Anda di halaman 1dari 1

Rizal Noviar135110800111002Etnografi Asia Timur

Review Kimono and the Construction of Gendered and Cultural Identities by Ofra Goldstein-
Gidoni

Kimono, sebagaimana dibahas dalam artikel tersebut merupakan simbol feminim dan
sebuah pakaian nasional Jepang. Kemudian juga dibahas bagaimana perbedaan pakaian Jepang
dan Barat merupakan bagian dari sebuah proses atas konstruksi gender dan identitas kebudayaan
pada era modern saat ini di Jepang.

Pakaian kimono tidak hanya sekedar sebagai identitas kebangsaan dan kearifan lokal dalam
masyarakat Jepang, sebab pada era masa kini Jepang telah membawa dampak pada eksistensi
pakaian kimono sebagai budaya. Dalam perkembangannya, lambat laun kimono mulai tergusur
oleh arus globalisasi budaya barat. Satu hal yang pasti bahwa nilai-nilai tradisi dari kimono
masih tetap tinggal dan berakar dalam masyarakat Jepang.

Kita bisa melihat bahwa pakaian kimono yang menunjukkan konsistensi model dan
karakter yang tidak pernah berubah. Meskipun dengan kuatnya pengaruh perkembangan model
pakaian modern di Jepang seperti harajuku masih tidak dapat menyentuh pakaian kimono yang
memiliki nilai filosofis tersendiri. Sebagaimana nilai-nilai yang coba dituangkan dalam kimono
seperti kesopanan, kerapian, keteraturan, dan kepatuhan masih menjadi nilai utama bagi
masyarakat Jepang secara umum. Di sisi lain, kimono juga menggambarkan sebagai simbol
penghargaan atas kaum perempuan yang menjaga adat ketimuran bahwa perempuan berpakaian
yang sopan dan pantas di depan umum. Akan tetapi, apabila perempuan yang berpakaian kimono
itu disimbolkan sebagai simbol feminim, perempuan yang seharusnya atau perempuan yang
ideal, bukankah konsep ini justru membuat kaum perempuan terkekang dan tidak bebas atas
pilihan berpakaian?

Anda mungkin juga menyukai