Anda di halaman 1dari 2

Rencana Studi

Saya ingin melanjutkan studi Program Magister Fisika Bumi terutama di bidang air
tanah ITB. Pada hasil pemeringkatan QS World University Rankings by Subject 2013 untuk
kampus dengan jurusan Fisika dan juga Astronomi yang terbaik di Indonesia. Hal ini terlihat
dari semakin berkembangnya bidang keilmuan yang bisa dipelajari di ITB dan banyaknya
calon mahasiswa yang memilih ITB sebagai tempat menimba ilmu. Seiring dengan persepsi
tersebut, beberapa lembaga survei internasional telah mengapresiasi kualitas pendidikan ITB
di dunia internasional, diantaranya hasil survei tahun 2016 yang dirilis oleh situs
Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking. ITB menempati tiga bidang studi elit
dunia. Posisi terbaik diraih bidang studi Mechanical, Aeronautical and Manufacturing
Engineering, ITB menempati ranking 201-300. Selanjutnya, pada bidang Electrical
Engineering and Electronics ITB menempati ranking 252 dan bidang Computer Science &
Information Systems menempati ranking 401-450.

Latar pendidikan sarjana saya dahulu adalah fisika, sangat sesuai jika memelajari
Fisika Bumi di bidang air. Sebab saat S1 dulu dalam perkuliahan fisika ada mata kuliah Sains
Kebumian dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) dimana didalamnya membahas
bagaimana cara mengatasi bumi dari Globalisasi, kekeringan, kebakaran, dsb yakni
menggunakan pendekatan ilmiah fisika. Saya semakin tertarik untuk memperdalam lagi ilmu
air tanah agar bisa mengetahui penyebab mengapa bumi tidak bisa sesubur dan sehijau
dahulu, menemukan solusi ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan ini, terjun ke
masyarakat untuk mensosialisasikan program penanggulanagn kekeringan air.

Rencana studi yang akan saya tempuh di Institut Teknologi Bandung adalah program
studi Magister Fisika dengan bidang khusus Fisika Bumi. Adapun dalam menempuh studi ini
mahasiswa diwajibkan mengikuti minimal 36 sks yang terdiri dari 24 sks untuk matakuliah
wajib (termasuk 9 sks tesis dan seminar) dan 12 sks untuk matakuliah pilihan. Jadi untuk
setiap semseternya beban studi yang akan ditempuh mahasiswa program Magister sekitar 9-
12 sks. Insyaallah saya akan menempuh studi ini selama dua tahun atau empat semester. Pada
semester 1, saya akan mengambil 11 sks dengan mata kuliah Elektrodinamika (3 sks),
Mekanika Statistik (3 sks), Mekanika Kuantum (3 sks), dan mata kuliah pilihan Pemodelan
dan Investigasi Fungsi Respon Bumi (2 sks). Pada semester 2, saya akan mengambil 11 sks
yakni mata kuliah Mekanika Analitik (3 sks), Komputasi Sistem Fisis (3 sks), Sistem
Intrumentasi Fisika (3 sks), dan mata kuliah pilihan Pengantar Sains Energi (2 sks). Pada
semester 3 saya akan mengambil mata kuliah Metodologi Penelitian (3 sks) dan Tesis I (4
sks). Sedangkan pada semester 4 saya akan mengambil mata kuliahTesis II (4 sks) dan
Seminar Tesis (1 sks).

Untuk mewujudkan impian saya tersebut maka kedepannya saya akan meneliti
penyebab daerah saya desa Purworejo daerah pantai selatan yang sulit sekali mendapatkan air
bersih ketika musim kemarau dengan melakukan riset menggunakan Metoda Geolistrik Self
Potensial (Potensial diri) pada daerah Karst.

Metoda SP ini merupakan metoda geofisika yang sangat sederhana dan murah,
walaupun fenomena dari Self Potensial ini lebih cenderung dimanfaatkan dalam usaha
pengeboran dibandingkan dengan penelitian diatas permukaan. Metoda ini telah digunakan
sejak tahun 1920 sebagai metoda pendukung dalam eksplorasi logam. Tetapi dalam beberapa
tahun terakhir metoda SP juga digunakan untuk penelitian aliran air bawah tanah dan
penyelidikan geothermal, juga merupakan metoda yang lebih praktis dalam pengambilan
data.

Karst merupakan suatu kompleks fenomena geologi dengan sistem hidrologi yang
sangat spesofik, tersusun atas batuan yang bersifat mudah larut seperti batu gamping,
dolomit, gipsum, dan batuan mudah larut lainnya (Milanovic, 1981). Berdasarkan tempat
terbentuknya (lingkungan pengendapan) batuan-batuan tersusun di karst merupakan Sedimen
Laut (marine) atau dengan kata lain diendapkan di laut.

Secara fisik, kawasan karst merupakan daerah yang kering dan tandus, sehingga
penduduk yang tinggal di daerah tersebut mengalami kekurangan air, terutama di musim
kemarau. Permasalahan kekeringan di kawasan karst sebenarnya dapat diatasi, mengingat
potensi sumberdaya air yang dimilikinya sangat melimpah. Permasalahannya adalah perilaku
air di kawasan karst membentuk sistem hidrologi khas dan rumit yang berkembang melalui
sistem rekahan dan saluran bawah permukaan sehingga sulit untuk diketahui potensi dan
pemanfaatannya (Setiawan dkk, 2008).

Untuk lebih mengasah keterampilan saya dalam berbagai aspek selain intent belajar di
perkuliahan, saya berencana untuk mengikuti beberapa kegiatan yang positif. Antara lain saya
akan bergabung dengan Riset Group dosen sebagai asisten peneliti agar berpengalaman di
bidang riset. Mengikuti organisasi Keluarga Mahasiswa Islam (KAMIL) pascasarjana ITB
untuk kemaslahatan umat dan juga mengikuti berbagai seminar,workshop yang berhubugan
dengan Fisika dan Teknologi serta kewirausahaan.

Anda mungkin juga menyukai