Jtptunimus GDL Nonikwulan 6278 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Nonikwulan 6278 2 Babii PDF
KONSEP DASAR
GASTROENTERITIS
A. Pengertian
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar
dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi dan Yuliani, 2001 : 83).
usus halus yang di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat
lambung dan usus yang di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih.
Gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat
dan diare yang dapat menghilangkan cairan dan elektrolit terutama natrium
8
B. Anatomi dan Fisiologi Gastrointestinal
Gambar 2.1.
1. Anatomi
a. Mulut
a) Bibir
9
Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah
b) Pipi
c) Gigi
a) Palatum
b) Lidah
10
ujung lidah. Pada pangkal lidah yang kebelakang terdapat
c) Kelenjar Ludah
11
mulut bermuara di dasar rongga mulut. Kelenjar ludah di
d) Otot Lidah
b. Faring (tekak)
mengandung limfosit.
c. Esofagus
d. Gaster ( Lambung )
12
atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium
m.sirkuler)
sebelah luar ).
yaitu.desakan kimus
2) Kontraksi Pendorong
13
Perbatasan usus halus dan kolon terdapat katup ileosekalis yang
14
Mempunyai panjang sekitar + 6 meter. Dua perlima bagian
pencernaan.
15
f. Intestinium Mayor ( Usus besar )
terdiri dari :
1) Seikum
panjang 6 cm.
2) Kolon asendens
Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir
seikum.
4) Kolon transversum
16
terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura
linealis.
5) Kolon desendens
6) Kolon sigmoid
ada 2 macam :
17
Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
Mekanisme :
1. Faktor infeksi
18
1). Infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella shigella, capylabactor,
protozoa, jamur).
2. faktor malabsorbsi:
galatosa).
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar).
19
(Mansjoer arief, 2000)
D. Patofisiologi
diare adalah:
1. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
2. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
20
usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
E. Manifestasi Klinik
8. Malaise
(Cecyly, Betz.2002)
F. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renyatan Hiporomelik
3. Kejang
4. Bakterikimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikimia
sebagai berikut :
21
a. Dehidrasi ringan
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
b. Dehidrasi sedang
suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat
G. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan
a. Pemberian cairan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan
b. Cairan Parenteral
22
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan
oral.
hari.
oral.
5. Obat- obatan
dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
23
Klorrpomozin, dosis 0,5 1 mg / kg BB / hari.
mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin,
c. Antibiotic
H. Pengkajian Fokus
1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
timbul diare.
24
mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4x
5. Kebutuhan dasar
a. Pola Eliminasi
b. Pola Nutrisi
BAB
d. Pola Aktifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
b. Feses
c. Elektrolit
25
Natrium dan Kalium menurun
d. Urinalisa
7. Daya Fokus
a. Subjektif
1). Kelemahan
5). Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah, abdomen
tengah bawah)
8). Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate turun cepat
b. Objektif
6). Hipertermi
26
7). Hipoksia / Cyanosis,Mukosa kering,Peristaltik usus lebih dari
normal.
I. Pathways keperawatan
Diare
Absorbsi berkurang
J. Diagnosa Keperawatan
akibat gastroentritis
dehidrasi
K. Fokus Intervensi
1. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan, psikologis
Tujuan : mencapai BAB normal
Kriteria hasil : penurunan frekuensi BAB sampai kurang 3x.
28
Feses mempunyai bentuk
Intervensi :
a. Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi diare
Rasional : Untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan
b. Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat-obatan antidiare
Rasional : supaya klien tahu cara penggunaan obat anti diare
c. Pertahankan tirah baring
Rasional : Tirah baring dapat mengurangi hipermotiltas usus
d. Colaborasi untuk mendapat antibiotik
Rasional : bila penyebab diare kuman maka harus diobati
2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat diare.
Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
KH : turgor baik
CRT < 2 detik
Mukosa lembab
Tidak pucat
Intervensi
a. Kaji benda-benda dehidrasi
Rasional : untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan mencagah syok
hipovolemik
b. Monitor intake cairan dan output
Rasional : untuk mengetahui balance cairan
c. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB minum banyak
Rasional : untuk mengembalikan cairan yang hilang
d. Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit
Rasional : untuk mempertahankan cairan.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder
akibat gastroentritis
Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi
KH : skala nyeri 0
29
Klien mengatakan nyeri berkurang
Nadi 60 90 x / menit
Klien nyaman, tenang, rileks
Intervensi
a. Kaji karakteritas dan letak nyeri
Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri
b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling
nyaman
Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri
30
Rasional : untuk memenuh gizi yang cukup.
31
d. Monitor data laboratorium
Rasional : untuk mengetahui luasan / PH faccer, elektrolit,
hematoksit, dll.
32