Tugas Jinayat Resume
Tugas Jinayat Resume
HUDUD
HENDRI WIJAYA ( 12410206 )
JARIMAH HUDUD
A. Zina
1. Dengan saksi,
Para ulama telah sepakat bahwa jarimah zina tidak bisa di
buktikan kecuali dengan empat orang saksi. Apabila saksi itu
kurang dari empat maka persaksian tersebut tidak dapat
diterima. Hal ini apabila pembuktian nya itu hanya berupa saksi
semata-mata dab tidak ada bukti-bukti yang lain. Dasarnya
adalah sebagai berikut:
2. Dengan pengakuan
Pengakuan dapat digunakan sebagai alat bukti untuk jarimah
zina, dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Pengakuan harus dinyatakan sebanyak empat kali, dengan
mengiaskan kepada empat orang saksi.
b. Pengakuan harus terperinci dan menjelaskan tentang
hakikat perbuatan, sehingga dapat menghilangkan syubhat
(ketidak jelasan) dalam perbuatan zina tersebut
c. Pengakuan harus sah atau benar.
d. Pengakuan harus dinyatakan dalam sidang pengadilan.
3. Dengan qarinah
Qarinah atau tanda yang di anggap sebagai alat
pembuktian dalam jarimah zina ialah timbulnya kehamilan
pada seorang wanita yang tidak bersuami, atau tidak diketahui
suaminya
[1]
Disini Allah menyatakan secara tersirat bahwa dari kedua
buah tersebut dapat diolah menjadi rezeki yang baik (perdagangan
alami) dan hal yang tidak baik (minuman yang memabukkan).
[2]
itu berbagai aturan dan undang-undang pemerintah di
manapun, ada pengaturan tentang kedua hal itu, meskipun
dasar yang digunakan bukan dari Al-Quran..
Maka pertanyaan beberapa sahabat tersebut juga
menunjukkan munculnya kesadaran sosial bahwa didalam
perkara miras dan judi ternyata menghasilkan hal-hal yang
tidak baik dalam masyarakat.
[3]
Kalimat ini menjadi penyebab keumuman ayat itu,
karena kita pahami bahwa bagi orang Arab dalam keadaan
tidak mabuk tentu mereka mengerti apa yang diucapkan dalam
shalat. Berbeda halnya bagi orang non-Arab dimana bahasa
Arab bukan bahasa sehari-hari.
Oleh sebab itu maka mengerti bahasa arab, minimal
dalam bacaan sholat, menjadi kewajiban bagi orang non-arab.
Demikian ini agar tidak terkena makna daripada QS An-Nisa
[4:43] tersebut di atas karena objek sasaran ayat tersebut adalah
bagaimana mengerti apa yang diucapkan dalam sholat, bukan
pada mabuknya. Sedangkan mabuk adalah salah satu penyebab
dari tidak memahami apa yang diucapkan dalam shalat.
[4]
5:91. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
5:92. Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu
kepada Rasul (Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling,
maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami,
hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.[5]
[5]
Pembuktian untuk Jarimah l Khamr
Alat bukti syurb khamr adalah:
1. Persaksian, jumlah saksi adalah dua orang laki-laki atau empat
orang wanita. Menurut Imam Abu Hanifah ra dan Abu Yusuf ra,
saksi harus mencium bau minuman yang memabukkan ketika
menyaksikanya.
2. Pengakuan dari peminum, pengakuan ini cukup satu kali saja.
3. Bau mulut, menurut Imam Maliki ra bau mulut orang meminum
minuman yang memabukkan dapat dianggap sebagai bukti
bahwa yang bersangkutan telah meminum khamr.
4. Mabuk, Imam Abu Hanifah ra berpendapat bahwa mabuk dapat
dianggap sebagai alat bukti minum khamr. Sedang Imam
Syafii ra tidak demikian, karena mabuk itu memberi banyak
kemungkinan, terutama dipaksa atau terpaksa.
5. Muntah, menurut Imam Maliki ra beranggapan bahwa muntah
dapat dijadikan sebagai bukti minum khamr. Hal ini pernah
dilakukan ketika Usman bin Afan ra menjatuhkan hukuman
dera bagi orang yanh muntah-muntah akibat meminum khamr.
C. Qadzab
Qadzaf menurut bahasa yaitu ramyu syain berarti melempar
sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara adalah melempar tuduhan
(wathi) zina kepada orang lain yang karenanya mewajibkan
hukuman had bagi tertuduh (makdzuf).
Sejalan dengan beratnya hukuman bagi pelaku jarimah zina,
hukum Islam juga mengancamkan hukuman yang tak kalah beratnya
bagi seseorang yang melakukan tuduhan berzina kepada orang lain.
Hukuman tersebut tidak dijatuhkan ketika tuduhannya mengandung
kebohongan. Namun, apabila tuduhannya dapat dibuktikan
kebenarannya, maka jarimah qadzaf itu tidak ada lagi dan di jatuhkan
kepada orang yang menuduh. Artinya, bila si penuduh tak dapat
membuktikan tuduhannya karena lemahnya pembuktian atau
kesaksiannya, hukuman qadzaf dijatuhkan bagi si penuduh.
Suatu prinsip dalam fiqih Jinayah bahwa barang siapa
menuduh orang lain dengan sesuatu yang haram, maka wajib atasnya
membuktikan tuduhan itu. Apabila ia tak dapat membuktikan tuduhan
itu, maka ia wajib dikenai hukuman.
{4}
Artinya:
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik
(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi,
Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera,
dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-
lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-
Nuur : 4)
{23}
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik,
yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena lanat di
dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, (QS. An-
Nuur : 23)
Pembuktian Qadzab
1. Persaksian
2. Pengakuan
3. Dengan Sumpah
Dalam qadzaf akan hukuman pokok yaitu berupa dera (jild) delapan
puluh kali dan hukuman tambahan berupa tidak diterimanya
kasaksian yang bersangkutan selama seumur hidup. Hal ini
berdasarkan firman Allah:
{4}
Artinya:
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita baik-baik
(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat rang
saksi, mak deralah mereka (yang menuduh itu delapan pulah
kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
selama-lamanya.
(QS. An-Nuur : 4)
D. Pencurian
Pencurian menurut Muhamad Syaltut adalah
mengambil harta orang lain dengan sembunyi-
sembunyi yang dilakukan oleh orang yang tidak
dipercayai menjaga barang tersebut. Menurut beliau
selanjutnya, definisi tersebut secara jelas
mengeluarkan perbuatan menggelapkan harta orang
lain yang dipercayakan kepadanya (ikhtilas) dari
kategori pencurian. Oleh karena itu, penggelapan harta
orang lain tidak dianggap sebagai jarimah pencurian
dan tentu tidak dihukum dengan hukuman potong
tangan, namun dalam bentuk hukuman lain. Di
samping itu, definisi di atas mengeluarkan
pengambilan harta orang lain dengan terang-terangan
dan kategori pencurian, seperti pencopetan yang
mengambil barang secara terang-terangan dan
membawanya lari. Begitulah kesepakatan fuqaha.
E. Hirabah
G. Pemberontakan ( al baghyu )
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi
kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai
surut kembali pada perintah ALLOH. Kalau dia telah surut,
damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya ALLOH mencintai
orang-orang yang berlaku adil.{Terjemahan Al Quran Surat
Al Hujuroot [49]:9}
-
4). Hadist
5) Hadist