Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gen memainkan peran penting dan mendasar dalam


semua aspek kehidupan. Tidak hanya mengatur wujud fisik, tapi
juga mempengaruhi perilaku, personalitas, dan kemungkinan
adanya pewarisan penyakit (penyakit menurun) (Gardner, 1989).
Telah banyak peneliti genetika berfokus pada penelitian
mengenai perilaku. Penelitian ini banyak diujikan pada
Drosophila melanogaster memiliki rentangan waktu kopulasi
mulai dari 10 detik sampai 24 menit. Perbedaan ini mungkin
ditentukan oleh jumlah sperma yang ditransfer (Hartanti, 1998).
Ternyata, perbedaan alel tunggal pada suatu individu dapat
menyebabkan perbedaan perilaku. Misalnya, pada D.
melanogaster, alel mutan menunjukkan pengaruh pada perilaku,
diantaranya jantan dengan gen mutan gagal bersanggama
dengan betina normal selama 20 menit, coitus interruptus
(jantan dengan alel melepaskan diri ini setelah bersanggama
hanya 10 menit, bukan 20 menit seperti pada lama normal), dan
hentakan sensitif (sentakan mendadak menyebabkan lalat mutan
menjadi lumpuh)(Alcock, 1942).
Untuk mengetahui pengaruh materi genetik dan perubahan
materi genetik terhadap perilaku makhluk hidup khususnya pada
perilaku kopulasi D. melanogaster, maka penelitian ini
mengangkat judul Pengaruh Perbedaan Strain Terhadap
Lama Tahap Kopulasi Drosophila melanogaster.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini yaitu
apakah ada pengaruh perbedaan strain D. melanogaster terhadap lama waktu
tahap kopulasi?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh perbedaan strain D. melanogaster terhadap lama waktu
tahap kopulasi.

1.4 Kegunaan Penelitian


1.4.1 Bagi Mahasiswa Biologi
1.4.1.1 Dapat memberikan informasi yang mengenai kopulasi D.
melanogaster dimana penelitian ini masih jarang dilakukan.
1.4.1.2 Memberikan wawasan yang hubungan antara perbedaan strain
dan perilaku kopulasi.
1.4.1.3 Memberikan kontribusi pengetahuan tentang ruang lingkup
genetika
1.4.2 Bagi Peneliti
1.4.2.1 Memberikan wawasan baru mengenai aplikasi ilmu genetika pada
D. melanogaster
1.4.2.2 Menambah pengetahuan tentang kopulasi D. melanogaster
dengan strain yang berbeda khususnya starin wild type (N) dan
vestigial (Vg)
1.4.2.3 Menambah wawasan mengenai pengaruh perbedaan strain dengan
lama tahap kopulasi pada D. melanogaster
1.4.2.4 Menambah rasa tekun, kerja keras, tidak mudah putus asa, sabar,
dan jujur, serta mengahrgai dan menjaga ciptaan tuhan YME.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan masalah antara lain adalah
sebagai berikut:
1) Pada penelitian ini hanya menggunakan 2 strain yang berbeda di awal yaitu
strain N dan strain Vg.
2) Pada penelitian ini difokuskan untuk mengetahui lama kopulasi pada setiap
strain yang berbeda. Pada masing-masing persilangan dilakukan 6 kali
ulangan.
3) Pada persilangan 1 yaitu N >< Vg beserta resiproknya, 2 yaitu N ><
N, dan 3 yaitu Vg >< Vg
4) Pengamatan untuk pengaruh perbedaan strain terhadap lama kopulasi pada
setiap persilangan.
5) Pembahasan penelitian difokuskan pada pengaruh perbedaan strain terhadap
lama kopulasi.

1.6 Asumsi Penelitian


Beberapa hal dari penelitian ini yang diasumsikan sama yaitu sebagai
berikut.
1) Kondisi medium yang digunakan dalam botol baik ukuran, jumlah, jenis
dianggap sama.
2) Faktor-faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, kelembaban, pH, temperatur di
tempat diletakkannya kardus persilangan, stok, dan juga tempat merekam
video kopulasi dianggap sama.
3) Usia D. melanogaster yang disilangkan dalam penelitian ini dianggap sama
sekitar 1-2 hari.

1.7 Definisi Istilah


Untuk menghindari adanya salah penafsiran, maka perlu diberikan definisi
operasional yaitu sebagai berikut.
1) Strain merupakan suatu kelompok intra spesifik yang hanya memiliki 1 atau
sejumlah kecil ciri yang berbeda, biasanya secara genetik dalam keadaan
homozigot untuk ciri-ciri tersebut (Indayati, 1999 dalam Muliati, 2000).
2) Persilangan resiprok merupakan persilangan yang merupakan kebalikan dari
persilangan awal (Yatim, 1996)
3) Homozigot merupakan karakter yang dikendalikan oleh dua gen yang identik
(Corebima, 2013).
4) Heterozigot adalah karakter yang dikendalikan oleh dua gen yang tidak identik
(Corebima, 2013).

Anda mungkin juga menyukai