Anda di halaman 1dari 25

KONSEP JARIMAH

HUDUD
HENDRI WIJAYA ( 12410206 )
JARIMAH HUDUD

Jarimah hudud adalah tindak pidana yang diancam hukuman had,


yakni hukuman yang telah ditentukan macam dan jumlah (berat ringan)
sanksinya yang menjadi hak Allah swt melalui dalil naqli.

Dalam hubungannya dengan hukuman had, maka hak Allah


mempunyai pengertian bahwa hukuman tersebut tidak bisa dihapuskan
oleh perseorangan (orang yang menjadi korban atau keluarganya) atau
oleh masyarakat yang mewakili negara.

Ada tujuh macam perbuatan jarimah hudud yaitu, zina, menuduh


orang lain berbuat zina (qadzaf), minum minuman keras, mencuri,
menggangu keamanan (hirabah), murtad, dan pemberontakan (al-Bagyu).

Macam macam Jarimah Hudud

A. Zina

Para Ulama dalam memberikan definisi zina ini berbeda


redaksinya, namun dalam substansinya hampir sama, diantaranya
yang kami paparkan adalah:
Pendapat Syafiiyah
Sbagaimana yang di kutip oleh Abdul Qadir Audah, memberikan
definisi sebagai berikut :
Zina adalah memasukkan zakar kedalam farji yang diharamkan
karena zatnya tanpa ada syubhat dan menurut tabiatnya menimbulkan
syahwat.
Pendapat Malikiyah
Yakni: zina adalah persetubuhan yang dilakukan oleh orang
mukallaf terhadap farji manusia (wanita) yang bukan miliknya secara
disepakati dengan kesengajaan.

Dasar Hukum Islam

Dalam Hukum Islam, persetubuhan yang di anggap sebagai


zina adalah persetubuhan dalam farji (kemaluan). Ukurannya adalah
apabila kepala kemaluan (hasyafah) telah masuk ke dalam farji
walaupun sedikit. Juga dianggap sebagai zina walaupun ada
penghalang antara zakar (kemaluan laki-laki) dan farji (kemaluan
perempuan ), selama penghalangnya tipis yang tidak menghalangi
perasaan dan kenikmatan bersenggama.
Perbuatan-perbuatan ini dan semacamnya yang merupakan
rangsangan terhadap perbuatan zina merupakan maksiat yang
harus dikenai hukuman tazir. Larangan terhadap perbuatan-
perbuatan tersebut tercakup dalam firman Allah Surah Al-Israa
ayat 32 :
32. dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.
Sedangkan diharamkan nya berkumpul di tempat yang sunyi
dengan wanita asing (bukan muhrim) dinyatakan dengan tegas
dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa
rasulullah bersabda yang artinya:
Tidaklah di perkenankan salah seorang di antara kamu untuk
bersunyi-sunyi dengan wanita yang bukan muhrim, karena orang
ketiga di antara keduanya adalah setan
PEMBUKTIAN UNTUK JARIMAH ZINA

Pelaku jarimah zina dapat dikenai sanksi hukumsn had


apabila perbuatannya telah dapat di buktikan. Untuk jarimah Zina
ada tiga macam cara pembuktian, yaitu:

1. Dengan saksi,
Para ulama telah sepakat bahwa jarimah zina tidak bisa di
buktikan kecuali dengan empat orang saksi. Apabila saksi itu
kurang dari empat maka persaksian tersebut tidak dapat
diterima. Hal ini apabila pembuktian nya itu hanya berupa saksi
semata-mata dab tidak ada bukti-bukti yang lain. Dasarnya
adalah sebagai berikut:

a) Surah An-Nisa ayat 15


Perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara
kamu (yang menyaksikannya). kemudian apabila mereka
telah memberi persaksian, Maka kurunglah mereka
(wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui
ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya.
b) Surah An-Nur ayat 4
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-
baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat
orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu)
delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima
kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah
orang-orang yang fasik.
c.) Surah An-Nur ayat 13
Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan
empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena
mereka tidak mendatangkan saksi-saksi Maka mereka
Itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta.
Adapun syarat syarat Umum saksi yakni:
1. Baligh
2. Berakal
3. Kuat ingatan
4. Dapat Berbicara
5. Dapat Melihat
6. Adil
7. Islam

2. Dengan pengakuan
Pengakuan dapat digunakan sebagai alat bukti untuk jarimah
zina, dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Pengakuan harus dinyatakan sebanyak empat kali, dengan
mengiaskan kepada empat orang saksi.
b. Pengakuan harus terperinci dan menjelaskan tentang
hakikat perbuatan, sehingga dapat menghilangkan syubhat
(ketidak jelasan) dalam perbuatan zina tersebut
c. Pengakuan harus sah atau benar.
d. Pengakuan harus dinyatakan dalam sidang pengadilan.

3. Dengan qarinah
Qarinah atau tanda yang di anggap sebagai alat
pembuktian dalam jarimah zina ialah timbulnya kehamilan
pada seorang wanita yang tidak bersuami, atau tidak diketahui
suaminya

B. Minuman Keras / Khamar

Secara etimologi kata khamar berasal dari Bahasa Arab yaitu


artinya menutupi. Adapun secara terminologi khamar adalah
segala jenis minuman yang memabukkan yang dapat menutupi
kesehatan akal.
Sebagian ulama seperti Imam Hanafi memberikan pengertian
khamar sebagai nama (sebutan) untuk jenis minuman yang dibuat
dari perasan anggur sesudah dimasak sampai mendidih serta
mengeluarkan buih dan kemudian menjadi bersih kembali. Sari dari
buih itulah yang mengandung unsur yang memabukkan. Ada pula
yang memberi pengertian khamar dengan lebih menonjolkan unsur
yang memabukkannya. Artinya, segala jenis minuman yang
memabukkan disebut khamar.
Islam memandang khamar sebagai salah satu faktor utama
timbulnya gejala kejahatan, seperti menghalangi seseorang untuk
berzikir kepada Allah SWT, menghalangi seseorang melakukan shalat
yang merupakan tiang agama, menghalangi hati dari sinar hikmah
dan merupakan perbuatan setan. Oleh karena itu, khamar baik secara
esensi maupun penggunaannya, diharamkan secara qathi (yakin)
dalam Alquran maupun sunah Nabi SAW. Tetapi karena pada awal
Islam khamar telah menjadi kebiasaan atau bagian hidup masyarakat
Arab, maka pelarangannya dilakukan secara bertahap.

Dasar Hukum Islam

1. Ayat pertama QS. An-Nahl: 67





Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman
yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. (QS. An-
Nahl Ayat 67)[1]

Kurma dan anggur adalah komoditas ekonomi jazirah arab,


sejak dahulu kala. Komoditi tersebut selain diperdagangkan secara
natural (alami) juga diolah menjadi minuman yang memabukkan.
Seperti halnya buah aren bisa diolah menjadi tuak yang
memabukkan.

[1]
Disini Allah menyatakan secara tersirat bahwa dari kedua
buah tersebut dapat diolah menjadi rezeki yang baik (perdagangan
alami) dan hal yang tidak baik (minuman yang memabukkan).

2. Ayat kedua Al-Baqarah :219


Umar bin Khattab beserta para sahabat yang lain bertanya
kepada Rasulullah SAW perihal minuman yang memabukkan
dan menghilangkan akal. Sahabat-sahabat tersebut memang
sudah biasa minum khamar. Dua orang sahabat Rasulullah
SAW yang semasa masih jahiliyah tidak pernah minum
khamar adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Utsman bin
Affan. Sehubungan dengan pertanyaan tentang khamar
tersebut maka turunlah ayat yang berbunyi
:

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.


Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu
apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dari
keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berpikir, (QS. Al-Baqarah: 219)[2]

Dalam masyarakat kita saat ini, bahkan bagi orang


barat sekali pun kalau ditanya secara jujur tentang manfaat
dari miras dan judi, kita akan mendapatkan jawaban bahwa
bagaimana pun pada keduanya menimbulkan problem-
problem sosial yang bersifat negatif bahkan destruktif. Karena

[2]
itu berbagai aturan dan undang-undang pemerintah di
manapun, ada pengaturan tentang kedua hal itu, meskipun
dasar yang digunakan bukan dari Al-Quran..
Maka pertanyaan beberapa sahabat tersebut juga
menunjukkan munculnya kesadaran sosial bahwa didalam
perkara miras dan judi ternyata menghasilkan hal-hal yang
tidak baik dalam masyarakat.

3. Ayat ketiga, An-Nisa [4:43]


Setelah ayat kedua tentang khamar dan judi turun, pada
suatu saat Abdurrahman bin Auf mengundang teman-
temannya untuk minum khamar sampai mabuk. Ketika waktu
shalat tiba, salah seorang yang menjadi imam membaca surat
al-Kafirun secara keliru disebabkan pengaruh khamar. Maka
turunlah ayat ketiga yaitu An-Nisa [4:43]









...






Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu
mengerti apa yang kamu ucapkan, ..(QS. An-Nisa Ayat
43)[3]
Ayat ini belum mengharamkan minuman keras dan judi
secara mutlak, maka sebagian umat islam pada waktu itu masih
meminumnya.
Selain berkaitan dengan mabuk, ayat ini berlaku umum
bahwa orang yang mengerjakan shalat harus
memahami/mengerti makna bacaan shalatnya karena ada
kalimat sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan).

[3]
Kalimat ini menjadi penyebab keumuman ayat itu,
karena kita pahami bahwa bagi orang Arab dalam keadaan
tidak mabuk tentu mereka mengerti apa yang diucapkan dalam
shalat. Berbeda halnya bagi orang non-Arab dimana bahasa
Arab bukan bahasa sehari-hari.
Oleh sebab itu maka mengerti bahasa arab, minimal
dalam bacaan sholat, menjadi kewajiban bagi orang non-arab.
Demikian ini agar tidak terkena makna daripada QS An-Nisa
[4:43] tersebut di atas karena objek sasaran ayat tersebut adalah
bagaimana mengerti apa yang diucapkan dalam sholat, bukan
pada mabuknya. Sedangkan mabuk adalah salah satu penyebab
dari tidak memahami apa yang diucapkan dalam shalat.

4. Ayat keempat, Al-Maidah [5:90-92]













.











.






5:90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.[4]

[4]
5:91. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
5:92. Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu
kepada Rasul (Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling,
maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami,
hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.[5]

Dengan turunnya ayat ini maka hukum meminum khamar


dan judi telah secara tegas dan jelas dinyatakan sebagai perbuatan
yang haram. Sebagai salah satu dari dosa besar (Al-Baqarah
[2:219]).
Allah menyuruh menjauhi 4 perbuatan keji yang termasuk
perbuatan syetan Minum Khamar, Berjudi, Berkorban untuk
berhala/thagut/sesuatu yang bukan karena Allah, Mengundi nasib,
dengan panah atau yang lainnya termasuk mengundi nasib kepada
tukang ramal.
Sedang khamar dan berjudi, Allah SWT nyatakan sebagai
perbuatan setan yang akan :
Menimbulkan permusuhan
Menimbulkan kebencian satu sama lain
Menghalangi dari mengingat Allah
Menghalangi dari sembahyang

[5]
Pembuktian untuk Jarimah l Khamr
Alat bukti syurb khamr adalah:
1. Persaksian, jumlah saksi adalah dua orang laki-laki atau empat
orang wanita. Menurut Imam Abu Hanifah ra dan Abu Yusuf ra,
saksi harus mencium bau minuman yang memabukkan ketika
menyaksikanya.
2. Pengakuan dari peminum, pengakuan ini cukup satu kali saja.
3. Bau mulut, menurut Imam Maliki ra bau mulut orang meminum
minuman yang memabukkan dapat dianggap sebagai bukti
bahwa yang bersangkutan telah meminum khamr.
4. Mabuk, Imam Abu Hanifah ra berpendapat bahwa mabuk dapat
dianggap sebagai alat bukti minum khamr. Sedang Imam
Syafii ra tidak demikian, karena mabuk itu memberi banyak
kemungkinan, terutama dipaksa atau terpaksa.
5. Muntah, menurut Imam Maliki ra beranggapan bahwa muntah
dapat dijadikan sebagai bukti minum khamr. Hal ini pernah
dilakukan ketika Usman bin Afan ra menjatuhkan hukuman
dera bagi orang yanh muntah-muntah akibat meminum khamr.

C. Qadzab
Qadzaf menurut bahasa yaitu ramyu syain berarti melempar
sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara adalah melempar tuduhan
(wathi) zina kepada orang lain yang karenanya mewajibkan
hukuman had bagi tertuduh (makdzuf).
Sejalan dengan beratnya hukuman bagi pelaku jarimah zina,
hukum Islam juga mengancamkan hukuman yang tak kalah beratnya
bagi seseorang yang melakukan tuduhan berzina kepada orang lain.
Hukuman tersebut tidak dijatuhkan ketika tuduhannya mengandung
kebohongan. Namun, apabila tuduhannya dapat dibuktikan
kebenarannya, maka jarimah qadzaf itu tidak ada lagi dan di jatuhkan
kepada orang yang menuduh. Artinya, bila si penuduh tak dapat
membuktikan tuduhannya karena lemahnya pembuktian atau
kesaksiannya, hukuman qadzaf dijatuhkan bagi si penuduh.
Suatu prinsip dalam fiqih Jinayah bahwa barang siapa
menuduh orang lain dengan sesuatu yang haram, maka wajib atasnya
membuktikan tuduhan itu. Apabila ia tak dapat membuktikan tuduhan
itu, maka ia wajib dikenai hukuman.

Dasar Hukum Islam


Dasar Jarimah Qadzaf adalah firman Allah:



{4}

Artinya:
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik
(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi,
Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera,
dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-
lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-
Nuur : 4)

Dalam surat An-Nuur ayat 23, Allah berfirman :


{23}

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik,
yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena lanat di
dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, (QS. An-
Nuur : 23)

Pembuktian Qadzab
1. Persaksian

a. Jarimah Qadzaf dapat dibuktikan dengan persaksian dan


persyaratan persaksian dalam masalah qadzaf sama dengan
persyaratan persaksian dalam kasus zina. Bagi orang yang
menuduh zina itu dapat mengambil beberapa kemungkinan,
yaitu:

Memungkiri tuduhan itu dengan mengajukan


persaksian cukup satu orang laki-laki atau
perempuan.

Membuktikan bahwa yang dituduh mengakui


kebenaran tuduhan dan untuk ini cukup dua orang
laki-laki atau seorang laki-laki dan dua orang
perempuan.

Membuktikan kebenaran tuduhan secara penuh


dengan mangajukan empat orang saksi

Bila yang dituduh itu istrinya dan ia menolak


tuduhannya maka suami yang menuduh itu dapat
mengajukan sumpah lian.

2. Pengakuan

Yakni si penuduh mengakui bahwa telah malakukan


tuduhan zina kepada seseorang. Menurut sebagian ulama,
kesaksian terhadap orang yang melakukan zina harus jelas,
seperti masuknya ember ke dalam sumur (kadukhulid dalwi ilal
biri). Ini menunjukkan bahwa jarimah ini sebagai jarimah yang
berat seberat derita yang akan ditimpahkan bagi tertuduh,
seandainya tuduhan itu mengandung kebenaran yang martabat
dan harga diri seserang. Pera hakim dalam hal ini dituntut untuk
ekstra hati-hati dalam menanganinya, baik terhadap penuduh
maupun tertuduh. Kesalahan berindak dalam menanganinya
akan berakibat sesuatu yang tak terbayangkan.

3. Dengan Sumpah

Menurut Imam Syafii jarimah qadzaf bisa dibuktikan


dengan sumpah apabila tidak ada saksi dan pengakuan. Caranya
adalah orang yang dituduh (korban) meminta kepada orang
menuduh (pelaku) untuk bersumapah bahwa ia tidak melakukan
penuduhan. Apabila penuduh enggan untuk bersumpah maka
jarimah qadzaf bisa dibuktikan dengan keengganannya untuk
sumaph tersebut. Demikian pila sebaliknya, penuduh (pelaku)
bisa meminta kepada orang yang dituduh (korban) bahwa
penuduh benar malakukan penuduhan. Apabila orang yang
dituduh enggan melakukan smpah maka tuduhan dianggap benar
dan penuduh dibebaskab dari hukuman had qadzaf.
Akan tetapi Imam Malik dan Imam Ahmad tidak membenarkan
pembuktian dengan sumpah, sebagaimana yang di kemukakan
oleh madzhab Syafii. sebagian ulama Hanafiyah pendapatnya
sama dengan madzhab Syafii.

HUKUMAN (SANKSI) UNTUK JARIMAH QADZAF

Dalam qadzaf akan hukuman pokok yaitu berupa dera (jild) delapan
puluh kali dan hukuman tambahan berupa tidak diterimanya
kasaksian yang bersangkutan selama seumur hidup. Hal ini
berdasarkan firman Allah:


{4}

Artinya:
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita baik-baik
(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat rang
saksi, mak deralah mereka (yang menuduh itu delapan pulah
kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
selama-lamanya.
(QS. An-Nuur : 4)

Pelaku zina pada hakikatnya mendapat dua hukuman, yaitu


hukuman fisik (dera dan rajam) yang telah ditentukan Tuhan dan
hukuman non fisik berupa hilangnya martabat yang bersangkutan
di mata masyarakat. Oleh karena itu penuduh pun berhak
mendapatkan hukuman setimpal fisik dan non fisik. Hukuman fisik
berupa dera dan jild sebanyak delapan puluh kali, sedangkan
hukuman tambahan yang tak kalah beratnya, bahkan mungkin
inilah yang terberat yaitu tidak diterima kesaksiannya dalam segala
jenis peristiwa, karena ia telah berbuat bohong, atau menfitnah.
Hukuman non fisik berupa hilangnya hak kesaksian bagi si
penuduh sebagai hukuman terberat sebab hukuman ini
menyebabkan berubahnya martabat si penuduh dari kategori orang
baik-baik menjadi orang yang dianggap kotor, jahat, dan tidak
dapat di pakai menjadi saksi.

Adapun pelaksanaan sanksi qadzaf yang berupa jild ini


sama dengan pelaksanaan sanksi zina, hanya jumlahnya yang
berbeda.

D. Pencurian
Pencurian menurut Muhamad Syaltut adalah
mengambil harta orang lain dengan sembunyi-
sembunyi yang dilakukan oleh orang yang tidak
dipercayai menjaga barang tersebut. Menurut beliau
selanjutnya, definisi tersebut secara jelas
mengeluarkan perbuatan menggelapkan harta orang
lain yang dipercayakan kepadanya (ikhtilas) dari
kategori pencurian. Oleh karena itu, penggelapan harta
orang lain tidak dianggap sebagai jarimah pencurian
dan tentu tidak dihukum dengan hukuman potong
tangan, namun dalam bentuk hukuman lain. Di
samping itu, definisi di atas mengeluarkan
pengambilan harta orang lain dengan terang-terangan
dan kategori pencurian, seperti pencopetan yang
mengambil barang secara terang-terangan dan
membawanya lari. Begitulah kesepakatan fuqaha.

Unsur unsur Pencurian


Adapun unsur-unsur pencurian mengacu pada
definisi pencurian itu sendiri. Dari definisi tersebut,
dapat kita rinci unsur-unsur sebagai berikut:
Pertama, pengambilan yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, seperti telah disinggung, tidak
termasuk jarimah pencurian kalau hal itu dilakukan
dengan sepengetahuan pemilikny.
Kedua, yang dicuri itu harus berupa harta
kongkret sehingga barang yang dicuri adalah barang
yang bergerak, dipindah-pindahkan, tersimpan oleh
pemiliknya pada penyimpanan yang layak dan
dianggap sebagai sesuatu yang berharga. Tentu ada
batasan (kadar) yang menyebabkan jatuhnya had.
Ketiga, harta yang dicuri adalah sesuatu yang
berharga, setidaknya menurut versi pemiliknya. Inilah
yang menjadi dasar pertimbangan bukan atas
pandangan si pencuri. Karena menganggap berharga,
pemilik barang menyimpang ditempat tertentu, yang
aman menurut anggapannya. Oleh karena itu,
mengambil atau memindahkan barang atau harta
yang tidak mempunyai tempat penyimpanan tertentu
menjadi alasan kesubhatan bagi jarimah ini, seperti
mengambil barang yang ditemukan ditengah jalan,.
Keempat, harta diambil (dicuri) pada waktu
pemindahan adalah harta orang lain secara murni dan
orang yang mengambilnya tidak mempunyai hak
pemilikan sedikit pun terhadap harta tersebut.
Umpamanya, harta kelompok atau harta bersama
orang yang mencurinya mempunyai hak atau bagian
dari harta tersebut. Oleh karena itu, kalau dia
mengambil sebagian- walaupun dinilai melewati
nishab- tidak dianggap sebagai jarimah pencurian
sebab hak dia yang melekat pada barang yang
diambil menjadikan kesyubhatan. Namun, hal ini pun
bukan berarti dia tidak dihukum sekalipun tidak
dikenai hukuman had potong tangan. Dimaksud
dengan orang lain, juga apabila harta itu milik
anaknya atau milik bapaknya.
Kelima, seperti pada jarimah-jarimah lain,
terdapatnya unsur kesengajaan untuk memiliki
barang tersebut atau ada itikad jahat pelakunya. Oleh
karena itu, seandainya barang atau harta itu terbawa
tanpa disengaja, sekalipun dalam jumlah besar dan
mencapai nishb, tidak dianggap sebagai jarimah
pencurian, paling-paling dianggap sebagai kelalaian
dan hukumannya hanya peringatan sebagai kehati-
hatian.
Adapun dalam KUHP dikatakan bahwasanya
unsure-unsur dalam pencurian itu diantaranya :Ini
adalah pencurian biasa Elemen 2nya sebagai berikut:
a. Perbuatan ,,,mengambil,,
b. Yang diambil harus ,,sesuatu barang,
c. Barang itu harus ,,seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain,
d. Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud
untuk ,,memiliki barang itu dengan ,,melawan
hukum (melawan hak)
e. Mengambil = mengambil untuk dikuasainya,
maksudnya waktu pencuri mengambil barang itu,
barang tersebut belum ada dalam
kekeuasaannya, apabila waktu memilikinya itu
barangnya sudah
Sanksi Hukuman
Hukuman mencuri dikenakan pada kejahatan
pencurian, apabila perbuatan tersebut dilakukan
menurut syarat-syarat yang telah disebutkan diatas,
yaitu syarat-syarat yang terdapat pada diri si
pencuri, barang yang dicuri dan perbuatan mencuri
itu sendiri, maka fuqaha telah sependapat bahwa
hukuman yang telah dikenakan padanya adalah
potong tangan, karena perbuatan tersebut
merupakan tindakan kejahatan. Dalam hubungan ini
Allah berfirman dalam Al-quraan surat Al-Maidah.
ayat 38:
laki-laki yang mencuri dan perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. (Al-Maidah :38).
Ayat iti bahwa mengisyaratkan bahwa hukum
potong tangan tidak dapat diganti dengan hukuman
lain yang lebih ringan, begitu pula hukuman tersebut
tidak boleh ditunda. Dipihak lain fukaha berselisih
pendapat tentang penggabungan dalam penggantian
harta dengan hukuman potong tangan.
Dalam KUHP hukuman bagi orang yang
melakukan pencurian dilihat dari segi ukuran barang
yang dicurinya dan dengan hukuman maksimal yaitu
pencurian, dengan hukuman penjara selama-
lamanya lima tahun atau denda sebanyak-
banyaknya Rp. 9000,-, (K.U.H.P. 35, 364, 366, 486).
c. Kadar dan Batasan Pencurian
Mengenai hukuman yang menyebabkan
dijatuhkannya hukum potong, terjadi perbedaan
diantara ulama. Hal tersebut disebabkan keumuman
ayat 83 surat Al-Maidah. Diantara ulama, ada yang
meniadakan nishab pencurian,artinya sedikit apalagi
banyak, sama-sama dihukum potong tangan. Adapun
jumhur fuqaha mensyaratkan adanya nishb (bantas
tertentu) sehingga seorang pencuri dapat dikenai
hukuman potong tangan. Namun, ini pun terdapat
perbedaan tentang batasan atau nishab tersebut
Imam SyafiI dan Maliki mengatakan seperempat
dinar, sedangkan Imam Abu Hanifah mengatakan
sepuluh dirham atau satu dinar, bersabda Nabi
Muhamad:
Tidaklah dipotong tangan pencuri, kecuali pada
satu dinar atau sepuluh dirham.(H.R. Bukhari dan
Muslim)
Di samping itu, ada yang mengatakan (seperti
Ibnu Rusyid) batasan tersebut adalah empat dinar,
seperti hadits yang dikeluarkan Imam Bukhari dan
Muslim, melalui perawi Aisyah:
Janganlah dipotong tangan pencuri, kecuali pada
empat dianar atau lebih. (H.R.Bukhari dan Muslim).

E. Hirabah

Hirabah berasal dari kata Harb yang artinya perang. Menurut


buku Fiqh Sunnah jilid 9 karya Sayyid Sabiq, Hirabah adalah
keluarnya gerombolan bersenjata didaerah islam untuk mengadakan
kekacauan, penumpahan darah, perampasan harta, mengoyak
kehormatan, merusak tanaman, peternakan, citra agama, akhlak,
ketertiban dan undang-undang baik gerombolan tersebut dari orang
islam sendiri maupun kafir Dzimmi atau kafir Harbi.
Menurut buku yang berjudul Tindak Pidana dalam Syariat
Islam karya Prof.Abdur Rahman I Doi Ph.D, Hirabah adalah suatu
tindak kejahatan yang dilakukan oleh satu kelompok atau seorang
bersenjata yang mungkin akan menyerang musafir atau orang yang
berjalan dijalan raya atau ditempat manapun dan mereka merampas
harta korbannya dan apabila korbannya berusaha lari dan mencari
atau meminta pertolongan maka mereka akan menggunakan
kekerasan.
Sedangkan menurut buku Fiqh Jinayah (Upaya menanggulangi
kejahatan dalam Islam) karya Prof.Drs.H.A.Djazuli, Hirabah adalah
suatu tindak kejahatan yang dilakukan secara terang-terangan dan
disertai dengan kekerasan. Jadi, Hirabah itu adalah suatu tindak
kejahatan ataupun pengerusakan dengan menggunakan senjata/alat
yang dilakukan oleh manusia secara terang-terangan dimana saja baik
dilakukan oleh satu orang ataupun berkelompok tanpa
mempertimbangkan dan memikirkan siapa korbannya disertai dengan
tindak kekerasan

Dasar Hukum Hirabah

AlQuran menjelaskan bahwa perampokan itu merupakan


suatu dosa besar, dan dasar hukum Hirabah adalah Q.S.Al-
Maidah:33;
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan dimuka
bumi, hanyalah (mereka) dibunuh atau disalib, atau dipotong
tangan dan kakinya secara silang, atau dibuang dari negeri tempat
kediamannya. Yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk
mereka didunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang berat
Selain dari itu Rasulullah SAW juga melaknat bahwa pelaku
Hirabah tidak pantas mengaku sebagai seorang Islam. Sabda
Rasulullah SAW:

Artinya:
Barang siapa membawa senjata untuk mengacau kita, maka
bukanlah mereka termasuk umatku! (H.R.Bukhari dan Muslim dari
Ibnu Umar).
Pembuktian perampokan bisa dengan saksi, yaitu dua orang saksi
laki-laki dan bisa juga dengan pengakuan
F. Jarimah Riddah ( Murtad )

Riddah dalam arti bahasa adalah yang


artinya kembali dari sesuatu ke sesuatu yang lain.[1] Ibrahim Unais
dan kawan-kawan dalam kamus Al-Mujam Al-Wasith Jilid I
mengemukakan bahwa Murtad berasal dari kata : :
,yang artinya menolak dan memalingkannya.
Menurut istilah Syara, pengertian riddah sebagaimana
dikemukakan oleh Wahbah Zuhaili adalah sebagai berikut.


Riddah menurut syara adalah kembali dari agama islam
kepada kekafiran, baik dengan niat, perbuatan yang menyebabkan
kekhafiran, atau dengan ucapan.
Pengertian yang sama dikemukakan juga oleh Abdul Qadir
Audah sebagai berikut.
.....
Riddah adalah kembali (ke luar) dari agama islam atau
memutuskan (ke luar) dari agama islam.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapatlah
dipahami bahwa orang yang murtad adalah orang yang ke luar dari
agama islam dan kembali kepada kekafiran.

Dasar Hukum Murtad


Riddah merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah yang
diancam dengan hukuman di akhirat,yaitu dimasukkan ke neraka
selama-lamanya. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Surah Al-
Baqarah 217 :

( 217: )
Artinya : barangsiapa yang murtad di antara kamu dari
agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah
yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.)QS. Al-Baqarah :
217


Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman
(dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa
kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak
berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab
yang besar. (QS. An-Nahl:106)
Di samping Al-quran, rasulullah saw.menjelaskan hukuman
untuk orang murtad ini di dalam sebuah hadits :
:
( ) :
Artinya : Dari Ibn Abbas ra. Ia berkata: Rasulullah saw.
Bersabda: Barang siapa menukar agamanya maka bunuhlah
dia. (Hadits riwayat Bukhari)

Dari ayat dan hadits tersebut jelaslah bahwa murtad termasuk


salah satu jenis tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati.

G. Pemberontakan ( al baghyu )

Secara harfiyah al-baghyu adalah menanggalkan dan


melanggar. Sedangkan dalam hukum islam al baghyu adalah suatu
usaha atau gerakan yang dilakukan oleh satu kelompok dengan
tujuan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah karena berbeda
paham.
Dasar Hukum Islam

1). Al Quran surat Al Hujuroot ayat 9

Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi
kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai
surut kembali pada perintah ALLOH. Kalau dia telah surut,
damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya ALLOH mencintai
orang-orang yang berlaku adil.{Terjemahan Al Quran Surat
Al Hujuroot [49]:9}
-

2). Al Quran surat Al Hujuroot ayat 10

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu


damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap ALLOH, supaya kamu mendapat
rahmat.{Terjemahan Al Quran Surat Al Hujuroot [49]:10}
-

3). Al Quran surat An Nisaa ayat 59

Hai orang-orang yang beriman, taatilah ALLOH dan taatilah


Rosul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada ALLOH (Al Quran) dan Rosul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada ALLOH dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
{Terjemahan Al Quran Surat An Nisaa[4]:59}
-

Ketiga ayat tersebut saling berkaitan dengan erat. Surat


An Nisaa ayat 59 berisi perintah untuk tunduk pada ALLOH,
Rosul, dan ulil amri (pemerintah). Pembangkangan terhadap ulil
amri yang sudah disepakati keabsahannyamerupakan
pelanggaran terhadap perintah, dan itu termasuk kepada tindak
pidana. Apabila pengingkaran tersebut diikuti dengan langkah-
langkah nyata yang menjurus kepada penggulingan
pemerintahan yang sah maka perbuatan tersebut merupakan
tindak pidana pemberontakan. Sedangkan surat Al Hujuroot ayat
9 berisi tindakan penyerangan oleh suatu kelompok kepada
kelompok yang lain, dan upaya penyelesaiannya berupa
penumpasan yang diikuti dengan upaya perdamaian, yang
diperkuat oleh surat Al Hujuroot ayat 10.

4). Hadist

Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim dari


Abdulloh bin Umar r.a dari Rosululloh s.a.w beliau bersabda;
barang siapa yang telah memberikan kepercayaan kepada
Imam dengan ke dua tanganya dan sepenuh hatinya maka
hendaklah ia menaatinyasesuai dengan kemampuannya. Apabila
datang orang lain yang menentang dan melawannya maka
pukullah leher orang lain tersebut.

5) Hadist

hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim dari Arfajah


ibn Syuroyh, ia berkata;

Saya mendengar Rosululloh s.a.w bersabda; barang siapa


yang datang kepada kamu sekalian, sedangkan kamu telah
sepakat kepada seorang pemimpin, untuk memecah belah
kelompok kalian maka bunuhlah ia.

Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim dari Arfajah


ibn Syuroyh, ia berkata;

Nanti akan terjadi beberapa peristiwa, barang siapa yang


berkehendak memecah belah urusan umat ini, yang sudah
disepakati maka bunuhlah ia dengan pedang dimanapun ia
berada.
-
Dari ayat-ayat dan hadis-hadis yang telah dikemukakan di atas,
jelaslah bahwa pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah
merupakan tindakan pidana yang dapat dikenai hukuman

Anda mungkin juga menyukai