Anatomi Ruang Pulpa (Konservasi)
Anatomi Ruang Pulpa (Konservasi)
Disusun Oleh:
Mata Kuliah:
Konservasi 2
Dosen Pembimbing:
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas Konservasi yang berjudul ANATOMI
RUANG PULPA sebagai tugas Konservasi. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat , beserta
pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa Tugas ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.ii
DAFTAR ISI.......iii
BAB 1. PENDAHULUAN..1
BAB 3. PENUTUP....25
DAFTAR PUSTAKA26
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam lingkup kedokteran gigi, pulpa gigi merupakan jaringan yang unik.
Keunikannya adalah karena pulpa gigi berada di dalam jaringan keras yang
memberikan dukungan mekanik yang kuat dan perlindungan dari lingkungan
mulut yang kaya akan mikroba. Jika jaringan keras ini kehilangan kesatuan
strukturnya, maka pulpa mendapat ancaman stimulus yang berbahaya dari mulut.
Sakit gigi merupakan keluhan umum di klinik dokter gigi, dan diagnosis penyakit
pulpa biasanya sulit dilakukan karena gejala yang tidak jelas dan kesulitan
mengakses pulpa untuk uji klinis. Oleh sebab itu, penting bagi seorang dokter gigi
untuk memiliki pemahaman histofisiologi terhadap pulpa itu sendiri.
Pulpa sendiri terdiri atas berbagai jaringan, seperti jaringan limfe atau
cairan getah bening, jaringan ikat dan pembuluh darah arteri dan vena. Pulpa juga
terbagi atas berbagai bagian seperti tanduk pulpa (pulp horn), ruang pulpa (pulp
chamber), saluran gigi (pulp canal), foramen apikal, supplementary canal, dan
orifice. Fungsi dari pulpa juga bermacam-macam, mulai dari fungsi induktif,
formatif, nutritif, defensive, hingga sensitif.
Dalam makalah ini akan dipaparkan dengan lebih dalam mengenai struktur
anatomi dari pulpa, serta fungsi dari pulpa. Dengan demikian, kami berharap
bahwa adanya makalah ini dapat membantu pemahaman pembaca mengenai pulpa
khususnya dalam lingkup kedokteran gigi.
1
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Melalui makalah ini, maka kami berharap bahwa pembaca dapat memiliki
pemahaman lebih mengenai struktur dan fungsi pulpa. Dengan demikian,
pembaca dapat memiliki dasar pengetahuan yang kuat untuk kemudian
diaplikasikan pada teknik konservasi gigi. Kami juga berharap bahwa makalah ini
dapat menjadi isu pembelajaran yang baik untuk penulis maupun pembaca.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pulpa gigi adalah bagian di tengah-tengah gigi yang terdiri dari jaringan
hidup yaitu jaringan ikat dan sel yang disebut odontoblast. Pulpa gigi merupakan
bagian dari kompleks dentin pulpa (endodontium). Vitalitas kompleks pulpa
dentin, baik selama kesehatan dan setelah cedera, tergantung pada aktivitas sel
pulpa dan proses signaling yang mengatur perilaku sel (Bath-Balogh &
Fehrenbach, 2011).
2
Gambar 1. Pembagian komponen-komponen yang menyusun gigi.
Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi.
Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis
luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rongga pulpa
berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai
pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat-zat makanan, mengandung sel-sel
saraf atau sensori (Walton & Mahmoud, 2008).
Pulpa menurut Walton & Mahmoud (2008) terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian
tengah korona gigi dan selalu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi
mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder,
pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.
2. Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.
3. Atap kamar pulpa, terdiri dari dentin yang menutup kamar pulpa sebelah
oklusal atau insisisal.
4. Dasar pulpa, yaitu bagian terdasar dari kamar pulpa yang berwarna lebih
gelap dari daerah di sekitarnya.
3
5. Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada
bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai
dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari
sebuah saluran.
6. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks
akar berupa suatu lubang kecil.
7. Supplementary canal. Beberapa akar gigi mungkin mempunyai lebih
dari satu foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau
lebih cabang dekat apikalnya yang disebut multiple foramina /
supplementary canal.
8. Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa
dihubungkan dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar
mempunyai lebih dari satu saluran pulpa, misalnya akar mesio-bukal
dari M1 atas dan akar mesial dari M1 bawah mempunyai 2 saluran pulpa
yang berakhir pada sebuah foramen apikal.
Rongga pulpa
Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai anatomi rongga pulpa gigi. Rongga
pulpa terletak dalam gigi dan tertutup oleh dentin seluruh kecuali pada foramen
apikal. Hal ini dibagi menjadi dua bagian koronal dan radikuler a. Bagian koronal,
yaitu bubur ruang (Gambar. 13.1) mencerminkan eksternal dari mahkota. Atap
ruang pulpa terdiri dari dentin meliputi oklusal ruang pulpa atau insisal. Lantai
ruang pulpa menyatu ke dalam saluran akar pada lubang. Sehingga lubang kanal
adalah bukaan di lantai ruang pulpa yang mengarah ke saluran akar (Gbr. 13.2).
Pulp Horns
Tanduk pulp landmark oklusal hadir untuk ruang pulpa. Mereka dapat bervariasi
tinggi dan lokasi. Pulp tanduk cenderung tanduk tunggal yang terkait dengan
setiap titik puncak gigi posterior dan mesial dan distal pada gigi anterior. Luasnya
oklusal pulp tanduk sesuai dengan ketinggian kontur pada gigi permanen muda
dan marjin serviks pada gigi yang lebih tua dan marjin serviks pada gigi yang
lebih tua.
4
Pulp Chamber
Ini menempati bagian koronal rongga pulpa. Hal ini memperoleh bentuk sesuai
dengan bentuk dan ukuran mahkota gigi, usia orang, dan iritasi, jika ada.
Canal Orifice
Lubang kanal bukaan di lantai kamar pulpa terkemuka dalam saluran akar.
Saluran akar: The saluran akar memanjang dari lubang saluran ke foramen apikal.
Pada gigi anterior, ruang pulpa menyatu ke saluran akar (Gbr. 13.3) tapi di gigi
posterior multirooted ini Pembagian menjadi cukup jelas (Gambar. 13.4).
Biasanya saluran akar memiliki kelengkungan atau penyempitan sebelum
mengakhiri di puncak. Sebuah lengkungan bisa halus atau tajam, tunggal atau
ganda dalam bentuk huruf "S".
1. Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan
tunggal di perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian
5
termineralisasi dan menjadi dentin. Odontoblas adalah sel akhir yakni
tidak mengalami lagi pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas dua
komponen struktural dan fungsional utama yakni badan sel dan prosesus
sel.
2. Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang
lama hilang akibat cedera. Namun tumbuhnya odontoblas baru hanya
bisa terjadi jika pada zona kaya akan sel telah ada preodontoblas.
Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian sepanjang
garis odontoblas. Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya
cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut.
3. Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah
paling besar di pulpa mahkota. Sel ini menghasilkan dan
mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur
pulpa jika ada penyakit. Akan tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini
mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh maturasi dari
sel yang kurang terdiferensiasi.
4. Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel
precursor ini ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat
sekali dengan pembuluh darah. Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel
yang pertama kali membelah ketika terjadi cedera.
5. Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga
merupakan penghuni seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan
prosesusnya ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan memiliki
hubungan yang dekat dengan elemen vaskuler dan elemen saraf. Sel-sel
ini merupakan bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari pulpa.
Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen
dan makrofag (Walton & Mahmoud, 2008).
6
gigi. Perpanjangan yang lebih kecil dari mahkota pulpa ke dalam cusp dari
gigi-gigi posterior disebut tanduk pulpa. Tanduk pulpa ini pada gigi
permanen khususnya menonjol di bawah buccal cusp pada premolar dan
mesiobuccal cusp pada molar. Tanduk pulpa tidak terdapat pada gigi-gigi
anterior (Bath-Balogh, 2006).
7
menuju pulpa. Ketika odontoblasts mengurangi ukuran rongga pulpa
karena deposisi dentin (D), ada pengurangan luas permukaan pada
predentin (C).
Bagian tengah antara mahkota pulpa dan akar pulpa berisi batang
saraf besar dan pembuluh darah. Daerah ini mempunyai empat lapisan
(dari yang terdalam hingga terluar):
1. Inti pulpa, yang berada di tengah dari ruang pulpa dengan banyak
sel dan pembuluh darah.
2. Zona kaya sel, yang berisi fibroblas dan sel mesenkimal yang
tidak berdiferiensiasi.
3. Sel zona bebas (zona Weil) yang kaya di kedua kapiler dan
jaringan saraf.
4. Lapisan Odontoblast, lapisan terluar yang berisi odontoblasts dan
terletak di sebelah predentin dan dentin yang matang.
Akar pulpa adalah bagian dari pulpa yang terdapat di daerah akar
gigi. Akar pulpa/ radicular pulp/ root canal atau pulp canal. Akar pulpa
memanjang dari bagian servikal gigi sampai ke apeks gigi. Pada bagian
apeks terdapat lubang yang disebut dengan foramen apikal. Lubang ini
dikelilingi oleh cementum dan memungkinkan arteri, vena, limfatik, dan
nervus untuk masuk dan keluar dari pulpa dari ligamen periodontal (Bath-
Balogh, 2006).
8
terlihat pada akar, yang terbesar adalah foramen apikal dan sisanya
dianggap sebagai foramen aksesoris (Bath-Balogh, 2006).
9
Gambar 5. Foramen apikal pada proses erupsi gigi
Saluran aksesoris juga berkaitan dengan pulpa dan merupakan lubang tambahan
pulpa ke ligamen periodontal. Saluran aksesoris/accessory canals juga disebut
lateral canals karena biasanya terdapat di bagian lateral akar gigi.
10
Gambar 7. Perubahan radiografik pada kamar pulpa.
Dalam kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar
tetapi akar mungkin memiliki lebih dari satu kanal. Meskipun banyak
kombinasi kanal yang hadir dalam akar gigi, empat kategori sistem saluran
akar dapat dijelaskan. Ini adalah sebagai berikut:
1. Tipe I: saluran tunggal dari ruang pulpa ke apex (. Gambar 13.9).
2. Tipe II: Dua kanal terpisah meninggalkan ruangan tetapi keluar sebagai
salah satu kanal (Gambar 13.10.).
3. Tipe III: Dua kanal terpisah meninggalkan ruangan dan keluar sebagai
dua foramen terpisah (Gambar 13.11.).
4. Tipe IV: Satu kanal meninggalkan ruangan tetapi membagi menjadi dua
kanal yang terpisah dan keluar dalam dua foramen terpisah (. Gambar
13.12).
11
Vertucci juga telah mempelajari anatomi kanal secara ekstensif.
Dia mendirikan delapan klasifikasi yang berbeda dari anatomi daripada
empat. Klasifikasi untuk sistem saluran akar seperti yang diberikan oleh
Vertucci (Gbr. 13.13).
Anatomi saluran bervariasi. Variasi ini tidak hanya terjadi pada gigi
yang berbeda macamnya, melainkan juga pada gigi yang semacam.
Walaupun paling sedikit ada satu saluran akar tiap akar, ada juga sejulah
akar yang memiliki lebih dari satu saluran, ada yang ukurannya sama
tetapi ada pula yang ukurannya berbeda. Memahami dengan baik dan
mengapresiasi semua aspek dari anatomi saluran akar merupakan
prasyarat yang sangat penting dalam melakukan perawatan saluran akar.
Variasi dalam ukuran dan lokasi foramen apikalis mempengaruhi
banyaknya pasokan darah ke dalam pulpa dan hal ini bisa terganggu
manakala terjadi trauma pada giginya. Dalam situasi seperti ini, pulpa gigi
yang mudah dan belum berkembang sempurna, memiliki prognosis lebih
baik ketimbang gigi yag telah matang (Walton, 2008).
12
2.2 TRIAD Endodontik
13
A. Outline form
14
B. Convenience form
15
2. Membuang struktur gigi yang telah mengalami diskolorasi
Endo acces bur dengan gerakan menyapu. Bur ini akan melakukan
gerakan penetrasi ke pulpa dan membentuk kavitas konus
16
2.3.3 Tujuan akses kavitas
17
3. Hindari merusak dasar kamar pulpa
1.
Terdorongnya debris
2.
Tersumbatnya saluran
3.
Fraktur instrument
4.
Perforasi
5.
Kehilangan panjang kerja dan terjadinya step
6.
Instrumentasi berlebihan
7.
Preparasi apical+++
18
2.3.6 Instrumen Dasar Pada Endodonsi
Telah diketahui bahwa keberhasilan perawatan endodonsi tergantung pada
pembersihan yang menyeluruh dan perbaikan untuk saluran akar serta pada
pengisian saluran akar tiga dimensi dengan gutta percha dan sealer yang
padat.
Untuk memenuhi tujuan ini, endodontis harus mempunyai alat yang berbeda,
masing-masing dibuat untuk tujuan tertentu. Beberapa alat ini digunakan
selama bertahun-tahun sesuai dengan kemajuan teknologi menghasilkan
situasi dimana evaluasi fungsi dan keterbatasan produk menjadi sangat
penting.
Sesuai fungsinya alat-alat endodonsi adalah sebagai berikut:
1. Alat preparasi orifice
a. Paket peralatan dasar
b. Bur
c. Rubber dam
2. Alat untuk preparasi saluran akar
a. Hand instrument
i. Reamer
ii. Eksterpansi
iii. File
b. Alat saluran akar dengan bantuan listrik
- handpiece
c. Alat pengukuran saluran akar elektronik
d. Alat pengukur, jangka dan penggaris
e. Alat untuk mengeluarkan alat endodonti yang patah dan pasak
3. Alat pengisian saluran akar
a. Kondensasi lateral dan vertikal
b. Pemadatan termokemis
c. Suntikan gutta percha termoplastis
d. Kondenser endodonti endotec
e. File saluran akar spiral
19
4. Peralatan untuk menyimpan dan sterilisasi alat(Harty; 1992)
2.4 Fungsi pulpa
Pulpa gigi dan dentin memiliki hubungan timbal balik yang membuat
keduanya saling bergantung satu sama lain. Dalam hal ini, fungsi pulpa terbagi
atas 5 fungsi utama, yaitu fungsi induktif, formatif, nutritif, defensif, dan sensitif
(Grossman, 1998).
Peran utama dari pulpa adalah untuk berinteraksi dengan sel epitel
rongga mulut dan menyebabkan terjadinya diferensiasi dari dental lamina
yang berujung pada pembentukan enamel organ. Pulpa juga berinteraksi
dengan enamel organ yang tengah berkembang untuk menetukan jenis dari
gigi (Rao, 2009).
20
terjadi maturasi gigi, pembentukan dentin berlangsung dengan lebih
lambat dan kurang simetris (dentinogenesis sekunder). Odontoblas juga
mampu membentuk dentin sebagai respon terhadap jejas, contohnya yang
terjadi pada karies, trauma, atau pemakaian restorasi (Walton, 2009).
21
Jumlah dan jenis dari dentin yang terbentuk sebagai respon
pertahanan pulpa dapat bervariasi tergantung berbagai faktor. Hal-hal yang
mempengaruhinya yaitu seberapa merusak paparannya, jenis paparan
(kimia, termal, bakteri), seberapa lama iritan masuk, kedalaman jejas, luas
wilayah yang terlibat, juga status pulpa saat itu (Ingle & Bakland, 2002).
22
Gambar 8. Sel-sel yang terlihat pada inflamasi pulpa.
23
terletak pada daerah yang lebih dalam dan dapat menyebabkan rasa nyeri
yang lamban dan difus. Reaksi dari sabut saraf C menunjukkan bahwa
pulpa mengalami kerusakan yang bersifat irreversible (Gomez, 2011).
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Bath-Balogh Mary. (2006). Dental Embriology, Histology, and Anatomy. 2nd ed.
USA: Saunders Elsevier. 2006. Pg. 200-202
25
Melfi R C & Alley K E. (2000). Permar's Oral Embryology and Microscopic
Anatomy. 9th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. p152.
Scheid RC. (2012). Woelfel's Dental Anatomy. 8th edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins. p12.
Walton, Richard E & Torabinejad, Mahmoud (2008). Prinsip dan Praktik Ilmu
Endodonsia. 3rd ed. EGC. Page 4 & 9-10
26