Anda di halaman 1dari 3

Nama: AyudyaAmaranggana

NIM: 1406205150
No. Absen: 28
1. Apakah ada permasalahan yang dihadapi investor akibat risiko kredit? Jika ada,
jelaskan!
Beberapa permasalahan yang dihadapi investor akibat risiko kredit, yaitu:
1. Investor akan mengalami keterlambatan penerimaan keuntungan dalam bentuk bunga.
2. Bagi pemegang obligasi permasalahan menjadi lebih besar pada saat emiten sudah
berada dalam kondisi bangkrut dan siap di likuidasi.
3. Keterlambatan penerimaan keuntungan dari bunga menyebabkan permasalahan pada
pihak eksternal.
2. Apa saja prinsip pengendalian dalam risiko kredit?
Prinsip pengendalian risiko kredit mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Terbinanya kepedulian terhadap risiko kredit.
Pengendalian risiko kredit memerlukan komitmen semua pihak dari level
manajemen tertinggi hingga credit officer maupun staff operasional yang berada pada
jajaran terdepan di kantor cabang / kanto rcabang pembantu. Pengendalian risiko
kredit akan optimal apabila ada kesamaan Bahasa dan ditujukan untuk melindungi
kepentingan bank.
Direksi melalui unit pengendalian risiko harus memastikan bahwa seluruh
kebijakan dan strategi pengendalian risiko yang ditetapkan telah merefleksikan
tingkat risiko yang dapat diterima (risk tolerance / risk appetite) dan secara berkala
dilakukan review. Secara khusus unit pengendalian risiko kredit bertanggung jawab
terhadap implementasi strategi pengendalian risiko kredit, pengembangan credit risk
tools, perumusan kebijakan dan prosedur credit risk bagi level individual debitu
rmaupun pada level portfolio.

b. Proses kredit berdasarkan proses yang sehat.


Prosedur rangkaian proses permohonan kredit harus mematuhi ketentuan
manajemen perkreditan yang berlakudan diperlakukan sama. Hal tersebut berlaku
untuk debitur lama maupun debitur baru.
Rangkaian proses sejak analisa, persetujuan, pemantauan maupun
penyelamatan harus tercantum dalam Sistem dan prosedur perkreditan bank.
Seluruh loan/ credit officer harus berusah amematuhi dan diupayakan untuk
tidak memberlakukan pengecualian (exception) atas ketentuan yang ditetapkan.
Dalam hal terjadi pengecualian, maka harus ditentukan jenis pengecualiannya batas
waktu maksimal pengecualian tersebut diberlakukan dan harus dilakukan pemantauan
serta pelaporan secara khusus (exception report).
Sistem dan prosedur perkreditan bank harus secara terus menerus dilakukan
penyempurnaan sesuai dengan perkembangan bisnis, perubahan regulasi BI atau hal
lain yang dianggap perlu seperti perubahan organisasi, pengembangan produk,
perubahan tools perkreditan baru dan lain-lain.
c. Penataan yang memadai atas aspek administrasi, hasil pengukuran dan proses
pemantauan.
Bank harus memiliki system administrasi yang memadai yang memastikan
bahwa seluruh dokumentasi kredit dan proses administrasi yang menyertainya
tersimpan dengan baik sesuai ketentuan batas waktu penyimpanan dokumen yang
ditetapkan. Hal ini menjadi penting, untuk memastikan bahwa bank memiliki
pencatatan dan bukti apabila dikemudian hari terjadi permasalahan hukum (credit-
based law enforcement).
Hasil pengukuran atas risiko kredit yang timbul dan atau yang akan timbul
harus dilakukan pencadangan dan diharuskan untuk memperhitungkan dampaknya
terhadap kemampuan modal bank.
Bank harus mengembangkan system informasi risiko kredit sebagai bagian
dari pengembangan Information Technology (IT) secara keseluruhan. Dukungan IT
diperlukan agar proses pemantauan risiko kredit dapat dilakukan dengan lebih cepat
sehingga dapa meminimalisir potensi kerugian yang lebih besar.

d. Memastikan pengendalian yang memadai terhadap risiko kredit.


Sistem pengendalian risiko kredit bank harus independen, dilakukan dengan
perhitungan dan analisa yang memadai, fair dan dapat dipertanggung jawabkan.
Bank harus memastikan bahwa seluruh exposure telah dikelola dengan baik,
konsisten dengan standar dan prosedur yang ditetapkan serta dalam batasan tingkat
risiko yang dapat diterima (acceptable risk).
Bank juga harus memiliki sistem yang memadai guna mengambil langkah
penting terhadap memburuknya kualitas pinjaman individu debitur dan penanganan
terhadap pinjaman bermasalah. Hal-hal tersebut hendaknya diatur khusus dalam
Sistem dan Prosedur Perkreditan Bank.
3. Bagaimana cara meminimalisasi risiko kredit?
Cara meminimalisasi risiko kredit adalah dengan memperkuat perjanjian kredit tersebut, yaitu
dengan membuat perjanjian (agreement) antara kreditur dengan debitur. Karena kualitas
perjanjian kredit mampu meminimalisasi risiko yang ada.
4. Dalam resiko kredit ada pun istilah default risk yang dimaksud merupakan risiko
gagal bayar terhadap sejumlah pinjaman kredit yang dipinjam. Lalu, apayang
menyebabkan debitur tidak mampu mengembalikan pinjaman secara tepat waktu?
Penyebab debitur tidak mampu mengembalikan pinjamans ecara tepat waktu:
1. Kondisi makro ekonomi yang tidak stabil.
2. Kerugian perusahaan akibat penurunan penjualan.
3. Terjadi korupsi dalam perusahaan yang menyebabkan penurunan nilai perusahaan
dimata public.
4. Terjadi mismanajemen.
5. Terkait dengan pertanyaan no.4 diatas, bagaimana kebijaksanaan dan solusi yang
dilakukan untuk menghindari terjadinya default risk?
Kebijaksanaan dan solusi untuk menghindari terjadinya default risk, yaitu:
1. Bagi kreditor akan menaikan angka jaminan pada tingkat yang benar-benar aman.
2. Menghindari jaminan yang memiliki tingkat risiko.
3. Menghindari benda jaminan yang memiliki fluktuasi dipasaran.

Anda mungkin juga menyukai