Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Tujuan penelitian ini ada dua yaitu: (1) mengembangkan dan

menghasilkan bahan ajar cetak berupa modul berbasis production based learning

pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik kelas X semester 2 program

keahlian Teknik Ketenagalistrikan di SMK; (2) menguji bahan ajar berbasis

production based learning pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik

kelas X semester 2 program keahlian Teknik Ketenagalistrikan di SMK ini layak,

efektif dan efisien digunakan dalam pembelajaran. Modul dikembangkan dengan

model pembelajaran berbasis produksi (production based learning).

Pengembangan modul disesuaikan dengan materi pokok silabus kurikulum 2013

mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik disemester dua. Selanjutnya

bahan ajar diuji coba dengan tujuan untuk membuktikan bahwa bahan ajar yang

dikembangkan layak dan efektif digunakan dalam proses pembelajaran pada

program keahlian Ketenagalistrikan.

Langkah-langkah pengembangan yang digunakan adalah model Sadiman.

Model Sadiman dipilih karena langkah dalam pengembangan Sadiman sesuai

dengan kebutuhan pengembangan modul yang akan dihasilkan. Gambar 3.1

menunjukkan blog diagram model Sadiman dengan tahapan sebagai berikut: (1)

mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa; (2) merumuskan tujuan; (3)

merumuskan materi pembelajaran; (4) merumuskan alat ukur keberhasilan; (5)

menulis naskah media; (6) uji coba; (7) revisi; (8) naskah siap diproduksi

32
33

Pengembangan
Materi

Identifikasi Perumusan Alat Ukur Revisi Ya


Kebutuhan Keberhasilan

Tidak
Penulisan Naskah
Perumusan
Media
Tujuan

Produk siap

Tes/Uji coba

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Model Pengembangan Menurut Sadiman


(Sumber: Sadiman dkk, 101)

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur pengembangan adalah langkah yang harus dilakukan dalam

menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan yaitu:

1. Identifikasi Kebutuhan

Maksud dari kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan,

keterampilan, sikap yang harus dikuasai siswa dengan kemampuan, keterampilan,

sikap yang dimiliki siswa saat ini. Identifikasi kebutuhan ini dilakukan dengan

metode wawancara kepada guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik

kelas X paket keahlian Teknik Pemanfaatan Instalasi Tenaga Listrik di SMK N 6

Malang. Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada guru mata pelajaran

Pekerjaan Dasar Elektromekanik menyatakan bahwa SMK N 6 Malang sudah

menerapkan kurikulum 2013. Kebutuhan dari tuntutan kurikulum 2013 yaitu salah

satunya materi dalam sumber belajar harus sesuai dengan silabus kurikulum 2013.
34

Kesenjangan yang ditemukan dalam pembelajaran pada mata pelajaran Pekerjaan

Dasar Elektromekanik di SMK N 6 Malang yaitu belum adanya bahan ajar utama

yang sesuai dengan tuntutan silabus kurikulum 2013. Melainkan yang tersedia

jobsheet atau untuk kegiatan praktikum saja. Sedangkan untuk mendapatkan

materi pembelajaran maka siswa mengakses dari buku BSE (untuk semester 1),

internet, dan lingkungan sekitar atau belum terdapat materi dari sumber belajar

yang sesuai silabus kurikulum 2013. Selain itu, belum terdapat modul yang

digunakan sebagai sumber belajar. Sehingga kebutuhan yang diperlukan yaitu

dikembangkannya bahan ajar dalam bentuk modul pekerjaan dasar

elektromekanik yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran.

2. Perumusan Tujuan

Perumusan tujuan dapat memberi arah dan sebagai acuan dalam tindakan

yang hendak dilakukan. Berdasarkan kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu sesuai

tuntutan silabus kurikulum 2013. Maka perumusan tujuan mengacu dari silabus

kurikulum 2013 program keahlian Teknik Ketenagalistrikan. Dalam silabus

tersebut, kompetensi dasar antara semester 1 dan semester 2 kontennya sama.

Kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi dengan materi disemester 1 sehingga

dilakukan pengembangan kompetensi dasar pada semester 2 yang disesuaikan

dengan pengembangan materi pokok dalam silabus. Hasil pengembangan

rumusan tujuan yang telah dilakukan ditunjukkan tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hasil Pengembangan Rumusan Tujuan

No Kompetensi Dasar BAB


35

1 3.1 Mendeskripsikan kegunaan kabel. Pekerjaan kabel

4.1 Melakukan pemasangan kabel.

2 3.2 Mendeskripsikan teknik menyolder. Pekerjaan soldering

4.2 Melakukan penyolderan pada komponen.

3 3.3 Menjelaskan penggunaan crimping tool Pekerjaan crimping tool


4.3 Menggunakan crimping tool pada pekerjaan
elektromekanik.
4 3.4 Menjelaskan kegunaan papan hubung bagi. Pekerjaan papan hubung bagi

4.4 Melakukan pemasangan papan hubung bagi.

3. Perumusan Butir-Butir Materi

Dari analisis tujuan yang telah dirumuskan dapat diperoleh bahan

instruksional atau materi pokok yang terperinci. Pengorganisasian penyajian

materi dari yang sederhana ke yang rumit. Uraian materi pokok telah diuraikan

dalam silabus kurikulum 2013 materi pokok mata pelajaran Pekerjaan Dasar

Elektromekanik kelas X semester 2. Dari silabus tersebut terdapat 7 materi pokok

diantaranya yaitu: (1) Jenis Kabel: Kabel berinti tunggal, Kabel berinti serabut,

Penghantar pentanahan; (2) Kerja proyek 1: Penanganan pengawatan: bahan

isolasi, penghantar, spesifikasi dan ukuran kabel, alat pengupas kabel; (3) Kerja

proyek 2; Penanganan penyambungan komponen dengan solder : Soldering joint

(kabel, dan komponen listrik/elektronik); (4) Kerja proyek 3: Penanganan

terminasi : terminal kabel, kabel marker, sepatu kabel, crimping tool; (5) Kerja

proyek 4: Penanganan penyambungan kabel dengan quick connector; (6) Kerja

proyek 5: Penanganan Pemipaan dan kanal kabel (Tray & duct); (7) Kerja proyek

6: Penanganan Komponen papan hubung bagi: Mounting rel (simetris, dan

omega), isolator, dan connector block. Dari materi tersebut akan dikelompokkan

lagi berdasarkan topik masing-masing atau sesuai gambar 3.2 dan tabel 3.2 yaitu
36

(1) pekerjaan kabel yang terdiri kegunaan kabel, bahan kabel, identifikasi warna

kabel, jenis kabel, menyambung kabel, menyambung kabel dengan quick

konnektor, mencabang kabel, instalasi kabel, pemasangan kabel pada terminal

kabel, sepatu kabel, kabel marker, konnektor blok; (2) soldering terdiri teknik

menyolder, menyolder komponen elektronik, menyolder kabel dan konnektor; (3)

crimping tool; (4) papan hubung bagi (PHB) terdiri fungsi PHB, jenis PHB, tipe

PHB, pemasangan PHB, pemasangan rel pada PHB (mounting rel).

Gambar 3.2 Mind Mapping Perumusan Materi


Tabel 3.2 Hasil Perumusan Materi
BAB SUB BAB Teori Praktik
Pekerjaan Kabel Kegunaan Kabel
Bahan kabel
37

Identifikasi warna kabel


Jenis Kabel
-Kabel berinti tunggal (NYA)
-Kabel berinti serabut (NYM, NYY)
-Kabel tanah
Menyambung kabel
-ekor babi, punter, turn back, bernadi banyak
Menyambung kabel dengan quick connector
Mencabang kabel
-Plain joint
-Knotted tap joint
Instalasi Kabel

Instalasi diluar permukaan (Out bouw)


1. Sistem langsung
2. Sistem tidak langsung
-Instalasi diluar permukaan dengan pipa
- Instalasi diluar permukaan dengan kanal kabel
Instalasi didalam permukaan (In bouw)
1. Sistem langsung
2. Sistem tidak langsung
Pemasangan kabel pada terminal kabel
Pemasangan kabel dengan sepatu kabel
Pemasangan kabel marker
Pemasangan kabel pada konektor blok
SOLDERING Teknik Menyolder
Menyolder komponen elektronik
Menyolder kabel dan konnektor
CRIMPING Penggunaan crimping tool
TOOL -Memotong kabel dengan crimping tool
-Melepas pembungkus kabel
-Memasang konnektor
PAPAN Fungsi PHB
HUBUNG BAGI
Konstruksi PHB
Jenis PHB
Tipe PHB
Pemasangan PHB
Pemasangan rel pada PHB (Mounting Rel)
38

4. Perumusan Alat Ukur Keberhasilan

Alat ukur keberhasilan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

siswa dan dikembangkan sesuai dengan hasil rumusan tujuan pembelajaran dan

rumusan butir materi pokok mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromakanik di

semester 2. Hal yang diukur adalah kemampuan, keterampilan, atau sikap siswa

yang dinyatakan dalam tujuan yang diharapkan sebagai hasil pembelajaran. Alat

ukur keberhasilan dikembangkan dengan membuat tes atau tugas proyek yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan materi pokok. Hal ini

dapat mengukur tingkat keberhasilan dari mempelajari materi yang disajikan

dalam modul. Sedangkan untuk menguji kelayakan modul yang dikembangkan

maka alat ukurnya berupa angket ahli dan angket siswa.

5. Penulisan Naskah Media

Langkah selanjutnya adalah menyajikan materi melalui media yang sesuai

atau dipilih. Media yang dipilih yaitu bahan ajar cetak dalam bentuk modul.

Sehingga naskah yang disusun harus berdasarkan urutan komponen modul. Modul

tersebut dikembangkan berdasarkan model pembelajaran berbasis produksi

(production based learning). Model pembelajaran berbasis produksi menguraikan

dari proses perencanaan, proses pembuatan produk sampai proses pembuatan

perencanaan bisnis dari produk yang dihasilkan baik barang ataupun jasa. Dalam

pengembangan modul tersebut terdapat modul untuk pegangan guru dan siswa.

Secara garis besar rancangan struktur dari modul yang dikembangkan untuk siswa

ditunjukkan pada gambar 3.2 dan untuk guru ditunjukkan pada gambar 3.3. Modul

pegangan siswa terdiri dari 2 bagian yaitu pendahuluan dan pembelajaran.


39

Pendahuluan memuat peta kedudukan modul, glosarium, deskripsi judul,

prasyarat, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, cek kemampuan awal.

Bagian pembelajaran meliputi dua bagian yaitu bagian pembelajaran 1 dan 2.

Pada pembelajaran 1 berisi materi dan latihan soal sedangkan pembelajaran 2

memuat materi dan proyek yang dikembangkan dengan model production based

learning.

Modul pegangan guru juga terdiri dari pendahuluan dan pembelajaran,

Bagian pendahuluan memuat peta keduduksn modul, glosarium, deskripsi judul,

petunjuk penggunaan modul, silabus dan RPP. Bagian pembelajaran yaitu

serangkaian kegiatan guru yang dikembangkan dengan model pembelajaran

berbasis produksi serta kunci jawaban dan panduan penilaian. Materi dapat

dituangkan kedalam modul dalam bentuk tulisan atau gambar yang sesuai dengan

rumusan
tujuan pembelajaran
Halaman Sampul dan butir-butir materi yang telah disusun pada
Kata Pengantar

langkah sebelumnya
Daftar Isi sesuai dengan silabus kurikulum 2013 program keahlian

Teknik I.Ketenagalistrikan.
Pendahuluan
1. Peta Kedudukan Modul
2. Glosarium
3. Deskripsi Judul
4. Prasyarat
5. Petunjuk Penggunaan Modul
6. Tujuan Akhir
7. Cek Kemampuan Awal
II. Pembelajaran
A. Pembelajaran 1
1. Tujuan
2. Ayo dibaca dan dipahami
3. Rangkuman
4. Ayo membuat kesimpulan
5. Ayo menguji pengetahuan
B. Pembelajaran 2 n (dan seterusnya, mengikuti jumlah pembelajaran yang
dirancang)
1. Tujuan
2. Ayo dibaca dan dipahami
3. Rangkuman
4. Tugas proyek terdiri atas: produk apa yang akan kita buat?, ayo membuat
pertanyaan penting tentang produk, ayo siapkan alat dan bahan, kapan produk
akan dibuat?, ayo membuat produk, ayo membuat rencana bisnis.
5. Ayo Membuat Kesimpulan
6. Ayo Menguji Pengetahuan
C. Evaluasi Refleksi

Daftar Pustaka
40

Gambar 3.2 Struktur Modul Pekerjaan Dasar Elektromekanik Berbasis Production


Based Learning Untuk Siswa

KERANGKA PANDUAN GURU

Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi

I. Pendahuluan
1. Peta Kedudukan Modul
2. Glosarium
3. Deskripsi Judul
4. Petunjuk Penggunaan Modul untuk Guru
5. Silabus dan RPP
II. Pembelajaran
A. Pembelajaran 1 dan seterusnya
1. Kegiatan Pembelajaran
2. Pengembangan Model Pembelajaran
3. Panduan Penilaian
Daftar Pustaka

Gambar 3.3 Struktur Modul Pekerjaan Dasar Elektromekanik Berbasis Production


Based Learning Untuk Guru
41

6. Uji Coba

Tujuan dari uji coba yaitu untuk mengetahui bahwa media yang dibuat

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Ada dua macam menguji

coba media yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Kegiatan evaluasi dalam program

pengembangan media pendidikan dititikberatkan pada kegiatan evaluasi formatif.

Uji coba dilakukan dengan 3 tahap yaitu uji satu lawan satu, uji kelompok kecil

dan uji coba lapangan. Uji satu lawan satu dilakukan kepada seorang ahli, uji

kelompok kecil dan uji coba lapangan dilakukan di SMK N 6 Malang paket

keahlian Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik. Dari hasil uji coba dapat

digunakan dasar dalam merevisi produk.

7. Revisi

Revisi dilakukan untuk memperbaiki dan menyempuurnakan modul yang

dikembangkan berdasarkan hasil penilaian maupun kritik dan saran dari ahli

materi dan ahli media serta sasaran atau pengguna.

8. Naskah Siap Produksi

Hasil akhir produk berupa modul yang telah divalidasi dan direvisi. Modul

yang sudah dinyatakan valid dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

C. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba adalah rancangan uji coba dari produk yang dibuat untuk

memperoleh data yang lengkap sebagai kriteria dari kelayakan bahan ajar yang
42

dikembangkan. Uji coba dilakukan melalui validasi dari uji satu lawan satu, uji

coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Tujuan dari validasi tersebut yaitu

untuk memberikan penilaian terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan. Hasil

validasi tersebut digunakan untuk merevisi bahan ajar. Setelah direvisi dan

dikatakan valid maka bahan ajar dapat digunakan dalam pembelajaran.

2. Subyek Uji Coba

Subyek uji coba yaitu pihak yang akan melakukan validasi terhadap bahan

ajar yang telah dikembangkan. Subyek uji coba seperti yang ditunjukkan pada

tabel 3.2. Subyek dari uji satu lawan satu yaitu seorang ahli atau orang yang

berpengalaman dalam bidang peralatan instalasi tenaga listrik, dasar teknik

instalasi tenaga listrik, berpengalaman mengajar dan kualitas media. Karena dapat

memberikan umpan balik yang bermanfaat. Dalam hal ini dibatasi dari

pembimbing 1 dan 2 pada penelitian ini serta guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar

Elektromekanik di SMK N 6 Malang. Subyek uji coba kelompok kecil dan uji

coba lapangan dilakukan pada siswa SMK N 6 Malang paket keahlian Teknik

Pemanfaatan Instalasi Tenaga Listrik kelas X yang sedang menempuh mata

pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik. Uji coba kelompok kecil terdiri atas

10-20 siswa yang dianggap dapat mewakili populasi target. Jika kurang dari 10

data yang diperoleh maka kurang dapat menggambarkan populasi target. Jika

melebihi 20 data maka informasi yang diperoleh melebihi dari yang diperlukan.

Sehingga peneliti memilih batasan paling kecil sebanyak 10 siswa yang sudah

dianggap mampu mewakili target. Karakteristik dari populasi yaitu terdiri dari

siswa yang kurang pandai, sedang, pandai, laki-laki dan perempuan, berbagai usia

dan latar belakang. Uji coba lapangan disesuaikan dengan jumlah siswa dalam
43

kelas. Sehingga dipilih sekitar 30 siswa dengan berbagai karakteristik misal

tingkat kepandaian, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar

atau sesuai dengan karakteristik populasi pada target.

Tabel 3.2 Spesikasi validator

N Jenis uji coba Validator Kriteria


o
1 Uji satu Ahli Pembimbing 1 dan 2
lawan satu Guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik
2 Uji coba Siswa 10 siswa kelas X program keahlian Ketenagalistrikan
kelompok paket keahlian Teknik Pemanfaatan Instalasi Tenaga
kecil Listrik SMK N 6 Malang.
3 Uji coba Siswa 30 siswa kelas X program keahlian Ketenagalistrikan
lapangan paket keahlian Teknik Pemanfaatan Instalasi Tenaga
Listrik SMK N 6 Malang.

2. Jenis Data
Jenis data pada pengembangan bahan ajar ini yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tanggapan ahli dan siswa. Data kualitatif

tersebut dapat berupa kritik dan saran, komentar serta rekomendasi terhadap

bahan ajar yang dikembangkan baik secara tertulis maupun lisan pada saat uji

coba. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari skor angket yang telah diisi oleh

subyek uji coba.

3. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket. Angket

tersebut digunakan untuk menguji kelayakan bahan ajar yang dikembangkan.

Instrumen yang dikembangkan dalam pengumpulan data yaitu berupa angket yang

diberikan kepada seorang ahli dan siswa. Angket tersebut dikembangkan

menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2015:134) skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang


44

tentang fenomena sosial. Fenomena sosial tersebut dinamakan variabel penelitian.

Kemudian variabel yang akan diukur dijabarkan sebagai indikator variabel.

Indikator yang ada menjadi titik tolak untuk menyusun item instrumen berupa

pertanyaan atau pernyataan. Jawaban dari item instrumen diberi bobot dengan

interval 1 sampai 4 dengan maksud untuk menghindari jawaban ragu-ragu atau

netral.

Tabel 3.3 Kriteria Skala Likert

Kriteri Keterangan
a
4 Sangat menarik/sangat jelas/sangat baik/sangat mudah/sangat sesuai
3 Menarik/jelas/baik/mudah/sesuai
2 Tidak menarik/tidak jelas/tidak baik/tidak mudah/tidak sesuai
1 Sangat tidak menarik/sangat tidak jelas/sangat tidak baik/sangat tidak mudah/sangat
tidak sesuai
Sumber: Sugiyono (2015:135)
Pengembangan instrumen berpedoman dengan standar bahan ajar menurut

BNSP dan karakteristik modul. Sebelum menyusun angket maka dibutuhkan kisi-

kisi angket yang digunakan sebagai pedoman dalam menyusun angket.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Ahli

Kriteria Penilaian
No Aspek Indikator
1 Kelayakan isi modul siswa Petunjuk penggunaan modul
Kesesuaian materi dengan KI dan KD
Keakuratan materi
Kemutakhiran materi
Mendorong keingintahuan
Kelayakan isi modul guru Petunjuk model pembelajaran
RPP
2 Kelayakan Bahasa modul siswa Lugas
Menggunakan kaidah bahasa Indonesia
Penggunaan istilah, simbol dan ikon
Kelayakan Bahasa modul guru Lugas
Menggunakan kaidah bahasa Indonesia
Penggunaan istilah, simbol dan ikon
3 Kelayakan kegrafikan Ukuran buku
Desain sampul buku
Desain isi buku
4 Karakteristik modul Self interaction
Self Contained
Berdiri sendiri
Adaptif berdiri sendiri
User Friendly
45

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Siswa

No Kriteria Penilaian
Aspek Indikator
1 Tampilan Kejelasan teks
Kejelasan gambar
Kemenarikan gambar
Kesesuaian gambar dengan materi
Kesesuaian istilah dengan materi
2 Penyajian materi Penyajian materi
Kemudahan dalam memahami materi
Ketepatan sistematika penyajian materi
Kejelasan kalimat
Kejelasan simbol
Kejelasan bahasa
Kejelasan istilah
Kesesuaian soal dengan materi
3 Manfaat Kemudahan belajar
Ketertarikan menggunakan bahan ajar dalam bentuk modul
Peningkatan motivasi belajar

D. Teknik Analisis Data

Jenis data yang dihasilkan dari pengembangan bahan ajar yaitu berupa

data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu tanggapan atau kritik dan saran

kepada bahan ajar yang dikembangkan oleh ahli dan siswa. Sedangkan data

kuantitatif yaitu diperoleh melalui skor angket yang diisi oleh sasaran. Data

kuantitatif tersebut dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut (Akbar,

2013:83):
a. Rumus mengolah data uji kelayakan bahan ajar oleh ahli.
TSe
x 100
V-ah = Tsh

b. Rumus mengolah data uji kelayakan bahan ajar oleh responden.


TSe
x 100
V-au = Tsh

c. Rumus validitas gabungan


V ah+V au
=
V= 2

Keterangan:
V = Validasi (gabungan).
V-ah = Validasi ahli.
V-au = Validasi audience.
46

Tse = Total skor empirik yang dicapai.


Tsh= Total skor maksimal yang diharapkan.
Dari nilai validitas tersebut akan ditentukan kriteria penilaian dan tingkat

validitas. Kriteria penilaian sebagai dasar pengambilan keputusan dalam merevisi

bahan ajar yang dikembangkan.

Tabel 3.7 Kriteria penilaian


Sumber: Akbar (2013:41)
Kriteria Tingkat Validitas
85,01 % - 100,00% Sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi.
70,01 % - 85,00 % Cukup valid atau dapat digunakan namun perlu direvisi kecil.
50,01% - 70,00% Kurang valid dan disarankan tidak digunakan karena perlu revisi
besar.
01.00% - 50,00% Tidak boleh atau tidak boleh digunakan.

Bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan atau dapat dikatakan sesuai

dengan tingkat kelayakan yaitu mencapai persentase minimal atau 70,01%. Jika

kurang dari nilai tersebut maka disarankan untuk tidak boleh digunakan dalam

pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai