PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan komoditas
perkebunan yang memiliki prospek yang sangat baik sebagai sumber devisa.
Kualitas biji kakao Indonesia tergolong rendah sehingga 40% dari 300.000 ton
menyebabkan potongan harga yang cukup tinggi sekitar 15% dari harga rata-rata
kakao dunia. Salah satu penyebab rendahnya kualitas biji kakao adalah adanya
infestasi serangga hama, padahal persyaratan kualitas/mutu biji kakao adalah tidak
adanya serangga hidup dalam biji kakao yang dapat menyebabkan penahanan
proporsi mencapai 75% dari buah segar. Kulit buah kakao segar mengandung
kadar air yang tinggi sehingga mudah menjadi busuk. Penggunaan kulit buah
kakao sebagai mulsa yang disebar disekeliling tanaman dapat menjadi tempat
kakao karena secara langsung dapat menurunkan produksi kakao. Salah satu
alternatif yang mungkin adalah pemanfaatan kulit buah kakao sebagai bahan
pakan. Efektivitas pemanfaatan kulit buah kakao dibatasi oleh komposisi nutrisi
yang kurang baik, terutama kandungan protein yang rendah dan komponen
lignoselulosa yang tinggi. Nilai manfaat hasil ikutan pertanian sebagai bahan
diantaranya adalah senyawa polifenol yang erat kaitannya sebagai zat yang
2
Kakao mengandung total fenol dan kapasitas antioksidan yang lebih tinggi
kakao terhadap kesehatan, baik secara in vitro maupun in vivo. Konsumsi kakao
darah setelah dua jam mengkonsumsi coklat. Bubuk kakao bebas lemak yang
berasal dari perkebunan Indonesia mempunyai aktivitas antiradikal bebas pada sel
bubuk kakao bebas lemak tidak bersifat toksik terhadap sel limfosit. Dengan
demikian tidak akan bersifat toksik terhadap sel tubuh organisme. Oleh karena itu
komoditas penghasil devisa negara tetapi biji cacao juga merupakan satu-satunya
bahan utama dalam pembuatan coklat. Selain itu kakao pun banyak digunakan
sebagai bahan utama dalam beberapa produk kosmetik, industry farmasi dan lain
rendah akibat serangan hama penggerek buah kakao (PBK), mutu produk dan
jumlah masih rendah serta masih belum optimalnya pengembangan produk kakao
serta penyediaan jumlah bibit kakao yang unggul. Hal ini menjadi suatu tantangan
sebagai peluang untuk mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang lebih
salah satu usaha untuk meningkatkan produksi kentang sudah sangat membudaya
dan para petani telah menganggap bahwa pupuk dan cara pemupukan sebagai
salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha taninya.
mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk Organik Cair. Pupuk organik
ini diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak, kompos, limbah alam, hormon
tumbuhan dan bahan-bahan alami lainnya yang diproses secara alamiah selama 4
bulan. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
pertumbuhan secara umum, terutama pada fase vegetatif yang berperan dalam
pembentukan klorofil, asam amino, enzim dan persenyawa lain. Untuk Fospor (P)
penting bagi tanaman, unsur hara (P) juga bertugas mengedarkan energi keseluruh
dengan menggunakan POC NASA menunjukkan bahwa untuk analisis hasil usaha
Tujuan Penelitian
NPK Mutiara 16:16:16 terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.).
Hipotesa Penelitian
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test pada Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Daerah utama pertanaman kakao adalah hutan hujan tropis di Amerika Tengah,
o
tepatnya pada wilayah 18 Lintang Utara sampai 15o Lintang Selatan. Daerah
daerah dari selatan Meksiko sampai ke Bolivia dan Brazilia adalah tempat
Morfologi Tanaman
Akar
bisa sampai 8 meter kearah samping dan 15 meter ke arah bawah. Cokelat yang
tunggang. Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh struktur tanaman, air tanah
Batang
cabang primer. Letak cabang cabang primer itu tumbuh disebut jorqutte yang
tingginya adalah 1 2 meter. Ketinggian jorquette yang ideal adalah 1,2-1,5 meter
agar dapat tanaman dapat menghasilkan tajuk yang baik dan seimbang
(Syafaruddin, 2012).
Daun
Daun kakao terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Panjang daun
ujungnya tunas biasanya berwarna merah dan disebut daun flush, permukaannya
seperti sutera. Setelah dewasa, warna daun akan berubah menjadi hijau dan
permukaannya kasar. Pada umumnya daun daun yang terlindung lebih tua
warnanya bila dibandingkan dengan daun yang langsung terkena sinar matahari
(Syafaruddin, 2012).
Bunga
Jumlah bunga kakao mencapai 5.000 12.000 bunga per pohon pertahun,
tetapi jumlah buah matang yang dihasilkan hanya berkisar satu persen saja. Bunga
cokelat tergolong bunga sempurna, terdiri atas daun kelopak sebanyak 5 helai dan
benang sari sejumlah 10 helai. Diameter bunga 1,5 cm. Bunga di sangga oleh
tangkai bunga yang panjangnya 2- 4 cm. Tangkai bunga tersebut tumbuh dari
bantalan bunga pada batang atau cabang. Bantalan bunga pada cabang akan
Buah
Kulit buah mempunyai 10 alur dan tebalnya 1-3 cm. Pada waktu muda biji
menempel pada bagian kulit buah dan setelah matang terlepas dari kulit buah.
7
Buah yang masih muda disebut cherelle, kemudian sampai dengan tiga bulan
pertama akan terjadi cherelle wilt, yakni gejala spesifik dari buah kakao yang
disebut Physiological effect thiming, yaitu buah muda menjadi kering dan
mengeras. Buah yang sudah masak pada umumnya mempunyai dua warna yakni
kuning atau orange. Sekitar 5 atau 6 bulan sesudah proses penyerbukan buah
Syarat Tumbuh
Iklim
Sejumlah faktor iklim dan tanah kendala bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman kakao. Areal pertanaman kakao yang ideal adalah daerah yang bercurah
hujan 1.100 3.000 mm per tahun. Disamping kondisi fisik dan kima tanah, curah
hujan yang lebih menyebabkan serangan penyakit busuk buah. Temperatur sangat
Temperatur yang ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30o C 32o C. Kakao
sinar matahari tergantung umur tanaman. Tanaman muda yang baru ditanam
memerlukan sinar matahari sekitar 25% - 35% dari penyinaran penuh. Tanaman
Tanah
hara yang hilang melalui daun yang luruh.. Tanaman kakao dapat tumbuh pada
berbagi jenis tanah, asal persyaratan fisik dan kimia tanah yang berperan terhadap
pertumbuhan dan produksi kakao terpenuhi. Keasaman tanah (pH), kadar zat
organic, unsur hara, kapasitas adsorbs dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia
yang perlu diperhatikan sedangkan faktor fisiknya adalah kedalaman efktif, tinggi
8
permukaan ait tanah, drainase, struktur dan konsistensi tanah. Keasaman tanah
yang dikehendaki 6- 7,5 tidak lebih dari 8. Tekstur tanah lempung liat berpasir
dengan komposisi 30% 40% fraksi liat, 50% pasir dan 10% debu
(Prihastanti, 2011).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak
atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro
esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk
dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga
tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga bakal buah (Rizqiani, dkk, 2007).
hara makro yang berimbang yaitu NPK mutiara 16:16:16. Pupuk berbentuk padat
hara melalui pencucian, penguapan dan pengikatan menjadi senyawa yang tidak
kandungan haranya lebih lengkap, pengaplikasian lebih efisien dari segi tenaga
kerja, sifatnya tidak terlalu higroskopis sehingga tahan di simpan dan tidak cepat
menggumpal. Pupuk ini baik di gunakan sebagai pupuk awal maupun pupuk
Sumatera Utara, Jalan Tuar Kecamatan Amplas Medan, tepatnya pada ketinggian
laksanakan pada hari Selasa, 07 Maret 2017, pukul 11.10 WIB s/d selesai.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum Budidaya Tanaman Kakao, Kelapa
dan Tebu yaitu Benih kakao criolo, benih kakao forester, benih kakao trinatario,
bambu, pelepah kelapa sawit, polibag 20cm 30cm, fungisida Dithane M-45, dan
insektisida 25 EC.
10
dan Tebu yaitu meteran, kawat, parang, pisau, cangkul, gergaji, handspeyer,
I0 : Kontrol
I1 : 1 Minggu sekali
I2 : 2 Minggu sekali
Jumlah kombinasi perlakuan adalah 9 kombinasi, yaitu:
P1I1 P2I1 P3I1
P1I2 P2I2 P3I2
P1I3 P2I3 P3I3
Jumlah ulangan : 3 ulangan
Jumlah plot percobaan : 27 plot
Jumlah tanaman per plot : 5 tanaman
Jumlah tanaman sampel per plot : 3 tanaman
Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 135 tanaman
Luas plot percobaan : 70 cm 70 cm
Jarak antar plot : 50 cm
Jarak antar ulangan : 100 cm
Jarak tanam : 50 cm 50 cm
Tinggi plot : 30 cm
Analisis Data
Data hasil praktikum dianalisis dengan Rancangan Acak Kelompok
Faktorial Menggunakan sidik ragam kemudian diuji lanjut dengan Beda Nyata
Jujur, model linier dari Rancangan Acak Kelompok Faktorial adalah sebagai
berikut:
Yijk = + i + Pj + Ik + (PI)jk + ijk
Keterangan
Yijk : Hasil pengamatan dari faktor K taraf ke-j dan faktor S taraf ke-k pada
blok ke-i.
11
: Nilai tengah.
i : Pengaruh dari blok taraf ke-i.
Pj : Pengaruh dari faktor P taraf ke-j.
Ik : Pengaruh dari faktor I taraf ke-k.
(KS)jk : Pengaruh kombinasi dari faktor P taraf ke-j dari faktor I taraf ke-k
ijk : Pengaruh error dari faktor P taraf ke-j dan faktor I taraf ke-k serta blok
ke-i
PELAKSANAAN PENELITIAN
digunakan telah bersih dari gulma gulma yang tumbuh di areal yang digunakan.
Pencampuran media tanam menggunakan lapisan topsoil tanah dan kompos yang
tercampur rata.
Pengisian Polybag
Media tanam yang sudah dicampurkan dan diaduk hingga rata kemudian
cm dari permukaan polybag. Sebaiknya dalam waktu pengisian jangan sampai ada
seresah atau batu yang tercampur agar tidak mengganggu sistem perakaran bibit
kakao tersebut.
12
Penanaman Bibit
kakao telah berkecambah yang ditandai dengan munculnya plumula dan radikula
telah memiliki daun (fase serdadu). Pemindahan dilakukan dengan cara mencabut
setiap polybag.
Pemeliharaan
Penyisipan
Apabila ada tanaman kakao yang tidak tumbuh atau mati akan faktor
faktor tertentu, maka dapat dilakukan tindakan pengganti tanaman baru atau
penyisipan dari jenis yang sama usahakan bibit yang digunakan pertumbuhan nya
Penyiraman
Penyiraman bibit kakao dilakukan setiap pagi dan sore secara teratur dan
rutin. Penyiraman yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan
Penyiangan
Pemupukan
13
tanaman akan unsur hara karena pada saat pertumbuhan tanaman sangat
maksimal.
Parameter Pengamatan
Tinggi tanaman
mulai dari patok standard dengan ukuran patok 2 cm hingga ke titik tumbuh
Jumlah daun
daun yang telah terbuka sempurna dengan kriteria memiliki tangkai dan helaian
Luas daun
14
Perhitungan luas daun di lakukan dengan cara mengukur panjang dan lebar
= P x L x K.
Keterangan :
k = 0,76
Diameter Batang
sorong (vermier caliper), di ukur yang sejajar dari patok standard yang telah di
buat.
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
Ulangan I
P0I0 P110 P2I0
Ulangan III
bP I P0I0 P1I0
2 0
B
16
A
C
Keterangan:
: Tanaman sampel
A : Lebar Plot 70 cm
B : Panjang Plot 70 cm
C : Jarak Tanam Tanaman 50cm 50cm Tetapi Untuk Tanaman
DOKUMENTASI