Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Mata Kuliah Sistem
Transportasi ini dengan baik. Laporan ini membahas mengenai Sistem
Transportasi di D.I. Yogyakarta.
Dalam laporan ini, kami mendapatkan banyak bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
banyak membantu, baik pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan pembuatan
laporan ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya yang telah membantu.
Penulis berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan para pembaca. Penulis menyadari bahwa di dalam
laporan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah peneliti buat. Penulis
memohon maaf jika terdapat kesalahan-kesalahan yang terjadi di dalam laporan
ini.

Denpasar, Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR..................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................... v
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................2
1.3 TUJUAN..................................................................................... 2
1.4 MANFAAT................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN SISTEM TRANSPORTASI........................................3
2.2 JENIS SARANA ANGKUTAN YANG DIGUNAKAN...........................3
2.3 TEKNOLOGI TRANSPORTASI......................................................4
a. Transportasi Darat........................................................................4
b. Transportasi Laut..........................................................................5
c. Transportasi Udara........................................................................5
2.4 JARINGAN TRANSPORTASI.........................................................5
2.4.1 MACAM MACAM JARINGAN JALAN.....................................6
BAB III.................................................................................................... 8
PEMBAHASAN........................................................................................ 8
3.1 GAMBARAN UMUM D.I. YOGYAKARTA.......................................8
3.2 ANALISIS SISTEM PERGERAKAN...............................................9
3.2.1 ANALISIS EVALUASI RUTE PELAYANAN ANGKUTAN
UMUM 10
1. Transportasi Darat Oplet..............................................................10
2. Transportasi Darat Bus Kota.........................................................13
3. Transportasi Air di Sungai Kapuas.................................................16
3.2.2 ANALISIS SISTEM JARINGAN.............................................18
3.2.3 ANALISIS KELEMBAGAAN.................................................19
BAB IV.................................................................................................. 20
PENUTUP.............................................................................................. 20
KESIMPULAN.................................................................................... 20
SARAN............................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 21
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Administrasi Kota Pontianak..............................................................11


Gambar 2 Peta Rute Trayek Oplet Berdasarkan Sebaran Pergerakan.....................12
Gambar 3 Peta Jangkauan Pelayanan Oplet...............................................................13
Gambar 4 Oplet di Kota Pontianak..............................................................................14
Gambar 5 Peta Rute Trayek Bus Kota.........................................................................15
Gambar 6 Peta Jangkauan Pelayanan Bus Kota.........................................................16
Gambar 7 Bus di Pontianak..........................................................................................16
Gambar 8 Layout Pelabuhan Pontianak......................................................................18
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Ukuran Dermaga Angkutan Sungai di Pontianak...............................17


Tabel 2 kondisi jalan di Pontianak.....................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Tamin (1997), Transportasi adalah suatu sistem yang
terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan
adanya pergerakan keseluruh wilayah sehingga terakomodasi mobilitas
penduduk, dimungkinkan adanya Pergerakan barang, dan di
mungkinkannya aksesbilitas ke seluruh wilayah. Sedangkan fungsi
transportasi menurut Morlok (1984) yaitu menggerakkan atau
memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sistem tertentu untuk tujuan tertentu. Transportasi
diperlukan karena adanya perbedaan jarak dari tempat satu ketempat lain
atau dalam dalam bahasa industri jarak dari sumber barang hasil produksi
maupun hasil alam ke daerah lain yang membutuhkan.
Angkutan umum memiliki peranan besar dalam membangun
perekonomian suatu daerah. Angkutan umum berhubungan dengan
perekonomian karena berkaitan dengan distribusi barang, jasa, dan tenaga
kerja, serta merupakan elemen penting dari pergerakan ekonomi di kota,
provinsi, hingga suatu negara. Terdapat berbagai jenis bentuk moda
angkutan umum dengan karakteristik dan tingkat pelayanan yang
bervariasi mewarnai perkembangan sistem angkutan umum kota yang
seharusnya berorientasi kepada kenyamanan dan keamanan sehingga dapat
bersaing dengan angkutan pribadi.
Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam
sejarah perkembangannya, mengalami perkembangan yang sangat
signifikan. Hasil dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta, jumlah
penduduk tahun 2006 adalah 1,88 persen relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini desebabkan oleh relatif
tingginya migrant yang masuk ke kota tersebut (Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi DIY, 2006).
Seiring berjalannya waktu, arus lalu lintas terus mengalami
peningkatan. Berbagai efek negatif timbul seperti kemacetan, kecelakaan,
dan permasalahan lingkungan yang sudah berada di atas ambang batas.
Permasalahan transportasi tidak hanya terbatas pada jalan raya saja.
Pertumbuhan ekonomi me nyebabkan mobilitas seseorang meningkat,
sehingga kebutuhan pergerakannya pun meningkat melebihi kapasitas
sistem prasarana transportasi yang sudah ada. Kurangnya investasi pada
suatu sistem jaringan dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan
sistem prasarana transportasi tersebut sangat rentan terhadap kemacetan
yang terjadi apabila volume lalu lintas lebih besar daripada kapasitas yang
ada.
Pembangunan sarana transportasi umum diharapkan membuat
kegiatan ekonomi masyarakat terutama dalam kawasan yang memiliki
potensi tinggi dalam bidang perekonomian akan lebih mudah berkembang.
Pembangunan inilah yang menyebabkan perkembangan transportasi di
Yogyakarta dalam manajemen operasinya beralih menjadi Sarana
Angkutan Umum Massa (SAUM) terpadu dengan menggunakan sistem
manajemen buy the service system pada tanggal 25 Februari 2008, yaitu
dengan mulai beroperasinya Trans Jogja.
Disamping itu harus ada inovasi dalam tatanan sistem transportasi
baik dari sisi teknologi dan kebijakan pemerintah daerahnya. Perlu
dilakukan perbaikan struktur biaya dan upaya efisiensi juga harus
dilakukan dengan tanpa mengorbankan aspek keselamatan harus menjadi
paradigma bersama antara pemerintah daerah dan sektor swasta penyedia
jasa layanan transportasi serta masyarakat secara luas. Pemilihan
penggunaan jenis alat angkutan yang paling minim dalam menimbulkan
polusi juga harus menjadi pertimbangan dengan tetap memprioritaskan
aspek keselamatan pengguna.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana moda transportasi yang ada di D.I. Yogyakarta ?
2. Bagaimana pola transportasi di D.I. Yogyakarta ?
3. Bagaimana Peta Jaringan Transportasi Angkutan Umum di D.I.
Yogyakarta ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana moda transportasi yang ada di D.I.
Yogyakarta
2. Untuk mengetahui pola transportasi di D.I. Yogyakarta
3. Untuk Mengatahui peta jaringan transportasi angkutan umum di
D.I. Yogyakarta
1.4 MANFAAT
Diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
bagaimaina sistem transportasi di kota kota di Indonesia seperti di D.I.
Yogyakarta
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN SISTEM TRANSPORTASI


Transportasi adalah alat yang digunakan untuk mengangkut
manusia, hewan dan barang ketempat tujuan. Atau definisi transportasi
yang lainnya yaitu memindahkan manusia, hewan ataupun barang dari
tempat asal ketempat tujuannya dengan memakai suatu alat yang dapat
digerakan oleh makhluk hidup atau mesin.Secara garis besar transportasi
ini dapat dibagi menjadi :

1. Transportasi Udara
2. Transportasi Laut
3. Transportasi Darat
Jalan raya
Jalan rel
ASDP
Pipa, belt conveyer, dll

2.2 JENIS SARANA ANGKUTAN YANG DIGUNAKAN


Moda angkutan yang digunakan sangat variatif dengan
karakteristik yang berbeda-beda;

bus, taksi, angkot


kereta api
kapal, ferri
kendaraan pribadi
jalan kaki
Karena sifat / karakteristik transportasi masing-masing daerah
berbeda, untuk mengembangkan jaringan transportasi yang bersifat
nasional perlu adanya satu acuan. Pemerintah telah memberikan pedoman
untuk pengembangan transportasi yang sifatnya nasional yaitu Sistem
Transportasi Nasional (SISTRANNAS) yang tertuang dalam GBHN 93
98. Semua pembangunan jaringan transportasi di daerah harus mengacu
pada Sistranas, supaya jasa transportasi menjadi handal dan
berkemampuan tinggi dan mampu menyajikan kinerja secara efektif dan
efisien.

2.3 TEKNOLOGI TRANSPORTASI


Prinsip dasar dari pengembangan teknologi transportasi adalah
usaha peningkatan kinerja pergerakan penumpang dan barang dengan
berpatokan pada indicator jenis dan karakteristik teknologi transportasi
dalam hal ini tingkat pelayanan dan operasi sistem dan kompleksnya
permasalahan. Hal ini tercermin dari keterbatasan kapasitas, jarak tempuh
dan kecepatan pergerakan serta kenyamanannya. Kemudian disusun
konsep perbaikan dan pengembangan teknologi transportasi.

Dalam perkembangannya selain untuk mengatasi masalah Di atas,


teknologi transportasi dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja nya
sehingga dapat menekan biaya transportasi. Kinerja transportasi ini
tercermin dalam biaya per ton-km atau orang/km dari masing-masing alat
angkut.

Sampai saat ini belum dihasilkan suatu bentuk teknologi


transportasi yang benar-benar mampu memenuhi setiap aspek tuntutan
kapasitas dukung, jarak tempuh, kecepatan pergerakan, kenyamanan dan
keringanan biaya secara sempurna. Sebagai gambaran perkembangan
teknologi transportasi secara singkat seperti berikut :

a. Transportasi Darat
Awalnya manusia memindahkan barang dengan tangan dan
punggungnya, tapi kemampuannya sangat terbatas. Kemudian mulai
menggunakan hewan (kuda, keledai, unta dll) sehingga produktivitas,
jarak tempuh, kecepatan perpindahan meningkat,

Sejalan dengan kemajuan teknologi, mulai dikembangkan kereta


kuda / pedati, selanjutnya perkembangan teknologi otomotif, metal dan
elektronika membuat orang dapat memanfaatkan sumber daya alam untuk
membuat bermacam-macam kendaraan bermotor dan lokomotif yang
cukup berhasil memenuhi kebutuhan pergerakan penumpang dan barang.
b. Transportasi Laut
Sebelum dapat memanfaatkan tenaga angin, manusia
menggunakan rakit dan sampan sebagai sarana penangkut penumpang dan
barang melalui laut. Dengan dukungan perkembangan teknologi dapat
dibuat perahu motor, kapal laut berbagai jenis ukuran dan fungsi sehingga
keterbatasan kapasitas, jarak tempuh, kecepatan dan lain-lain dapat diatasi.

c. Transportasi Udara
Seperti moda yang lain, transportasi udara juga berkembang.
Pemanfaatan burung merpati untuk sarana transportasi informasi memiliki
keterbatasan daya angkut. Perkembangan teknologi yang ada sudah dapat
menciptakan pesawat terbang, helicopter, hidrofoil dan jenis-jenis
angkutan udara lainnya bukti kerja keras manusia dalam rangka melawan
keterbatasan angkutan udara, sehingga sekarang transportasi udara mampu
mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah yang lebih banyak
dengan aman, cepat, nyaman ke tempat-tempat yang jauh.

Pengembangan teknologi masa mendatang diarahkan kepada


kemampuan mengatasi keterbatasan kapasitas angkut, jarak tempuh,
kecepatan pergerakan, kenyamanan, keselamatan, biaya ringan dan tidak
merusak lingkungan. Dengan kata lain perbaikan sistem transportasi
diharapkan mampu mengurangi total biaya transportasi serta mampu
mengurangi kerusakan lingkungan.

2.4 JARINGAN TRANSPORTASI


Sistem transportasi adalah interaksi komponen-komponen
transportasi untuk menggerakan lalulintas dari satu tempat ke tempat yang
lain. Karakteristik lokasi prasarana yang tetap seperti terminal, ruas jalan
dan persimpangan jalan harus diikut sertakan dalam analisis karena
pelayanan transportasi tidak ada di setiap tempat dan dari jenis dan
kualitas yang sama.

2.4.1 MACAM MACAM JARINGAN JALAN


Seperti yang sudah dijelaskan di depan, perencanaan transportasi/
infra struktur jaringan jalan tidak bias lepas dari perencanaan tataguna
lahan, karena jaringan jalan yang direncanakan akan memperlancar
aktifitas yang ada. Bentuk jaringan jalan yang sesuai untuk memenuhi
kebutuhan perjalanan adalah yang berhubungan erat dengan pola
perjalanan terpencar. Berbagai bentuk ideal jaringan transportasi seperti di
bawah ini :

a) Jaringan jalan Grid


Bentuk ini yang paling umum di daerah metropolitan, yang
merupakan bentuk jaringan jalan yang telah direncanakan. Bentuknya
lurus, rute pararel dengan jarak antara yang seragam dan berpotongan
dengan kelompok lain jenis. Banyak kota-kota di Amerika memiliki
jaringan jalan bentuk ini. Cocok untuk kota dengan pusat kegiatan yang
tersebar, karena orang dapat langsung ke tujuan akhir tanpa harus melalui
titik pusat. Selain itu sistem menjadi sederhana dan dapat dikombinasikan
dengan pola lain.

b) Jaringan jalan Radial


Bentuk ini bertujuan untuk memfokuskan kepada daerah inti
tertentu, misalnya pusat perdagangan (Central Bussines District, CBD).
Sangat cocok untuk kota dengan konsentrasi kegiatan di pusat kota.
Masalah akan timbul jika terjadi pergeseran aktivitas komersial (shopping,
pabrik, dll) yang direlokasikan keluar kota. Kota-kota di Eropa banyak
menggunakan bentuk ini.

c) Jaringan jalan Cincin Radial


Jaringan jalan radial yang digabung dengan kisi-kisi plan-plan
ekspress yang menunjukkan pentingnya CBD dibandingkan dengan
berbagai pusat kegiatan lainnya.

d) Jaringan jalan
Jaringan ini sering terdapat pada jaringan transportasi antar kota
pada banyak koridor perkotaan yang telah berkembang pesat.

e) Jaringan Heksogonal
Jaringan jalan ini jarang dipakai tetapi mempunyai keuntungan
dengan adanya persimpangan-persimpangan jalan yang berpencar dan
mengumpul tetapi tanpa melintas satu dengan lainnya secara langsung.
f) Jaringan jalan Delta
Jaringan jalan ini hampir sama dengan jaringan jalan heksoganal
dengan perbedaan pada bentuknya

Jaringan transportasi terutama terdiri dari simpul (node) dan ruas (link).
Simpul mewakili suatu titik tertentu dalam ruang (dinyatakan dalam
bentuk titik), sedang ruas jalan dalam bentuk garis antara 2 titik. Pemilihan
bentuk jaringan jalan ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah
yang direncanakan.

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 GAMBARAN UMUM D.I. YOGYAKARTA
Daerah Istimewa Yogyakarta (bahasa Jawa: Dharah Istimwa
Ngayogyakarta) adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia
yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara
Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian
selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan
Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini
terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi
menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. Kota Yogyakarta
berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya
daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II
lainnya yang berstatus Kabupaten Kota Yogyakarta terletak ditengah-
tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut
Sebelah utara : Kabupaten Sleman
Sebelah timur : Kabupaten Bantul & Sleman
Sebelah selatan : Kabupaten Bantul
Sebelah barat : Kabupaten Bantul & Sleman
Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110 o 24I 19II sampai 110o
28I 53II Bujur Timur dan 7o 15I 24II sampai 7o 49I 26II Lintang Selatan dengan
ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut Secara garis besar Kota
Yogyakarta merupakan dataran rendah dimana dari barat ke timur relatif
datar dan dari utara ke selatan memiliki kemiringan 1 derajat, serta
terdapat 3 (tiga) sungai yang melintas Kota Yogyakarta, yaitu : Sebelah
timur adalah Sungai Gajah Wong , bagian tengah adalah Sungai Code ,
sebelah barat adalah Sungai WinongoI. Kota Yogyakarta memiliki luas
wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu
32,5 Km yang berarti 1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY
Dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45
Kelurahan, 617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh 402 679 jiwa (data
per Desember 2013) Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi
3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986
perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per
km2[5]. Kota Pontianak dilintasi oleh garis Khatulistiwa, yaitu pada 002
24 Lintang Utara sampai dengan 0 05 37 Lintang Selatan dan 10916
25 Bujur Timur sampai dengan 109 23 01 Bujur Timur. Ketinggian
Kota Pontianak berkisar antara 0,10 meter sampai 1,50 meter diatas
permukaan laut dan kemiringan tanah sekitar 0 2 %. Terdapat 2 (dua)
sungai utama yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah
Kota serta dikelilingi oleh sekitar 33 sungai kecil.
Kecamatan di Kota Pontianak yang mempunyai wilayah terluas
adalah Kecamata Pontianak Utara (34,52%), diikuti oleh Kecamatan
Pontianak Barat (15,25%), Kecamatan Pontianak Kota (14,39%),
Kecamatan Pontianak Tenggara (13,75%), Kecamatan Pontianak Selatan
(13,49%) dan Kecamatan Pontianak Timur (8,14%). Sedangkan apabila
dilihat dari jumlah penduduknya, maka jumlah penduduk Kota Pontianak
adalah 550.304 jiwa dengan kepadatan penduduk 5.104 jiwa/KM ( Sensus
penduduk, 2010).
Keunikan Kota Pontianak dilengkapi oleh posisi yang strategis. Di
lingkup Nasional, letak Kota Pontianak berdekatan dengan beberapa
daerah lain yang menjadi pusat pertumbuhan regional, seperti Batam,
Pekanbaru dan Natuna di Pulau Sumatera, Jakarta di Pulau Jawa serta
Balikpapan dan Pangkalan Bun di Pulau Kalimantan. Sementara itu di
lingkup internasional, letak Kota Pontianak tidak jauh dari beberapa kota
yang sudah maju di Negara - negara ASEAN, seperti Kuching dan Sabah
(Malaysia), Bandar Seri Begawan (Brunei Darrusalam), Singapura dan
beberapa kota di ASEAN lainnya. Transportasi udara, laut/sungai maupun
transportasi darat dapat menghubungkan secara langsung Kota Pontianak
dengan daerah - daerah tadi.

3.2 ANALISIS SISTEM PERGERAKAN


Tujuan pergerakan tertinggi yaitu Kecamatan Pontianak Selatan,
Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Tenggara. Adapun
pergerakan tersebut berasal dari Kecamatan Pontianak Utara, Kecamatan
Pontianak Barat, dan Kecamatan Pontianak Kota. Tujuan pergerakan
tertinggi pada Kecamatan Pontianak Selatan, Kecamatan Pontianak Kota,
dan Kecamatan Pontianak Tenggara memiliki intensitas lalu lintas yang
cukup tinggi. Intensitas lalu lintas yang tinggi tersebut menunjukkan
bahwa masyarakat cenderung mengakses kecamatan tersebut untuk
mencapai pusat kegiatan mereka.

Gambar 1 Peta Administrasi Kota Pontianak

Sumber : Bappeda Kota Pontianak, 2014

3.2.1 ANALISIS EVALUASI RUTE PELAYANAN


ANGKUTAN UMUM
1. Transportasi Darat Oplet
Hampir keseluruhan kecamatan dengan sebaran pergerakan yang
tinggi dilewati oleh oplet. Kecamatan Pontianak Selatan, Kecamatan
Pontianak Kota, dan Kecamatan Pontianak Tenggara yang memiliki
sebaran pergerakan yang tinggi telah dilayani oleh oplet. Demikian
pula Kecamatan Pontianak Utara, Kecamatan Pontianak Barat, dan
Kecamatan Pontianak Kota sebagai asal pergerakan telah terlayani oleh
oplet.

Gambar 2 Peta Rute Trayek Oplet Berdasarkan Sebaran Pergerakan

Sumber : Dinas Perhubungan, 2007

Pada peta, dapat dilihat bahwa jangkauan pelayanan angkutan 500


meter dari lokasi akses angkutan umum telah terlayani. Namun ada
beberapa kawasan pada Kecamatan Pontianak Kota, Kecamatan
Pontianak Selatan, dan Kecamatan Pontianak tenggara yang berada diluar
jarak jangkauan oplet.

Gambar 3 Peta Jangkauan Pelayanan Oplet


Sumber :Hasil Analisis Penulis, 2014
Sumber : Dinas Perhubungan, 2007
Gambar 4 Oplet di Kota Pontianak

2. Transportasi Darat Bus Kota


Kecamatan Pontianak Selatan, Kecamatan Pontianak Kota, dan
Kecamatan Pontianak Tenggara dengan sebaran pergerakan yang tinggi
masih belum terlayani oleh bus kota. Beberapa kawasan perdagangan
dan jasa yang padat pada Kecamatan Pontianak Selatan tidak terlayani oleh
bus kota. Adapun ruas jalan yang tidak terlayani oleh bus kota tersebut
merupakan pusat-pusat sebaran pergerakan.
Gambar 5 Peta Rute Trayek Bus Kota

Sumber : Dinas Perhubungan, 2007

Jangkauan pelayanan bus kota masih belum mampu melayani keseluruhan


Kota Pontianak. Jarak jangkauan akses terhadap angkutan umum adalah 500 meter,
dapat dilihat pada peta bahwa masih banyak kawasan dengan jarak diatas 500 meter
yang belum terlayani oleh angkutan umum.

14
Gambar 6 Peta Jangkauan Pelayanan Bus Kota

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2014

Gambar 7 Bus di Pontianak


3. Transportasi Air di Sungai Kapuas
Perkembangan transportasi darat dan transportasi air tidak selamanya
merupakan suatu persaingan hal ini disebabkan adanya beberapa wilayah
yang tidak dapat terjangkau dengan transportasi darat (daerah pedalaman).
Permasalahan yang muncul adalah menurunnya jumlah angkutan penumpang
maupun barang dari tahun ke tahun. Saat ini penurunan muka air Sungai
Kapuas sudah berada kondisi yang mengkhawatirkan. Permasalahan yang
terjadi pada Sungai Kapuas yang melintasi banyak Kabupaten ini tidak bisa
dianggap ringan, keberadaanya akan mempengaruhi kondisi antar wilayah
dalam propinsi. Ini semakin ditunjukkan jumlah angkutan air yang menuju
daerah hulu semakin menurun dari waktu ke waktu.

Sungai Kapuas menunjukkan volume lalulintas yang besar dan variasi


angkutan sungainya terdiri dari berbagai jenis motor air ;

speed boat
kapal barang
kapal penumpang
kapal bermotor
sampan bermotor dan tak bermotor

Di Pontianak ada 3 dermaga yang masih digunakan, dengan ukuran dan


lokasinya dapat dilihat di bawah ini .

No Nama Dermaga Ukuran

1 Kapuas Indah 36 x 12 meter


2 Kapuas Besar 36 x 12 meter
3 Teng Sheng Hie 32 meter

Tabel 1 Ukuran Dermaga Angkutan Sungai di Pontianak.

16
PELABUHAN PONTIANAK

Pelabuhan Pontianak merupakan tempat kegiatan sarana transportasi


laut terbesar di Kalimantan Barat, dan merupakan pelabuhan internasional
yang melayani kegiatan perdagangan antar pulau dan antar negara. Pelabuhan
Pontianak berada di tepian sungai Kapuas Kota Pontianak, berjarak 17 Km
dari muara Sungai Kapuas. Posisi Pelabuhan Pontianak yang strategis tersebut
tidak terlepas dari letaknya yang berada di tengah Kota Pontianak. Kota
Pontianak terletak pada ketinggian antara 0,10 meter sampai dengan 1,50
meter di atas permukaan laut, dan sebagian daerahnya berada di daratan delta
Sungai Kapuas.

Gambar 8 Layout Pelabuhan Pontianak

Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia cabang Pontianak


3.2.2 ANALISIS SISTEM JARINGAN
Kegiatan Pendukung di Kota Pontianak terpusat pada
Kecamatan Pontianak Selatan, Kota, dan Tenggara. Masyarakat dalam
berpindah dari rumah mereka ketujuan mereka membutuhkan suatu
jaringan infrastruktur jalan atau jembatan yang menghubungkannya.
Jaringan yang menghubungkan pusat-pusat tersebut seharusnya
memiliki kualitas aksesibilitas yang baik, agar masyarakat dapat
berpindah dari satu titik ke lokasi lainnya dengan mudah dan cepat.
Kondisi
Kecamatan
B S RR RB
Pontianak 69,74 % 1,14 % 1.53 % 27,59
Utara %
Pontianak 76,72 % 2,79 % 1.04 % 19,45
Timur %
Pontianak 70,59 % 2,15 % 2.75 % 24,50
Barat %
Pontianak 80,28 % 2,03 % 2.05 % 15,65
Kota %
Kondisi
Kecamatan
B S RR
Pontianak RB
84,55 1,19 % 4.84 % 9,41 %
Selatan %
Pontianak 77,85 0,63 % 4.50 % 17,01
Tenggara % %

Tabel 2 kondisi jalan di Pontianak

Sumber : Dinas PU, 2014

Pada Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak


Selatan, tingkat ketergantungan terhadap kendaraan pribadi tergolong
sedang, hal ini dapat dijelaskan oleh kondisi jalan yang baik sehingga
memudahkan pengguna jalan dan meningkatkan aksesibilitas terhadap
pusat aktivitas. Kecamatan Pontianak Tenggara merupakan kecamatan
dengan tingkat ketergantungan yang kecil, dapat dilihat pada tabel
bahwa persentase kondisi jalan yang rusak berat hanya sebesar 17,01%
sehingga aksesibilitas pada Kecamatan ini tergolong baik. Oleh karena

18
itu, dapat disimpulkan bahwa kualitas jalan yang baik pada kecamatan
dengan pusat-pusat aktivitas pendukung yang cukup banyak
didalamnya menyebabkan tingkat ketergantungan terhadap kendaraan
pribadi pada kecamatan lainnya.

3.2.3 ANALISIS KELEMBAGAAN


Organisasi kelembagaan yang berwenang pada transportasi
darat untuk Kota Pontianak yaitu Dinas Perhubungan Kota Pontianak,
Dinas Pekerjaan Umum, Satlantas, dan lainnya. Untuk angkutan
umum sendiri, oplet dan bus kota di Kota Pontianak masih dikelola
oleh kelompok kerja masyarakat dan perusahaan swasta. Banyak
kebijakan pemerintah yang secara tidak langsung memaksa
masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk beralih
keangkutan umum, salah satunya adalah diberlakukannya pajak
progressif kendaraan bermotor, kenaikan harga BBM bersubsidi, serta
syarat uang muka minimal 30% untuk mengajukan kredit kendaraan
bermotor.
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Tujuan pergerakan tertinggi pada Kecamatan Pontianak Selatan,


Kecamatan Pontianak Kota, dan Kecamatan Pontianak Tenggara memiliki
intensitas lalu lintas yang cukup tinggi.
Kecamatan Pontianak Selatan, Kecamatan Pontianak Kota, dan
Kecamatan Pontianak Tenggara yang memiliki sebaran pergerakan yang
tinggi telah dilayani oleh oplet dan bus kota. Beberapa kawasan
perdagangan dan jasa yang padat pada Kecamatan Pontianak Selatan tidak
terlayani oleh bus kota. Adapun ruas jalan yang tidak terlayani oleh bus kota
tersebut merupakan pusat-pusat sebaran pergerakan. Terdapat pula
transportasi air yang berupa Pelabuhan Pontianak, dan dermaga seperti
dermaga Kapuas Besar, Kapuas Indah, dan dermaga Teng Sheng Hie.

Terdapat ketergantungan terhadap kendaraan pribadi yang di tunjukan


dengan adanya kerusakan jalan, untuk mencapai pusat kegiatan mereka.

SARAN
Berikut adalah rekomendasi yang dapat diberikan bagi pemerintah kota Pontianak :

a. Penyediaan Sistem Angkutan Umum Berkelanjutan


b. Pengadaan Jaringan dan Fasilitas Pendukung Sistem Angkutan Umum
berkelanjutan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB I Perancangan Irigasi Dan Bangunan Air 1504105059
    BAB I Perancangan Irigasi Dan Bangunan Air 1504105059
    Dokumen17 halaman
    BAB I Perancangan Irigasi Dan Bangunan Air 1504105059
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Susunan Pemain
    Susunan Pemain
    Dokumen1 halaman
    Susunan Pemain
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • DSP Pak La
    DSP Pak La
    Dokumen6 halaman
    DSP Pak La
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Analisis Geometrik Tikungan
    Analisis Geometrik Tikungan
    Dokumen115 halaman
    Analisis Geometrik Tikungan
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    0% (1)
  • Sistem Transportasi Angkutan Umum Di Surakarta
    Sistem Transportasi Angkutan Umum Di Surakarta
    Dokumen23 halaman
    Sistem Transportasi Angkutan Umum Di Surakarta
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • BAB I Perancangan Irigasi Dan Bangunan Air 1504105059
    BAB I Perancangan Irigasi Dan Bangunan Air 1504105059
    Dokumen17 halaman
    BAB I Perancangan Irigasi Dan Bangunan Air 1504105059
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Punya Cia
    Punya Cia
    Dokumen21 halaman
    Punya Cia
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gan Print Gan
    Makalah Gan Print Gan
    Dokumen16 halaman
    Makalah Gan Print Gan
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pengolahan Air
    Makalah Pengolahan Air
    Dokumen13 halaman
    Makalah Pengolahan Air
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Dalam Wilayah Studi Terdapat 3 Buat Sta
    Dalam Wilayah Studi Terdapat 3 Buat Sta
    Dokumen6 halaman
    Dalam Wilayah Studi Terdapat 3 Buat Sta
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Surat Puas Kartu Asistensi Form Nilai2
    Surat Puas Kartu Asistensi Form Nilai2
    Dokumen3 halaman
    Surat Puas Kartu Asistensi Form Nilai2
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Hidro New
    Hidro New
    Dokumen20 halaman
    Hidro New
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Ari Sukmadewi (065) Procedure
    Ari Sukmadewi (065) Procedure
    Dokumen52 halaman
    Ari Sukmadewi (065) Procedure
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ii
    Tugas Ii
    Dokumen4 halaman
    Tugas Ii
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ii
    Tugas Ii
    Dokumen6 halaman
    Tugas Ii
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Cara Instal Lengkap
    Cara Instal Lengkap
    Dokumen2 halaman
    Cara Instal Lengkap
    Μ·Ύ·Η·Έ·Ζ·Κ·Ά
    Belum ada peringkat
  • Air Baku
    Air Baku
    Dokumen5 halaman
    Air Baku
    ppyafrina
    Belum ada peringkat
  • Tugas Oka Ni
    Tugas Oka Ni
    Dokumen2 halaman
    Tugas Oka Ni
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Ari Sukmadewi (065) Procedure
    Ari Sukmadewi (065) Procedure
    Dokumen52 halaman
    Ari Sukmadewi (065) Procedure
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Pengumuman Pembagian Gugus Student Day 2015
    Pengumuman Pembagian Gugus Student Day 2015
    Dokumen57 halaman
    Pengumuman Pembagian Gugus Student Day 2015
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Relationship & Query
    Prosedur Relationship & Query
    Dokumen13 halaman
    Prosedur Relationship & Query
    Oka'Gana Muda'sang Gamank-Ngelawang'siliker Statuss-orang
    Belum ada peringkat
  • Formulir Pendaftaran S.D. 2015
    Formulir Pendaftaran S.D. 2015
    Dokumen2 halaman
    Formulir Pendaftaran S.D. 2015
    i ketut wawan setiawan
    Belum ada peringkat