Anda di halaman 1dari 2

Kondisi biofisik

1. Landform
Termasuk landform vulkanik karena terdapat pada kawasan Gunung
Anjasmoro.
Menurut literatur, kawasan DAS Kali Konto hulu dijumpai beberapa
keragaman geologi. Meskipun secara umum geologi yang membentuk
wilayah ini sama (volkanik), namun secara spesifik terdapat beberapa
keragaman sebaran bahan induk. Sebaran bahan induk yang terluas di
kawasan DAS Konto adalah Qpat (11.978,5 ha) dan Qpkb (7.880,65 ha),
yaitu Batuan gunung api Anjasmoro Tua dan Endapan Gunung Api Butak.
Keduanya memiliki kondisi yang berbeda meski sama-sama merupakan
bahan induk volkanik. Bentuk lahan (landform) yang terdapat di DAS Kali
Konto hulu meliputi Perbukitan, Pegunungan, dataran, dan lembah alluvial
atau lahar. Variasi bentuk lahan (landform) yang ada di DAS Kali Konto
hulu berpotensi terhadap perbedaan penggunaan lahan yang ada, seperti
landform lembah alluvial dan lahar, dan dataran yang dominan untuk
sawah dan kebun sayuran. Sedangkan pada landform perbukitan banyak
digunakan untuk hutan produksi dan kebun campuran, serta kebun
sayuran(Kurniawan .,dkk, 2010)

2. Iklim
DAS Kali Konto hulu termasuk beriklim muson tropis, yang dicirikan oleh
adanya musim hujan dan musim kemarau yang tegas dan suhu udara
yang selalu panas sepanjang tahun. Sifat iklim tersebut dapat dipelajari
dengan lebih ba ik melalui data unsur iklim yang dikumpulkan dari stasiun
Selorejo (Ngantang) dan stasiun Pujon, terutama data curah hujan,
penguapan dan suhu udara. Pujon memiliki curah hujan tahunan berkisar
antara 1620 mm sampai dengan 2756 mm. Dari 15 curah hujan tahunan
sebesar itu ternyata lebih dari 90% jatuh hanya selama 6 bulan, antara
bulan Nopember sampai dengan April, dan kurang dari 10 % tersebar
antara bulan Mei sampai dengan Oktober. Terdapat perbedaan sifat yang
jelas antara musim hujan dan musim kemarau.
3. Infiltrasi
Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil bahwa infiltrasi pada das konto
tergolong cepat. Pengukuran infiltrasi dilakukan dengan menuangkan air
pada permukaan dan diperoleh hasil bahwa air meresap kedalam tanah
sangat cepat sehingga dapat disimpulkan bahwa infiltrasinya cepat.
Besarnya laju infiltrasi dapat di karenakan adanya pembuatan teras pada
lahan yang terdapat di daerah das tersebut hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Sembiring et al. (1989) bahwa pembuatan teras bangku dan
teras gulud dapat mengurangi erosi secara efektif. Hal ini karena
bangunan teras berfungsi untuk: 1) mengurangi panjang lereng sehingga
dapat mengurangi laju aliran permukaan, 2) mengatur aliran air ke saluran
pembuangan dengan mengurangi penghanyutan; dan 3) meningkatkan
infiltrasi air ke dalam tanah. Penerapan teknik konservasi tanah
selayaknya mempertimbangkan tiga hal, yaitu curah hujan, kondisi tanah
(kemiringan, ketebalan solum, sifat tanah), dan kemampuan petani (biaya,
waktu dan tenaga kerja keluarga yang tersedia)
4. Limpasan permukaan
Limpasan permukaan pada daerah tersebut tergolong rendah. Hal tersebut
karena laju infiltrasi yang semakin cepat dapat menurunkan laju limpasan
permukaan (run of). Infiltrasi kedalam tanah pada mulanya tidak jenuh,
karena pengaruh tarikan dan gravitasi. Infiltrasi yang efektif akan
menurunkan run of, sebaliknya infiltrasi yang tidak efektif akan
memperbesar run of(Arsyad, 2006).

Anda mungkin juga menyukai