Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi
denyut jantung dan pernafasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari
tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen
dan tanda-tanda tambahan lainnya, seperti ubun-ubun besar cekung atau tidak,
mata cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut,
dan lidah kering atau basah. Pernafasan yang cepat dan dalam indikasi adanya
asidosis metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat
hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu dilakukan karena perfusi dan
capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
Pemeriksaan Laboratorium
Darah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah,
kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika
Urin: urin lengkap, kultur, dan tes kepekaan terhadap antibiotika
Tinja : Pemeriksaan makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua
penderita dengan diare meskipun pemeriksaan laboratorium tidak
dilakukan. Tinja yang watery dan tanpa mukus atau darah biasanya
disebabkan oleh enterotoksin virus, protozoa, atau disebabkan oleh infeksi
di luar saluran gastrointestinal. Tinja yang mengandung darah atau mukus
bisa disebakan infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin, bakteri
enteroinvasif yang menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus
seperti: E. histolytica, B. coli, dan T. trichiura. Apabila terdapat darah
biasanya bercampur dalam tinja kecuali pada infeksi E. histolytica darah
sering terdapat pada permukaan tinja dan pada infeksi EHEC terdapat
garis-garis darah pada tinja. Tinja yang berbau busuk didapatkan infeksi
dengan Salmonella, Giardia, Crytosporidium, dan Strongyloides.
Pemeriksaan tinja baik makroskopik maupun mikroskopik dapat dilakukan
untuk menentukan diagnosa yang pasti. Secara makroskopik harus
diperhatikan bentuk, warna tinja, ada tidaknya darah, lender, pus, lemak,
dan lain-lain. Pemeriksaan mikroskopik melihat ada tidaknya leukosit,
eritrosit, telur cacing, parasit, bakteri, dan lain-lain.
Bentuk tinja
Feses berwarna hijau bisa jadi merupakan indikator dari beberapa jenis infeksi
bakteri. Feses pertama bayi juga bisa berwarna hijau akibat sisa dari mekoneum.
Feses berwarna kuning berarti terdapat banyak kandungan lemak dalam tinja.
Selain itu, feses warna kuning juga akan memiliki aroma dan bau yang sangat
kuat. Feses berwarna merah bisa menjadi pertanda adanya perdarahan
internal pada usus atau daerah sekitar rektum atau anus. Feses yang kehitaman
bisa jadi diakibatkan karena pendarahan yang terjadi pada lambung atau
tenggorokan. Hal ini dikarenakan darah akan mengalami proses oksidasi ketika
melewati cairan asam lambung dan menghasilkan warna kehitaman.
Bila terdapat minyak dalam tinja menunjukan insufisiensi pankreas. Diare seperti
air biasa terjadi akibat kelainan pada semua tingkat dari sistem pencernaan
terutama usus halus. Adanya makanan yang tidak tercerna adalah manifestasi
dari kontak yang terlalu cepat antara tinja dan dinding usus. Bau asam
menunjukan penyerapan karbohidrat yang tidak sempurna. Harus dibedakan
anatara perdarahan yang disertai diare dengan perdarahan yang menyertai tinja
normal. Pada kolitis infeksi dan kolitis ulserosa perdarahan disertai dengan diare,
sedangkan perdarahan yang menyertai tinja normal terdapar pada keganasan,
polip, hemoroid, dan fissura ani.