DIAGRAM LADDER
Disusun Oleh:
NIM : I0411043
SURAKARTA
2013
1
TUGAS SISTEM PNEUMATIK DAN HIDROLIK
DIAGRAM LADDER
Ladder Diagram (LD) adalah salah satu bahasa pemograman PLC yang umum
digunakan setelah bahasa pemograman Function Block Diagram (FBD}, Structure
Text (ST), Instruction List (IL) /Statement List (SL) dan Sequential Function
Chart (SFC).Tidak semua PLC support bahasa-bahasa pemograman diatas. Ada yang
hanya support LD saja, ada juga yang support LD, FBD,SFC,ST tergantung dari PLC
yang kita pakai.
2. Allen bradley Logix 5000 family : Ladder Diagram (LD), Function Block
Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC), Structure Text (ST)
2
3. Omron CX-Programmer V8.1 : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram
(FBD), Sequential Function Chart (SFC)
A. Relay
Sebelum membahas ke permasalahan utama, ada baiknya kita mengerti dulu apa
itu relay. Relay adalah peralatan sederhana yang menggunakan medan magnetik untuk
mengontrol saklar, seperti pada gambar berikut.
Gambar 1. Relay
Ketika tegangan diberikan pada masukan koil, arus yang tercipta menghasilkan
medan magnetik. Medan inilah yang akan menarik saklar metal ke arahnya dan akan
menyentuh bagian saklar yang lain. Akibat dari mekanisme ini adalah rangkaian yang
3
sebelumnya rangkaian terbuka menjadi rangkaian tertutup. Sifat relay yang seperti ini
(menjadi rangkaian tertutup setelah diberikan tegangan) disebut dengan normally open.
Dengan demikian, normally closed relay adalah relay yang akan menjadi rangkaian
terbuka setelah diberikan tegangan. Umumnya, relay digambarkan oleh diagram skematik
menggunakan sebuah lingkaran yang menggambarkan koil masukan. Kontak output
ditunjukkan oleh dua garis paralel. Kontak normally open digambarkan dengan 2 garis
dan akan terbuka (non-conducting) apabila tidak diberikan energi. Normally closed
adalah yang sebaliknya dan digambarkan oleh dua garis dengan garis diagonal yang
memotong kedua garis tersebut.Saat tidak diberikan energi, keadaan relay adalah tertutup
(conducting).
Relay digunakan agar keadaan satu sumber (terbuka atau tertutup) energi dapat
mengatur keadaan sumber energi (terbuka atau tertutup) lainnya yang biasanya memiliki
arus yang lebih besar dan kedua sumber energi ini saling terisolasi satu sama lain
(tidak terhubung secara langsung). Relay merupakan komponen utama dalam
PLC.Contoh sederhana dari penggunaan relay ditunjukkan oleh gambar berikut.
4
Gambar 2. Analogi Ladder Diagram
Pada sistem ini, relay pertama pada gambar kiri bersifat normally closed dan akan
mengalirkan arus terus hingga terdapat tegangan yang diaplikasikan pada relay ini (input
A). Relay kedua adalah normally open dan tidak akan mengalirkan arus sampai ada
tegangan yang diaplikasikan ke relay ini (input B). Jika arus mengalir pada kedua relay
yang pertama, maka arus juga akan mengalir pada relay ketiga dan akan menutup saklar
pada output C. Rangkaian seperti ini umum digambarkan pada skematik Ladder Diagram
pada gambar tersebut. Secara logika, diagram ini dapat dibaca sebagai berikut: C akan
on ketika A off dan B on.
Gambar berikut ini merupakan contoh yang lebih kompleks pada aplikasi dalam PLC,
dengan 2 buah tombol pada input.
5
Gambar 4. Contoh Aplikasi dalam PLC
B. Diagram Ladder
Diagram Ladder dapat dibayangkan sebagai sebuah aturan berbasis bahasa, bukan
sebuah bahasa prosedural. Sebuah anak tangga/rung pada diagram tangga merupakan
sebuah aturan. Bila diterapkan dengan relay dan perangkat elektromekanik lainnya,
berbagai aturan akan dijalankan secara bersamaan dan seketika. Bila diterapkan dalam
PLC, aturan-aturan biasanya dijalankan oleh perangkat lunak secara berurutan, dalam
sebuah loop. Loop dijalankan dengan cukup cepat, biasanya bisa beberapa kali putaran
per detik. Efek dari serentaknya eksekusi adalah relatif untuk mencapai toleransi waktu
yang diperlukan untuk menjalankan setiap rung pada loop (waktu scan).
6
Program ladder ditulis menggunakan bentuk pictorial atau simbol yang secara
umum mirip dengan rangkaian kontrol relay. Program ditampilkan pada layar dengan
elemen-elemen seperti normally open contact, normally closed contact, timer, counter,
sequencer dll ditampilkan seperti dalam bentuk pictorial. Ladder diagram tersusun dari
dua garis vertikal yang mewakili rel daya. Diantara garis vertikal tersebut disusun garis
horizontal yang disebut rung (anak tangga) yang berfungsi untuk menempatkan
komponen kontrol sistem.
Elemen dasar dari sebuah diagram tangga adalah Kontak. Kontak hanya dua
bagian: open/buka atau close/tutup. Kontak open/buka akan memutus arus sedangkan
kontak close/tutup memungkinkan untuk mengaliri arus ke elemen berikutnya. Kontak
yang sederhana adalah saklar ON/OFF, yang memerlukan tenaga dari luar (misalnya
tangan manusia) untuk mengaktifkannya. Limit switch merupakan saklar kecil yang
ditempatkan di lokasi tertentu, sehingga bila perangkat mekanis bergerak ke arah itu,
maka kontak akan tertutup dan bila perangkat bergerak jauh dari itu, kontak akan terbuka.
Output koil tidak boleh dihubungkan secara langsung di rel sebelah kiri.
Di garis vertikal di sebelah kiri adalah Power, arus harus mengalir melalui
kontak Switch untuk membuat Lamp menjadi ON. (Bahkan harus ada baris vertikal
7
kedua di ujung kanan diagram tangga untuk memberikan jalan kembali bagi arus yang
sedang mengalir, tetapi ini diabaikan untuk menyederhanakan Diagram).
8
6. NC = Normally Close, adalah kondisi dimana saat kontak tersebut tidak
ditekan/mati maka kontak tersebut dalam kondisi terhubung. Sebaliknya, saat
kontak tersebut ditekan/bekerja maka kontak tersebut dalam kondisi tidak
terhubung/putus.
Prinsip kerja
Pada dasarnya untuk membuat program ladder diagram adalah dengan
menghubungkan busbar sisi kiri ke busbar sisi kanan sesuai dengan kondisi dan instruksi
yang diinginkan untuk dikerjakan oleh unit PLC dalam menjalankan perintah ke mesin
yang dikontrolnya.
a. Sisi Kiri = merupakan sisi pengkondisian, dimana biasanya terdiri dari rangkaian
simbol kontak NO dan/atau NC, baik yang berasal dari switch input langsung ataupun
dari switch internal relay hasil operasi perintah kerja dalam program yang
bersangkutan.
b. Sisi Kanan = merupakan sisi perintah kerja, dimana biasanya berupa simbol relay dan
bisa dipasang sebagai output langsung ataupun berupa internal relay, timer, counter
dan operasi-operasi lainnya.
Jadi bilamana kondisi-kondisi yang ada di sisi kiri bisa dalam keadaan terhubung
semua, maka arus listrik kutub (+) dari busbar kiri akan mengalir dan menghidupkan
operasi kerja di sisi kanan yang menempel dengan listrik kutub (-) di busbar kanan.
9
Gambar 6. Contoh program ladder diagram
Kondisi awal/normal:
Kontak I 0001 terputus, kontak O 4001 terputus, kontak T 001 terhubung, relay output O
4001 tidak bekerja, internal timer T 001 tidak bekerja.
Saat 10 detik setelah relay output O 4001 dan internal timer T 001 bekerja:
Kontak T 001 terputus karena internal timer T 001 dalam kondisi ON setelah waktu tunda
10 detik sesuai dengan setting, dan hal ini memutuskan arus listrik yang mengalir ke
relay output O 4001 dan internal timer T 001, sehingga keduanya segera OFF lagi. Dan
kondisi kembali ke kondisi awal di atas.
10
Bila dilihat hanya untuk satu baris ladder diagram di atas, akan terlihat sederhana
bagi orang yang mengerti skema diagram rangkaian listrik, tetapi justru disinilah
kehebatan dibalik kesederhanaan program ladder diagram. Kontak poin I 0001, O 4001
dan T 001 itu bisa digunakan dimana saja pada program lanjutan dari ladder diagram di
atas. Dan bila program ini diteruskan ke bawah sesuai dengan kebutuhan program mesin
yang bersangkutan, maka program ini akan terlihat sebagai anak tangga yang terus turun
ke bawah.
11