Evaluasi Dampak Penting Pengembangan Lapangan PPGM
Evaluasi Dampak Penting Pengembangan Lapangan PPGM
mungkin terjadi akibat adanya pengembangan lapangan PPGM, baik bagian hulu
maupun
dimungkinkan terjadi pada ke-4 (empat) tahapan kegiatan, yaitu tahap prakonstruksi,
tahap
konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi terhadap komponen lingkungan
geofisik-
VI-2
PT PERTAMINA EP -PPGM
mana yang dikelola dan yang tidak dikelola melalui evaluasi dampak penting.
Penetapan
Keputusan tentang jenis dampak hipotetik yang akan dikelola adalah jenis dampak
yang
termasuk kategori dampak penting yang dikelola (PK) atau tidak dikelola (TPK)
ditetapkan
menyebabkan perubahan nilai pada parameter tertentu sehingga nilai itu akan
melebihi
baku mutu yang berlaku, maka kesimpulan dampaknya termasuk kategori dampak
penting
b) Pada parameter lingkungan yang tidak memiliki Baku Mutu Lingkungan: apabila
(P) 3
c) Diluar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori dampak tidak penting
dan tidak
dikelola (TPK).
(Penting dan Dikelola), sedangkan yang tidak dikelola dibri kode TPK (Dampak
Tidak
Penting dan Tidak Dikelola). Berikut ini disajikan dampak penting dari berbagai
kegiatan
Pada dasarnya setiap tahap kegiatan atau rencana kegiatan pengembangan proyek
maupun positif. Rencana kegiatan yang merupakan sumber dampak dan banyak
menimbulkan
pembukaan dan pematangan lahan, konstruksi BS dan GPF dan pemasangan pipa
penyalur
gas;
permukaan, kualitas air laut, erosi tanah, sistem irigasi dan drainase, transportasi
darat;
2. Komponen Biologi adalah vegetasi, fauna darat dan biota air tawar;
masyarakat.
Pada kegiatan prakonstruksi, dampak penting yang muncul adalah perubahan pola
kepemilikan
lahan akibat adanya kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Disamping
pola
berubah dari penggunaan semula, sehingga akan berpengaruh pula pada revisi
terhadap tata
VI-9
PT PERTAMINA EP -PPGM
pipa, konstruksi BS dan GPF, akan berdampak negatif terhadap pola aliran
permukaan, erosi,
Pembuatan jalan kerja tanpa adanya saluran drainase di tepi jalan akan
mengakibatkan aliran
sungai akan mempercepat proses erosi di badan jalan dan semakin banyak air yang
tidak
tertampung oleh gorong-gorong. Curah hujan yang cukup tinggi akan meningkatkan
resiko
aksesibilitas lokasi sekitarnya. Bila kegiatan penyiapan lahan dilakukan pada musim
penghujan
akan meningkatkan intensitas maupun variasi tipe erosi yaitu tipe erosi alur (rill
erosion) dan
erosi parit (gulley erosion) . Erosi yang terjadi pada jalur-jalur pipa yang baru
maupun pada tepi-
terjadinya longsoran tanah. Namun daerah yang terpengaruh longsoran relatif kecil
dan
material yang mengalami longsoran pada dasarnya berupa tanah, material batuan
lapuk,
maupun campuran antara tanah dan material batuan lapuk. Longsoran tanah ini
terutama akan
sebagian besar melewati lahan perkebunan (karet dan kelapa sawit). Pada segmen
yang melalui
VI-10
PT PERTAMINA EP -PPGM
alternatif-1 melewati SM Bakiriang yang kondisi faktual saat ini telah digarap
masyarakat untuk
kebun campuran dan kelapa sawit, dan sebagian kecil lainnya merupakan hutan
sekunder yang
dengan jenis pepohonan budidaya untuk perkebunan seperti karet, kakao dan
bahkan untuk
perkebunan sawit oleh perusahaan swasta. Jadi kegiatan pemasangan pipa jalur
alternatif-1
dan alternatif-2 secara emperik tidak akan mengurangi komunitas vegetasi alam
secara
signifikan dan pemasangan pipa dalam tanah juga tidak akan mempengaruhi jalur
migrasi
burung Maleo ke pantai untuk bertelur, karena migrasinya dilakukan dengan terbang
dari dalam
kawasan hutan di bagian utara menuju pantai yang berada di bagian selatan.
Walaupun
rusa dan burung rangkong, maka keberadaannya di sekitar lokasi proyek perlu
mendapat
perhatian. Beberapa jenis satwa sensitif dan bersifat shy, sehingga menjauhi
keramaian
sekitar proyek. Jalan inspeksi untuk pemeriksaan sarana pipa sering digunakan oleh
masyarakat
(walaupun ilegal) untuk jalan dan lebih-lebih di lokasi pengembangan lapangan dan
konstruksi
di sekitar hutan atau bahkan masuk dalam hutan dan pemburu juga menggunakan
jalan itu
Sementara itu pemasangan pipa jalur alternatif 3 yang dilakukan melalui pantai akan
melakukan migrasi dari SM Bakiriang ke pantai untuk bertelur, sehingga kegiatan ini
dapat
mengganggu kehidupan burung Maleo. Pemasangan jalur pipa alternatif-3 ini juga
akan
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material sebagian besar bebannya dirasakan bagi
lingkungan
kiri jalan raya itu, akan menganggu lalulintas warga dan juga menyebabkan
penurunan kualitas
udara akibat meningkatnya konsentrasi debu. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya
persepsi
VI-11
PT PERTAMINA EP -PPGM
Di sisi lain, kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi ini akan memberikan manfaat
bagi
pendapatan bagi masyarakat yang dapat secara langsung dan tidak langsung
terlibat dalam
kegiatan tersebut. Namun demikian, tingkat pengangguran yang tinggi dan latar
pendidikan
yang kurang sesuai menyebabkan tidak semua angkatan kerja dapat tertampung
dalam
dapat terlibat namun tidak tertampung. Kekecewaan ini akan menimbulkan sikap
dan persepsi
Beberapa parameter lingkungan berpotensi akan melebihi baku mutu seperti kadar
debu di
lokasi-lokasi pemasangan pipa dan sarana produksi. Bila kegiatan ini berlangsung
pada musim
hujan tentu hasil itu tidak akan terjadi, namun sebaliknya tingkat erosinya dan
sedimentasi
pemasangan pipa jalur alternatif-1 dan alternatif-2 terjadi pada lahan yang terbatas,
namun bila
tidak ditangani dengan baik dampaknya justru terjadi pada tahap selanjutnya karena
akan
akan menjadi terganggu dan akan menempati habitat lebih masuk ke dalam hutan.
Pemasangan
pipa jalur alternatif-3 yaitu mengikuti jalur pantai SM Bakiriang menuju laut justru
akan
menganggu ekosistem terumbu karang yang ada, dan pada kegiatan konstruksi
disamping
mengakibatkan turunnya kualitas air laut, juga akan mengganggu lingkungan pantai
yang
menjadi habitat bertelur burung Maleo. Apabila dibandingkan dengan jalur alternatif
lain, jalur
pipa melalui pantai justru berdampak pada lingkungan biotik relatif lebih besar.
Tahap konstruksi ini tidak akan berpengaruh secara signifikan pada penurunan
fungsi ekologis
lingkungan, karena area dampak yang terjadi relatif kecil dan lokasi kegiatan yang
terpencar-
tinggi akan terlibat dan mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan-kegiatan tahap
konstruksi
namun tidak terealisasi akan kecewa dan persepsinya menjadi negatif terhadap
keberadaan
PPGM, apabila dampak tidak ditangani dengan baik dampaknya akan berlanjut dan
VI-12
PT PERTAMINA EP -PPGM
berusaha bagi penduduk sekitar atau sepanjang jalan menuju ke lokasi pemboran
(multiplier
Namun pada sisi yang lain kegiatan pemboran sumur akan menimbulkan dampak
negatif akibat
kemungkinan adanya lumpur pemboran yang tercecer dan masuk ke perairan bebas
sehingga
penurunan udara disebabkan oleh flare stack , emisi buang dari kompresor dan
genset, serta
kendaraan bermotor. Pengelolaan buang dengan flare stack masih diperlukan untuk
mengantisipasi yang harus dibuang. Jenis polutan yang mungkin dikeluarkan dari
kegiatan
Adanya pipa yang dialiri gas melintasi lahan-lahan milik penduduk akan
menyebabkan timbulnya
diharapkan akan mungkin terjadi seperti kasus Lapindo. Walaupun alasan ini tidak
akurat,
namun pemahaman masyarakat yang beragam, menyebabkan persepsi yang
negatif bagi
permukaan. Bila upaya pengendalian mutu limbah cair tidak berhasil maka akan
berdampak
penting selanjutnya berupa penurunan densitas biota air. Kualitas air yang menurun
berdampak
langsung pada plankton dan benthos yang selanjutnya melalui rantai makanan akan
mengambil ikan-ikan di dalam lokasi proyek untuk konsumsi keluarga maupun dijual.
Oleh
karena itu, resiko terjadinya penurunan kualitas air misalnya akibat adanya
kebocoran harus
dihindari.
Toili, Batui dan Kintom atau bahkan Kabupatan Banggai secara umum karena
mereka berharap
VI-13
PT PERTAMINA EP -PPGM
tenaga kerja yang diperlukan pada tahap operasi lebih dari 430 karyawan dan masa
operasi
yang panjang yaitu lebih dari 20 tahun akan menyebabkan peningkatan pendapatan
masyarakat
yang dapat terserap langsung (menjadi karyawan) atau melalui beberapa kontraktor
yang
menjadi rekanan kerja atau mereka yang menangkap peluang usaha akibat
keberadaan PPGM.
Dampak langsung akan dirasakan penduduk sekitar proyek yang mempunyai akses
sebagai
buruh atau tenaga kerja tidak terampil pada setiap kegiatan proyek, sedangkan
secara tidak
batukali, semen, tanah dan lainnya, disamping itu juga akan tumbuh kesempatan
kerja bagi
mungkin merata karena warga yang mempunyai lahan luas, pendidikan yang baik
dan modal
besar akan lebih mampu menangkap peluang yang ada. Kenyataan ini akan dapat
menyebabkan
terjadinya gesekan sosial dan munculnya stratifikasi atau kelas-kelas sosial yang
baru dalam
masyarakat, yang pada akhirnya akan memunculkan sikap dan persepsi negatgif
masyarakat.
dikelola dengan baik, seperti beberapa parameter kimia udara dan kimia air di
lokasi-lokasi
lama sekitar 20 tahun. Limbah cair ini perlu dikelola dengan baik karena akan
menyebabkan
dampak turunan berupa penurunan komunitas biota air tawar dan biota air laut.
Selain itu
komponen lain yang akan terkena dampak adalah masyarakat, apabila badan air
digunakan
terlalu tinggi akan dapat terlibat dan mendapatkan manfaat langsung dari kegiatan-
kegiatan
tahap operasi namun ternyata tidak terealisasi akan kecewa dan persepsinya
menjadi negatif
terhadap keberadaan PPGM, sehingga dampak terhadap komponen fisik (udara dan
air) perlu
ditangani dengan baik agar persepsi negatif masyarakat yang mungkin akan
berkembang dapat
dicegah.
VI-14
PT PERTAMINA EP -PPGM
pada komponen udara, air dan vegetasi serta satwa liar sebagai akiba tidak adanya
lagi sumber
pencemaran air dan udara. Sementara itu dengan terbengkelainya sarana dan
prasarana
produksi serta tidak adanya kegiatan pemeliharaan akan menyebabkan vegetasi liar
tumbuh
dengan cepat sehingga lingkungan hijau bertambah. Namun demikian perubahan ini
akan
terjadi secara alami, sehingga tidak dapat dicegah atau dikembangkan. Sebaliknya
akan terjadi
pendapatan masyarakat. Masyarakat, terutama para eks pekerja, tentu akan gelisah
karena
walaupun mereka tahu akan ada proses penghentian kontrak kerja, namun belum
tentu semua
orang siap untuk menghadapinya atau menyesuaikan diri terhadap pola pengeluaran
rumah
tangganya dengan mudah. Tahap pasca operasi ini mulai terjadi bila gas dan gas
cair tidak
ekonomis diproduksi.
Untuk dapat melihat secara holistik keterkaitan semua kegiatan yang telah diuraikan
dengan
dampak-dampak penting yang akan dikelola, secara lebih rinci hal tersebut
dituangkan secara
sekunder, tersier dan kuarter) yang akan dikelola seperti pada Gambar 6.1.