Anda di halaman 1dari 25

BAB 11

ANALISIS ARUS KAS


Setelah menyelesaikan bab ini anda diharapkan :
Mengetahui bahwa arus kas dapat dijadikan sebagai dasar analisis rasio
Mengetahui cara mengukur rasio berbasis arus kas
Mengetahui berbagai variasi rasio arus kas beserta kelebihannya masing-masing
Mampu menganalisis arus kas perusahaan dengan rumus rasio kas yang sesuai
Arus kas
Untuk mengukur rasio berbasis arus kas, perlu pemahaman terlebih dahulu tentang laporan arus
kas yang standar. Laporan arus kas standar mengacu pada US GAAP DFAS No. 95. Di
Indonesia, laporan arus kas diatur dengan PSAK No.10 revisi 2007. Tidak ada perbedaan
mendasar antara dua versi laporan arus kas tersebut. Kedua format laporan arus kas di atas
membagi aktivitas ke dalam tiga kelompok,yaitu:
Arus kas operasi (operating activities)
Arus kas investasi (investing activities)
Arus kas pendanaan (financing activities)
Dalam pembagian standar ersebut, di dalam arus kas operasi mengandung :
Pendapatan bunga
Beban bunga
Apabila ada perusahaan melaporkan beban bunga sebagai kegiatan pendanaan, hal tersebut dapat
dimaklumi karena orng keuangan memang mempunyai pemikiran bahwa bunga adalah akibat
keputusan pendanaan. Demikian juga dengan pendapatan bunga juga bisa diklafikasikan sebagai
arus kas investasi.
Secara umum, pola arus kas dalam laporan arus kas dapat dikenali dengan beberapa pola,
antara lain :
Arus kas operasi secara normative adalah positif. Perusahaan yang tidak mengalami
masalah operasional, yaitu laba dan modal kerja, arus kas operasinay positif.
Arus kas investasi secara normatif adalah negative. Pengertian negative di sini adalah
perusahaan secara normal melakukan belanja modal dengan membeli aktiva tetaap.
Arus kas pendanaan tidak berpola.
Data arus kas dapat diperoleh secara langsung dari laporan arus kas. Walaupun demikian dapat
juga didekati dengan cara lain, misalnya dengan EBITDA. Rasio yang berbasis EBITDA makin
banyak digunakan. Pendekatan terhadap EBIlTDA dilakukan dengan beberapa pertimbangan,
antara lain :
Analisis tidak ingin dipengaruhi oleh manajemen perusahaan dalam menentukan umur
asset. Berapapun umurnya, EBITDA-nya sama saja.
EBITDA adalah pendekatan arus kas kasar (crude cash flow), karena pasa dasarnya EBIT
adalah earning based (berbasis laba) yang dengan sendirinya adalah akrual.
Para analisis kredit sangat menyukai EBITDA. Beberapa rasio yang pernah dibahas di bab
sebelumnya dengan EBITDA adalah :
EBITDA margin
EBITDA interest coverage
Rasio Arus Kas
Menurut Giacomino dan Mielke tentang pembagian utama arus kas menjadi dua kelompok
utama yaitu :
Efficiency ratio
Sufficiency ratio
Sufficiency menjelaskan kecukupan dari arus kas untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
Sementara efficiency menjelaskan seberapa baik perusahaan menghasilkan arus kas. Perhatian
utama pada rasio kas disisni adalah pada arus kas operasi. Arus kas operasi akan dilihat
keterkaitanya denga berbagai macam pos kas lainnya, bias berupa arus kas atau pos dari laba-
rugi atau neraca.
Cash flow ratio

Efficiency Ratio Sufficiency Ratio Additions

Cash flow adequacy Cash flow to sales Debt Services


Long-term debt Operations index coverage ratio
payment Cash flow return on Cash reinvestment
Dividen payout assets ratio
Reinvestment Fixed asset spending/
Debt coverage depreciation
Depreciation
amortization impact

Efficiency Ratio
1. Cash Flow Adequacy
Cash flow adequacy mengukur secara agregat kemampuan arus kas operasi dalam
memenuhi kebutuhan utama arus kas di luar operasi, yaitu :
Pembelian aktiva tetap investasi
Pembayaran dividen pendanaan
Pembayaran utang (jangka panjang)- pendanaan

Cash
Cash Flow Adequacy operations
longterm debt paid + purchases of assets +dividen paid

2. Long-Term Debt Payment


Utang jangka panjang biasanya timbul untuk mendanai investasi. Utang jangka panjang
berbunga. Pada akhirnya memang utang jangka panjang akan menjadi utang jangka
pendek. Bisa juga utang janka panjang diterbitkan lagi (obligasi) dalam rangka menutup
utang jangka panjang lain yang jatuh tempo. Long-term debt payment menunjukkan
sampai seberapa besar arus kas operasi terserap untuk melunasi utang jangka panjang.
cash
Long-term debt payment longterm debt payment
operations

Poin yang perlu di catat di sii adalah bahwa rasio ini mencari kaitan pendanaan jangka
panjang dengan sumber dana yang digunakan untuk melunasinya.

3. Dividen Payout
Kebajikan dividen antar perusahaan bervariasi, pembayaran dividen akan mempengaruhi
arus kas pendanaan. Dividend payout disini diartikan dalam konteks arus kas. Besarnya
rasio ini menunjukkan sampai seberapa besar pengaruh pembayran dividen terhadap arus
kas operasi.

Cash
Dividend payout = Dividend
operations

4. Reinvestment
Reinvestment adalah bagaimana seandainya arus kas operasi digunakan untuk membeli
asset tetap. Pembelian asset tetap dapat dihitung secara gross, yaitu total pembeliannya
saja. Apabila pembelian aktiva tetap dikurangi dengan penjualan aktiva tetap, maka
menjadi net.
Purchase of
Cash
Reinvestment =
assets operations

Perhitunag ratio ditunjukkan untuk mengukur investasi dalam bentuk aktiva tetap.
Tekanannya lebih kepada kativa tetap yang digunakan sebagai sarana untuk
menghasilkan arus kas operasi.

5. Debt Coverage
Debt coverage menunjukkan sampai sebearap besar arus kas operasi mampu untuk
menutup seluruh utang perusahaan. Walaupun utang perusahaan tidak jatuh tempo
sekaligus, rasio bias menunjukkan seberapa besar keberadaan utang di perusahaan
mampu ditutup oleh arus kas operasi.
Cash
Debt coverage = Total Debt
operations

6. Depreciation-Amortization Impact
Setiap asset tetap dan asset tak berwujud yang mempunyai batas umur akan mengalami
depresiasi dan amortisasi. Dalam menghitung arus kas operasi secara tidak langsung, laba
bersih (akrual) dikonversi menjadi arus kas dengan menambahkan kembali penyusutan.
Dalam laporan arus kas operasi secara langsung, depresiasi tidak muncul. Oleh karena
itu, depreciation-amortization impact lebih mudah dipahami dalam konteks laporan arus
kas model tidak langsung.

Cash
Depreciation-Amortization Impact= Depreciation+ Amortization
operations

Sufficiency Ratio
1. Cash flow to sales
Mengukur sampai seberapa besar setiap penjualan akan menjadi arus kas operasi. Seperti
diketahui penjualan terdiri dari :
Penjualan tunai
Penjualan kredit
Cash
Cash flow to sales = operations
Sales

Untuk menjadi arus kas operasi, penjualan masih harus dikurangi dengan beban pokok
dan biaya operasi. Semakin besar angka ini semakain banyak kas yang dihasilkan dari
penjualan.
2. Operations Index
Adalah perbandingan antara arus kas operasi dengan income from continuing operation.
Factor yang membedakan cash flow from operation dengan laba adalah koreksi modal
kerja dan koreksi penyusutan.

Cash
operations Income
indexs=
operations continuing operations

Net income dan net income from continuing operation akan sama, kecuali terdapat :
Pos luar biasa
Discontinued operation
Pengaruh kumulatif atas perubahan akuntansi
Degan demikian, pada laporan keuangan yang terdapat pos-pos tersebut di atas yang
muncul di neraca hanya net income saja.
3. Cash Flow Return on Assets
Rasio ini mneghitung return dalam satuan arus kas. Mestinya rasio ini lebih tinggi dari
ROA biasa, karena perusahaan pada umumnya menghasilkan arus kas operasi lebih tinggi
dari laba.
Cash
cash flow return on assets = operations
Total assets

Cash flow return on assets (CFROA) mirip dengan ROA.


Hanya saja di sini basisnya adlah kas. Secara normal, mestinya CFROA lebih tinggi dari
ROA apabila perusahaan tidak mempunyai maslah modal kerja. Ilustrasi 11.1 adalah data
yang dapat digunakan sebagai pembandingan dari tigaindustri. Table tersebut diperoleh
dari data perusahaan yang masuk kategori fortune 500 pada tahun tertentu.

Sufficiency Ratio & Efficiency Ratio

Elektronik Makanan kimia


Sufficiency Ratio
Cash flow adequacy 0,89 0,85 0,88
Long term debt 0,28 0,63 0,66
Dividend payout 0,22 0,18 0,20
0,85 0,73 0,63
Reinvestment
6,50 6,06 5,62
Debt coverage 0,63 0,63 0,47
Deprec-amor.impact
Efficiency Ratio 0,09 0,06 0,12
Cash flow to sales 1,41 1,92 1,96
Operations indexs 0,10 0,11 0,12
CFROA

Varian rasio arus kas

Seperti dikatan di awal bahwa rasio arus kas yang sudah dibahas mengacu pada klafikasi
oleh Giacomino dan Mielke. Walaupun demikian ada beberapa rasio arus kas yang tidak
mereka hitung, akan tetapi orang lain menggapnya penting. Beberapa rasio yang
menggunakan arus kas sebagai dasar dan tidak termasuk Sembilan rasjo sebelumnya,
akan dibahas dibawah ini.

1. Debt Service Coverage Ratio (DSCR)


Rasio ini sudah cukup lama hidup di kalangan analisis kredit. Ada beberapa versi DSCR.
Dibuku ini diambilkan DSCR ynag mudah untuk dihitung, yaitu dengan basis EBITDA.
Rasio ini mengukur sampai seberapa cukup EBITDA menutup kewajiban terhadap
kreditor berupa cicilan pokok dan bunganya.

EBITDA
Debt service coverageratio =
Interest + Principal payment

2. Cash Reinvestment Ratio


Rasio ini melihat investasi dengan cara yang berbeda di banding pada rasio reinvestment
yang sebelumnya dibahas. Rasio ini mengukur investasi, baik untuk menggantikan asset
lama maupun untuk investasi baru.

operating cash flow deividends


cash reinvestment ratio =
gross plant +investment +other assets+ working capital

Yang dimaksud dengan gross plant adalah total aktiva tetap sebelum dikurngi akumulasi
depresiasi. Investment adalah investasi dalam surat berharga di luar aktiva lancer.
Working capital adalah modal kerja bersih, yaitu selisish antara aktiva lancer dengan
utang lancer. Angka 7% s/d 11% dianggap memadai. Cara mudah mengingat komponen
bagian bawah adalah total asset dikurangi dengan utang lancer.
3. Fixed Asset spending/Depreciation (FAS/D)
Rasio ini mengukur sampai seberapa jauh pengeluaran untuk membeli asset tetap
disbanding tingkat depresiasi.
Gross spending on
FAS / D = asset
Annual deprciation charge

Dalam depresiasi yang dihitung hanya depresiasi aktiva tetap saja. Depresiasi
asset tidak berwujud tidak ikut dihitung. Akan lebih baik apabila rasio ini dilihat dalam kurun
waktu tertentu, misalnya tiga sampai lima tahun. Pengamatan terhadap FAS/D bias dilakukan
bersamaan dengan pengamatan terhadap ROA atau ROE. Peningkatan FAS/D yang tidak diikuti
dengan peningkatan return, bias berarti pengeluaran tanpa tambahan return. Rasio ini juga
disebut dengan recapitalization indexs.
Ilustarsi perhitungan
Berikut adalah laporan keuangan dari PT semen gresik (persero) Tbk tahun 2004. Neraca
disajiakan secara ringkas dan laporan laba-rugi direklasifikasi sesuai kebutuhan analisis,
sementara laporan arus kas disajikan secara lengkap.

PT Semen Gresik (Persero) Tbk


Laporan arus kas 2004
Dinyatakan dalam ribuan Rp
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan dari pelanggan Rp 6,129,443,064
Penghasilan bunga yang diterima Rp 37,563,113
Restitusi pajak penghasilan Rp 28,026,277
Pembayaran kepada pemasok Rp (4,240,286,050)
Pembayaran kepada karyawan Rp (649,132,778)
pembayaran beban bunga dan keuangan Rp (266,336,991)
pembayaran pajak penghasilan Rp (14,290,000)
penempatan kas dan setara kas yg dibatasi
pengg Rp 850,727,709

Arus kas dari aktivitas investasi


Perolehan aktiva tetap Rp (125,312,776)
Penambahan beban tangguhan Rp (27,415,253)
Dividen kas diterima Rp 1,535,022
Hasil penjualan aktiva tetap Rp 1,056,521
Rp (150,136,486)

Arus kas dari aktivitas pendanaan


Penarikan utang bank Rp 147,151,284
Penerimaan dari (pembayaran kpd.) pihak hub.
Istimewa Rp 4,437,603
Pembayaran utang bank Rp (323,208,585)
Pembayaran dividen Rp (143,257,915)
Pelunasan obligasi Rp (117,100,000)
Pembelian kembali obligasi Rp (2,447,250)
Rp (434,424,863)
Kenaikan bersih kas dan setara kas 266,1,66,360
Kas dan setara kas pada awal tahun Rp 641,809,503
Kas dan setara kas pada akhir tahun Rp 907,975,863
Ilustri 11.2 Laporan Arus Kas PT Semen Gresik (Persero) Tbk

Ilustrasi 11.3 Lporan Laba-Rugi PT Semen Gresik (Persero) Tbk

PT Semen Gresik (Persero) Tbk


Laporan Laba-Rugi 2004
Dinyatakan dalam ribuan Rp
Rp
Pendapatan bersih 6,067,557,724
Biaya dan beban-sebelum
penyusutan
Rp
Harga pokok (3,608,944,379)
Rp
Beban usaha (1,071,549,833)
Rp
Penghasilan bunga 37,563,113
Rp
Keuntungan selisih kurs 2,190,389
Hak minoritas atas laba bersih anak Rp
perusahaan (10,574,123)
Bagian atas laba bersih Rp
perusahaan asosiasi 3,465,138
Rp
Lain-lain bersih 19,389,248
Rp
(4,628,460,447)
Rp
EBITDA 1,439,097,277
Deprisiasi
Rp
Beban pabrikasi (396,342,081)
Rp
Beban usaha (32,884,318)
Rp
Beban lain-lain (2,757,530)
Rp
(431,983,929)
EBIT 1,007,113,384
Rp
Bunga (238,261,694)
Rp
EBT 768,851,654
Rp
Pajak (248,261,794)
Rp
EAT 520,589,860

11.4 Neraca PT Semen Gresik (Persero). Tbk


PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Neraca per 31 Desemer 2004
Dinyatakan dalam ribuan Rp

Aktiva Lancar Rp 2,823,535,197


Aktiva tidak lancar Rp 3,817,025,946

Total aktiva Rp 6,640,561,143

Kewajiban lancar Rp 1,720,657,971


Kewajiban tidak lancar Rp 1,196,896,759
Hak minoritas atas ekuitas anak
perusahaan Rp 62,650,459
Ekuitas Rp 3,660,355,954

Jumlah kewajiban dan ekuitas Rp 6,640,561,143


Akumulasi penyusutan Rp 3,780,673,445

11.5 Perhitungan Rasio Arus Kas PT Semen Gresik (Persero) Tbk


PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Neraca per 31 Desemer 2004
Dinyatakan dalam ribuan Rp

Numerator Denominator Ratio


Efficiency rasio
Cash Flow adequacy 850,727,709 711,326,526 119.6%

Long-term debt payment 442,755,835 850,727,709 52.0%

Divident payout 143,257,915 850,727,709 16,8%


Reinvestment 125,312,776 850,727,709 14.7%
2,917,554,73
Debt coverage 0 850,727,709 349,9%
Depreciation-amortization
impact 431,983,929 850,727,709 50.8%
Sufficiency ratio
Cash flow to sales 850,727,709 6,067,557,724 14.0%

Operations index 850,727,709 520,589,860 163.4%


Cash flow return on assets 850,727,709 6,640,561,143 12.8%

1,439,097,27
DSCR 7 678,570,279 212.1%
Cash reinvestment ratio 707,469,794 8,700,576,617 8.1%
FAS/D 125,312,776 431,983,929 29.0%

Catatan :
1. Dalam perhitungan operation index, income from continuing, operation sama dengan
EAT karena tidak ada kejadian seperti pos luar biasa dst.
2. Dalam perhitungan DSCR, principal payment diambilkan dari pelunasan dan pembelian
kembali obligasi.

Analisis
Berikut adalah contoh analisis dua buah peusahaan dengan format laporan arus kas berbeda. Hal
ini untuk menunjukkan bahwa dalam analisis komparratif, perlu adanya standardisasi.
11.6 Laporan Arus Kas dengan Format Berbeda
Contoh analisis : Natuna vs. Batam
Natuna dan Batam melaporkan arus kas dengan format berbeda mengenai bunga. Buat analisis
dengan rasio arus kas!

Natuna Batam
Aruskas operasi
penerimaan dari Rp Rp 11,959
pelanggan 11,959
Pembayaran untuk Rp Rp
pemasok (9,367) (9,367)
Rp Rp
Pembayaran gaji (595) (595)
Pembayaran untuk beban Rp Rp
penjualan (435) (435)
Rp
Penerimaan bunga 56 Rp -
Rp
Pembayaran bunga (341) Rp -
Rp Rp
Pembayaran pajak (97) (97)
Rp Rp
Pembayaran lain-lain (38) (38)
Rp
1,142 Rp 1,427
Arus kas investasi
Rp
Pembelian aktiva tetap 6,450 Rp 6,450
Rp Rp
Penjualan aktiva tetap 350 350
Rp Rp
Penerimaan bunga - 56
Rp
6,800 Rp 6,856
Arus kas pendanaan
Rp
Penambahan utang 8,150 Rp 8,150
Rp Rp
Pembayaran utang (455) (455)
Rp Rp
Pembayaran dividen (350) (350)
Rp Rp
Pembayaran bunga - (341)
Rp
7,345 Rp 7,004
Rp
Kenaikan bersih kas 15,287 Rp 15,287
Rp
Penjualan 15,000 Rp 15,000
11.7 Rasio Arus Kas dengan Dasar Format Berbeda
Natuna Batam
Arus kas
operasi 1,142 1,142
Pembayaran
bunga - -341
Penerimaan
bunga - 56
1,142 1,142
Tanpa
Penyesuaian
Dividen payout 30.60% 24.50%
-
452.00
Reiveestment -564.80% %
Cash flow to
sales 7.60% 9.50%
Dengan
Penyesuaian
Dividen payout 30.60% 30.60%
-
564.80
Reiveestment -564.80% %
Cash flow to
sales 7.60% 7.60%

Natuna tidak memerlukan penyesuaian laporan arus kaskarena llaporannya sudah standar,
sedangkan Batam harus disesuaikan karena laporan arus kasnya karena belum standar. Kedua
perusahaan menghasilkan indicator rasio yang sama apabila dasarnya adalah laporan arus kas
yang disesuaikan.
Dalam contoh analisis di atas, kedua perusahaan menggunakan format pelapora berbeda.
Idealnya seorang analisis mempunyai template untuk melakukan penyesuaian laporan keuangan
perusahaan yang bervariasi menjadi format standar yang diinginkan oleh analisis. Standardisasi
ini akan memudahkan kerangka analisis yang akan dikembangkan. Dengan demikian, laporan
keuangan yang bervariasi tidak perlu menimbulkan kesulitan dalam pengembangan analisis.
Kesimpulan
Laporan arus kas sangat membantu analisis laporan keuangan. Dengan laporan tersebut analisis
bias menghitung rasio arus kas. Rasio arus kas memperkaya khasanah penggunaan rasio
keuangan. Arus kas menarik para kreditor untuk menggunakannya karena dapat mencerminkan
kemampuan membayar utang dan bunganya di waktu yang akan dating. Arus kas juga digunakan
untuk valuasi dalam konteks yang berbeda, yaitu lebih ke arus kasnya itu sendiri dibanding
dengan rasio yang menggunakan arus kas.
Arus kas operasi menjadi perhatian utama dalam penggunaan rasio arus kas. Analisis
rasio yang berbasis arus kas sering kali mengaitkan antara arus kas operasi dengan bagian arus
kas lain. Karena pentingnya arus kas operasi ini, maka perlu sandardisasi format laporan arus kas
operasi dari sisi analisis, untuk dapat melihat perusahaan-perusahaan yang beragam
pelaporannya denga kacamata yang sama
BAB 12

ANALISIS MARKET MEASURE

Pendahuluan

Investor yang melakukan analisis fundamental akan menilai harga saham berdasarkan pada
laporan keuangan. Atas dasar laporan keuangan tersebut, mereka akan memperkirakan harga
saham. Oleh karena itu, perlu adanya indikator-indikator yang mengaitkan laporan keuangan
dengan indikartor harga saham.

Walau pun laporan keuangan berkontribusi terhadap kinerja harga saham, mereka menyadari
bahwa faktor yang memengaruhi harga pasar saham tidak semata-mata keuntungan perusahaan.
Oleh karena itu, mereka juga menggunakan indikator yang tercermin di pasar modal , seperti
harga saham ,sebagai salah satu penanda kinerja perusahaan. Dalam bab ini akan di bahas
beberapa rasio terkait ukuran pasar.

Market Measure

Kata market (pasar) yang dimaksud disini berkonotasi pada pasar modal. Dalam hal ini data yang
digunakan adalah harga pasar saham (market price). Dalam konteks pasar modal, harga saham
bisa dikaitkan dengan pos keuangan,misalnya :

Nilai buku saham


Arus kas
Laba per lembar saham

Market measure (ukuran pasar) banyak berkembang di pasar modal. Walaupun demikian,
pembahasan dalam literature analisa laporan keuangan jarang dilakukan secara panjang lebar . di
antara ukuran-ukuran yang berkembang, penulis akan memilih rasio dengan beberapa
syarat,antara lain :

Mudah untuk dihitung


Popular

Rasio Market Measure


Market Measure

Earning Related Ratio Multiple


Earning per share Price earning ratio
Dividend payout ratio Price to book ratio
Dividend cover Price to sales ratio
Price to cash ratio
Price to free cash flow ratio
Enterprice value to EBITDA

Beberapa rasio menggunakan arus kas sebagai basis, baik dalam ukuran EBITDA maupun free
cash flow. Rasio market measure sering juga disebut dengan multiple, misalnya adalah price
erning ratio (PER). Harga saham dilihat berapa kali lipat dari laba perusahan.

1) Earning Per Share

Laba per lembar saham (earning per share,EPS) adalah jumlah laba yang merupakan hak dari
pemegang saham biasa. Dalam banyak kasus, perusahaan di Indonesia tidak mempunyai saham
preferen (preferen stock). Akan tetapi kalau ada saham preferen, maka nilai net income haerus
dikurangi dengan deviden jatah pemegang saham preferen.

Earning available common share


Earning per share =
Weighted - average common share outsanding
Dalam kondisi biasa, rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar akan sama dengan saham
beredar. Apabila ada saham baru diterbitkan ditengah tahun, maka jumlah lembar saham beredar
terkait tidak bisa digunakan untuk menghitung erning per share.

Terdapat dua kondiksi yang membuat saham awal tahun dan akhir tahun tidak sama,yaitu :

Penerbitan saham baru pada waktu tahun berjalan


Pembelian saham sendiri oleh perusahaan (treasury stock)

2) Dividend Payout Ratio

Deviden merupakan bagian laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham biasa .
perusahaan secara sadar hanya akan membagikan beberapa persen dari laba bersih yang
diperoleh sebagai deviden. Apabila tidak dibagi, maka laba bersih tersebut akan masuk ke dalam
saldo laba dan atau cadangan (appropriation). Kadang-kadang perusahaan memisahakan saldo
kedalam :

Saldo laba yang ditentuakan penggunaannya


Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya

Dividend to common share


Dividend payout ratio =
Net income dividend to preferred stock

3) Dividend Cover

Interest coverage ratio digunakan oleh kreditor, sedangkan untuk investor dikenal dividend
cover. Ide pengguna ini adalah mengetahui seberapa banyak deviden dicukupi (covered) oleh
laba.
Earning per share
Dividend cover =
Dividend per share

Cara membaca rasio ini terbalik dengan membaca dividend payout. Rasio ini akan tinggi sekali,
bahkan tak terhingga pada kondisi tertentu , yaitu :

Perusahaan sedang tidak membagikan dividend


Perusahaan tidak pernah membagikan dividend

4) Price Earning Ratio

Price earning ratio atau (PER) sengaja tidak diterjemahkan karena penulis tidak menemukan
bahasa yang nyaman di telinga. Harga perlembar saham (price per share ) merupakan indikator
berapa besar nilai (value) yang di apresiasi oleh investor terhadap nilai perusahaan. Secara
umum, menentukan nilai perusahaan dapat ditentukan dengan dua cara ,yaitu :

Secara fundamental
Secara teknikal

Secara fundamental, seorang analisa akan melihat prospek kedepan sebuah perusahaan, missal
berapa earning (laba) yang dapat diproyeksikan. Kemudian dari prospek tersebut akan ditarik
dengan konsep present value ke masa sekarang .

Price per share


Price-aerning ratio =
Earning per share

5) Price To Book Ratio


Pengertian book disini adalah nilai buku dari ekuitas. Nilai ini diperoleh dengan mengambil total
ekuitas sebagai book value. Jadi yang dihitung adalah total ekuitas, bukan modal disetor saja.

Price per share


6) PricePrice
to Sales Ratio
to book ratio =
Book
Pada perusahaan yang tidak menghasilkan value
laba persulit
akan share
untuk diukur dengan PER, untuk
menjelaskan kenaikan harga saham. Model ini dikembangkan untuk perusahaan internet dan
telekomunikasi. Seperti diketahui di era 90-an, perusahaan internet berkembang pesat , ditandai
dengan banyaknya perusahaan dotcom, sementara labanya tidak menunjukan perkembangan
yang berarti, sedangkan harga saham naik terus.

Price per share


Price to sales ratio =
Sales per share

7) Price to Cash Ratio

Pada PER penyebutannya menggunakan laba,sedangkan pada price to cash ratio ini
penyebutannya adalah cash. Rasio ini mengukur sebarapa baik perusahaan menghasilkan kas.
Seperti diketahui, kas yang tersisa diperusahaan adalah setelah perusahaan melakukan tiga
keputusan kas, yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Pascainvestasi bisa terjadi kas
perusahaan terkuras.

Price per share


Price to cash ratio =
( cas + short term investment ) per share

8) Price to Tree Cash Flow Ratio


Perhitungan free cash flow (FCF) sudah diperagakan di depan. Rasio ini ingin melihat kaitan
antara FCF dengan harga saham. Apabila PER melihat kaitan saham dengan earning ( laba), di
sini laba digantikan dengan FCF.

Price per share


Price to free cash flow ratio =
Free cash flow per share

9) Enterprice Value to EBITDA

Enterprice value (EV) adalah kapitalisasi pasar yang disesuaikan dengan utang dan saldo kas.

EV = Market capitalization + Total debt - Total cash

Total debt dikurangi dengan kas bisa disebut dengan net debt. Idenya adalah sebenarnya
perusahaan dapat membayar utang tersebut dengan kas yang tersedia. Pengertian kqas disini
adalah kas dan setara kas.

Market capitalization + Net debt


Enterprice value to EBITDA =
EBITDA

Ilustrasi Perhitungan

Berikut adalah ilustrasi perhitungan Market Measure dari PT. Aqua Golden Missisipi,Tbk
(Aqua). Data dari laba rugi telah disusun menjadi format yang dibutuhkan. Dari neraca
diambilkan data terkait utang dan modal. Selain itu masih diperlukan data tambahan terkait
pembagian deviden dan harga pasar saham. Hal ini diperlukan untuk melakukan perhitungan
rasio Market Measure. Data tambahan diperoleh dari laporan keuangan, catatan atas laporan
keuangan dan data public.

PT Aqua Golden Missisipi Tbk


Laporan Keuangan 2004 Dinyatakan dalam Rp

Penjualan bersih Rp 1,333,147,424,622


Biaya dan beban -
Harga pokok penjualan RP (1,191,197,107,266)
Beban usaha RP (25,193,407,291)
Lain-lain RP 16,240,747,714
Rp (1,200,149,766,843)

EBIT Rp 132,977,675,779
Bunga Rp 242,999,802
EBT Rp 132,754,657,977
Pajak Rp 41,114,707,666
EAT Rp 91,639,950,311

Penyusutan Rp 77,858,511,929
EBITDA Rp 210,856,169,708

Data neraca
Nilai buku ekuitas Rp 354,497,290,075
Kas dan setara kas Rp 47,206,474,280
Utang jangka pendek Rp 85,921,134,506
Utang jangka panjang Rp 223,539,549,710

Catatan :
Laporan keuangan disusun sesuai dengan kebutuhan analisis
Data Tambahan PT Aqua Golden

Missisipi Tbk

PT Aqua Golden Missisipi Tbk


Keterangan Tambahan

Jumlah lembar saham beredar Rp 13,162,473


Harga per lembar saham akhir tahun Rp 48,000
Kapitalisasi pasar Rp 631,798,704 000
Dividen per saham Rp 1,180
Dividen Rp 15, 531,784,140

Enter price value


Kapitalisasi pasar RP 631,798,704,000
Total utang Rp 309,460,684,216
Kas dan setara kas Rp 47,206,474,280
Rp 894,052,913,936
free cash flow
tax rate RP 31.0%
arus kas operasi Rp 84,618,259,914
arus kas investasi Rp(46,534,902,599)
bunga (1-t) Rp 167,741,683
Rp 38,251,098,998
Market Measure PT Aqua Golden

Missisipi Tbk

Financial Ratios

calculation Numerator Denominator Result


earning per shared Rp91,639,950,311 Rp13,162,473
6,962.2
dividend per share Rp15,531,718,140 Rp13,162,473
1,180.0
price per share Rp631,798,704,000 Rp13,162,473
48,000.0
sales per share Rp1,333,147,424,622 Rp13,162,473
101,284.0
cash per share Rp47,206,474,280 Rp13,162,473
3,586.4
EBITDA per share Rp210,856,169,708 Rp13,162,473
16,019.5
enterprice value per Rp894,052,913,936 Rp13,162,473
share 67,924.4
free cash flow per Rp38,251,098,998 Rp13,162,473
share 2,906.1
book value per share Rp354,497,290,075 Rp13,162,473
26,932.4
Numerator Denominator Ratio
dividend payout ratio
1,180.0 6,962.2 16.9
Dividend payout ratio
6,962.2 1,180.0 5.90

price-earning ratio 48,000.0 6,962.2 6.89 %


price to book ratio
48,000.0 26,932.4 1.78
price to sales ratio
48,000.0 101,284.0 0.47
price to cash ratio
48,000.0 3,586.4 13.38
price to free cash flow
ratio 48,000.0 2,906.1 16.52
enterprice value to
EBITDA 67,924.4 67,924.4 4.24

Analisis
Berikut adalah contoh analisis dengan menggunakan rasio market measure. Dalam contoh
akan diperagakan penggunaan PER untuk menetapkan harga saham perusahaan yang akan go-
publik.

Contoh analisis : bulan

Bulan akan melakukan IPO. Perusahaan yang dominan dalam industrinya adalah Bintang.
Harga saham bulan akan di-benchmark ke Bintang dengan rasio PER. Setelah itu harga
akan didiskon dengan 30%. Berapa harga saham yang akan di pasang oleh bulan?

Bintang Bulan
Penjualan bersih Rp. 100.000.000 Rp 27.500.00
Biaya dan beban
Harga pokok penjualan (Rp.67.500.000) (Rp 18.505.000)
Beban usaha (Rp 14.500.000) (Rp 3.750.000)

Lain-lain Rp 5.400.000 Rp 445.000


(Rp 76.600.000) (Rp 21.800.000)
EBIT Rp 23.400.000 Rp 5.700.000
Bunga Rp 9.450.000 Rp 1.750.000
EBT RP 13.950.000 Rp 3.950.000
Pajak Rp 4.185.000 Rp 1.185.000
EAT Rp 9.765.000 Rp 2.765.000

Data tambahan
Jumlah lembar saham Rp 21.500 Rp 5.500
EPS Rp 454 Rp 503
Harga saham per lembar Rp 5.500 Rp -
PER Rp 12.11 Rp -
PER target Rp 12.11
Harga saham per lembar Rp 6.088
Diskoon 30% Rp 1.826
Harga prkiraan Rp 4.261

Harga yang akan dipasang bulan adalah Rp 4.261

Konsep diskon yang di pakai di sini sesuai dengan konsep marketability. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa perusahaan yang sudah listing di bursa lebih terkenal dan juga saham
nya mempunyai harga pasar. Dengan demikian, sahamnya diharapkan akan mudah diperjual
belikan di antara investor.
Sebaliknya perusahaan yang belum listing akan tidak mempunyai indikator harga saham dan
juga marketabilitynya rendah.

Kesimpulan

Indikator perusahaan sangat berguna bagi investor. Memang mereka masih melihat faktor
fundamental laporan keuangan sebagai salah satu alat analisis. Akan tetapi mereka melihat
bahwa hal ini tidak cukup. Oleh karena itu, perlu mengaitkan apa yang terjadi pada laporan
keuangan, baik di neraca maupun laba-rugi, dengan harga pasar saham.

Berkembangnya jenis usaha baru seperti dotcom juga menimbulkan idikator yang diharapkan
bisa menjelaskan fenomena kenaikan harga saham, di luar laba. PER dan price to book
merupakan rasio yang sering dimunculkan sebagai indikator kinerja perusahaan di bursa saham.

Anda mungkin juga menyukai