Laporan Pendahuluan Nefrolitiasis
Laporan Pendahuluan Nefrolitiasis
NEFROLITIASIS
DISUSUN OLEH :
ANDRE MULIA FONNA
160901086
A. ANATOMI FISIOLOGI
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang
menjalankan banyak fungsi untuk homeostasis, yang
terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur
kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh.
Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di
sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak
retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu
sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang
ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih)
dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh.
B. DEFINISI
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam
pelvis renal batu-batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi
larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat,
struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut bervareasi dari
yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah jeruk.
Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan,
pria lebih sering terkena penyakit ini dari pada wanita dan
kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi.
C. ETIOLOGI
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada
hubungannya dengan gangguan aliran urin,gangguan
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-
keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih
pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik
yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri
dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari
lingkungan di sekitarnya. Faktor intrinsik antara lain :
1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan
dari orang tuanya.
2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia
30-50 tahun.
3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih
banyak dibandingkan dengan pasien perempuan
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka
kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi dari pada
daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt.
2. Iklim dan temperature/
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar
mineral kalsium pada air yang dikonsumsi.
4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium
mempermudah terjadinya batu.
5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang
yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas
atau sedentary life.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Nyeri dan pegal di daerah pinggang
Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada.
Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari
hidronefrosis yang rasanya lebih tumpul dan sifatnya
konstan. Terutama timbul pada costoverteral.
2. Hematuria
Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi
karena adanya trauma yang disebabkan oleh adanya
batu atau terjadi kolik.
3. Infeksi
Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus
urinarius maupun infeksi asistemik yang dapat
menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif.
4. Kencing panas dan nyeri
5. Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal
E. PATOFISIOLOGI
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan
matriks seperti pus darah, jaringan yang tidak vital dan
tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga
perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan
cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake
yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic
akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga
membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah
dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh
produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan
magnesium pospat.
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori ;
1. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk
batu ginjal mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal
yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi
kristal kemudian timbul menjadi batu.
2. Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65%
protein, 10% heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air.
Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-
kristal sehingga menjadi batu.
3. Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam
jumlah yang melampui daya kelarutan, sehingga
diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat
mukopolisakarida dan dipospat merupakan
penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi
kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi
pengendapan.
4. Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat
secra- bersama-sama, salauh satu batu merupakan inti
dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan
luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga
berlebihan dalam urin akan mendukung pembentukan
batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti
pengendapan kalsium.
5. Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam
teori di atas.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urin
a. PH lebih dari 7,6
b. Sediment sel darah merah lebih dari 90%
c. Biakan urin
d. Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
2. Darah
a. Hb turun
b. Leukositosis
c. Urium krestinin
d. Kalsium, fosfor, asam urat
3. Radiologist
Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu
4. USG abdomen
G. PENATALAKSANAAN
H. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian
1. Identitas
Data yang diperoleh meliputi nama, umur, jenis
kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat,
tanggal masuk MRS dan Diagnosa.
2. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling menggangu ketidak
nyamanan dalam aktivitas atau yang menggangu
saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Dimana mengetahui bagaimana penyakit itu timbul,
penyebab dan faktor yang mempengaruhi,
memperberat sehingga mulai kapan timbul sampai di
bawa ke RS.
4. Riwayat Kesehatan Penyakit Dahulu
Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya
batu dalam ginjal.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Yaitu mengenai gambaran kesehatan keluarga
adanya riwayat keturunan dari orang tua.
6. Riwayat psikososial
Siapa yang mengasuh klien, bagaimana hubungan
dengan keluarga, teman sebaya dan bagaimana
perawat secara umum.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
- Klien biasanya lemah.
- Kesadaran komposmetis.
- Adanya rasa nyeri.
2. Kulit
- Teraba panas.
- Turgor kulit menurun.
- Penampilan pucat.
3. Pernafasan
- Pergerakan nafas simetris.
4. Cardio Vaskuler
- Takicardi.
- Irama jantung reguler.
5. Gastro Intestinal
- Kurang asupan makanan nafsu makan menurun.
6. Sistem Integumen
- Tampak pucat.
7. Geneto Urinalis
- Dalam BAK produksi urin tidak normal.
- Jumlah lebih sedikit karena ada penyumbatan.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada kasus nefrolitiasis didapatkan diagnosa
keperawatan yang sering muncaul adalah :
1. Nyeri bd peningkatan kontraksi ureteral, trauma
jaringan pembentukan udema
2. Ganguan istirahat dan tidur bd nyeri
3. Resti infeksi bd tindakan invasive
4. Perubahan eliminasi urin bd irirtasi ginjal, obstruksi,
inflamasi
5. Kurang perawatan diri.bd pemasangan alat pada tubuh
6. Kurangnya pemngetahuan tentang kondisi, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurang terpajang/mengingat, salah interpretasi
informasi.
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri bd peningkatan kontraksi ureteral, trauma
jaringan pembentukan udema
Tujuan : nyeri berkurang, spasme terkontrol
KH : klien tampak rileks
Intervensi :
a. Kaji nyeri dengan PQRST
b. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melapor
jika nyeri dan perubahannnya
c. Ajarkan teksnik relaksasi dan distraksi
d. Beri kompres hangat pada daerah nyeri
e. Kolaborasi analgetik
K. EVALUASI
Dari intervensi yang dilakukan beberapa hasil yang
kitaharapkan adalah sebagai berikut :
1. Nyeri hilang/terkontrol
2. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
3. Mencegah Komplikasi
4. Proses penyekit/prognosis dan program terapi dipahami
DAFTAR PUSTAKA