Anda di halaman 1dari 65

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

DISMENOREA PADA KELAS VIII


DI SMP N 1 SAMBI BOYOLALI
TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan


Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
NOTIA DWI INNAKA
B10 095

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI


TENTANG DISMENOREA PADA KELAS VIII
DI SMP N 1 SAMBI BOYOLALI
TAHUN 2013

Diajukan Oeh :

NOTIA DWI INNAKA


NIM : B10. 095

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal : 13 Juli 2013

Pembimbing

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)


NIK. 200582015

ii
HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI


TENTANG DISMENOREA PADA KELAS VIII
DI SMP N 1 SAMBI BOYOLALI
TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

NOTIA DWI INNAKA


NIM : B10. 095
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program Studi D III Kebidanan
Pada tanggal : 29 Juli 2013

PENGUJI I PENGUJI II

(ENI RUMIYATI, SST) (DHENY ROHMATIKA, S.SiT)


NIK. 200682019 NIK. 200582015

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,
KaProdi D III Kebidanan

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)


NIK. 20

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Dismenorea Pada Kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun maksud untuk memenuhi tugas akhir

sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis

Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKES

Kusuma Husada Surakarta dan selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu, memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

3. Bapak Kepala Sekolah Marsum, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Sambi

Boyolali yang telah memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

4. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala

bantuan yang telah diberikan.

5. Siswi kelas VIII SMP N 1 Sambi Boyolali yang telah bersedia memberikan

informasi tentang pengetahuan mereka untuk penelitian.

iv
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan peneliti selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 20 Juni 2013

Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
NOTIA DWI INNAKA
B10 095

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA


PADA KELAS VIII
DI SMP N 1 SAMBI BOYOLALI
TAHUN 2013

xi + 50 halaman+ 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar


ABSTRAK
Latar Belakang : Angka kejadian nyeri menstruasi didunia sangat besar rata-rata
lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Angka
kejadian nyeri menstruasi berkisar 45-49% dikalangan wanita usia produktif.
Walaupun umumnya tidak berbahaya, namun sering kali dirasa mengganggu bagi
wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama
untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa beraktifitas, ada pula yang tidak bisa
beraktifitas karena nyeri. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis
lakukan di SMP N 1 Sambi Boyolali tanggal 22 Oktober 2012. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 10 siswi didapatkan hasil 1 siswi (10%) dalam tingkat
pengetahuan baik, 2 siswi (20%) dalam tingkat pengetahuan cukup, dan 7 siswi
(70%) dalam tingkat pengetahuan kurang.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea
pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali tahun 2013 dalam tingkat
pengetahuan baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Sambi Boyolalia
patanggal 4-18 Mei 2013.Populasi penelitian ini adalah 122 siswi dengan jumlah
sampel 3siswi. Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen tertutup, variabel yang digunakan
adalah variabel tunggal dan analisa yang digunakan adalah analisa univariat.
Hasil penelitian : Berdasarkan perhitungan dengan SPSS hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang
dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali 12,90% (4 siswi) adalah berpengetahuan
baik, 24 siswi (77,42%) berpengetahuan cukup dan berpengetahuan kurang 3
siswi (9,68%).
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP N 1 Sambi Boyolali
didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang
dismenorea adalah cukup (77,42%). Dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan
informasi.
Kata kunci : Pengetahuan, Remaja putri, Dismenorea
Kepustakaan : 27 literatur (Tahun 2004 - 2012 )

v
vi
CURICULUM VITAE

Nama : Notia Dwi Innaka

Tempat / TanggalLahir : Jakarta, 21 November 1992

Agama : Islam

JenisKelamin : Perempuan

Alamat : Tegalsari 01/01, Tempursari, Sambi, Boyolali

RiwayatPendidikan

1. SD N Tempursari 2 Lulus tahun 2004

2. SMP N 1 Sambi Boyolali Lulus tahun 2007

3. SMA N 1 Simo Boyolali Lulus tahun 2010

4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2010

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5
F. Sistematika Penelitian ................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................... 7


1. Pengetahuan ........................................................................ 7
2. Remaja................................................................................. 13
3. Menstruasi ........................................................................... 15
4. Dismenorea ......................................................................... 16
B. Kerangka Teori.......................................................................... 25
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 26
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................... 27


B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 28
D. Instrumen Penelitian............................................................ 30
E. Teknik Pengambilan Data ................................................... 34
F. Variabel Penelitian .............................................................. 34
G. Definisi Operasional............................................................ 35
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................... 35
I. Etika Penelitian ................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner ...................................................................... 31

Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................... 35

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 25

Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................... 26

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Surat

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan

masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai

tercapainya kematangan organ-organ reproduksinya. Organ-organ reproduksi

pada masa pubertas telah mulai berfungsi. Salah satu ciri masa pubertas

adalah mulai terjadinya menstruasi / menarche. Menarche merupakan salah

satu tanda pubertas primer, kata menarche secara spesifik mengacu pada

menstruasi pertama kali dialami kaum perempuan (Proverawati, 2009).

Haid atau menstruasi merupakan proses keluarnya darah yang terjadi

secara periodic atau siklis endometrium. Pada saat haid, sering muncul

keluhan atau gangguan, khususnya pada wanita produktif terutama pada

remaja yaitu sering terjadinya nyeri haid / Dismenorea (Kasdu, 2005).

Nyeri haid ada yang ringan dan ada yang samar samar, ada pula yang

berat bahkan beberapa wanita telah pingsan dan ada yang harus ke dokter

karena menstruasi yang dialaminya mengganggu aktivitasnya

(Asrinah, 2011). Ternyata di Indonesia, lebih banyak perempuan yang

mengalami dismenorea tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter. Rasa

malu ke dokter dan kecenderungan meremehkan penyakit sering membuat

data penderita tidak dapat dipastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90%

perempuan pernah mengalami dismenorea (Anurogo, 2011).

1
2

Angka kejadian nyeri menstruasi didunia sangat besar rata-rata lebih

dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Angka

kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-49% dikalangan wanita

usia produktif. Walaupun umumnya tidak berbahaya, namun sering kali

dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar

gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa

beraktifitas (sesekali sambil menahan sakit), ada pula yang tidak bisa

beraktifitas karena nyeri (Proverawati, 2009).

Hampir semua wanita mengalami rasa tidak nyaman diperut bawah

sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual maka istilah dismenorea

hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa

penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya

sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Prawiroharjo, 2007).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis lakukan di SMP N

1 Sambi Boyolali tanggal 22 Oktober 2012 data siswi kelas VIII sebanyak

122. Setelah dilakukan wawancara terhadap 10 siswi yang sudah mengalami

menstruasi, ternyata pengetahuan mereka tentang dismenorea berbeda-beda.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswi tentang

dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali 1 diantaranya dalam

tingkat pengetahuan baik, 2 diantaranya dalam tingkat pengetahuan cukup,

dan 7 diantaranya dalam tingkat pengetahuan kurang.


3

Berdasarkan dari kurangnya penyuluhan dan pentingnya pengetahuan

tentang dismenorea, maka penulis tertarik melakukan penelitian guna

mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea pada

Kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis merumuskan

sebagai berikut Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang

Dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali Tahun 2013?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorea

pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali dalam

tingkat pengetahuan baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali dalam

tingkat pengetahuan cukup.


4

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea pada kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali dalam

tingkat pengetahuan kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu pengetahuan

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi ilmu pengetahuan dibidang

kesehatan khususnya tentang dismenorea.

2. Bagi Peneliti

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali.

b. Memperdalam pengetahuan tentang dismenorea.

3. Bagi Institusi

a. Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta

Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai

referensi pengetahuan tentang dismenorea.

b. Bagi SMP N 1 Sambi Boyolali

Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan

remaja putri tentang dismenorea.


5

E. Keaslian Penulisan

Penelitian pengetahuan siswi tentang dismenorhoe pernah dilakukan oleh :

1. Sri Mulyani (2012), dengan judul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Dismenorea Kelas VIII di SMP N 1 Kedawung Sragen. Metode

penelitian yang digunakan adalah diskriptif anailtik dengan pendekatan

cross sectional. Jumlah populasi pada penelitian tersebut adalah 107

siswi, diambil 52 siswi sebagai responden. Instrument yang digunakan

berupa kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh adalah siswi yang

mengetahui dismenorea dalam kategori baik sebanyak 7 responden

(13%), kategori cukup sebanyak 28 responden (54%) dan kategori

kurang sebanyak 17 responden (33%).

2. Ekawati Saputri (2012), dengan judul Gambaran pengetahuan remaja

putri tentang dismenorea kelas VII di MTS AL-Islam Mraggen Polokarto

Sukoharjo. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini

42 siswi, dan diambil semua responden. Instrumen yang digunakan

berupa kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh adalah siswi yang

mengetahui tentang dismenorea dalam kategori baik sebanyak 10 siswi

(23,81%), cukup 28 siswi (66,67%) dan kategori kurang 4 siswi (9,52%).

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode

deskriptif kuantitatif, variabel tunggal, kuesioner, sedangkan perbedaannya

adalah yaitu waktu, lokasi dan responden.


6

F. Sistematika Penelitian

Untuk mengetahui secara menyeluruh karya tulis ilmiah ini penulis

dapat menguraikan sistematika penulisan Bab 1 sampai Bab V yang saling

berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berkaitan tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian

dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori yang terdiri dari pengertian

pengetahuan, tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, remaja, menstruasi, dismenorea,

tanda dan gejala, macam, penyebab, pencegahan dan pengobatan,

kerangka teori, kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel,

instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variable

penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa

data serta etika penelitian.


7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang gambaran umum tempat

penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang

ditujukan bagi ilmu pengetahuan, bagi diri sendiri dan bagi

institusi yaitu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

1) Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar

menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia,

apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

2) Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemuidan diperoleh

manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika

seseorang mrnggunakan akal budinya untuk mengenali benda

atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan

yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan

tentang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut

(Notoatmodjo, 2010).

3) Pengetahuan itu ialah kesatuan subyek yang mengetahui dan

obyek yang diketahui. Satu kesatuan dalam obyek itu dipandang

oleh obyek sebagai diketahui. Pengetahuan manusia itu adalah

hasil dari berkontaknya dua macam bersaran, yaitu benda atau

yang diperiksa, diselidiki dan akhirnya diketahui (obyek),

8
9

manusia yang melakukan berbagai pemeriksaan, penyelidikan

dan akhirnya mengetahui (mengenal) benda (Jalal, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkatan pengetahuan, antara

lain :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang obyek

yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami

obyek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui tersebut pada

situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisi adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai


10

pada tingakat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan atau mengelompokkan, membuat diagram

terhadap pengetahuan atas obyek tersebut.

5) Siamosis (syamosis)

Siamosis menunjukkan kepada suatu kemampuan seseorang

untuk merangkum dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata

lain, siamosis adalah suatu kemampuan seseorang untuk

menyusun komunikasi baru dari komunikasi-komunikasi yang

telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu obyek

tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut

Nursalam (2004), antara lain :

1) Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja.


11

2) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah

menerima informasi sehingga semakin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya.

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan

berhubungan dengan ekonomi. Semakin ekonomi meningkat

maka semakin mendukung tingginya tingkat pendidikan

seseorang dan bertambahnya tingkat pengetahuan.

4) Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk

memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat sosial

ekonomi seseorang akan menambah tingkat pengetahuan.

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan

seseorang, sedangkan ekonomi berkaitan dengan pendidikan.

Apabila sosial ekonomi baik maka tingkat pendidikan juga

tinggi dan diiringi oleh peningkatan pengetahuan.


12

5) Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang

rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari

berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal

itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

6) Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang tidak selalu berwujud suatu

hal yang pernah dialami seseorang, bisa berasal dari mendengar

atau melihat.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), untuk menegetahui rasa ingin

tahunya, manusia menggunakan berbagai macam cara untuk

memperoleh kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu :

1) Cara Tradisional

a) Cara coba salah (trial and error)

Cara yang paling tradisional, yang pernah

digunakan oleh manusia dalam memperoleh ilmu

pengetahuan adalah melalui cara coba salah atau dengan

kata lain trial and error. Cara ini merupakan cara yang

paling tradisional, yaitu upaya pemecahannya dilakukan


13

dengan cara coba-coba, bila satu cara tidak berhasil dicoba

cara yang lain.

b) Cara kekuasaan (otoritas)

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak

sekali kebiasaan kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh

orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan

tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya

diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi

berikutnya. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada

otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah,

otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang paling baik, maksud

pepatah ini bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman

pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.


14

d) Melalui Jalan pikiran (induksi dan deduksi)

Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia

dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui

induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-

pertanyaan yang dikemukakan dan dicari hubungnnya,

sehingga dapat dibuat kesimpulan.

2) Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut

penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Selanjutnya

diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif,

induktif, verifikatif, maka lahirlah suatu cara penelitian yang

dikenal dengan metode penelitian ilmiah.

e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).


15

Pengukuran menurut Riwidikdo (2009), yaitu :

a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean +

1 SD

b) Cukup, bila nilai mean 1 SD x mean + 1 SD

c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD

2. Remaja

a. Pengertian

Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana

terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri

(Kusmiran, 2011).

Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa.Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Para

ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk

menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang

terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama

perubahan alat reproduksi (Depkes, 2010).

Remaja merupakan suatu tahap perkembangan fisik dimana

alat-alat kelamin mencapai kematangannya.Secara anatomis alat-alat

kelamin khususnya dan keadaan tubuh umumnya memperoleh

bentuknya yang sempurna dan secara faal alat-alat kelamin tersebut

sudah berfungsi secara sempurna pula. Pada akhir dari peran

perkembangan fisik ini wanita akan berpayudara dan berpinggul

besar dan setiap bulannya mengeluarkan sebuah sel telur dari indung
16

telurnya. Sebagai makhluk yang lambat perkembangannya, masa

pematangan fisik ini berjalan lebih kurang 2 tahun dan biasanya

dihitung haid yang pertama yang disebut menarche

(Sarlito, dkk., 2004).

b. Ciri perkembangan masa remaja

Menurut cirri perkembangannya, masa remaja dibagi 3 tahap

(Widyastuti, Dkk., 2009), yaitu;

1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun), Ciri khasnya adalah :

a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman

sebaya.

b) Tampak dan ingin merasa bebas.

c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan

tubuhnya dan mulai berfikir yang khayal (abstrak).

2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), Ciri khasnya adalah :

a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.

b) Ada keinginan ingin berkencan atau ketertarikan pada

lawan jenis.

c) Timbul rasa cinta yang mendalam.

d) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin

berkembang.

e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.


17

3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), Ciri khasnya adalah :

a) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

b) Mengungkapkan kebebasan diri.

c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap

dirinya.

d) Dapat mewujudkan perasaan cinta.

e) Memiliki kemampuan berfikir khayal (abstrak).

3. Menstruasi

Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan

secara rutin setiap bulan salam masa suburnya kecuali apabila terjadi

kehamilan. Menstruasi biasanya dimulai pada wanita berumur 12-15

tahun (menarche) yang terus berlanjut sampai umur 45-50 tahun atau

menopause (Sejati, 2009). Haid atau menstruasi merupakan proses

keluarnya darah yang terjadi secara periodik atau siklis endometrium.

Pada saat haid, sering muncul keluhan atau gangguan, khususnya pada

wanita produktif terutama pada remaja yang sering terjadi nyeri /

dismenorea (Kasdu, 2005).

Menurut Proverawati (2009), masalah-masalah dan gangguan

pada saat menstruasi, yaitu :

1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :

Hipermenorea atau Menoragia dan Hipomenoria

2. Kelainan siklus : Polimenorea, Oligomenorea, Amenorea

3. Perdarahan diluar haid (Metroragia)


18

4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Premenstrual tension

(ketegangan prahaid), Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan

Dismenorea.

4. Dismenorea

a. Pengertian

1) Dismenorea adalah aliran bulanan yang menyakitkan atau tidak

normal. Nyeri yang dirasakan tidak hanya terjadi pada bagian

perut bawah saja melainkan pada punggung bagian bawah.

Pinggang, pinggul, otot, paha atas, hingga betis (Laila, 2011).

2) Dismenorea adalah nyeri menstruasi yang merupakan suatu

gejala yang bukan suatu penyakit (Asrinah, 2011).

3) Dismenorea adalah nyeri didaerah panggul akibat menstruasi

dan produktif zat prostaglandin (Proverawati, 2009).

b. Tanda dan gejala

Rasa nyeri ini dapat disebabkan karena kontraksi otot perut

yang terjadi secara terus menerus saat mengeluarkan darah.

Kontraksi yang sangat sering ini menyebabkan otot menegang.

Ketegangan otot tidak hanya terjadi pada otot perut yang terdapat

dibagian punggung bawah, pinggang, panggul, dan paha hingga betis

(Asrinah, 2011).
19

Gejala-gejala fisik nyeri menstruari adalah sakit perut, sakit

kepala, mual, payudara bengkak, nyeri otot, dan punggung. Serta

pembengkakan di tungkai kaki. Sementara itu, gejala psikologinya

antara lain cepat tersinggung, mudah marah, depresi, tiba-tiba sering

menangis, cepat berubah dari gembira menjadi marah, cepat lupa,

merasa sendirian di tengah keramaian, tidak berkonsentrasi, malas,

tegang, rendah diri, dan bingung. Gejala lain adalah sulit tidur, lelah,

pusing, sering merasa haus, banyak makan, gairah seksual berubah,

dan menurunnya minat dalam kehidupan sehari-hari ( Laila, 2011).

Gejala dismenorea yaitu gejala nyeri pada perut bagian

bawah, yang bisa menjalar kepunggung bagian bawah dan tungkai,

sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan pinggang untuk beberapa jam,

kram perut dan sakit perut (Proverawati, 2009).

Dari beberapa sumber yang penulis peroleh maka dapat

disimpulkan bahwa gejala dan keluhan dismenorea adalah :

1) Stress yang berlebihan

2) Mual muntah

3) Rasa letih, cemas, bingung dan tegang

4) Sakit daerah bawah pinggang dan bawah perut

5) Rasa kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang

terus menerus ada.


20

c. Macam Dismenorea

Menurut Anurogo (2011), macam dismenorea dibagi menjadi dua,

yaitu :

1) Dismenorea Primer

Dismenorea primer adalah nyeri haid yang di jumpai

tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata. Dismenorea primer

biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah haid pertama,

segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Selama

menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas melepaskan

prostaglandin (sekelompok persenyawaan mirip hormon kuat

yang terdiri dari asam lemak esensidan mempengaruhi

pembuluh). Prostaglandin merangsang otot uterus (rahim) dan

memengaruhi pembuluh darah biasa digunakan untuk

menginduksi aborsi atau kelahiran yang menyebabkan iskemia

uterus (penurunan suplai darah ke rahim) melalui kontraksi

myometrium (otot dinding rahim) dan vasoconstriction

(penyempitan pembuluh darah). Peningkatan kadar prostaglandin

telah terbukti ditemukan pada cairan haid pada perempuan

dengan dismenorea berat. Kadar ini memang meningkat terutama

selama dua hari pertama haid.


21

Kadar prostaglandin yang meningkat ditentukan dicairan

endometrium perempuan dengan dismenorea dan berhubungan

baik dengan derajat nyeri. Peningkatan endometrial prostaglandin

sebanyak tiga kali lipat terjadi dari fase folikuler menuju fase

luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama haid.

Peningkatan prostaglandin di endometrium yang mengikuti

penurunan progesterone pada akhir fase luteal menimbulkan

peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang

berlebihan.

a) Faktor resiko dismenorea primer

(1) Usia saat menstruasi yang pertama kurang dari 12 tahun

(2) Belum pernah melahirkan anak

(3) Haid memanjang atau dalam waktu yang lama

(4) Merokok

(5) Riwayat keluarga terkena penyakit

(6) Kegemukan

b) Gejala-gejala dismenorea primer

1) Malaise (rasa tidak enak badan)

2) Fatigue (lelah)

3) Nausea (Mual) dan vomiting (muntah)

4) Diare

5) Nyeri punggung bawah

6) Sakit kepala
22

Menurut Laila (2011), ada beberapa faktor yang

memegang peranan penting sebagai penyebab terjadinya

dismenorea primer :

1) Faktor kejiwaan

Para remaja yang secara emosional tidak stabil, dan apabila

tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses

menstruasi mudah timbul disminorea.

2) Faktor konstitusi

Faktor yang menurunkan ketahanan terhadap nyeri, seperti :

anemia, penyakit menahun dan sebagainya yang dapat

mempengaruhi kejadian disminorea.

3) Faktor Endokrin atau Hormon

Faktor ini dikarenakan endometrium memproduksi

hormone prostaglandin yang menyebabkan pergerakan

otot-otot polos. Sehingga hormone prostaglandin yang

berlebihan dilepaskan ke dalam peredaran darah, maka

akan menimbulkan nyeri saat menstruasi.

4) Faktor alergi

Faktor ini merupakan teori yang dikemukakan setelah

dilakukan penelitian tentang adanya hubungan antara

dismenorea dan migraine atau asma. Melalui penelitian

tersebut, diduga bahwa penyebab alergi ini adalah karna

adanya toksin haid.


23

2) Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder adalah nyeri menstruasi yang

dirasakan karena penyakit atau kelainan alat reproduksi

(Laila, 2011).

Penyebab dismenorea sekunder menurut Anurogo (2011),

antara lain :

(1) Alat kontrasepsi dalam rahim

(2) Adanya endometrium selain dirahim

(3) Tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot

(4) Perlekatan

(5) Kista ovarium

(6) Sel telur terpeluntir

(7) Penyakit radang panggul kronis

(8) Kelainan letak uterus seperti retrofleksi

(9) Faktor psikis takut tidak punya anak

Faktor resiko dismenorea sekunder menurut Anurogo (2011),

antara lain:

(1) Endrometriosis

(2) Aenomiosis

(3) IUD

(4) Penyakit radang panggul

(5) Kanker endometrium

(6) Kista ovarium


24

Gejala Dismenorea sekunder menurut Anurogo (2011),

yaitu :

(1) Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua

setelah haid pertama.

(2) Dismenorea dimulai setelah usia 25 tahun.

(3) Terdapat ketidaknormalan pelvis dengan pemeriksanan

fisik.

(4) Nyeri yang tidak berkurang dengan terapi NSAID

(nonsteroidal anti-inflammatory drug).

(5) Rasa nyeri saatberhubungan seks.

(6) Infertilitas.

d. Pencegahan dan pengobatan dismenorea

Pencegahan dismenoria menurut Anurogo (2011), yaitu :

1) Hindari stress.

2) Pola makan yang teratur dengan asupan gizi mencakup 4 sehat

5 sempurna.

3) Saat menjelang haid, hindari makanan yang cenderung asam

dan pedas.

4) Istirahat yang cukup.

5) Olahraga secara teratur.

6) Selama haid, jangan melakukan olahraga berat atau bekerja

berlebihan.

7) Hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun coklat.


25

Pengobatan dismenorea menurut Laila (2011), antara lain :

1) Obat analgesic

Obat analgesic diberikan sebagai terapi simtomatik. Obat

analgesic yang diberikan misalnya kombinasi aspirin, fenasetin,

dan kafein. Selain itu yang beredar dipasaran, seperti novalgin,

ponstan, acetaminophen.

2) Melakukan terapi hormonal

Yaitu dengan cara memberikan pil kontrasepsi kombinasi.

Tujuan dari pemberian pil kombinasi ini yaitu menekan

ovulasi, namun tindakan ini hanya bersifat sementara.

3) Obat Nonsteoroid anti prostaglandin

Dengan pemakaian obat ini, 70% perempuan yang merasa sakit

saat menstruasi dapat disembuhkan atau banyak mengalami

perbaikan yang dirasa.Sebaiknya, pengobatan ini diberikan

dimulai 1 sampai 3 sebelum menstruasi. Obat steroid yang

termasuk disini adalah ibuprofen, dan naproksen.

Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan

istirahat yang cukup (Laila, 2011), yaitu ada :

1) Mengompres dengan suhu yang panas

Pengompresan bisa dengan menggunakan kompres handuk,

atau botol berisi air panas (hangat) tepat pada bagian yang

terasa kram (bisa perut atau pinggang abgian belakang). Suhu


26

panas dapat meminimalkan ketegangan otot. Setelah otot rileks,

rasa nyeri pun akan berlangsung hilang.

2) Berolahraga secara teratur

Berolahraga teratur tidak hanya mengurangi stress yang

biasanya timbul saat PMS dan menstruasi, tetapi juga bisa

meningkatkan produksi endorphin otak dan penawar sakit

alami tubuh.

3) Melakukan pemijatan

Pemijatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Pemijatan

yang dilakukan secara ringan dan melingkar dengan telunjuk

pada perut bagian bawahakan membantu mengurangi nyeri

haid. Aktivitas sehari-hari bisa membuat otot menegang dan

rasa lelah yang menggangu, sehingga pikiran semakin stress

dan nyeri haid akan semakin parah.


27

B. Kerangka Teori

Tingkat Pengetahuan :

1. Tahu
2. Memahami
3. Analisis
4. Siamosis
5. Evaluasi

Pengetahuan Disminorea :
1. Pengertian Disminorea
2. Tanda dan gejala
Disminorea
Faktor - Faktor Yang
3. Macam Disminorea
Mempengaruhi
4. Pencegahan dan
Pengetahuan :
pengobatan Disminorea
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sosial Ekonomi
5. Informasi
6. Pengalaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Notoatmodjo 2010 (modifikasi)
28

C. Kerangka Konsep

Baik

Tingkat Pengetahuan Remaja


Cukup
Putri tentang Disminorea

Kurang

Faktor - Faktor Yang


Mempengaruhi Pengetahuan :
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sosial Ekonomi
5. Informasi
6. Pengalaman

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variable yang diteliti

: Variable yang tidak diteliti


29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang

dilakukan terhadap sekelompok objek yang bertujuan untuk melihat

gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif yaitu data yang

dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2009).

Pada penelitian ini menggambarkan tentang Tingkat Pengetahuan

Remaja Putri tentang Dismenorea pada Kelas VIII di SMPN 1 Sambi

Boyolali.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh

peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007).

Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Sambi Boyolali.

29
30

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan

dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya

(Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4-18 Mei

2013.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Jumlah populasi yang digunakan

pada penelitian ini adalah Remaja Putri kelas VIII di SMP N 1 Sambi

Boyolali yang berjumlah 122 siswi yang terbagi dalam 7 kelas.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari

keseluruhan obyek penelitian yang dijadikan bahan penelitian dimana

bagian tersebut mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Arikunto (2006) jika populasi sampel kurang dari 100 lebih

baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil

10%-15% dan 20-25% atau lebih, jadi jumlah sampel yang diambil

peneliti adalah 25% dari 122 siswi adalah 31 siswi.


31

3. Teknik pengambilan sampling

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi

sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,

sehinga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada

(Hidayat, 2009). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu. Pengambilan sampel acak dapat dilakukan dengan

undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak

(Sugiyono, 2007).

Sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan

kriteria pengambilan sampel. Menurut Hidayat (2007), kriteria

pengambilan sampel dibedakan menjadi 2 yaitu kriteria inklusi dan

eksklusi.

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subyek penelitian

dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai

sampel (Hidayat, 2007). Adapun kriteria inklusi dari subyek

penelitian adalah sebagai berikut :

1) Remaja putri yang bersedia menjadi responden.

2) Remaja putri yang sudah menstruasi.


32

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subyek

penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi

syarat sebagai sampel (Hidayat, 2007). Kriteria eksklusi dari

subyek penelitian adalah sebagai berikut:

1) Remaja putri sudah menstruasi tetapi tidak bersedia untuk

menjadi responden.

2) Remaja putri yang tidak masuk pada waktu diadakan penelitian.

3) Remaja putri yang mengundurkan diri menjadi responden.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini instrumen

penelitian atau alat yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner.

1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu

penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut

kepentingan umum atau banyak orang (Notoatmodjo, 2010).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner

yang bersifat langsung dan pertanyaan tertutup artinya pernyataan yang

membutuhkan jawaban atau isian telah dibatasi atau ditentukan

jawabannya yaitu benar dan salah (Arikunto, 2010).


33

2. Kriteria penilaian

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang

berbentuk pernyatan dimana dalam pernyatan tersebut disediakan pilihan

jawaban benar atau salah dan responden diminta memilih salah satu

jawaban tersebut. Kuesioner ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan

positif (favorabel) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan

menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavorabel) bila

responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1.

Pemberian jawaban ditunjukkan dengan menggunakan tanda centang ()

pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.

Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas,

terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik

seperti sejenis di luar lokasi penelitian yaitu di SMP N 1 Ngemplak

Boyolali. Instrumen penelitian sebelumnya diuji validitas dan uji

reliabilitas kemudian diolah dan dianalisa dengan dibantu program SPSS

(Statistical Product and Service Solution).


34

3. Kisi-kisi kuesioner

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator Pernyataan Total

Favourable Unfavourable

Tingkat a. Pengertian 1,2 2


Pengetahuan Dismenorea
4,7,8,9 3,5,6,10,11 9
Remaja b. Tanda dan
Putri gejala
Tentang Dismenorea
Dismenorea c. Penyebab
Dismenorea
12,13,15,18,19 14,16,17 8
d. Penanganan
Dismenorea 20,21,22,23,24 25,26,27 8

Jumlah 27

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan

tingkat kevalidan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Uji validitas

ini dilakukan di SMP N 1 Ngemplak Boyolali tanggal 16 Februari

2013, dengan sampel yang di ambil untuk validitas sebanyak 30 siswi.

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 30 responden dengan

pengolahan data menggunakan progam SPSS (Statistical Product and

Service Solution) diperoleh hasil 30 pernyataan dengan taraf

signifikan 0,05 memiliki rhitung > rtabel ( 0,361) sebanyak 27 pernyataan

dan 3 pernyataan memiliki rhitung < rtabel ( 0,361) yaitu item pernyataan
35

nomor 8, 20, dan 22. Sehingga ketiga item pernyataan tersebut

dinyatakan tidak valid dan dihilangkan sehingga tidak digunakan

untuk penelitian selanjutnya karena 27 pernyataan sudah dapat

mewakili untuk penelitian. Instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian

ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment.

Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel ( 0,361)

sign 0,05

Menurut Riwidikdo (2009), rumus product moment adalah:

N . SX.Y - SX.SY
rxy =
{N SX 2 - (SX ) }{N SY 2 - (SY ) }
2 2

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien skorelasi product moment

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu instrument penelitian atau alat ukur dalam

mengumpulkan data untuk bisa diandalkan dan dipercaya

keabsahannya serta uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat data yang

bisa dinyatakan reliabel dalam data yang dikumpulkan dalam waktu


36

yang berbeda (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini uji reliabilitas

menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Menurut Riwidikdo (2009), rumus dari Alpha Cronbach adalah

sebagai berikut :

k Ssb
2
r11 = 1- 2
k - 1 s t

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2= Jumlah varian butir

t2 = Varians total

Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbachs > rkriteria (0,75)

(Riwidikdo, 2009).

Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk pengetahuan responden didapat

r Cronbachs Alpha sebesar 0,923. Maka dapat disimpulkan bahwa

kuesioner untuk pengetahuan responden terbukti reliabilitasnya.


37

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan

data yang akan dilakukan dalam penelitian (Riwidikdo, 2009). Data yang

diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari

yang sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan

keperluan penelitian (Hidayat, 2007). Pengumpulan data primer

didapat dari pengisian kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data telah dikumpulkan oleh pihak lain dan

data sudah ada (Hidayat, 2007). Cara mendapat data sekunder ini

adalah dari studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah data

mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku dan

surat kabar (Arikunto, 2010).

Data sekunder diperoleh dari bagian Tata Usaha (TU), yaitu data

jumlah remaja putri kelas VIII di SMP N1 Sambi Boyolali.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan ukuran yang dimiliki dalam anggota

dari kelompok yang berbeda (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini

menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putri

tentang dismenorea.
38

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel variabel diamati atau diteliti

(Nursalam, 2008).

Tabel 3.2. Definisi Operasional


Definisi Skala
Variabel Alat ukur Kategori
Operasional Data
Tingkat Kemampuan Kuesioner a. Baik : Bila nilai Ordinal
Pengetahuan menjawab responden yang
Remaja pertanyaan diperoleh ( x ) >
Putri tentang yang diberikan mean + 1 SD
dismenorea yang berkaitan
b. Cukup : Bila nilai
dengan
mean 1 SD x
dismenorea
mean + 1 SD
pada lembar
kuesioner c. Kurang : Bila nilai
responden yang
diperoleh ( x ) <
mean 1 SD

(Riwidikdo, 2010)
39

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses

pengolahan data ada 4 yaitu:

a. Editing

Editing adalah suatu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuesioner.

b. Coding

Coding adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Data entry (Tabulasi)

Data entry adalah kegiatan memasukkan data ke dalam program

atau software komputer.

d. Pembersihan data (cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan

atau koreksi.
40

2. Analisa Data

Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian adalah

Analisa Univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil

tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase

dari variabel (Notoatmodjo, 2010).

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut

Riwidikdo (2010), adalah sebagai berikut:

a. Baik : Bila responden (x) > mean + 1 SD

b. Cukup : Bila nilai mean 1SD x mean + 1 SD

c. Kurang : Bila nilai responden (x) < mean 1 SD

Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus

menurut Riwidikdo (2010), yaitu:

Keterangan:

SD : Simpangan baku

xi : Nilai dari data

n : Banyaknya data
41

Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut

Riwidikdo (2010), yaitu:

Rumus : X =
x
n

Keterangan :

X : Rata-rata ( mean )

x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden

Untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010), yaitu

sebagai berikut:

Skor tingkat pengetahuan rerponden

Skor prosentase = x100%

Total responden

Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah pengetahuan remaja putri

tentang dismenorea menurut tingkat pengetahuan adalah :

Jumlah remaja putrid menurut tingkat pengetahuan

Skor prosentase = x100%

Total responden
42

I. Etika Penelitian

Pada penelitian ini, tetap menjunjung tinggi kebebasan dan hak dari

setiap orang dalam memberikan masukan, pendapat serta jawaban dari

kuesioner yang ada. Sehingga nilai untuk tetap menjunjung tinggi etika

penelitian menjadi salah satu wujud akan tidak adanya intervensi dari

pihak manapun. Dan standar etika dalam melakukan penelitian, menurut

(Hidayat, 2009) antara lain:

1. Anonimity

Jaminan untuk tidak menyebutkan nama dan serta menerangkan

sumber data atau responden yang menjadi sumber data dalam

penelitian.

2. Informed Consent

Pernyataan persetujuan antara peneliti dengan responden yang

ditandai dengan pemberian tanda tangan pada surat persetujuan.

3. Confidentiality ( Kerahasiaan )

Kerahasiaan merupakan salah satu bentuk jaminan kepada responden,

apabila yang bersangkutan tidak bersedia untuk diberitahukan segala

informasi tentang responden yang bersangkutan.

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun

proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta

waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Notoadmodjo, 2010). Tabel jadwal penelitian (terlampir).


43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

SMP N 1 Sambi terletak di Dukuh Gumukrejo, Kelurahan Sambi,

Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. SMP N 1 Sambi sebelah selatan

berbatasan RT 03 Dusun Mutihan, timur berbatasan dengan RT 04 Dusun

Mutihan, utara berbatasan dengan RT 07 Dusun Gumukrejo dan barat

berbatasan dengan desa Canden.

SMP N 1 Sambi dikepalai oleh Bapak Marsum S.Pd yang

membawahi 46 guru dan 57 karyawan. Luas SMP N 1 Sambi sekitar 3

hektar terdiri dari 21 kelas, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS), Sarana olah raga, mushola, ruang komputer,

ruang laboratorium, ruang kesenian, kantin. Jumlah murid kelas VII yaitu

240 murid, kelas VIII yaitu 122 murid putri dan 116 murid putra dan kelas

IX 243 murid.

B. Hasil Penelitian

Dari hasil pengumpulan data melalui kuesioner yang telah

dilaksanakan pada tanggal 4-18 Mei 2013 dengan subyek penelitian

sebanyak 31 siswi diperoleh hasil sebagai berikut :

43
44

1. Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviation

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviation

N Minimum Maximum Mean Standar


Deviation
Tingkat 31 18 25 21,6 1,3
pengetahuan
remaja putri
kelas VIII
tentang
dismenorea di
SMP N 1 Sambi
Boyolali
Sumber : Data Primer

2. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea


pada Kelas VIII di SMP N 1 Sambi Boyolali
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea pada Kelas VIII
di SMP N 1 Sambi Boyolali
No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1 Baik 4 12,90%
2 Cukup 24 77,42 %
3 Kurang 3 9,68 %
Jumlah 31 100%
Sumber : Data Primer bulan Mei 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan

remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali

dalam kategori baik yaitu sebanyak 4 responden (12,90%) sedangkan

untuk kategori cukup sebanyak 24 responden (77,42%), dan untuk

kategori kurang sebanyak responden 3 (9,68%). Jadi tingkat pengetahuan

remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1 Sambi Boyolali

dapat dikategorikan berpengetahuan cukup yaitu 24 responden (77,42%).


45

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di SMP N 1

Sambi Boyolali 12,90% (4 siswi) adalah berpengetahuan baik, 24 siswi

(77,42%) berpengetahuan cukup dan berpengetahuan kurang 3 siswi

(9,68%).

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melalukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebangian besar pengetahuan manusia

diperoleh mulai dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan

seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan ( Notoadmodjo, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah

pendidikan, informasi atau media massa, sosial budaya dan ekonomi,

lingkungan, pengalaman dan usia. Semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Masyarakat

mendapatkan inovasi baru melalui berkembangnya teknologi dan media

massa. Status ekonomi seseorang juka akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu. Adanya interaksi timbal


46

balik individu terhadap lingkungan juga mempengaruhi

(Notoadmodjo, 2010).

Dismenorea adalah aliran bulanan yang menyakitkan atau tidak

normal. Nyeri yang dirasakan tidak hanya terjadi pada bagian perut bawah

saja melainkan pada punggung bagian bawah. Pinggang, pinggul, otot,

paha atas, hingga betis (Laila, 2011). Nyeri haid ada yang ringan dan ada

yang samar-samar, ada pula yang berat bahkan beberapa wanita telah

pingsan dan ada yang harus ke dokter karena menstruasi yang dialaminya

mengganggu aktifitasnya (Asrinah, 2011).

Pencegahan dan penanganan dismenorea dapat dilakukan dengan

cara menghindari stress, pola makan yang teratur dengan asupan gizi

mencakup 4 sehat 5 sempurna, saat menjelang haid, hindari makanan yang

cenderung asam dan pedas, istirahat yang cukup, olahraga secara teratur,

selama haid, jangan melakukan olahraga berat atau bekerja berlebihan dan

hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun coklat

(Anurogo, 2011).

Dengan baiknya tingkat pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea diharapkan remaja siap dalam menghadapi nyeri saat datang

bulan. Walaupun tidak berbahaya, namun rasa ini dapat mengganggu bagi

wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak

sama untuk setiap wanita, dan yang masih bisa bekerja sambil meringis

(Proverawati, 2009).
47

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP N 1 Sambi

Boyolali didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas

VIII tentang dismenorea adalah cukup (77,42%). Hal ini dipengaruhi

karena masih banyak siswi yang tidak mengerti tentang pengertian dan

cara penanganan dismenorea. Kemungkinan dipengaruhi pengalaman

siswi saat haid yang lalu atau pernah mengalami dismenorea sebelumnya.

Kurangnya memanfaatkan media massa, radio, dan TV. Kurangnya

informasi yang diberikan baik dari orangtua maupun kurangnya

penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang pengertian dan cara penanganan

dismenorea atau kurangnya kesadaran terhadap tenaga kesehatan terdekat

untuk mendapatkan informasi tentang pengertian dismenorea dan cara

penanganannya, sehingga responden cukup tahu tentang pengertian dan

cara penanganan dismenorea, hal ini mempengaruhi pengetahuan

responden menjadi cukup.

D. Keterbatasan

1. Kendala penelitian

Kendala dari penelitian adalah waktu dalam mengumpulkan responden

dikarenakan sedang ada kegiatan di tempat penelitian serta pada saat

mengerjakan kuesioner ada beberapa responden yang belum bisa

memahami istilah-istilah dalam kuesioner.


48

2. Kelemahan/keterbatasan

a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

peneitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner

Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam penyusunan (kuesioner)

yang menggunakan jawab tertutup sehingga responden tidak dapat

menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.

c. Sampel

Penelitian ini hanya mengambil sampel dari siswi kelas VIII saja,

sehingga tidak dapat mewakili semua siswi SMP N 1 Sambi

Boyolali.
49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII di SMP

N 1 Sambi Boyolali dapat di simpulkan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di

SMP N 1 Sambi Boyolali termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak

4 responden (12,90%).

2. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di

SMP N 1 Sambi Boyolali termasuk dalam kategori cukup sebanyak 24

responden (77,42%).

3. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang dismenorea di

SMP N 1 Sambi Boyolali termasuk dalam kategori kurang sebanyak 3

responden (9,68%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penenlitian mengenai tingkat pengetahuan remaja putri

tentang dismenorea, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Responden

Diharapkan untuk lebih banyak menambah pengetahuan atau wawasan

yaitu dengan menanyakan pada sumber-sumber yang dapat dipercaya

seperti tenaga kesehatan, guru, atau membaca buku-buku tentang

kesehatan reproduksi untuk mengetahui cara penanganan dismenorea

49
50

yang benar, maka diharapkan siswi dapat mengatasi bila

mengalaminya.

2. Bagi institusi

a. SMP N 1 Sambi Boyolali

Diharapkan dapat memberikan informasi atau penyuluhan yang

menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja

setempat / puskesmas) untuk memberikan penyuluhan tentang

kesehatan reproduksi khususnya dismenorea.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan akan menambah literatur tentang kesehatan reproduksi

khususnya dismenorea.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan

variable penelitian dan sampel peneliti lebih bervariasi.


DAFTAR PUSTAKA

Anurogo, D. 2011. Cara jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta. Andi Offset.

Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.
Asrinah. 2011. Menstruasi dan permasalahannya. Yogyakarta : Pustaka Panasea.

Atikah. 2009. Menarche. Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha


Medika.
Depkes. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba
Medika.

Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data.


Jakarta : Salemba Medika.
Ekasari, D. 2011. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VIII Tentang Dismenorea,
SMP N 1 Plupuh, AKBID YAPPY. Karya Tulis Ilmiah.
Saputri, E. 2011. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea,
MTS AL-Islam Mraggen Polokarto Sukoharjo, AKBID Kusuma Husada
Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Jalal, A. 2010. Pengertian Pengetahuan (Knowledge).
http://www.pengertian_pengetahuan (knowledge).htm. Diakses 28
November 2012.
Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara.

Kusmiran. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba


Medika
Laila, N. N. 2011. Buku Pintar Menstruasi + Solusi Atasi Segala Keluhannya.
Yogyakarta : Bukubiru.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

___________ . 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka


Cipta.

___________ . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

51
52

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika.
Mysaroh. 2009. Menarche. Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Prawirohardjo. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroardjo.
Proverawati, A. 2009. Menarche. Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta
: Nuha Medika.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Progam R
dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Sarlito, dkk. 2004. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Salemba Medika.
Saryono. 2010. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sejati. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Widyastuti, Y., Rahmawati, A., Purnamaningrum, Y. E. 2009. Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
Hidayat, A. 2008. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Mahfoedz. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperwatan dan
Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai