dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita yang kelima yaitu
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup
sehat.
bertanggungjawab pada wilayah kerjanya. Dalam era JKN, fungsi Puskesmas seolah bergeser
menjadi Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Dalam upaya mendorong dan lebih
mengaktifkan kembali fungsi UKM Puskesmas, terutama dalam kegiatan luar gedung, serta
dukungan biaya operasional, dan dukungan pembiayaan lainnya. Dana Bantuan Operasional
Kesehatan merupakan salah satu sumber pendanaan untuk menunjang operasional pelayanan
di Puskesmas.
cukup dan teralokasi secara adil. Sumber pendanaan puskesmas terdiri dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Dana kapitasi merupakan salah satu
dana berasal dari sumber-sumber lain yang sah yaitu BPJS kesehatan.
Sedangkan dana perimbangan mencakup Dana Alokasi Khusus yang berasal dari
APBN, dialokasikan ke daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah. Dana Alokasi Khusus DAK digunakan untuk membiayai kegiatan fisik dan kegiatan
nonfisik. Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik bidang kesehatan berfungsi untuk pengadaan
peralatan kesehatan dan pemenuhan sarana. Berbeda dengan Dana Alokasi Khusus (DAK)
nonfisik bidang kesehatan, yang berguna untuk pendanaan daerah agar tercapainya prioritas
pembangunan nasional kesehatan. Salah satu dana DAK nonfisik yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif pada pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu dana Bantuan
Masyarakat (UKM). Fungsi dana BOK dalam manajemen puskesmas seperti untuk fungsi
Masyarakat (UKM) terdiri dari esensial dan pengembangan. Upaya Kesehatan Masayarakat
esensial merupakan pemanfaatan dana BOK di puskesmas seperti pada upaya kesehatan ibu,
anak dan promosi kesehatan. Oleh karena itu, dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)