PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk melaksanakan praktikum perlu ada pedoman praktikum yang
membuat urutan-urutan yang harus dijalani sehingga menghasilkan praktikum
yang baik, maka dibuatlah suatu tuntunan praktikum batubara (analisa dan
pencucian)
B. Tujauan
Untuk mempermudah proses praktikum, mengetahui urutan-urutan,
mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam praktikum, alat-alat apa saja yang
harus digunakan, sehingga mempermudah dan mempercepat pekerjaan
praktikum serta memperoleh hasil paraktikum yang baik
C. Manfaat
Manfaat tuntunan praktikum ini yaitu diketahui urutan-urutan pekerjaan
dalam proses praktikum, mengetahui alat yang digunakan, mengetahui tata cara
praktikum yang sangat berguna baik bagi pembimbing maupun untuk peserta
praktikum dalam melaksanakan praktikum
1
BAB II
ANALISA BATUBARA
2
Metode reduksi dengan menggunakan Riffle Driver.
Metode reduksi dengan menggunakan mesin reduksi ( alat pembagi
sample).
Metode reduksi berdasarkan proporsi masing-masing ukuran butir.
Metode conical quartering dan alternate shovel sebenarnya dapat pula
dipakai, tetapi karena tingkat kesalahannya besar sebaiknya dihindari
pemakaiannya.
GAMBAR 1
CARA PENGAMBILAN SAMPLE BATUBARA
B. Preparasi Contoh
Adalah mempersiapkan sample sampai sample siap untuk dilakukan
analisa, dengan melalui tahapan-tahapan berikut ini:
1. Pengeringan, jika sampel masih basah dan sulit untuk digerus.
2. Memperkecil ukiran partikel, dengan cara milling ( crushing dan grinding)
yang disebut sebagai reduction.
3. Mencampurkan (mixing) agar sample menjadi homogen, bisa menggunakan
splitter.
4. Mengurangi berat sample dengan cara membaginya menjadi dua bagian atau
lebih yang disebut divison, bisa menggunakan splitter.
C. Analisa Contoh
1. Tujuan
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui beberapa karakteristik, atau
sifat batubara, yang didapatkan dalam bentuk % berat (%W), dan variabel
yang diamati terdiri dari analisa :
a. Moisture
3
b. Ash Content
c. Volatile Matter
d. Fixed Carbon
Sebelum melakukan analisa ini perlu dilakukan persiapan sampel
sebagai berikut :
a. Ambil Batubara dari beberapa tempat pada suatu tumpukan
batubara/stockpile ( batubara yang belum dicuci).
b. Reduksi ukuran sampel sampai menjadi 0,5-1 cm dengan menggunakan
jaw crusher, atau alat peremuk lainnya.
c. Reduksi jumlah sampel tersebut dengan menggunakan splitter.
d. Lakukan pengeringan atau pengovenan (pengeringan batubara ke dalam
oven dengan suhu 700 C selama 1 hari).
e. Angin-anginkan pada suhu kamar.
f. Lakukan peremukan atau penggerusan sampel terlebih dahulu dengan
menggunakan jaw crusher, beater mill untuk membuat sampel berukuran
antara 0,2-0,25 mm (65-60 mesh).
g. Ambil sampel beberapa bagian secara proporsional, semisal
1) Membagi sampel ke bentuk kotak-kotak sama sisi kemudian batubara
yang berada dalam kotak diambil sebanyak 1 sendok sampel (statula),
kemudian diwadahi cawan
2) Pengambilan sampel dengan cara
4
6. Setelah oven mencapai suhu 1070 C, masukkan sampel ke
dalam oven biarkan selama 1 jam ( pada saat sampel
dimasukkan ke dalam oven, tutup cawan dibuka).
7. Angkat wadah sambil memasang tutupnya dan dinginkan dalam
desikator selama 20-30 menit.
8. Setelah dingin lakukan penimbangan kembali ( M2).
9. Lakukan perhitungan moisture (Ms) dengan menggunakan
rumus.
Keterangan :
Ms = Moisture content (kandungan air)
M1 = Berat cawan (wadah) dan sampel sebelum dioven (gr)
M2 = Berat cawan (wadah) dan sampel setelah dioven (gr)
M3 = M1 - M2
mo = berat sampel sebelum dioven (gr)
TABEL 1
TOLERANSI ANTAR SAMPEL PENGUJIAN MOISTURE
CONTENT
5
2. Lakukan penimbangan cawan porselin berbentuk panjang, gr
(bc).
3. Lakukan penimbangan sample sebanyak 1 gr (mo).
4. Lakukan perataan sampel didalam cawan porselin dan
masukkan kedalam tungku pembakar.
5. Setting alat pembakar pada temperatur 815 C0.
6. Lakukan pembakaran dengan suhu 815 C0 selama 2 jam 40
menit, dengan langkah pembakaran sebagai berikut :
a. 00 - 500 C0 (dalam proses naik selama 1 jam)
0 0
b. 500 - 500 C (tahan pada suhu ini selama 10 menit)
c. 5010 - 815 C0 (dalam proses naik selama 30 menit),
menahan suhu dilakukan agar pembakaran dapat terjadi
secara merata dan sempurna.
7. Setelah pembakaran selesai buka tungku dan biarkan terbuka
untuk menurunkan panas tungku.
8. Setelah dingin ambil cawan yang berisi abu kemudian
masukkan kedalam desikator.
9. Timbang berat sampel setelah dibakar (M2) dalam gr
10. Hitunglah : Ash-(M2/mo) x 100%
Keterangan :
M2 = berat sampel setelah dibakar (gr)
Mo = berat sampel sebelum dibakar (gr)
TABLE 2
TOLERANSI ANTAR SAMPLE PENGUJIAN ASH CONTENT
6
(Spontaneous Combustion) dan jika nilai Vm kecil maka batubara
sulit terbakar.
Langkah Kerja
1. Lakukan kalibrasi pada timbangan terlebih dahulu (atur agar
bintik udara pas ditengah lingkaran pada sudut kiri bawah)
2. Lakukan pengaturan suhu oven pada temperatur 900 C0
(setalah 900 C0 biarka selama 1 jam)
3. Lakukan penimbangan cawan dalam keadaan kosong, gr
4. Kembalikan timbangan pada keadaan nol (dalam keadaan
wadah tetap didalam timbangan)
5. Lakukan penimbangan sample sebanyak 1 gr (M0)
6. Masukkan sample dengan keadaan mangkok tertutup kedalam
tungku selama 7 menit
7. Keluarkan sample dan dinginkan di dalam desikator
8. Lakukan penimbangan berat cawan dan sample setelah dibakar
(M1),gr
9. Kehilangan berat M2 = M0 M1, gr
10. Tentukan Vm, yakni = ((M2/mol) x 100 %)) Ms
TABEL 3
TOLERANSI ANTAR SAMPLE PENGUJIAN VOLATILE
MATTER
Volatile matter % toleransi
50 0.4
> 50 0.6
7
Apabila batubara yang dianalisa diketahui jenis bituminous,
yakni diperoleh dari angka fuel ratio , maka dari angka volatile
matter batubara tersebut rank volatile dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
TABEL 4
RANK VOLATILE MATTER BATUBARA BITUMINOUS
d) Fixed Carbon
Fixed carbon = 100% - % moisture - % ash - % volatile matter
8
BAB III
A. Fuel Ratio
Kandungan zat terbang dan karbon tetap dalam analisa proximate,
menunjukkan kandungan efektif batubara sebagai bahan bakar. Fuel ratio
merupakan ratio antara fixed carbon dengan volatile matter yang ditunjukkan
oleh persamaan berikut ini :
carbon ,
Fuel Ratio = volatile matter ,
9
D. Determinasi Density dan Spesific Gravity Batubara
Sample hasil preparasi berukuran minus 5 mm dilakukan pengukuran
dengan wadah yang volumenya 20 cc dan penimbangan sebanyak 30 kali.
Hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
TABEL 5.
PENGUKURAN DENSITY DAN SPECIFIC GRAVITY BATUBARA
Specifi
N Berat , Volume, Density, Volume x Volume x
c
o gr cc gr/cc density specific gravity
gravity
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
10
26
27
28
29
30
Volume, Volume Volume x specific
cc x density gravity
= =
=
11
BAB IV
PENCUCIAN BATUBARA
GAMBAR 2
LABORATORY TABLE
B. Persiapan Sample
Siapkan batubara dan gravel (kerikil) yang berukuran -4+6 sebanyak
masing-masing 200 kg, kemudian campurkan.
12
C. Pencucian Batubara
1. Alirkan air cuci ke sluice box
2. Masukkan feed ke feed box sedikit demi sedikit
3. Lihat dan perhatikan apakah terjadi pemisahan antara batubara dengan
kerikil, dimana kerikil menyangkut di riffle dan bergerak menuju tempat
material berat, sedangkan batubara mengalir kearah kemiringan table, kesisi
depan shaking table (disebut clean coal product). Jika belum terpisah secara
baik atur lagi, yakni tambah debit aliran cuci (wash water).
4. Perhatikan product batubara apakah sudah bersih ataukah belum. Jika belum
bersih dimana masih banyak kerikil yang bercampur dengan batubara, maka
lakukan secondary processing, dimana produk batubara pada primary
processing sebagai feed.
D. Kadar Batubara
Menghitung kadar batubara pada feed dan pada concentrate
Menghitung kadar batubara pada feed dan pada concentrate dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Kadar batubara pada feed
Jumlah butir batubara pada feed x specific gravity batubara
(Jumlah butir batubara pada feed x specific gravity batubara) + (jumlah butir batu kerikil
pada feed x specific batu kerikil)
2. Kadar batubara pada Concentrate
Jumlah butir batubara pada concentrate x specific gravity batubara
(Jumlah butir batubara pada concentrate x specific gravity batubara) + (jumlah butir batu
kerikil pada concentrate x specific batu kerikil)
Cc
x 100
R= Ff
Dimana :
R = recovery, %
C = berat concentrate (clean coal), kg
c = kadar batubara pada concentrate (clean coal), %
F = berat feed, kg
13
f = kadar batubara pada feed (dirty coal), %
14
LAMPIRAN A
15
Hasil :
IM = berat akhir berat awal x 100 %
berat sample
= 0,14 gr x 100 %
1 gr
= 14 %
Jadi total moisture (TM)
TM = Free moisture + Inherent moisture
= 2,154 % + 14 %
= 16,154 %
B. Analisa Ash Content
1. Sample A
Data : Berat sample + cawan (awal) = 22,08 gr
Berat cawan = 21,08 gr
Berat sample = 1,00 gr
Berat sample + cawan (akhir) = 21,16 gr
Berat sample setelah pembakaran = 21,16 gr 21,08 gr
= 0,08 gr
Hasil :
Ash content = berat sample setelah pembakaran x 100 %
berat sample
= 0,08 gr x 100 %
1 gr
=8%
2. Sample B
Data : Berat sample + cawan (awal) = 27,18 gr
Berat cawan = 26,18 gr
Berat sample = 1,00 gr
Berat sample + cawan (akhir) = 26,24 gr
Berat sample setelah pembakaran = 26,24 gr 26,18 gr
= 0,06 gr
Hasil :
Ash content = berat sample setelah pembakaran x 100 %
berat sample
= 0,06 gr x 100 %
1 gr
=6%
C. Analisa Volatile Matter
Data : Berat cawan = 23,70 gr
Berat sample = 1 gr
Berat sample + cawan (awal) = 24,70 gr
Berat sample + cawan (akhir) = 24,20 gr
Berat awal berat akhir = 24,70 gr 24,20 gr
16
= 0,5 gr
Hasil :
Volatile Matter = ( berat awal akhir x 100 %) Inherent moisture
Berat sample
= ( 0,5 gr x 100 %) 14 %
1 gr
= 50 %- 14 %
= 36 %
D. Analisa Fixed Carbon
Fixed Carbon = 100 % - % moisture - % ash - % volatile matter
= 100 % - 16,154 % - 7 % - 36 %
= 40,846 %
E. Penentuan Nilai Batubara Lainnya
1. Fuel Ratio = Fixed Carbon %
Volatile Matter %
= 40,846 %
36 %
= 1,134
2. Rank Batubara
Karena fuel ratio batubara tersebut adalah 1,134 maka peringkat
batubara tersebut adalah bituminous.
17
18
LAMPIRAN B
19
27 2,94 2,808 1,047 1,047 2,948 2,948
28 6,3 5,202 1,211 1,211 6,294 6,294
29 1,82 1,65 1,103 1,103 1,819 1,819
30 2,94 2,54 1,157 1,157 2,939 2,939
Jumlah 167,08 194,761 194,761
LAMPIRAN C
20
DATA DAN HASIL PENCUCIAN BATUBARA
= 0.745 = 74,5 %
21
564 x 1.2
= ( 564 x 1.2 ) +( 46 x 1.6)
676.8
= 676.8+ 73.6
676.8
= 750.4
= 0.902 = 90,20 %
C. Recovery
Dari hasil praktikum didapatkan data-data sebagai berikut :
kadar batubara pada feed (f) : 0,745
kadar batubara pada konst. (k) : 0,902
berat feed (F) : 3,28 kg
berat konsentart (C) : 1,87 kg
Maka recovery pencucian batubara adalah :
Cc
x 100
R = Ff
1,87 x 0,902
x 100
= 3,28 x 0,745
= 0,6903x 100 %
= 69,03%
22