Anda di halaman 1dari 10

Pola Aliran Dendiritik

Pola aliran dendritik adalah pola


aliran yang cabang-cabang
sungainya menyerupai struktur
pohon. Pada umumnya pola
aliran sungai dendritik dikontrol
oleh litologi batuan yang
homogen. Pola aliran dendritik
dapat memiliki tekstur/kerapatan
sungai yang dikontrol oleh jenis
batuannya. Sebagai contoh
sungai yang mengalir diatas
batuan yang tidak/kurang
resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan
yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai
didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat
dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan
alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk
alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak
resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya
pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.

BENTUKAN LAHAN GEOMORFOLOGI


Menurut Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang
dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa bentuklahan
merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai hasil interaksi antara proses
fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan permukaan bumi. Berdasarkan kedua definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuklahan merupakan bentang permukaan lahan yang
mempunyai relief khas karena pengaruh kuat dari struktur kulit bumi dan akibat dari proses alam
yang bekerja pada batuan di dalam ruang dan waktu tertentu. Masing-masing bentuklahan
dicirikan oleh adanya perbedaan dalam hal struktur dan proses geomorfologi, relief/topografi dan
material penyusun (Zmit, 2013).
Struktur geomorfologi memberikan informasi tentang asal-usul (genesa) dari
bentuklahan. Proses geomorfologi dicerminkan oleh tingkat pentorehan atau pengikisan,
sedangkan relief ditentukan oleh perbedaan titik tertinggi dengan titik terendah dan kemiringan
lereng. Relief atau kesan topografi memberikan informasi tentang konfigurasi permukaan
bentuklahan yang ditentukan oleh keadaan morfometriknya. Litologi memberikan informasi jenis
dan karakteristik batuan serta mineral penyusunnya, yang akan mempengaruhi pembentukan
bentuklahan (Zmit, 2013).

Bentuklahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami yang
memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu yang terjadi
dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukaan oleh Van
Zuidam (1969) dan Verstappen maka bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 8 satuan
bentuklahan utama (geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala
peta yang digunakan. Adapun satuan bentuk lahan tersebut adalah sebagai berikut (Zmit, 2013).

1. Bentuklahan asal proses vulkanik (v),


Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api.
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak
naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum
disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik.
Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 10 macam, yaitu kerucut vulkanik, lereng
vulkanik, kaki vulkanik, dataran vulkanik, padang lava, padang lahar, dataran antar vulkanik,
bukit vulkanik terdenudasi, boka, dan kerucut parasiter.

2. Bentuklahan asal proses struktural (s),


Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur
geologis. Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik,
yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif
(membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh
kontrol struktural.
Bentukan ini dihasilkan dari struktur geologi. Terdapat dua tipe utama struktur geologi yang
memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu (1) struktur aktif yang menghasilkan bentukan
baru, dan (2) struktur tidak aktif yang merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh perbedaan
erosi masa lalu. Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 13 macam, yaitu blok pegunungan
patahan, blok perbukitan patahan, pegunungan antiklinal, perbukitan antiklinal, pegunungan
sinklinal, perbukitan sinklinal, pegunungan monoklinal, perbukitan monoklinal, pegunungan
kubah, perbukitan kubah, dataran tinggi, lembah sinklinal, dan sembul.
Contoh : Pegunungan Lipatan di Wonosari, Goronralo, pegunungan Verbeek di Sulawesi Tengah

3. Bentuklahan asal fluvial (f),


Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai.
Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan,
pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang
berupa bentangan dataran aluvial (fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun
oleh material sedimen berbutir halus.
Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh
satuan bentuklahan ini.
Contoh :Rawa belakang Takabone di Makasar, Sulawesi selatan.
4. Bentuklahan asal proses solusional (s),
Bentuklahan asal solusional atau pelarutan dikenal juga dengan istilah karst. Bentuklahan
karst termasuk bentuk bentuklahan yang penting, dan banyak pula d i t e m u k a n d i
i n d o n e s i a . Bentang alam ini terutama memperlihatkan lubang-lubang, membulat
atau memanjang, gua-gua dan bukit- bukit yang berbentuk kerucut.
Bentuklahan karst terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam air dan
membentuk lubang-lubang. Bentangalam ini terutama terjadi pada wilayah
yangtersusun oleh batugamping yang mudah larut, dan batuan dolomit atau gamping
dolomitan. Akibat pelarutan yang memegang peranan utama, maka air
sangat p e n t i n g a r t i n y a .
Bentuk lahan asal solutional merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst
menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh
bentuklahan ini.
Contoh : Gua Leang-leang di Makasar, Sulawesi Selatan
5. Bentuklahan asal proses denudasional (d),
Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi
seperti longsor dan erosi. Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses
pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada
batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan
dekomposisi.
Bentukan ini terbentuk oleh proses gradasi yang di dalamnya terdapat dua proses yaitu
(1) proses agradasi, dan (2) proses degradasi. Proses agradasi adalah berbagai proses sedimentasi
dan pembentukan lahan baru sebagai material endapan dari proses degradasi. Sedangkan proses
degradasi adalah proses hilangnya lapisan-lapisan dari permukaan bumi. Psoses degradasi adalah
proses yang paling dominan yang terjadi.
Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 8 macam, yaitu pegunungan terkikis,
perbukitan terkikis, bukit sisa, bukit terisolasi, dataran nyaris, lereng kaki, pegunungan/
perbukitan dengan gerakan masa batuan, dan lahan rusak.
6. Bentuklahan asal proses eolin (e),
Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin.
Bentuklahan asal proses eolin dapat terbentuk dengan baik jika memiliki persyaratan sebagai
berikut :
1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah yang banyak,
2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas
3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut
4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang lain.
Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan pengendapan
bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Pada hakekatnya bentuklahan asal proses eolin dapat
dibagi menjadi 3, yaitu :
Erosional, contohnya : lubang angin dan lubang ombak
Deposisional, contohnya : gumuk pasir (sandunes)
Residual , contohnya : lag deposit, deflation hollow , dan pans
Satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah,
dan transversal.

7. Bentuklahan asal proses marine (m),


Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga
gelombang, arus, dan pasang-surut. Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi,
pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine
berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai
puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana
efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari
kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya :
tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi
penyusun.
Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan
beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka
seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine.
Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi
akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.

8. Bentuklahan asal glasial (g),


Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es
(gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan morine.
Bentukan ini tidak berkembang di indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di
puncak gunung jaya wijaya, papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser
yang menghasilkan suatu bentang alam.
9. Bentuklahan asal organik (o),
Merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas
organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu
karang.
Bentukan ini terjadi di dalam lingkungan laut oleh aktivitas organisme endapan batu
gamping cangkang dengan struktur tegar yang tahan terhadap pengaruh gelombang laut pada
ekosistem bahari.
Contoh : Bunaken, Sulawesi Utara yang berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban
atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau, Spermonde(Sulawesi Selatan),Hutan
bakau di Pohuwato.

Anda mungkin juga menyukai