Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk melaksanakan praktikum perlu ada pedoman praktikum yang
membuat urutan-urutan yang harus dijalani sehingga menghasilkan praktikum
yang baik, maka dibuatlah suatu tuntunan praktikum batubara (analisa dan
pencucian)

B. Tujauan
Untuk mempermudah proses praktikum, mengetahui urutan-urutan,
mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam praktikum, alat-alat apa saja yang
harus digunakan, sehingga mempermudah dan mempercepat pekerjaan
praktikum serta memperoleh hasil paraktikum yang baik

C. Manfaat
Manfaat tuntunan praktikum ini yaitu diketahui urutan-urutan pekerjaan
dalam proses praktikum, mengetahui alat yang digunakan, mengetahui tata cara
praktikum yang sangat berguna baik bagi pembimbing maupun untuk peserta
praktikum dalam melaksanakan praktikum

1
BAB II

ANALISA BATUBARA

A. Pengambilan Contoh dan Penyiapan Sampel


Agar dapat melakukan analisa yang akurat, maka pengambilan sample
yang representatif merupakan hal yang sangat penting. Pada Prinsipnya,
sampling dilakukan saat perpindahan lot, diambil dengan jarak yang konstant
pada belt conveyor atau dengan auto sampler. Bila karena suatu hal sehingga
pengambilan sample harus dilakukan di stockyard atau dari batubara yang
sudah dimuat, maka pengambilan dilakukan pada tempat agak dalam dari
permukaan (kurang lebih 50 cm) dan sedapat mungkin dilakukan dibanyak titik
sampling.
Batubara yang telah diambil dari lubang harus ditempatkan jauh dari
daerah pengambilan sampel. Kemudian increment diambil dari bagian bawah
lubang dan dimasukkan kedalam container (misalnya kedalam plastik, disegel,
diberi nomor, dan dimasukkan kedalam drum). Pola tempat pengambilan
increment akan bergantung pada tinggi dan kemiringan stockpile. Atur jarak
pengambilan increment mewakili daerah dengan ukuran yang sama.
Untuk memperoleh hasil yang baik, maka sample perlu diremuk,
digerus, dibagi maupun diperkecil jumlahnya. Proses pekerjaan ini disebut
degna reduksi sample. Karena analisis batubara yang biasa dilakukan dengan
sample yang tidak banyak , maka proses reduksi harus dilakukan dengan benar
agar didapat hasil analisis yang baik. Proses ini dilakukan dengan salah satu
atau gabungan dari cara-cara berikut ini :
Metode reduksi inkrement (increment reduction method).

2
Metode reduksi dengan menggunakan Riffle Driver.
Metode reduksi dengan menggunakan mesin reduksi ( alat pembagi
sample).
Metode reduksi berdasarkan proporsi masing-masing ukuran butir.
Metode conical quartering dan alternate shovel sebenarnya dapat pula
dipakai, tetapi karena tingkat kesalahannya besar sebaiknya dihindari
pemakaiannya.

GAMBAR 1
CARA PENGAMBILAN SAMPLE BATUBARA
B. Preparasi Contoh
Adalah mempersiapkan sample sampai sample siap untuk dilakukan
analisa, dengan melalui tahapan-tahapan berikut ini:
1. Pengeringan, jika sampel masih basah dan sulit untuk digerus.
2. Memperkecil ukiran partikel, dengan cara milling ( crushing dan grinding)
yang disebut sebagai reduction.
3. Mencampurkan (mixing) agar sample menjadi homogen, bisa menggunakan
splitter.
4. Mengurangi berat sample dengan cara membaginya menjadi dua bagian atau
lebih yang disebut divison, bisa menggunakan splitter.

C. Analisa Contoh
1. Tujuan
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui beberapa karakteristik, atau
sifat batubara, yang didapatkan dalam bentuk % berat (%W), dan variabel
yang diamati terdiri dari analisa :
a. Moisture

3
b. Ash Content
c. Volatile Matter
d. Fixed Carbon
Sebelum melakukan analisa ini perlu dilakukan persiapan sampel
sebagai berikut :
a. Ambil Batubara dari beberapa tempat pada suatu tumpukan
batubara/stockpile ( batubara yang belum dicuci).
b. Reduksi ukuran sampel sampai menjadi 0,5-1 cm dengan menggunakan
jaw crusher, atau alat peremuk lainnya.
c. Reduksi jumlah sampel tersebut dengan menggunakan splitter.
d. Lakukan pengeringan atau pengovenan (pengeringan batubara ke dalam
oven dengan suhu 700 C selama 1 hari).
e. Angin-anginkan pada suhu kamar.
f. Lakukan peremukan atau penggerusan sampel terlebih dahulu dengan
menggunakan jaw crusher, beater mill untuk membuat sampel berukuran
antara 0,2-0,25 mm (65-60 mesh).
g. Ambil sampel beberapa bagian secara proporsional, semisal
1) Membagi sampel ke bentuk kotak-kotak sama sisi kemudian batubara
yang berada dalam kotak diambil sebanyak 1 sendok sampel (statula),
kemudian diwadahi cawan
2) Pengambilan sampel dengan cara

a) Moisture Content ( Kandungan air)


Kandungan air dalam batubara sangat menentukan kualitas
dari batubara tersebut, karena semakin tinggi moisture content,
maka semakin rendah kualitas batubara.
Cara Analisa Moisture Content
1. Lakukan kalibrasi pada timbangan yang akan dipakai.
2. Lakukan penimbangan pada wadah yang digunakan, yakni
cawan (gr).
3. Nolkan timbangan dan masukkan batubara/sampel sebanyak 1
gr (mo).
4. Lakukan penimbangan kembali berat cawan/wadah dan sampel
(M1).
5. Hidupkan oven dengan mengatur suhunya pada 1070 C.

4
6. Setelah oven mencapai suhu 1070 C, masukkan sampel ke
dalam oven biarkan selama 1 jam ( pada saat sampel
dimasukkan ke dalam oven, tutup cawan dibuka).
7. Angkat wadah sambil memasang tutupnya dan dinginkan dalam
desikator selama 20-30 menit.
8. Setelah dingin lakukan penimbangan kembali ( M2).
9. Lakukan perhitungan moisture (Ms) dengan menggunakan
rumus.

Ms = (( M3)/ mo) x 100%

Keterangan :
Ms = Moisture content (kandungan air)
M1 = Berat cawan (wadah) dan sampel sebelum dioven (gr)
M2 = Berat cawan (wadah) dan sampel setelah dioven (gr)
M3 = M1 - M2
mo = berat sampel sebelum dioven (gr)

TABEL 1
TOLERANSI ANTAR SAMPEL PENGUJIAN MOISTURE
CONTENT

% Moisture content % Toleransi


5.0 0.2
5.1 10 0.3
10.1 16 0.4
>16 0.5

b) Ash Content Analysis


Ash analysis adalah analisa kandungan abu, yang abu ini
merupakan bagian yang tersisa akibat pembakaran zat organik
didalam batubara.
Langkah Kerja
1. Lakukan kalibrasi timbangan pada posisi yang benar.

5
2. Lakukan penimbangan cawan porselin berbentuk panjang, gr
(bc).
3. Lakukan penimbangan sample sebanyak 1 gr (mo).
4. Lakukan perataan sampel didalam cawan porselin dan
masukkan kedalam tungku pembakar.
5. Setting alat pembakar pada temperatur 815 C0.
6. Lakukan pembakaran dengan suhu 815 C0 selama 2 jam 40
menit, dengan langkah pembakaran sebagai berikut :
a. 00 - 500 C0 (dalam proses naik selama 1 jam)
0 0
b. 500 - 500 C (tahan pada suhu ini selama 10 menit)
c. 5010 - 815 C0 (dalam proses naik selama 30 menit),
menahan suhu dilakukan agar pembakaran dapat terjadi
secara merata dan sempurna.
7. Setelah pembakaran selesai buka tungku dan biarkan terbuka
untuk menurunkan panas tungku.
8. Setelah dingin ambil cawan yang berisi abu kemudian
masukkan kedalam desikator.
9. Timbang berat sampel setelah dibakar (M2) dalam gr
10. Hitunglah : Ash-(M2/mo) x 100%

Keterangan :
M2 = berat sampel setelah dibakar (gr)
Mo = berat sampel sebelum dibakar (gr)

TABLE 2
TOLERANSI ANTAR SAMPLE PENGUJIAN ASH CONTENT

% Ash Content % Toleransi


10,0 0,2
10,1-20,0 0,3
20,0 0,4

Toleransi yang dimaksud disini adalah selisih antara


kandungan abu sampel 1 dan 2 bila kandungan abu 10,0 %
perbedaanya tidak boleh lebih dari 0,2 %.

c) Volatile matter (Zat Terbang)


Volatile matter (zat terbang) merupakan hal yang sangat
penting dan perlu diketahui dalam analisa proksimat. Jika nilai Vm
tinggi dari batubara berarti batubara tersebut mudah terbakar

6
(Spontaneous Combustion) dan jika nilai Vm kecil maka batubara
sulit terbakar.

Vm = ((M2/mo) x 100 %)) Ms

M2 = Kehilangan berat sampel setelah dioven, grm, yakni (Mo-


M1)
Mo = Berat cawan dan sampel sebelum dioven
mo = Berat sampel sebelum dioven
M1 = Berat cawan dan sample setelah dioven, gr
Ms = Moisture Content, %

Langkah Kerja
1. Lakukan kalibrasi pada timbangan terlebih dahulu (atur agar
bintik udara pas ditengah lingkaran pada sudut kiri bawah)
2. Lakukan pengaturan suhu oven pada temperatur 900 C0
(setalah 900 C0 biarka selama 1 jam)
3. Lakukan penimbangan cawan dalam keadaan kosong, gr
4. Kembalikan timbangan pada keadaan nol (dalam keadaan
wadah tetap didalam timbangan)
5. Lakukan penimbangan sample sebanyak 1 gr (M0)
6. Masukkan sample dengan keadaan mangkok tertutup kedalam
tungku selama 7 menit
7. Keluarkan sample dan dinginkan di dalam desikator
8. Lakukan penimbangan berat cawan dan sample setelah dibakar
(M1),gr
9. Kehilangan berat M2 = M0 M1, gr
10. Tentukan Vm, yakni = ((M2/mol) x 100 %)) Ms
TABEL 3
TOLERANSI ANTAR SAMPLE PENGUJIAN VOLATILE
MATTER
Volatile matter % toleransi
50 0.4
> 50 0.6

7
Apabila batubara yang dianalisa diketahui jenis bituminous,
yakni diperoleh dari angka fuel ratio , maka dari angka volatile
matter batubara tersebut rank volatile dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
TABEL 4
RANK VOLATILE MATTER BATUBARA BITUMINOUS

Klasifikasi Menurut Asosiasi


Klasifikasi Menurut ASTM, %
Kokas, %
Low volatile coal < 20
Low volatile coal 14 22
Medium volatile coal 20 25
Medium volatile coal 23 31
Medium volatile coal 25 30
High volatile coal > 31
High volatile coal > 30

d) Fixed Carbon
Fixed carbon = 100% - % moisture - % ash - % volatile matter

8
BAB III

PENENTUAN NILAI BATUBARA LAINNYA

A. Fuel Ratio
Kandungan zat terbang dan karbon tetap dalam analisa proximate,
menunjukkan kandungan efektif batubara sebagai bahan bakar. Fuel ratio
merupakan ratio antara fixed carbon dengan volatile matter yang ditunjukkan
oleh persamaan berikut ini :
carbon ,
Fuel Ratio = volatile matter ,

B. Peringkat (Rank Batubara)


Peringkat (rank batubara) seperti brown coal atau lignite , bituminous,
anthracite dapat ditentukan dengan angka Fuel Ratio (FR), dimana apabila :
- FR < 1 maka rank (kelas batubaranya) adalah brown coal atau lignite
- FR 1 4 rank (kelas batubaranya) adalah bituminous
- FR > 4 rank (kelas batubaranya) antrachite (batubara tidak bersap)
Nilainya akan naik secara significant sebanding dengan tingkat
pembatubaraan yang terjadi . Karena itu fuel ratio merupakan salah satu
parameter didalam penentuan klasifikasi ataupun karakteristik khusus batubara.

C. Pendekatan Spesific Gravity Batubara


Adanya kandungan abu pada batubara akan meningkatkan berat jenis dari
batubara , dimana setiap 1% kandungan abu (ash content), berat jenis batubara
akan meningkat sebesar 0, 01 yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1,25 +
0,01X % kandungan abu (ash content)
Dengan menggunakan rumus diatas , peningkatan berat jenis batubara
dapat dihitung .

9
D. Determinasi Density dan Spesific Gravity Batubara
Sample hasil preparasi berukuran minus 5 mm dilakukan pengukuran
dengan wadah yang volumenya 20 cc dan penimbangan sebanyak 30 kali.
Hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
TABEL 5.
PENGUKURAN DENSITY DAN SPECIFIC GRAVITY BATUBARA

Specifi
N Berat , Volume, Density, Volume x Volume x
c
o gr cc gr/cc density specific gravity
gravity
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

10
26
27
28
29
30
Volume, Volume Volume x specific
cc x density gravity
= =
=

Density batubara dapat dihitung dengan membagi berat sample, dan


satuannya adlah gr/cc. sedangkan specivic gravity dihitung dengan membagi
berat sample dengan berat volume air sebesar volume sample batubara
tersebut. Berat 1cuft air = 62,5 lb, 1lb = 450 gr, berat 1cuft air (28300 cc) =
28125 gr, maka berat 1cc air = 0,9938 gr ~ 1 gr
Angka specivic gravity sama dengan angka density, tetapi specivic
gravity tanpa satuan. Sedangkan average density dan average specivic gravity
dihitung dengan ketentuan berikut :
Average specivic density, gr/cc = Volume x Density / Volume
Average specivic gravity = Volume x Specivic / Volume

11
BAB IV

PENCUCIAN BATUBARA

Pemisahan kotoran batubara dapat menggunakan metoda gravity separation


dengan alat seperti DMS, jig, sluice, shaking table, air table, spiral, vanner.
Batubara yang mempunyai specivic gravity yang kecil atau ringan (1,1-
1,486), akan terpisah dari kotorannya yang mempunyai specivic gravity yang
lebih besar atau berat, semisal gravel, pasir (1,7) akibat arus air yang mengalir.
Perhatikan gambar berikut :

GAMBAR 2

LABORATORY TABLE

A. Hal- Hal Yang Harus Dikerjakan


1. Persiapkan air cuci sebanyak 1 tedmond yang berukuran 100 liter
2. Periksa apakah air dari tedmond bisa mengalir ke shaking table
3. Periksa apakah shaking table bisa bekerja (bisa dihidupkan)

B. Persiapan Sample
Siapkan batubara dan gravel (kerikil) yang berukuran -4+6 sebanyak
masing-masing 200 kg, kemudian campurkan.

12
C. Pencucian Batubara
1. Alirkan air cuci ke sluice box
2. Masukkan feed ke feed box sedikit demi sedikit
3. Lihat dan perhatikan apakah terjadi pemisahan antara batubara dengan
kerikil, dimana kerikil menyangkut di riffle dan bergerak menuju tempat
material berat, sedangkan batubara mengalir kearah kemiringan table, kesisi
depan shaking table (disebut clean coal product). Jika belum terpisah secara
baik atur lagi, yakni tambah debit aliran cuci (wash water).
4. Perhatikan product batubara apakah sudah bersih ataukah belum. Jika belum
bersih dimana masih banyak kerikil yang bercampur dengan batubara, maka
lakukan secondary processing, dimana produk batubara pada primary
processing sebagai feed.

D. Kadar Batubara
Menghitung kadar batubara pada feed dan pada concentrate
Menghitung kadar batubara pada feed dan pada concentrate dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Kadar batubara pada feed
Jumlah butir batubara pada feed x specific gravity batubara
(Jumlah butir batubara pada feed x specific gravity batubara) + (jumlah butir batu kerikil
pada feed x specific batu kerikil)
2. Kadar batubara pada Concentrate
Jumlah butir batubara pada concentrate x specific gravity batubara
(Jumlah butir batubara pada concentrate x specific gravity batubara) + (jumlah butir batu
kerikil pada concentrate x specific batu kerikil)

E. Kadar batubara pada concentrate Recovery Pencucian Batubara


Recovery pencucian batubara artinya banyaknya batubara yang diperoleh
(yang terkonsentrasi) pada konsentrate atau pada clean coal product dibanding
dengan batubara yang terdapat pada feed atau dirty coal. Recovery pencucian
(R) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Cc
x 100
R= Ff

Dimana :
R = recovery, %
C = berat concentrate (clean coal), kg
c = kadar batubara pada concentrate (clean coal), %
F = berat feed, kg

13
f = kadar batubara pada feed (dirty coal), %

14
LAMPIRAN A

DATA DAN HASIL ANALISA PROXIMATE

A. Analisa Moisture Content


1. Free Moisture
Data : Berat sample + cawan (awal) = 43,58 gr
Berat cawan = 37,08 gr
Berat sample = 6,50 gr
Berat sample + cawan (akhir) = 43,44 gr
Berat akhir berat awal = 0,14 gr
Hasil :
FM = berat akhir berat awal x 100 %
berat sample
= 0,14 gr x 100 %
6,5 gr
= 2,154 %
2. Inherent Moisture
Data : Berat sample + cawan (awal) = 25,00 gr
Berat cawan = 24,00 gr
Berat sample = 1,00 gr
Berat akhir + tutup cawan = 34,52 gr
Berat tutup cawan = 10,56 gr
Berat akhir tanpa tutup = 24,86 gr
Berat akhir berat awal = 0,14 gr

15
Hasil :
IM = berat akhir berat awal x 100 %
berat sample
= 0,14 gr x 100 %
1 gr
= 14 %
Jadi total moisture (TM)
TM = Free moisture + Inherent moisture
= 2,154 % + 14 %
= 16,154 %
B. Analisa Ash Content
1. Sample A
Data : Berat sample + cawan (awal) = 22,08 gr
Berat cawan = 21,08 gr
Berat sample = 1,00 gr
Berat sample + cawan (akhir) = 21,16 gr
Berat sample setelah pembakaran = 21,16 gr 21,08 gr
= 0,08 gr
Hasil :
Ash content = berat sample setelah pembakaran x 100 %
berat sample
= 0,08 gr x 100 %
1 gr
=8%
2. Sample B
Data : Berat sample + cawan (awal) = 27,18 gr
Berat cawan = 26,18 gr
Berat sample = 1,00 gr
Berat sample + cawan (akhir) = 26,24 gr
Berat sample setelah pembakaran = 26,24 gr 26,18 gr
= 0,06 gr
Hasil :
Ash content = berat sample setelah pembakaran x 100 %
berat sample
= 0,06 gr x 100 %
1 gr
=6%
C. Analisa Volatile Matter
Data : Berat cawan = 23,70 gr
Berat sample = 1 gr
Berat sample + cawan (awal) = 24,70 gr
Berat sample + cawan (akhir) = 24,20 gr
Berat awal berat akhir = 24,70 gr 24,20 gr

16
= 0,5 gr
Hasil :
Volatile Matter = ( berat awal akhir x 100 %) Inherent moisture
Berat sample
= ( 0,5 gr x 100 %) 14 %
1 gr
= 50 %- 14 %
= 36 %
D. Analisa Fixed Carbon
Fixed Carbon = 100 % - % moisture - % ash - % volatile matter
= 100 % - 16,154 % - 7 % - 36 %
= 40,846 %
E. Penentuan Nilai Batubara Lainnya
1. Fuel Ratio = Fixed Carbon %
Volatile Matter %
= 40,846 %
36 %
= 1,134

2. Rank Batubara
Karena fuel ratio batubara tersebut adalah 1,134 maka peringkat
batubara tersebut adalah bituminous.

17
18
LAMPIRAN B

DATA DAN HASIL DETERMINASI DENSITY DAN SPECIFIC GRAVITY

No Berat Density, Specific Berat x Berat x Specific


Volume,cc
, , gr gr/cc Gravity Density Gravity
1 3,5 3,36 1,042 1,042 3,501 3,501
2 9,62 9,522 1,010 1,010 9,827 9,827
3 6,72 5,814 1,156 1,156 6,721 6,721
4 7,52 6,8 1,106 1,106 7,521 7,521
5 15,12 13,524 1,118 1,118 15,119 15,119
6 5,42 4,68 1,158 1,158 5,419 5,419
7 10,74 6,912 1,554 1,554 10,741 10,741
8 4,42 4,032 1,096 1,096 4,419 4,419
9 4,9 4,352 1,126 1,126 4,900 4,900
10 7,76 7,038 1,103 1,103 7,756 7,756
11 2,24 1,68 1,333 1,333 2,239 2,239
12 6,02 5,852 1,029 1,029 6,016 6,016
13 2,34 2,112 1,108 1,108 2,340 2,340
14 16,1 14,25 1,130 1,130 16,088 16,088
15 3,92 3,51 1,117 1,117 3,921 3,921
16 3,14 2,176 1,443 1,443 3,139 3,139
17 4,08 3,78 1,079 1,079 4,078 4,078
18 11,46 10,08 1,137 1,137 11,461 11,461
19 8,6 8,74 0,984 0,984 10,523 10,523
20 4,08 3,36 1,214 1,214 4,079 4,079
21 12,26 10,773 1,138 1,138 12,259 12,259
22 15,42 12,528 1,231 1,231 15,660 15,660
23 3,48 2,73 1,275 1,275 3,481 3,481
24 2,8 1,95 1,436 1,436 2,800 2,800
25 4,52 3,825 1,182 1,182 4,521 4,521
26 2,2 1,5 1,467 1,467 2,200 2,200

19
27 2,94 2,808 1,047 1,047 2,948 2,948
28 6,3 5,202 1,211 1,211 6,294 6,294
29 1,82 1,65 1,103 1,103 1,819 1,819
30 2,94 2,54 1,157 1,157 2,939 2,939
Jumlah 167,08 194,761 194,761

Average density, gr/cc =194,761 = 1,16 gr/cc


167,08

Average Specific Gravity =194,761 = 1,16


167,08

1cm = 0,01m = 0,032808 ft


1cc = 0,000001 m3 = 0,0000353134 cuft
1cuft = 62,5 lb, 1lb = 0,45 kg = 450 gr
0,0000353134 cuft = 0,993189375 gr

Jadi berat 1 cc air pada temperatur 4C = 0,993189375 gr

LAMPIRAN C

20
DATA DAN HASIL PENCUCIAN BATUBARA

A. Kadar batubara pada feed


Dari hasil praktikum didapatkan data-data sebagai berikut :
Jumlah butir batubara : 1320 butir
Jumlah butir kerikil : 339 butir
Spesific gravity batubara : 1.2
Spesific gravity kerikil : 1.6
Maka kadar batubara pada feed adalah :
=

jumla h butir batubara x SG batubara


( jumla h butir batubara x SG batubara )+( jumla h butir kerikil x SG kerikil)
1320 x 1.2
= ( 1320 x 1.2 ) +(339 x 1.6)
1584
= 1584 +524.4
1584
= 2126.4

= 0.745 = 74,5 %

B. Kadar Batubara Pada Konsentrat


Dari hasil praktikum didapatkan data-data sebagai berikut :
Jumlah butir batubara : 564 butir
Jumlah butir kerikil : 46 butir
Spesific gravity batubara : 1.2
Spesific gravity kerikil : 1.6
Maka kadar batubara pada konsentrat adalah :
jumlah butir batubara x SG batubara
= ( jumlah butir batubara x SG batubara )+( jumlah butir kerikil x SG kerikil)

21
564 x 1.2
= ( 564 x 1.2 ) +( 46 x 1.6)

676.8
= 676.8+ 73.6

676.8
= 750.4

= 0.902 = 90,20 %

C. Recovery
Dari hasil praktikum didapatkan data-data sebagai berikut :
kadar batubara pada feed (f) : 0,745
kadar batubara pada konst. (k) : 0,902
berat feed (F) : 3,28 kg
berat konsentart (C) : 1,87 kg
Maka recovery pencucian batubara adalah :
Cc
x 100
R = Ff

1,87 x 0,902
x 100
= 3,28 x 0,745

= 0,6903x 100 %
= 69,03%

22

Anda mungkin juga menyukai