PENDAHULUAN
1
BAB II
KARAKTERISTIK PANCASILA
Filsafat menurut J. Greet adalah ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-
prinsip mencari sebaab-mushababnya yang terdalam. Secara sederhana filsafat
dapat diartikan sebagai kebenaran yang sejati. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai filsafat pancasila akan dibahas di bawah ini.
2
pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar antologinya. Oleh karena itu,
dasar epistemologis pancasila sangat berkaitan dengan konsep dasarnya tentang
hakikat manusia.
3
2.1 Karakteristik Pancasila
4
Jika ditinjau dari kausa Aristoteles, Prinsip-prinsip pancasila dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan.
Dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam
bangsa Indonesia sendiri.
2. Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di
dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
3. Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
4. Kausa Finalis Ialah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang
diusulkannya pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
5
BAB III
DEMOKRASI PANCASILA
6
7. 1 ayat 2 UUD 1945)
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan
YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional Pemerintahan berdasarkan
hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)
b.
c. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)
d. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.
3.4 Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila
7
Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu, Ikut menyukseskan pembangunan,
dan Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem
konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara
lembaga negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,
Contohnya: Presiden adalah mandataris MPR, dan Presiden bertanggung
jawab kepada MPR.
3.6 Demokrasi Deliberatif
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila,
dirumuskan bahwa Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila
merupakan demokrasi deliberatif.
8
diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh dukungan mayoritas atas
sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas nasional.
9
permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk
mencapai kesepakatan bersama.
3. Aspek Normatif
Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan
menjadi kriteria pencapaian tujuan.
4. Aspek Optatif
Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.
5. Aspek Organisasi
Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di
mana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.
6. Aspek Kejiwaan
Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para
pemimpin pemerintah.
10
BAB IV
WAWASAN NUSANTARA
2. Isi (Content)
Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai
11
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan
nasional seperti tersebut diatas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional yang
berupa politik, ekonomi, social budaya dan hankam. Isi menyangkut dua hal
pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan, kedua
persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
3. Tata laku (Conduct)
Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari :
Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas
yang baik dari bangsa Indonesia.
Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan
dan perilaku dari bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati
diri/kepribadian bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan
yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air
sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua
aspek kehidupan nasional.
4.3 Hakekat Wawasan Nusantara
Adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertian : cara pandang
yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan
nasional.
Berarti setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap
dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi
kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh
lembaga negara.
12
4.4 Asas Wawasan Nusantara
Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati,
dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya
komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia(suku/golongan) terhadap
kesepakatan (commitment) bersama. Asas wasantara terdiri dari:
1. Kepentingan/Tujuan yang sama
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Solidaritas
5. Kerjasama
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan
Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi
geografi serta memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka
arah pandang wawasan nusantara meliputi :
1. Ke dalam
Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi
sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan
mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan.
Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
2. Ke luar
c. Kehidupan Sosial
Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang
berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah.
Pengembangan budaya Indonesia untuk melestarikan kekayaan Indonesia,
serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber
pendapatan nasional maupun daerah.
d. Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
Memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk beperan aktif
karena merupakan kewajiban setiap warga negara seperti meningkatkan
kemampuan disiplin, memelihara lingkungan, dan melaporkan hal-hal yang
mengganggu kepada aparat dan belajar kemiliteran.
Membangun rasa persatuan dengan membangun rasa solidaritas dan
hubungan erat antara warga negara berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan agar ancaman suatu daerah atau pulau menjadi ancaman bagi
daerah lain untuk membantu daerah yang diancam tersebut.
Membangun TNI profesional dan menyediakan sarana dan prasarana bagi
kegiatan pengamanan wilayah indonesia, khususnya pulau dan wilayah
terluar Indonesia.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat tadi dapat di simpulkan bahwa
pancasila mempunyai arti sangat penting bagi kehidupan masyarakat
bangsa indonesia pancasila mempunyai nilai-nilai positif bagi kehidupan
kita. Disamping itu banyak langkah - langkah yang harus kita ambil untuk
menjalankan atau menerapkan pancasila dalam kehidupan kita.
B. SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat
mengetahui bahwa pancasila sangat penting bagi kehidupan kita dan agar
pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkan pancasila di
masyarakat selain dari pada itu penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami
harapkan dengan adanya makalah ini dapat menjadi wacana yang
membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang si!atnya tersirat
maupun tersurat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kansil C.S.T, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: PT
pradnya paramita
2. Pangeran Alhaj S.T.S dan Surya Partia Usman, 1995. Materi Pokok
Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
3. Setiady Elly M, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
4. Srijanto Djarot, Waspodo Eling,dkk. 1994. Tata Negara Sekolah
Menengah Umum. Surakarta: PT. Pabelan.
5. Tanpa Nama.Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila. Sekretariat Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II/MPR/1987.
6. UU Nomor 32 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal
7. Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
8. ndidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SMA