KKD Saraf Jiwa Utk Mahasiswa
KKD Saraf Jiwa Utk Mahasiswa
KURFAK 2005
No Butir Penilaian MHS MHS MHS MH MHS MHS MHS MHS MHS MHS
1 2 3 S4 5 6 7 8 9 10
1 Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang
akan dilakukan serta meminta ijin
PEMERIKSAAN MOTORIK
Inspeksi
2 Inspeksi dalam keadaan tidur/duduk, berdiri, berjalan dan
gerakan tubuh (lihat posisi, simetris, atrofi)
Kekuatan Ekstremitas Atas
3 Meminta pasien dalam keadaan duduk atau tidur
4 Melakukan pemeriksaan kekuatan (dengan memberi
tahanan) pada pergerakan 4 sendi (jari, pergelangan
tangan, siku dan bahu) dengan gerakan fleksi,ekstensi,
abduksi dan aduksi
5 Menentukan skor kekuatan pada tiap gerakan sendi
Kekuatan Ekstremitas Bawah
6 Meminta pasien dalam keadaan duduk atau tidur
7 Melakukan pemeriksaan kekuatan (dengan memberi
tahanan) pada pergerakan 4 sendi (jari, pergelangan kaki,
lutut dan panggul) dengan gerakan fleksi,ekstensi,abduksi
dan aduksi
8 Menentukan skor kekuatan pada tiap gerakan sendi
Tonus
9 Palpasi tonus otot pasien
10 Melakukan ekstensi dan fleksi secara cepat dan lambat
pada pergelangan tangan dan sendi siku
11 Melakukan ekstensi dan fleksi secara cepat dan lambat
pada pergelangan kaki dan sendi lutut.
12 Menentukan/menilai tonus otot (eutoni, hipotoni, spastis,
rigid).
TUTOR REVIEW
No Butir Penilaian MH
MHS MH MH MH MH MH MH MH MH
S
1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
10
1 Memperkenalkan diri, dan memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta ijin
PEMERIKSAAN KESADARAN
Glasgow Coma Scale (GCS)
Kemampuan membuka kelopak mata (Eye/E)
2 Pemeriksa menilai kemampuan membuka mata pasien secara
spontan (skor 4)
3 Bila pasien tidak dapat membuka mata secara spontan, tetapi
membuka mata bila diperintah dengan diajak bicara skor 3
4 Apabila tidak respon dengan diajak bicara tetapi respon
dengan rangsangan nyeri dengan menekan medial sulkus
supra orbita, menekan daerah sternum, menekan pangkal
kuku dengan pensil, menekan daerah temporo mandibular
joint skor 2
5 Atau tidak bereaksi membuka mata dengan rangsang nyeri
skor 1
Kemampuan motorik (M)
6 Pemeriksa menilai kemampuan motorik pada lengan yang
sehat untuk mengikuti perintah. Bila dapat melakukan gerakan
sederhana sesuai perintah skor 6
7 Bila tidak dapat mengikuti perintah, berikan rangsang nyeri.
Jika ada gerakan berupa reaksi melokalisir daerah rangsang
nyeri yang diberikan skor 5
8 Melihat apakah respon penderita terhadap rangsangan nyeri
berupa gerakan menghindar (tidak dapat melokalisir rangsang
nyeri) skor 4
9 Respon dari pasien terhadap rangsangan nyeri berupa fleksi
abnormal / fleksi spastik disertai ekstensi pada lengan atau
tungkai, atau bila terdapat 2 dari respon berikut : postur fleksi
stereotipik, fleksi lengan yang ekstrem, abduksi lengan atas
skor 3
10 Respon dari pasien terhadap rangsangan berupa ekstensi
abnormal diberi skor 2
11 Tak ada gerakan yang terlihat dari pasien walaupun dengan
rangsang nyeri yang cukup kuat diberi skor 1
Kemampuan berkomunikasi (Verbal/V)
12 Pemeriksa menilai kemampuan berbicara, orientasi terhadap
waktu, tempat, dan diri sendiri dengan dapat menjawab
pertanyaan dengan sesuai. Jika pasien mampu menjawab
dengan benar skor 5
13 Apabila jawaban pasien tidak sesuai terhadap pertanyaan
(disorientasi) diberikan skor 4
14 Apabila pasien tidak menanggapi pembicaraan pemeriksa
(inapropriate words) , atau hanya mengucapkan dalam bentuk
kata bila diberi rangsang nyeri skor 3
15 Apabila pasien hanya merintih/ mengerang jika diberi rangsang
nyeri skor 2
16 Tak ada suara dari pasien terhadap respon rangsangan nyeri
yang diberikan diberi skor 1
17 Pemeriksa menjumlahkan total skor yang didapat dari
hasil respon penderita dengan nilai tertinggi 15 dan
skor terendah 3
PEMERIKSAAN
TANDA RANGSANG MENINGEAL
18 Meminta pasien untuk tidur terlentang tanpa bantal, dengan
posisi tungkai lurus rileks
19 Meletakkan tangan kiri pemeriksa di belakang kepala pasien
dan tangan kanan pemeriksa di manubrium sternum pasien
20 Melakukan ante fleksi pada leher (Kaku kuduk)
21 Menilai adanya tahanan pada saat melakukan ante fleksi leher
22 Sementara melakukan ante fleksi leher diamati adanya fleksi
pada sendi lutut (Brudzinski I )
23 Melakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan adanya kaku
leher pasien dengan cara rotasi leher atau mengangkat bahu
24 Melakukan fleksi pada sendi panggul, dengan posisi tungkai
lurus atau ekstensi (Lasegue)
25 Bila timbul nyeri atau tahanan pada saat melakukan fleksi <
700, Lasegue positif
26 Melakukan fleksi pada sendi panggul 90o, dengan posisi fleksi
pada sendi lutut, setelah tungkai atas dalam posisi vertikal,
melakukan ekstensi pada sendi lutut (Kernig), bila ekstensi
tidak dapat dilakukan < 135o hasil pemeriksaan dinyatakan
positif
27 Mengamati fleksi pada sendi lutut tungkai yang berlawanan,
pada saat menlakukan fleksi pada sendi panggul (Brudzinski II)
PEMERIKSAAN NERVUS III, IV, VI
Gerakan Bola Mata
28 Meminta pasien menghadap ke pemeriksa. Pasien diminta
melihat objek ( jari telunjuk pemeriksa) dalam jarak baca
sejajar dengan kedua mata. kemudian kedua mata pasien
diminta mengikuti objek yang digerakkan mengikuti arah
menyerupai huruf H
29 Lihat gerakan bola mata pasien ke arah lateral ( nervus VI )
30 Lihat gerakan bola mata ke arah medial bawah (Nervus IV )
31 Lihat gerakan bola mata ke arah medial, medial atas, lateral
bawah, lateral atas (N III)
Celah kelopak mata
32 Meminta pasien memandang lurus ke depan
33 Nilai kedudukan kelopak mata terhadap pupil dan iris. Nilai
bentuk fisura palpebral (normalnya simetris)
34 Lihat apakah ada ptosis, enoftalmus, blefarospasme,
eksoftalmus, proptosis dll.
Pupil
35 Meminta pasien memandang lurus jauh ke depan
36 Berikan cahaya dengan senter dari bawah ke arah hidung
(terang cahaya cukup untuk menilai pupil). Ukur besar pupil
pasien kiri dan kanan. Bentuk pupil, kesamaan kiri dan kanan,
posisi pupil, dan reflek cahaya.
37 Berikan cahaya dengan senter pada pupil salah satu mata,
lihat apakah ada refleks mengecil (miosis) pada mata yang
disinari (refleks cahaya langsung) dan sekaligus menilai refleks
pada mata sisi yang lain (refleks cahaya tak langsung).
38 Refleks akomodasi dan konvergensi : pasien diminta melihat
jauh ke tangan pemeriksa yang diletakkan 30 cm di depan
hidung pasien. Normal pada saat tangan pemeriksa digerakkan
ke arah nasal diantara kedua bola mata, pupil mengecil.
PEMERIKSAAN N. V
Pemeriksaan fungsi sensorik
39 Pemeriksaan raba halus dilakukan dengan menggunakan
kapas terpilin
40 Pasien diminta untuk menutup matanya
41 Pemeriksaan dilakukan dengan cara menyentuhkan ujung
kapas terpilin pada wajah pasien sesuai dengan area
persarafan N.V
42 Pemeriksa menanyakan adakah rasa raba serta lokalisasinya,
serta perbandingan rasa raba dengan sisi kontralateralnya
apakah terdapat persamaan.
43 Pemeriksaan rasa nyeri dilakukan dengan cara diatas
menggunakan ujung jarum steril
44 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan
Pemeriksaan refleks kornea
45 Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan bahan yang
halus seperti ujung kapas terpilin tidak boleh menggunakan
bahan yang kasar seperti benda tumpul maupun ujung jari .
Apabila terdapat kemungkinan infeksi pada salah satu mata
pasien maka kapas yang digunakan untuk kedua mata harus
berbeda.
46 Pasien diminta untuk melihat kearah kontralateral sisi mata
yang akan diperiksa
47 Pemeriksaan dilakukan dengan cara menyentuhkan ujung
kapas pada kornea pasien dari arah lateral sisi mata yang
diperiksa ( diluar lapang pandang pasien)
48 Pemeriksa melihat ada atau tidaknya refleks berkedip pasien
pada kedua mata
49 Pemeriksaan pada mata kontralateral dilakukan dengan cara
yang sama
50 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaannya
Pemeriksaaan motorik ( m.masseter)
51 Pemeriksa meletakan kedua tangannya masing-masing
dianterior sendi temporomadibular
52 Pasien diminta untuk mengatupkan mulut dan menggigit kuat-
kuat
53 Pemeriksa meraba kontraksi kedua otot masseter dan
membandingkannya dengan sisi kontralateral
54 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Nervus VII
55 Melakukan inspeksi pada wajah pasien saat statis dan dinamis,
dan menyebutkan kesan (a/simetris)
56 Meminta pasien untuk mengernyitkan dahi atau melihat ke
atas (a/simetris).
57 Meminta pasien untuk menutup mata kuat-kuat dan menahan
tahanan yang diberikan pemeriksa.
58 Meminta pasien untuk berekspresi seperti tertawa/menarik
kedua sudut bibir (melihat a/simetris sudut bibir dan plica
nasolabialis)
59 Meminta pasien untuk mengembangkan pipi dan menahan
tekanan yang diberikan pemeriksa (ada/tidaknya kebocoran
pada salah satu sisi)
60 Menilai keadaan Nervus VII
Tujuan:
Memperkenalkan prinsip dan teknik konseling
Peserta:
Setiap pembimbing bertanggung jawab pada 1 kelompok yang terdiri dari 8-9 orang mahasiswa KKD
Waktu:
Waktu pelaksanaan 2 jam
Metoda:
Setiap mahasiswa telah mendapat materi KKD konseling sebelum hari praktikum
1. Mahasiswa dibagi dalam 4 kelompok sesuai jadual.
2. Pembimbing menjelaskan prinsip-prinsip dalam konseling:
- apa itu konseling?
- dasar-dasar pendekatan konseling
- tugas konselor
- proses konseling
- syarat konselor yang baik
- tujuan konseling
4. Setelah selesai semua mahasiswa bermain peran, pembimbing menutup dengan memberikan resume tentang aktivitas praktikum dengan
mengingat kembali tentang prinsip dan teknik konseling
SKRIP PRAKTIKUM KONSELING
Kasus 1
Seorang perempuan, 29 thn, hamil G3P2A0 hamil 26 minggu, datang dikonsulkan dari departemen Obstetri dan Ginekologi karena sulit tidur
sejak 2 minggu sebelumnya. Pasien seorang dosen pada salah satu perguruan tinggi. Anak pertama usia 7 tahun, anak kedua meninggal
umur 1 hari. Pasien mencemaskan keadaan kehamilannya, ia takut bila anaknya lahir akan meninggal seperti anak kedua. Ia merasa lelah
karena kecemasan ini dan tidak bisa tidur. Ia berpikir untuk berhenti atau cuti dulu dari pekerjaannya, karena akhir-akhir inipun ia sulit
berkonsentrasi saat bekerja, dan selalu merasa lelah bila pulang bekerja. Ia berpikir mungkin keadaan akan lebih baik bila ia berhenti bekerja,
tetapi di lain pihak ia ragu untuk berhenti kerja karena sesungguhnya ia sangat menyenangi pekerjaannya ini.
Kasus 2
Seorang wanita, 40 tahun, P4A0, anak pertama berusia 15 tahun, anak kedua 10 tahun, anak ketiga berusia 7 tahun, dan anak ke empat
berusia 4 tahun, datang pada anda karena akhir-akhir ini bila menstruasi sangat banyak, dan waktu lebih panjang hingga 2 minggu, pasien
menggunakan IUD sejak kelahiran anak pertama, dan biasanya tidak ada keluhan. Saat ini pasien dalam kondisi bingung, ia ingin melepas
kontrasepsi namun takut hamil, tapi bila tidak dilepas perdarahan tersebut mengganggu, karena tidak bisa shalat.
CHECK LIST Praktikum Konseling
DEPARTEMEN PSIKIATRI FKUI/RSCM
KURFAK 2005 KKD TA 2011-2012
TUTOR REVIEW
No Proses Yang Diamati MHS MHS MHS MHS MHS MHS MHS MHS MHS MHS
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan konseling dan kerahasiaan
3 Membangun rapport
4 Menanyakan pertanyaan dengan tujuan/maksud
yang jelas
menuju pada penemuan satu permasalahan tertentu
5 Memberikan respons yang tepat kepada pasien