran
array.
(a) (b)
Gambar 3.6 Dua golongan bentuk array: (a) array teratur (regular)
dan
(b) array tak teratur (iregular), mis.
VLA
F (k , ) = f ( x, t ) exp{ j (t (3.32)
kx )}dx dt
Y (k , ) = y m (t ) exp{ j (t kmd (3.33)
)}dt
m=
1 2p
Y (k , ) F k , (3.34)
=
d p = d
Jika medan gelombang dari suatu sinyal pita terbatas secara ruang,
maka
m= M 1/ 2
Z (k , ) = z m (t ) exp{ j (t kmd (3.35)
)}dt
m= M 1/ 2
d /d
Z (k , ) = Y (l, )W (k l ) (3.36)
2 dl
/ d
dimana jkmd (3.37)
e
W (k )
wm
m
Karena {wm} adalah fungsi apertur diskrit, maka W(k) akan berfungsi
sebagai
ASF untuk medan-gelombang yang dicuplik.
Z (k , ) =
d F l 2p W (k l )
/d
(3.38)
2 dl
d
/d
p =
Yang ternyata sama dengan hasil sebelumnuya, yakni spektrum
bilangan
gelombang-frekuensi Z(k,) adalah spektrum medan gelombang
F(k,) yang
dihaluskan dengan kernel penghalus W(k).
Sebagai contoh, ASF dari suatu array seragam linier yang telah
dibahas di depan akan dihitung. Pembobot dari array ini dapat dituliskan
sebagai
kMd
sin
W (k ) = 2
(3.40)
kd
sin
2
Tidak seperti pada apertur linier kontinyu, ternyata ASF dari apertur
linier
diskrit adalah fungsi periodik dari k dengan perioda 2/d. Grafik dari ASF
ini
diluksikan pada Gambar 3.7.
daerah nampak
Mainlobe
gratinglobe
M Sidelobes
Amplitude
| | | | |
-2/d -/d 0 /d 2/d
Bilangan gelombang kx
Pada Gb.3.7, mainlobe adalah puncak tertinggi W(k) yang terletak pada
k=0, sedangkan sidelobe adalah puncak lainnya yang lebih rendah dari
mainlobe dan terletak diluar k=0. Null yang pertama terjadi pada saat
pembilang dari W(k)
sama dengan , yaitu pada k=2/Md. Lebar mainlobe dapat dihitung
sebagai
adalah dua kali dari nilai ini, yaitu 4/Md. Dengan demikian, semakin
banyak
sensor akan semakin sempit lebar mainlobe sehingga resolusinya juga
semakin
tinggi. Gratinglobe adalah mainlobe sekunder yang terletak diluar
k=0.
3.3.1 Array Tak Teratur
Tinjau M-buah sensor yang diletakkan pada ruang tiga- r
x . Jika
dimensi sensor
r
ke-m diletakkan pada x m , maka akan dihasilkan sinyal pada
posisi sensor
ym(t) f (xrm , t ) yang memiliki transform Fourier
=
y m (t ) = 1 r
( ) {( r r
F k , exp j t r k x m
)4
(3.41)
(2
)}dkd
dengan
ASF M 1 r
r
W k ( ) = e jk
r
(3.43)
wm xm
m=0
ASF ini dapat ditafsirkan sebagai transform Fourier spasial dari fungsi
apertur
r
w(x ) yang terdiri dari M buah fungsi impuls yang terletak pada posisi
sensor
M 1
w( xr ) = wm (rx rx m (3.44)
)
m=0
rumit.
wm1 *
(3.45)
c(r )
m2
(m )I ( xr )
1 ,m2
r M ,0 l <
(
c ld lx = ) (3.46)
l M
0 , lainnya
Array redundant adalah array diskrit dengan lag yang sama lebih dari
satu buah. Kalau semua lag yang mungkin pada array hanya ada satu
(kecuali pada
lag=0), maka disebut array non redundant
Co-array
array
| | | | | |
d 3d 2d 6d
Co-array
array
redundant
| | | | | |
3d d 2d 6d
Gambar 3.8 Array dan co-array dari dua macam array diskrit