Kategori
No
Warna Rasa Aroma/ Bau Kekentalan
1 4 3 3 3
2 3 2 2 3
3 4 3 3 4
4 4 3 3 4
5 4 3 3 4
6 3 3 3 3
7 3 3 3 3
8 3 3 3 3
9 3 3 4 4
10 3 3 3 3
11 3 4 3 3
12 3 4 4 4
13 4 4 4 4
14 3 4 3 3
15 4 3 3 3
16 4 4 4 3
17 3 3 2 3
18 3 3 2 3
19 4 3 4 3
20 3 3 2 3
21 3 3 2 3
22 3 4 4 3
23 3 2 3 3
24 3 2 3 3
25 3 2 3 3
26 4 3 2 2
27 3 3 3 3
28 3 3 2 2
29 4 3 2 2
30 3 3 3 3
31 4 3 3 4
32 4 3 4 3
33 4 3 4 3
Jumlah 124 101 68 76
Rata-rata 3,75 3,06 2,06 2,30
Kategori
No
Warna Rasa Aroma/ Bau Kekentalan
1 3 2 2 3
2 3 2 2 3
3 3 3 2 3
4 3 3 2 3
5 4 2 3 4
6 3 3 3 3
7 3 3 3 3
8 3 3 3 3
9 3 2 2 2
10 3 2 2 2
11 3 2 2 2
12 3 2 3 3
13 4 3 3 2
14 3 3 3 3
15 3 3 2 2
16 3 2 2 3
17 3 2 3 3
18 3 2 2 3
19 3 3 3 3
20 3 3 2 2
21 3 2 2 2
22 3 2 2 2
23 3 2 3 3
24 3 2 3 3
25 3 2 3 3
26 3 2 2 2
27 3 2 2 2
28 2 3 2 2
29 3 2 2 2
30 3 3 2 2
31 2 2 2 2
32 2 2 2 2
33 2 2 2 2
Jumlah 97 78 78 84
Rata-rata 2,93 2,36 2,36 2,54
Kategori
No
Warna Rasa Aroma/ Bau Kekentalan
1 4 4 5 4
2 4 4 5 4
3 4 4 5 4
4 4 4 5 4
5 4 3 3 4
6 4 4 5 4
7 4 4 5 4
8 4 4 5 4
9 4 4 3 3
10 4 4 3 3
11 4 5 3 3
12 5 5 4 4
13 4 4 4 4
14 5 5 4 3
15 5 5 3 4
16 4 4 3 3
17 5 5 5 4
18 5 5 5 5
19 5 4 5 4
20 5 5 5 5
21 5 4 5 5
22 5 4 5 5
23 5 4 5 5
24 5 5 5 5
25 4 4 3 4
26 5 4 4 3
27 4 4 3 4
28 5 4 4 4
29 5 4 4 4
30 5 4 4 4
31 4 5 3 4
32 5 5 3 4
33 4 4 3 4
Jumlah 148 141 136 132
Rata-rata 4,48 4,27 4,12 4
Kategori
No
Warna Rasa Aroma/ Bau Kekentalan
1 5 5 5 5
2 5 5 5 5
3 4 3 4 4
4 4 3 4 4
5 4 3 3 4
6 3 4 3 3
7 3 4 3 3
8 5 5 5 5
9 3 4 2 2
10 3 4 2 3
11 3 4 3 3
12 4 4 3 3
13 3 2 4 3
14 4 4 2 3
15 4 4 3 3
16 3 4 2 2
17 3 3 2 3
18 5 5 5 5
19 5 3 3 4
20 3 4 2 2
21 4 3 3 4
22 5 5 5 5
23 4 4 4 5
24 4 4 5 5
25 4 4 4 5
26 4 4 2 3
27 5 5 5 5
28 5 5 5 5
29 4 3 3 3
30 4 3 3 5
31 5 5 5 5
32 4 3 3 3
33 5 5 5 5
Jumlah 133 132 115 132
Rata-rata 4,03 4 3,5 4
Kategori
No
Warna Rasa Aroma/ Bau Kekentalan
1 4 3 3 4
2 4 3 3 3
3 4 3 3 3
4 4 3 3 3
5 4 3 3 4
6 4 3 3 3
7 4 3 2 3
8 4 3 3 4
9 3 2 2 3
10 3 2 2 3
11 3 3 3 3
12 3 3 2 3
13 3 2 3 2
14 4 3 3 2
15 3 2 2 3
16 3 2 2 3
17 3 2 3 3
18 3 2 3 2
19 3 2 3 3
20 4 2 3 2
21 4 3 3 3
22 2 2 3 3
23 4 2 3 3
24 3 2 2 2
25 4 2 3 2
26 4 2 3 2
27 4 3 3 4
28 3 2 2 2
29 4 2 3 2
30 4 2 3 2
31 4 3 4 3
32 4 3 3 2
33 4 4 3 4
Jumlah 118 84 92 93
Rata-rata 3,57 2,54 2,78 2,81
Skala organoleptik :
a. 5 : sangat suka
b. 4: suka
c. 3: agak suka
d. 2: tidak suka
e. 1: sangat tidak suka
4.6 Pembahasan
a. Makanan Formula Enteral Standart Rumah Sakit
Makanan enteral merupakan salah satu teknik pemberian makanan di rumah sakit untuk pasien dengan sakit berat seperti
bedah, penderita kanker, malnutrisi, anoreksia, depresi berat, luka bakar yang tidak dapat makan secara oral dengan keadaan saluran
gastrointestinal yang berfungsi baik. Formula enteral standart rumah sakit dipilih karena sudah sesuai dan paling sering digunakan
pada rumah sakit , yang mana kandungan gizi serta asupan zat gizinya sudah mencukupi kebutuhan pasien.
Hasil mutu organoleptik pada makanan formula enteral standart rumah sakit dihasikan warna putih agak kekuningan pada
makanan tetapi untuk makanan formula enteral yang warnanya selain putih biasanya kurang disukai atau diminati oleh pasien di
rumah sakit. Rasa pada formula ini adalah manis dan tidak terlalu enak serta memilki kekentalan yang sesuai untuk diberikan pada
pasien, sedangkan untuk aroma formula enteral standart rumah sakit adalah beraroma khas jeruk.
Berdasarkan hasil pengamatan untuk uji hedonik dengan skala kesukaan dari 33 responden, dapat diketahui bahwa hasil dari
jumlah responden yang suka terhadap warna sebanyak 12 responden dan sisanya memilih agak suka. Responden yang suka terhadap
rasa berjumlah 7 responden, 22 responden memilih rasa dengan agak suka, sedangkan 4 responden memilih rasa tidak suka.
Responden yang suka terhadap aroma atau bau berjumlah 7 responden, responden yang agak suka terhadap warna atau aroma 19
responden, untuk responden yang tidak suka terhadap warna atau aroma berjumlah 7 responden. Responden yang suka terhadap
kekentalan berjumlah 7 orang, responden yamg memilih agak suka terhadap kekentalan berjumlah 23 responden, sedangkan
responden yang memilih tidak suka terhadap kekentalan 3 responden. Secara keseluruhan pembuatan makanan formula enteral
standart rumah sakit telah sesuai dengan prosedur sehingga dapat dihasilkan makanan formula yang disukai, hal ini dapat dibuktikan
dari rata-rata responden memilih suka dengan warna dan rasa dari makanan formula enteral standart rumah sakit, untuk aroma dan
kekentalan rata-rata responden tidak suka. Pada formula enteral standart rumah sakit ini setelah pemasakan menghasilkan 500 cc
formula enteral , dan waktu pada pemasukan selang NGT yaitu 2 menit 7 detik yang berarti pada formula enteral makanan rumah
sakit tersebut memiliki tingkat osmolaritas yang lebih encer.
b. Makanan Formula Enteral Rendah Lemak Subtitusi Labu Kuning
Diet rendah lemak adalah mengurangi jumlah lemak dalam makanan untuk tujuan tertentu dan mencegah berbagai penyakit
akibat kelebihan lemak. Diet ini ditujukan kepada pasien dislipidemia dan orang yang menginginkan berat badan normal.
Dislipidemia merupakan gangguan metebolisme lemak dalam darah yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, kadar trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit
Jantung Koroner (PJK) dan Stroke.
Makanan formula enteral rendah lemak subtitusi labu kuning merupakan makanan enteral non komersial yang dapat dibuat dari
beberapa bahan yang di racik sendiri serta menghasilkan konsistensi serta zat gizi dan osmolaritas yang dapat berubah setiap kali
pembuatan.
Hasil uji mutu organoleptik pada formula enteral rendah lemak subtitusi labu kuning di hasilkan warna kuning tetapi untuk
makanan formula enteral yang warnanya selain putih biasanya kurang disukai atau diminati oleh pasien di rumah sakit. Rasa pada
formula sedikit amis dan rasanya agak enek (tidak terlalu enak), serta aroma pada formula tersebut adalah khas labu kuning.
Kekentalan pada formula sudah pas untuk diberikan pada pasien.
Berdasarkan hasil uji hedonik yaitu dengan menggunakan skala kesukaan pada 33 responden, dapat di ketahui bahwa hasil
dari rata-rata responden memilih suka dengan warna dengan jumlah 2 responden, 28 responden memilih agak suka, 3 responden
memilih tidak suka terhadap formula enteral rendah lemak substitusi labu kuning. Responden tidak ada yang memilih suka terhadap
rasa, 10 responden memilih rasa dengan agak suka, sedangkan 23 responden memilih rasa tidak suka. Responden yang suka terhadap
aroma atau bau tidak ada sama sekali, responden yang memilih agak suka terhadap aroma atau bau berjumlah 12 responden,
sedangkan untuk responden yang tidak suka berjumlah 21 responden. Responden yang suka terhadap kekentalan hanya 1 responden,
responden yamg memilih agak suka terhadap kekentalan berjumlah 15 responden, sedangkan responden yang memilih tidak suka
terhadap kekentalan 17 responden. Secara keseluruhan pembuatan makanan formula enteral subtitusi labu kuning sesuai dengan
prosedur sehingga dapat dihasilkan makanan formula yang disukai, tetapi responden secara keseluruhan kebanyakan agak suka dan
tidak suka terhadap warna, rasa, aroma dan kekentalan formula enteral rendah lemak substitusi labu kuning. Pada formula enteral
standart rumah sakit ini setelah pemasakan menghasilkan 500 cc formula enteral , dan waktu pada pemasukan selang NGT yaitu 2
menit 56 detik yang berarti bahwa formula enteral subtitusi labu kuning memiliki tingkat osmolaritas yang agak pekat atau agak
encer jika dibandingkan dengan formula makanan enteral standart rumah sakit tingkat osmolaritasnya lebih encer.
c. Makanan Formula Enteral Rendah Lemak Subtitusi Putih Telur Dan Daun Kelor
Diet rendah lemak adalah mengurangi jumlah lemak dalam makanan untuk tujuan tertentu dan mencegah berbagai penyakit
akibat kelebihan lemak. Diet ini ditujukan kepada pasien dislipidemia dan orang yang menginginkan berat badan normal.
Dislipidemia merupakan gangguan metebolisme lemak dalam darah yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, kadar trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit
Jantung Koroner (PJK) dan Stroke.
Makanan formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur dan daun kelor merupakan makanan enteral non komersial yang dapat
dibuat dari beberapa bahan yang di racik sendiri serta menghasilkan konsistensi serta zat gizi dan osmolaritas yang dapat berubah
setiap kali pembuatan.
Hasil uji mutu organoleptik pada formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur dan daun kelor di hasilkan warna hijau
pupus atau hijau muda tetapi untuk makanan formula enteral yang warnanya selain putih biasanya kurang disukai atau diminati oleh
pasien di rumah sakit. Rasa pada formula ini manis dan enak, serta aroma pada formula tersebut adalah aroma susu tidak beraorama
khas daun kelornya. Kekentalan pada formula sudah pas untuk diberikan pada pasien.
Berdasarkan hasil uji hedonik yaitu dengan menggunakan skala kesukaan pada 33 responden, dapat di ketahui bahwa hasil
dari rata-rata responden memilih sangat suka dengan warna dengan jumlah 16 responden dan 17 responden memilih suka warna
terhadap pada formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur dan daun kelor. Responden yang memilih sangat suka terhadap rasa
berjumlah 10 responden, 22 responden memilih rasa suka, sedangkan 1 responden memilih rasa agak suka terhadap formula enteral
rendah lemak subtitusi putih telur dan daun kelor. Responden yang memilih sangat suka terhadap aroma atau bau berjumlah 15
responden, responden yang memilih suka terhadap aroma atau bau berjumlah 7 responden, sedangkan untuk responden yang agak
suka berjumlah 11 responden. Responden yang sangat suka terhadap kekentalan berjumlah 6 responden, responden yamg memilih
suka terhadap kekentalan berjumlah 21 responden, sedangkan responden yang memilih agak suka terhadap kekentalan 6 responden.
Secara keseluruhan pembuatan makanan formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur dan daun kelor sesuai dengan prosedur
sehingga dapat dihasilkan makanan formula yang disukai, hal ini dibuktikan dengan rata-rata responden yang banyak memilih suka
dengan warna, rasa, aroma dan kekentalan dari makanan formula enteral subtitusi putih telur dan daun kelor. Pada formula enteral
standart rumah sakit ini setelah pemasakan menghasilkan 450 cc formula enteral hal ini dikarenakan kekentalan dari makanan
formula enteral subtitusi putih telur dan daun kelor dan waktu pada pemasukan selang NGT yaitu 2 menit 47 detik yang berarti
bahwa formula enteral subtitusi putih telur dan daun kelor memiliki tingkat osmolaritas yang sedikit agak pekat atau sedikit agak
encer jika dibandingkan dengan formula makanan enteral standart rumah sakit tingkat osmolaritasnya lebih encer.
d. Makanan Formula Enteral Rendah Lemak Subtitusi Pisang Kepok Kuning
Diet rendah lemak adalah mengurangi jumlah lemak dalam makanan untuk tujuan tertentu dan mencegah berbagai penyakit
akibat kelebihan lemak. Diet ini ditujukan kepada pasien dislipidemia dan orang yang menginginkan berat badan normal.
Dislipidemia merupakan gangguan metebolisme lemak dalam darah yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, kadar trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit
Jantung Koroner (PJK) dan Stroke.
Makanan formula enteral rendah lemak subtitusi pisang kepok merupakan makanan enteral non komersial yang dapat dibuat dari
beberapa bahan yang di racik sendiri serta menghasilkan konsistensi serta zat gizi dan osmolaritas yang dapat berubah setiap kali
pembuatan.
Hasil uji mutu organoleptik pada formula enteral rendah lemak subtitusi pisang kepok kuning di hasilkan warna putih. Rasa
pada formula ini manis dan enak, serta aroma pada formula tersebut adalah aroma susu dan khas pisang. Kekentalan pada formula
terlalu kental untuk diberikan pada pasien.
Berdasarkan hasil uji hedonik yaitu dengan menggunakan skala kesukaan pada 33 responden, dapat di ketahui bahwa hasil
dari rata-rata responden memilih sangat suka dengan warna dengan jumlah 10 responden, 14 responden memilih suka terhadap warna
dan 9 responden memilih agak suka terhadap warna pada formula enteral rendah lemak subtitusi pisang kepok kuning. Responden
yang memilih sangat suka terhadap rasa berjumlah 9 responden, 12 responden memilih rasa suka, sedangkan 21 responden memilih
rasa agak suka terhadap formula enteral rendah lemak subtitusi pisang kepok kuning. Responden yang memilih sangat suka terhadap
aroma atau bau berjumlah 10 responden, responden yang memilih suka terhadap aroma atau bau berjumlah 7 responden, untuk
responden yang agak suka berjumlah 11 responden sedangkan responden yang tidak suka terhadap aroma atau bau 8 responden.
Responden yang sangat suka terhadap kekentalan berjumlah 13 responden, responden yang memilih suka terhadap kekentalan
berjumlah 5 responden, untuk responden yang memilih agak suka terhadap kekentalan 12 responden sedangkan responden yang
memilih tidak suka terhadap kekentalan hanya 3 responden . Secara keseluruhan pembuatan makanan formula enteral rendah lemak
subtitusi pisang kepok kuning sesuai dengan prosedur sehingga dapat dihasilkan makanan formula yang disukai, hal ini dibuktikan
dengan rata-rata responden yang banyak memilih suka dengan warna, rasa, dan kekentalan dari makanan formula enteral subtitusi
pisang kepok kuning, untuk aroma rata-rata responden agak suka terhadap aroma formula enteral subtitusi pisang kepok kuning. Pada
formula enteral standart rumah sakit ini setelah pemasakan menghasilkan 425 cc formula enteral hal ini dikarenakan kekentalan dari
makanan formula enteral subtitusi pisang kepok kuning sangat kental dan waktu pada pemasukan selang NGT yaitu 9 menit 44 detik
yang berarti bahwa formula enteral subtitusi pisang kepok kuning memiliki tingkat osmolaritas yang sangat pekat atau sangat kental
jika dibandingkan dengan formula makanan enteral standart rumah sakit tingkat osmolaritasnya lebih encer.
e. Makanan Formula Enteral Rendah Lemak Subtitusi Kacang Polong
Diet rendah lemak adalah mengurangi jumlah lemak dalam makanan untuk tujuan tertentu dan mencegah berbagai penyakit
akibat kelebihan lemak. Diet ini ditujukan kepada pasien dislipidemia dan orang yang menginginkan berat badan normal.
Dislipidemia merupakan gangguan metebolisme lemak dalam darah yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, kadar trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit
Jantung Koroner (PJK) dan Stroke.
Makanan formula enteral rendah lemak subtitusi kacang polong merupakan makanan enteral non komersial yang dapat dibuat dari
beberapa bahan yang di racik sendiri serta menghasilkan konsistensi serta zat gizi dan osmolaritas yang dapat berubah setiap kali
pembuatan.
Hasil uji mutu organoleptik pada formula enteral rendah lemak subtitusi kacang polong di hasilkan warna putih ke abu-abuan.
Rasa pada formula ini tidak enak, serta aroma pada formula tersebut adalah sedikit amis dan khas kacang polong. Kekentalan pada
formula sudah pas untuk diberikan pada pasien.
Berdasarkan hasil uji hedonik yaitu dengan menggunakan skala kesukaan pada 33 responden, dapat di ketahui bahwa hasil
dari rata-rata responden memilih suka dengan warna dengan jumlah 20 responden, 12 responden memilih agak suka terhadap warna
dan 1 responden memilih agak suka terhadap warna pada formula enteral rendah lemak subtitusi kacang polong. Responden yang
memilih suka terhadap rasa hanya 1 responden, 15 responden memilih rasa agak suka, sedangkan 17 responden memilih rasa tidak
suka terhadap formula enteral rendah lemak subtitusi kacang polong. Responden yang memilih suka terhadap aroma atau bau hanya 1
responden, responden yang memilih agak suka terhadap aroma atau bau berjumlah 24 responden, untuk responden yang tidak suka
berjumlah 8 responden. Responden yang suka terhadap kekentalan hanya 4 responden, responden yang memilih agak suka terhadap
kekentalan berjumlah 18 responden, untuk responden yang memilih tidak suka terhadap kekentalan 11 responden. Secara keseluruhan
pembuatan makanan formula enteral rendah lemak subtitusi kacang polong sesuai dengan prosedur sehingga dapat dihasilkan
makanan formula yang disukai, hal ini dibuktikan dengan rata-rata responden yang memilih warna tetapi kebanyakan responden agak
suka terhadap warna, untuk rasa, aroma dan kekentalan responden kebanyakan tidak suka. Pada formula enteral rendah lemak
substitusi kacang polong setelah pemasakan menghasilkan 500 cc formula enteral dan waktu pada pemasukan selang NGT yaitu 2
menit 44 detik yang berarti bahwa formula enteral subtitusi kacang polong memiliki tingkat osmolaritas yang sedikit agak pekat atau
sedikit agak encer jika dibandingkan dengan formula makanan enteral standart rumah sakit tingkat osmolaritasnya lebih encer.
1.1. Data Bioavaibilitas Protein Formula
A. Formula Standart Rumah Sakit
Tabel A1. Nilai gizi Formula Standart Rumah Sakit
Tabel A2. Perhitungan Skor Asam Amino Formula Standart Rumah Sakit
Trioni
Nama bahan Berat Protein Lysin Triptof Metinonin +
No. n
makanan (g) (g) (mg) an (mg) sistin (mg)
(mg)
Tepung 0,526
1 4 0,012 0,3096 0,0804 0,3696
maizena 8
Susu skim 84,01
2 5 1,78 138,484 25,632 59,452
bubuk 6
3 Susu full 20 3,3 294,36 154,7 46,86 106,59
cream 7
265,9
4 Telur ayam 50 6,2 378,2 76,26 378,2
8
5 Jeruk manis 50 0,45 12,015 7,875 1,62 5,49
6 Gula 15 0
7 Margarin 2 0,012
513,1
Jumlah 146 11,754 823,37 150,45 550,10
7
AAE/g protein 70,05 43,66 12,80 46,80
101,7
SAA (%) 114,84 104,07 110,12
7
PAKE 16 9 5 17
TKAE (dewasa) 4,38 4,85 2,56 2,75
TKAE (dewasa) % 248 308 151 198
1. Perhitungan NPU
SAA x C
NPU = 100
101.77 x 99.42
= 100
= 101,18
2. Protein Senilai Telur (PST)
SAA C
Protein x
PST = 100 100
101.77 99.42
11.754 x x
= 100 100
= 11,89
= 15,91
Total Miliekivalen
B.Ekivale (Berat Jumlah (Total Mineral :
Elektrolit Berat Atom Valensi Total Mineral
atom : Valensi) B.Ekivalen)
Ca 40,08 2 20,04 1461,5 72,929
P 30,98 5 6,196 2091,1 337,492
Fe 55,85 7 7,978571429 22,7 2,845
Na 23 1 23 409 17,783
K 39,1 1 39,1 742,1 18,980
Jumlah 450,028
Perhitungan Osmolaritas
2 elektrolit (mEq)+ glukosa(mg/dl)/18 +
Osmolaritas Protein(mg/dl)/2.8 1313,461973
Tabel B1. Nilai gizi Formula Enteral Rendah Lemak Subtitusi Labu Kuning
1. Perhitungan NPU
SAA x C
NPU = 100
89.92 x 97.63
= 100
= 87,79
= 10,47
3. Protein Efisiensi Ratio (PER)
PST x 4 x 100
PER = Konsumsi energi
10.47 x 4 x 100
= 245.6
= 17,05
Total Miliekivalen
B.Ekivale (Berat Jumlah (Total Mineral :
Elektrolit Berat Atom Valensi Total Mineral
atom : Valensi) B.Ekivalen)
Ca 40,08 2 20,04 2319,7 115,753
P 30,98 5 6,196 2350,3 379,325
Fe 55,85 7 7,978571429 4,2 0,526
Na 23 1 23 935,3 40,665
K 39,1 1 39,1 736,3 18,831
Jumlah 555,102
Perhitungan Osmolaritas
Tabel C1. Nilai gizi Formula Subtitusi Putih telur dan Daun Kelor
Nama bahan Energi Karbohidra
No. Berat (g) Protein (g) Lemak (g)
makanan (Kkal) t (g)
Tepung
1 2,5 8,525 0,0075 0 2,125
maizena
Susu skim
2 60
bubuk 215,4 21,36 0,6 31,2
3 Daun kelor 2,5 2,3 0,1275 0,04 0,3575
4 Putih Telur 34 17 3,672 0 0,272
5 Gula 10 39,4 0 0 9,4
6 Minyak Jagung 10 88,4 0 10 0
Jumlah 119 371,025 25,167 10,64 43,3545
Tabel C2. Perhitungan Skor Asam Amino Formula Subtitusi Putih telur dan Daun Kelor
Metinonin
Nama bahan Berat Protein Lysin Trionin Triptofan
No. + sistin
makanan (g) (g) (mg) (mg) (mg)
(mg)
Tepung
1 2,5 0,0075 0,1935 0,32925 0,05025 0,231
maizena
Susu skim
2 60 21,36 1661,808 1008,192 307,584 713,424
bubuk
3 Daun kelor 2,5 0,1275 4,57725 5,41875 2,58825 1,887
Tabel C3. Mutu Cerna Teoritis Formula Subtitusi Putih telur dan Daun Kelor
1. Perhitungan NPU
SAA x C
NPU = 100
89.93 x 99.83
= 100
= 89,78
= 22,59
=24,36
Tabel 3.1 Perhitungan Elektrolit Formula Enteral Subtitusi Putih Telur Dan Daun Katuk
Tabel 3.2 Mili Ekivalen Formula Enteral Subtitusi Putih Telur Dan Daun Katuk
Total Miliekivalen
B.Ekivale (Berat Jumlah (Total Mineral :
Elektrolit Berat Atom Valensi Total Mineral
atom : Valensi) B.Ekivalen)
Ca 40,08 2 20,04 5399,8 269,451
P 30,98 5 6,196 4176,9 674,128
Fe 55,85 7 7,978571429 4,17 0,523
Na 23 1 23 11,2 0,487
K 39,1 1 39,1 51,2 1,309
Jumlah 945,899
Tabel 3.3 Perhitungan Osmolaritas Formula Enteral Subtitusi Putih Telur Dan Daun Katuk
Perhitungan Osmolaritas
2 elektrolit (mEq)+ glukosa(mg/dl)/18 + 2651.6 265,16
1: 67
D. Formula Enteral Rendah Lemak Subtitusi Pisang Kepok Kuning
Tabel D1. Nilai gizi Formula Enteral Rendah Lemak Subtitusi Pisang Kepok Kuning .
Berat E KH
Bahan P (gr) L (gr)
(gr) (kkal) (gr)
Susu skim bubuk 60 215,4 21,36 0,6 31,2
Telur Ayam 50 77 6,2 5,4 0,35
Pisang Kepok 50 54,5 0,4 13,15
Tepung Maizena 2,5 8,5 0,0075 0 2,1
Gula Pasir 20 78,8 0 18,8
Minyak kelapa
10 88,4 0 1,5
sawit
522,6
Total 192,5 27,97 7,50 65,63
3
Nilai gizi per 1 cc 1,05 0,06 0,02 0,13
Tabel D2. Perhitungan Skor Asam Amino Formula Enteral Rendah Lemak Subtitusi Pisang Kepok Kuning
Nama
Metinonin
bahan Berat Protein Lysin Trionin Triptofan
No. + sistin
makana (g) (g) (mg) (mg) (mg)
(mg)
n
Tepung
1 2,5 0,0075 0,1935 0,32925 0,05025 0,231
maizena
Susu
1661,80 1008,19
2 skim 60 21,36 307,584 713,424
8 2
bubuk
Pisang
3 50 0,4 14,68 10 4,68 5
Kepok
Telur
4 50 6,2 378,2 265,98 76,26 378,2
ayam
5 Gula 10 0
Minyak
6 kelapa 10 0
sawit
Jumlah 182,5 27,97 2054,88 1284,50 388,57 1096,86
AAE/g protein 73,47 45,93 13,89 39,22
SAA (%) 120,45 107,06 112,96 92,28
PAKE 16 9 5 17
TKAE (dewasa) 4,59 5,10 2,78 2,31
TKAE (dewasa) % 459 510 278 231
Tabel D3. Mutu Cerna Teoritis Formula Enteral Rendah Lemak Subtitusi Pisang Kepok Kuning
1. Perhitungan NPU
SAA x C
NPU = 100
92.28 x 99.82
= 100
= 92,12
= 25,76
=19,72
Total Miliekivalen
B.Ekivale (Berat Jumlah (Total Mineral :
Elektrolit Berat Atom Valensi Total Mineral
atom : Valensi) B.Ekivalen)
Ca 40,08 2 20,04 5530 275,948
P 30,98 5 6,196 5086,3 820,901
Fe 55,85 7 7,978571429 14,45 1,811
Na 23 1 23 34,3 1,491
K 39,1 1 39,1 1001,5 25,614
Jumlah 1125,765
Tabel 4.3 Perhitungan Osmolaritas Formula Enteral Subtitusi Pisang Kepok
Perhitungan Osmolaritas
2 elektrolit (mEq)+ glukosa(mg/dl)/18 + 3160,5 316,05
Nama
Metinoni
bahan Berat Protein Lysin Trionin Triptofan
No. n + sistin
makana (g) (g) (mg) (mg) (mg)
(mg)
n
Kacang
1 50 3,35 245,555 129,31 35,175 126,965
polong
Susu
2 skim 5 1,78 138,484 84,016 25,632 59,452
bubuk
Jeruk
3 100 0,5 9,4 0 1,9 1,25
nipis
Putih
4 telur 50 5,5 434,5 363 69,85 410,85
bebek
5 Gula 10 0
Minyak
6 9 0,018
wijen
Jumlah 224 11,148 827,94 576,33 132,56 598,52
AAE/g protein 74,27 51,70 11,89 53,69
SAA (%) 121,75 120,51 96,67 126,33
PAKE 16 9 5 17
TKAE (dewasa) 4,64 5,74 2,38 3,16
TKAE (dewasa) % 464 574 238 316
Tabel E3. Mutu Cerna Teoritis Formula Enteral Subtitusi Kacang Polong
= 90,77
= 10,12
=15,77
1. Formula Enteral Subtitusi Kacang Polong
Tabel 5.1 Perhitungan Elektrolit Formula Enteral Subtitusi Kacang Polong
Total Miliekivalen
B.Ekivale (Berat Jumlah (Total Mineral :
Elektrolit Berat Atom Valensi Total Mineral
atom : Valensi) B.Ekivalen)
Ca 40,08 2 20,04 706 35,230
P 30,98 5 6,196 967 156,068
Fe 55,85 7 7,978571429 8,33 1,044
Na 23 1 23 157,9 6,865
K 39,1 1 39,1 593,7 15,184
Jumlah 214,391
Tabel 5.3 Perhitungan Osmolaritas Formula Enteral Subtitusi Kacang Polong
Perhitungan Osmolaritas
2 elektrolit (mEq)+ glukosa(mg/dl)/18 + 809,95 80,995 mEq/L
Belum
Keterangan Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
memenuhi
Formula Subsitusi
labu kuning 89,92 97,63 87,79 10,47 17,05
Mutu Cerna teoritis (MC) dari formula enteral standar rumah sakit adalah 99,42
yang artinya formula ini dapat dicerna oleh tubuh sebesar 99,42. Mutu cerna ini
menunjukkan bagian dari protein atau asam amino yang dapat diserap oleh tubuh
dibandingkan yang dikonsumsi. Apabila dibandingkan dengan standar MC (85
kasein standar), maka nilai MC formula enteral standar rumah sakit telah memenuhi
standar.
Net Protein Utilization (NPU) dari formula enteral standar rumah sakit adalah
101,18 yang artinya bagian protein atau asam amino yang dapat dimanfaatkan oleh
tubuh dibandingkan protein atau asam amino yang dikonsumsi adalah sebesar
101,18%. Apabila dibandingkan dengan standar NPU (70), maka nilai NPU dari
formula enteral standar rumah sakit telah memenuhi standar.
Nilai Protein Senilai Telur (PST) dari formula enteral standar rumah sakit adalah
11,89. Untuk menaksir Angka Kecukupan Protein (AKP) dalam bentuk protein kasar,
diperlukan data dasar berupa Protein Senilai Telur (PST). PST berfungsi sebagai
faktor koreksi mutu yang diperoleh dari nilai NPU. Jadi, AKP dalam bentuk protein
kasar sebesar 11,89. Apabila dibandingkan dengan nilai standar PST (37,5), maka
nilai PST dari formula enteral standar rumah sakit belum memenuhi standar.
Protein Eficiency Ratio (PER) dari formula enteral standar rumah sakit untuk
dewasa adalah 15,91 yang artinya perbandingan energi dari Protein Senilai Telur
(PST) terhadap total energi yang dikonsumsi dalam sehari adalah 15,91%. PER
menjadi ukuran mutu gizi konsumsi pangan karena protein dalam tubuh mempunyai
fungsi fungsi utama sebagai pembangunan dan sumber energi. Dalam tubuh
diperlukan adanya suatau keseimbangan tertentu antara kecukupan energi dan
kecukupan protein. Nilai PER yang baik adalah dimana nilai konsumsi PST sama
atau mendekati kecukupan PST pada saat kecukupan energi terpenuhi. Apabila
dibandingkan dengan nilai standar PER untuk dewasa (8,8), maka nilai PER dari
formula enteral standar rumah sakit telah memenuhi standar.
Makanan cair yang diberikan secara enteral (melalui pipa Naso Gastric Tube/
NGT) juga memiliki syarat pada viskositas atau kekentalan pada makanan, agar pada
waktu pemberian makanan tidak membutuhkan waktu lama saat makanan berjalan
menuju lambung melewati pipa NGT, dan viskositas juga dibutuhkan untuk
mengetahui apakah makanan tersebut mengalami penjendalaan pada saat melewati
pipa NGT. Viskositas terbaik dalam makanan antara 2,7 5,8 cp atau sekitar 28 60
menit.
Pada formula enteral standar rumah sakit 2 menit 7 detik. Semakin encer formula
enteral yang diberikan maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk formula
masuk ke lambung. Selain itu cara menegakkan selang NGT untuk menuju tempat
baskom juga mempengaruhi waktu formula untuk masuk ke lambung. Semakin lurus
atau tegak selang NGT maka semakin cepat formula sampai.
Osmolaritas merupakan salah satu parameter yang penting dalam suatu formula
enteral. Osmolaritas formula enteral ditentukan oleh konsentrasi gula, asam amino
dan elektrolit. Osmolaritas formula enteral akan meningkat jika kandungan asam
amino, monosakarida, disakarida, dan elektrolit bertambah (Andry, H., 2012 dalam
Palupi., dkk, 2015). Peningkatan proporsi bahan formula meningkatkan osmolaritas
formula enteral karena peningkatan proporsi bahan formula juga cenderung
meningkatkan asam amino formula. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa asam
amino memengaruhi nilai osmolaritas formula.
Osmolaritas formula enteral standar rumah sakit yaitu2063.365mEq. Osmolaritas
formula belum memenuhi syarat osmolaritas formula enteral berdasarkan ketentuan
(AsDi 2005) yaitu 400 mOsm/L. Formula hiperosmolar dapat memperlambat
pengosongan lambung dan menyebabkan mual, muntah, serta diare. Menurut Jones
dan Barlett (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bila formula hiperosmolar akan
menciptakan gradien osmosis yang menarik air ke dalam usus, sehingga kram dan
diare dapat terjadi. Tingginya osmolaritas juga dapat menyebabkan oedema yang
dapat memperburuk kondisi pasien.
Osmolaritas yang tinggi disebabkan karena bahan penyusun formula enteral
tersusun dari bahan yang mudah cerna yaitu gula pasir yang merupakan
monosakarida dan tepung yang mengalami hidrolisa. Semakin mudah cerna partikel
dalam formula enteral, maka semakin tinggi osmolaritasnya. Pemberian formula
enteral secara perlahan dapat mengimbangi osmolaritas yang cukup tinggi. Hal ini
sesuai pernyataan Andry H., (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bahwa osmolaritas
bukan masalah jika formula enteral diberikan secara perlahan-lahan atau dengan cara
tetesan yang konstan (model infus). Pada formula standar rumah sakit osmolaritas
terlalu tinggi. Semakin rendah osmolaritas semakin baik untuk pasien namun,
osmolaritas pada formula terlalu tinggi dan tidak memenuhi syarat.
Nilai nitrogen : E non protein yaitu 252,018 : 1,88064 sehingga bila disederhanakan
menjadi 1 : 134, hal tersebut dikarenakan total energi bahan yang digunakan memiliki
nilai 299,034 kkal sedangkan protein memiliki nilai yang kecil yaitu 0,023508 gram.
Hasil mutu organoleptik pada makanan formula enteral standart rumah sakit
dihasikan warna putih agak kekuningan pada makanan tetapi untuk makanan formula
enteral yang warnanya selain putih biasanya kurang disukai atau diminati oleh pasien
di rumah sakit. Rasa pada formula ini adalah manis dan tidak terlalu enak serta
memilki kekentalan yang sesuai untuk diberikan pada pasien, sedangkan untuk aroma
formula enteral standart rumah sakit adalah beraroma khas jeruk.
Berdasarkan hasil pengamatan untuk uji hedonik dengan skala kesukaan dari 33
responden, dapat diketahui bahwa hasil dari jumlah responden yang suka terhadap
warna sebanyak 12 responden dan sisanya memilih agak suka. Responden yang suka
terhadap rasa berjumlah 7 responden, 22 responden memilih rasa dengan agak suka,
sedangkan 4 responden memilih rasa tidak suka. Responden yang suka terhadap
aroma atau bau berjumlah 7 responden, responden yang agak suka terhadap warna
atau aroma 19 responden, untuk responden yang tidak suka terhadap warna atau
aroma berjumlah 7 responden. Responden yang suka terhadap kekentalan berjumlah 7
orang, responden yamg memilih agak suka terhadap kekentalan berjumlah 23
responden, sedangkan responden yang memilih tidak suka terhadap kekentalan 3
responden. Secara keseluruhan pembuatan makanan formula enteral standart rumah
sakit telah sesuai dengan prosedur sehingga dapat dihasilkan makanan formula yang
disukai, hal ini dapat dibuktikan dari rata-rata responden memilih suka dengan warna
dan rasa dari makanan formula enteral standart rumah sakit, untuk aroma dan
kekentalan rata-rata responden tidak suka. Pada formula enteral standart rumah sakit
ini setelah pemasakan menghasilkan 500 cc formula enteral , dan waktu pada
pemasukan selang NGT yaitu 2 menit 7 detik yang berarti pada formula enteral
makanan rumah sakit tersebut memiliki tingkat osmolaritas yang lebih encer.
Formula ini dalam 1cc mengandung energi 0,4912 kkal, protein 0,02385gr, lemak
0,011gr dan 0,07302 Kh gr. Kandungan tersebut belum memenuhi standar makanan
enteral karena makanan enteral harus 1Kkal/1cc. Nilai zat gizi tersebut didapat
dengan membagi jumlah total bahan.
Mutu Cerna teoritis (MC) dari formula enteral rendah lemak subsitusi labu kunng
adalah 97,63 yang artinya formula ini dapat dicerna oleh tubuh sebesar 97,63. Mutu
cerna ini menunjukkan bagian dari protein atau asam amino yang dapat diserap oleh
tubuh dibandingkan yang dikonsumsi. Apabila dibandingkan dengan standar MC
(85 kasein standar), maka nilai MC formula enteral subtitusi labu kuning telah
memenuhi standar.
Net Protein Utilization (NPU) dari formula enteral rendah lemak subsitusi labu
kuning adalah 87,79 yang artinya bagian protein atau asam amino yang dapat
dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan protein atau asam amino yang dikonsumsi
adalah sebesar 87,79%. Apabila dibandingkan dengan standar NPU (70), maka nilai
NPU dari formula enteral rendah lemak subsitusi labu kuning telah memenuhi
standar.
Nilai Protein Senilai Telur (PST) dari formula enteral rendah lemak subtitusi labu
kuning adalah 10,47. Untuk menaksir Angka Kecukupan Protein (AKP) dalam bentuk
protein kasar, diperlukan data dasar berupa Protein Senilai Telur (PST). PST
berfungsi sebagai faktor koreksi mutu yang diperoleh dari nilai NPU. Jadi, AKP
dalam bentuk protein kasar sebesar 10,47. Apabila dibandingkan dengan nilai standar
PST (37,5), maka nilai PST dari formula enteral rendah lemak subtitusi labu kuning
belummemenuhi standar.
Protein Eficiency Ratio (PER) dari formula enteral rendah lemak subtitusi labu
kuning untuk dewasa adalah 17,05 yang artinya perbandingan energi dari Protein
Senilai Telur (PST) terhadap total energi yang dikonsumsi dalam sehari adalah
17,05%. PER menjadi ukuran mutu gizi konsumsi pangan karena protein dalam tubuh
mempunyai fungsi fungsi utama sebagai pembangunan dan sumber energi. Dalam
tubuh diperlukan adanya suatau keseimbangan tertentu antara kecukupan energi dan
kecukupan protein. Nilai PER yang baik adalah dimana nilai konsumsi PST sama
atau mendekati kecukupan PST pada saat kecukupan energi terpenuhi. Apabila
dibandingkan dengan nilai standar PER untuk dewasa (8,8), maka nilai PER dari
formula enteral rendah lemak subtitusi labu kuning telah memenuhi standar.
Makanan cair yang diberikan secara enteral (melalui pipa Naso Gastric Tube/
NGT) juga memiliki syarat pada viskositas atau kekentalan pada makanan, agar pada
waktu pemberian makanan tidak membutuhkan waktu lama saat makanan berjalan
menuju lambung melewati pipa NGT, dan viskositas juga dibutuhkan untuk
mengetahui apakah makanan tersebut mengalami penjendalaan pada saat melewati
pipa NGT. Viskositas terbaik dalam makanan antara 2,7 5,8 cp atau sekitar 28 60
menit.
Pada formula enteral rendah lemak subtitusi labu kuning yaitu 2 menit 56 detik .
Semakin encer formula entera yang diberikan maka semakin cepat waktu yang
dibutuhkan untuk formula masuk ke lambung. Selain itu caramenegakkan selang
NGT untuk menuju tempat baskom juga mempengaruhi waktu formula untuk masuk
ke lambung. Semakin lurus atau tegak selang NGT maka semakin cepat formula
sampai.
Osmolaritas merupakan salah satu parameter yang penting dalam suatu formula
enteral. Osmolaritas formula enteral ditentukan oleh konsentrasi gula, asam amino
dan elektrolit. Osmolaritas formula enteral akan meningkat jika kandungan asam
amino, monosakarida, disakarida, dan elektrolit bertambah (Andry, H., 2012 dalam
Palupi., dkk, 2015). Peningkatan proporsi bahan formula meningkatkan osmolaritas
formula enteral karena peningkatan proporsi bahan formula juga cenderung
meningkatkan asam amino formula. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa asam
amino memengaruhi nilai osmolaritas formula.
Osmolaritas formula enteral standar rumah sakit yaitu904 mEq. Osmolaritas
formula belum memenuhi syarat osmolaritas formula enteral berdasarkan ketentuan
(AsDi 2005) yaitu 400 mOsm/L. Formula hiperosmolar dapat memperlambat
pengosongan lambung dan menyebabkan mual, muntah, serta diare. Menurut Jones
dan Barlett (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bila formula hiperosmolar akan
menciptakan gradien osmosis yang menarik air ke dalam usus, sehingga kram dan
diare dapat terjadi. Tingginya osmolaritas juga dapat menyebabkan oedema yang
dapat memperburuk kondisi pasien.
Osmolaritas yang tinggi disebabkan karena bahan penyusun formula enteral
tersusun dari bahan yang mudah cerna yaitu gula pasir yang merupakan
monosakarida dan tepung yang mengalami hidrolisa. Semakin mudah cerna partikel
dalam formula enteral, maka semakin tinggi osmolaritasnya. Pemberian formula
enteral secara perlahan dapat mengimbangi osmolaritas yang cukup tinggi. Hal ini
sesuai pernyataan Andry H., (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bahwa osmolaritas
bukan masalah jika formula enteral diberikan secara perlahan-lahan atau dengan cara
tetesan yang konstan (model infus). Pada formula standar rumah sakit osmolaritas
terlalu tinggi. Semakin rendah osmolaritas semakin baik untuk pasien namun,
osmolaritas pada formula terlalu tinggi dan tidak memenuhi syarat.
Nilai nitrogen : E non protein yaitu 197,9 : 1,908 sehingga bila disederhanakan
menjadi 1 : 104, hal tersebut dikarenakan total energi bahan yang digunakan memiliki
nilai 245,6 kkal sedangkan protein memiliki nilai yang kecil yaitu 11,925gram.
Hasil uji mutu organoleptik pada formula enteral rendah lemak subtitusi labu kuning
di hasilkan warna kuning tetapi untuk makanan formula enteral yang warnanya selain
putih biasanya kurang disukai atau diminati oleh pasien di rumah sakit. Rasa pada
formula sedikit amis dan rasanya agak enek (tidak terlalu enak), serta aroma pada
formula tersebut adalah khas labu kuning. Kekentalan pada formula sudah pas untuk
diberikan pada pasien.
Berdasarkan hasil uji hedonik yaitu dengan menggunakan skala kesukaan
pada 33 responden, dapat di ketahui bahwa hasil dari rata-rata responden memilih
suka dengan warna dengan jumlah 2 responden, 28 responden memilih agak suka, 3
responden memilih tidak suka terhadap formula enteral rendah lemak substitusi labu
kuning. Responden tidak ada yang memilih suka terhadap rasa, 10 responden memilih
rasa dengan agak suka, sedangkan 23 responden memilih rasa tidak suka. Responden
yang suka terhadap aroma atau bau tidak ada sama sekali, responden yang memilih
agak suka terhadap aroma atau bau berjumlah 12 responden, sedangkan untuk
responden yang tidak suka berjumlah 21 responden. Responden yang suka terhadap
kekentalan hanya 1 responden, responden yamg memilih agak suka terhadap
kekentalan berjumlah 15 responden, sedangkan responden yang memilih tidak suka
terhadap kekentalan 17 responden. Secara keseluruhan pembuatan makanan formula
enteral subtitusi labu kuning sesuai dengan prosedur sehingga dapat dihasilkan
makanan formula yang disukai, tetapi responden secara keseluruhan kebanyakan agak
suka dan tidak suka terhadap warna, rasa, aroma dan kekentalan formula enteral
rendah lemak substitusi labu kuning. Pada formula enteral standart rumah sakit ini
setelah pemasakan menghasilkan 500 cc formula enteral , dan waktu pada pemasukan
selang NGT yaitu 2 menit 56 detik yang berarti bahwa formula enteral subtitusi labu
kuning memiliki tingkat osmolaritas yang agak pekat atau agak encer jika
dibandingkan dengan formula makanan enteral standart rumah sakit tingkat
osmolaritasnya lebih encer.
Kandungannilaigizi Niaigizi
Energi 17 kkal
Lemak 0,06 g
Protein 3,58 g
Karbohidrat 0,24 g
Indonesia memilikibanyakpotensi keanekaragaman hayati yang
sebelumnyaterbuktitelahdimanfaatkanolehnenekmoyang kita.Salah satu tanaman
yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan banyak tumbuh serta mudahdibudidayakan
di Indonesia diantaranyatanamanKelor (Moringaoleifera,
Lamk).Kelortermasuktumbuhanperdu yang dapatmemilikibatang 11 meter. Kelor
(Moringa oleifera) dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yangmempunyai
ketinggiantanah 300-500 mdpl. Pohon Kelor tidak terlalubesar,
batangkayunyamudahpatahdancabangnya agak jarang tetapi mempunyai akar yang
kuat.Daunnya berbentuk bulat telur (oval) dengan ukuran kecil-kecil bersusun
majemukdalamsatutangkai.BanyaknyaDaunKelor yang diteliti (Food Weight) = 100
gr BagianDaunKelor yang dapatdikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 65 %.
Nilaigizidaunkelordalam 100gram
Kandungannilaigizi Nilaigizi
Energi 82 kkal
Protein 6,7 g
Lemak 1,7 g
Karbohidrat 14,3 g
Kalsium 440 mg
Zatbesi 7 mg
Vitamin A 11.300 IU
Vitamin C 220 mg
Daun kelor memiliki potensi besar sebagai sumber anti bakteri patogen dan
antioksidan serta memiliki kandungan asam amino esensial yang seimbang.
Antioksidan dapat digunakan sebagai upaya pencegahan terhadap
hepatotoksisitas melalui mekanisme mencegah peningkatan MDA dan penurunan
growth Stimulating Hormone (GSH), serta mencegah peningkatan kadar enzim
faal hepar (AST/ALT) dan kerusakan struktur hepar. Berdasarkan kajian tersebut
maka apabila efek antimikroba daun kelor dapat menghambat aktivitas bakteri
patogen dan dapat memacu pertumbuhan bakteri non patogen serta antioksidan,
(ASTUTIet al, 2005). Putih telur
Formula enteral rendah lemak subsitusi putih telur dan daun kelor adalah
makanan yang mengandung zat gizi seimbang, mudah diserap yang diberikan untuk
pasien dengan komposisi formula adalah susu skim bubuk 60 gr, putih telur 34 gr,
gula pasir 10 gr, tepung maizena 2,5 gr, minyak jagung 10 gr , daun kelor 2,5 gr , dan
air 500 cc sehingga total berat keseluruhan adalah 619 gr. Setelah dilakukan
perhitungan nilai zat gizi dan bioavailabilitas protein, diketahui nilai energi formula
enteral rendah lemak subsitusi labu kuning yaitu 371,025 kkal, protein25,167 gram,
lemak 10,64 gram, dan karbohidrat43,3545 gram.
Formula ini dalam 1cc mengandung energi 0,74205 kkal, protein0,050334 gr,lemak
0,02128 gr dan Kh0,086709 gr. Kandungan tersebut belum memenuhi standar
makanan enteral karena makanan enteral harus 1Kkal/1cc. Nilai zat gizi tersebut
didapat dengan membagi jumlah total bahan.
Berdasarkan perhitungan bioavailabilitas protein formula enteral subtitusi putih telur
dan daun kelor diketahui Skor Asam Amino (SAA) sebesar89,93, artinya bagian
(proporsi) asam-asam amino esensial yang dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan
dengan yang diserap adalah sebesar 89,93 %. Apabila dibandingkan dengan standar
SAA (100), maka nilai SAA dari formula enteral subtitusiputihtelur dan daun kelor
belum memenuhi standar karena standar untuk SAA yaitu 100. Asam-asam amino
esensial yang dimanfaat oleh tubuh dari formula tersebut belum secara keseluruhan.
Mutu Cerna teoritis (MC) dari formula enteral rendah lemak subsitusi putih telur
adalah 99,83 yang artinya formula ini dapat dicerna oleh tubuh sebesar99,83. Mutu
cerna ini menunjukkan bagian dari protein atau asam amino yang dapat diserap oleh
tubuh dibandingkan yang dikonsumsi. Apabila dibandingkan dengan standar MC
(85 kasein standar), maka nilai MC formula enteral subtitusi putih telur dan daun
kelor telah memenuhi standar.
Net Protein Utilization (NPU) dari formula enteral rendah lemak subsitusi putih telur
dan daun katuk adalah89,78 yang artinya bagian protein atau asam amino yang dapat
dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan protein atau asam amino yang dikonsumsi
adalah sebesar89,78 %. Apabila dibandingkan dengan standar NPU (70), maka nilai
NPU dari formula enteral rendah lemak subsitusi putih telur dan daun katuk telah
memenuhi standar.
Nilai Protein Senilai Telur (PST) dari formula enteral rendah lemak subtitusi putih
telur dan daun katuk adalah22,59. Untuk menaksir Angka Kecukupan Protein (AKP)
dalam bentuk protein kasar, diperlukan data dasar berupa Protein Senilai Telur (PST).
PST berfungsi sebagai faktor koreksi mutu yang diperoleh dari nilai NPU. Jadi, AKP
dalam bentuk protein kasar sebesar 22,59. Apabila dibandingkan dengan nilai standar
PST (37,5), maka nilai PST dari formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur
dan daun kauk belum memenuhi standar.
Protein Eficiency Ratio (PER) dari formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur
dan daun kelor untuk dewasa adalah 24,36 yang artinya perbandingan energi dari
Protein Senilai Telur (PST) terhadap total energi yang dikonsumsi dalam sehari
adalah24,36 %. PER menjadi ukuran mutu gizi konsumsi pangan karena protein
dalam tubuh mempunyai fungsi fungsi utama sebagai pembangunan dan sumber
energi. Dalam tubuh diperlukan adanya suatau keseimbangan tertentu antara
kecukupan energi dan kecukupan protein. Nilai PER yang baik adalah dimana nilai
konsumsi PST sama atau mendekati kecukupan PST pada saat kecukupan energi
terpenuhi. Apabila dibandingkan dengan nilai standar PER untuk dewasa (8,8), maka
nilai PER dari formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur dan daun kelor telah
memenuhi standar.
Makanan cair yang diberikan secara enteral (melalui pipa Naso Gastric Tube/
NGT) juga memiliki syarat pada viskositas atau kekentalan pada makanan, agar pada
waktu pemberian makanan tidak membutuhkan waktu lama saat makanan berjalan
menuju lambung melewati pipa NGT, dan viskositas juga dibutuhkan untuk
mengetahui apakah makanan tersebut mengalami penjendalaan pada saat melewati
pipa NGT. Viskositas terbaik dalam makanan antara 2,7 5,8 cp atau sekitar 28 60
menit.
Pada formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur dan daun kelor yaitu2
menit 47 detik . Semakin encer formula entera yang diberikan maka semakin cepat
waktu yang dibutuhkan untuk formula masuk ke lambung. Selain itu caramenegakkan
selang NGT untuk menuju tempat baskom juga mempengaruhi waktu formula untuk
masuk ke lambung. Semakin lurus atau tegak selang NGT maka semakin cepat
formula sampai.
Osmolaritas merupakan salah satu parameter yang penting dalam suatu formula
enteral. Osmolaritas formula enteral ditentukan oleh konsentrasi gula, asam amino
dan elektrolit. Osmolaritas formula enteral akan meningkat jika kandungan asam
amino, monosakarida, disakarida, dan elektrolit bertambah (Andry, H., 2012 dalam
Palupi., dkk, 2015). Peningkatan proporsi bahan formula meningkatkan osmolaritas
formula enteral karena peningkatan proporsi bahan formula juga cenderung
meningkatkan asam amino formula. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa asam
amino memengaruhi nilai osmolaritas formula.
Osmolaritas formula enteral standar rumah sakit yaitu904 mEq. Osmolaritas
formula belum memenuhi syarat osmolaritas formula enteral berdasarkan ketentuan
(AsDi 2005) yaitu 400 mOsm/L. Formula hiperosmolar dapat memperlambat
pengosongan lambung dan menyebabkan mual, muntah, serta diare. Menurut Jones
dan Barlett (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bila formula hiperosmolar akan
menciptakan gradien osmosis yang menarik air ke dalam usus, sehingga kram dan
diare dapat terjadi. Tingginya osmolaritas juga dapat menyebabkan oedema yang
dapat memperburuk kondisi pasien.
Osmolaritas yang tinggi disebabkan karena bahan penyusun formula enteral
tersusun dari bahan yang mudah cerna yaitu gula pasir yang merupakan
monosakarida dan tepung yang mengalami hidrolisa. Semakin mudah cerna partikel
dalam formula enteral, maka semakin tinggi osmolaritasnya. Pemberian formula
enteral secara perlahan dapat mengimbangi osmolaritas yang cukup tinggi. Hal ini
sesuai pernyataan Andry H., (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bahwa osmolaritas
bukan masalah jika formula enteral diberikan secara perlahan-lahan atau dengan cara
tetesan yang konstan (model infus). Pada formula standar rumah sakit osmolaritas
terlalu tinggi. Semakin rendah osmolaritas semakin baik untuk pasien namun,
osmolaritas pada formula terlalu tinggi dan tidak memenuhi syarat.
Nilai nitrogen : E non protein yaitu 270,357 : 4,02672 sehingga bila disederhanakan
menjadi1 : 67, hal tersebut dikarenakan total energi bahan yang digunakan memiliki
nilai 371,025 kkal sedangkan protein memiliki nilai yang kecil yaitu 25,167 gram.
Hasil uji mutu organoleptik pada formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur
dan daun kelor di hasilkan warna hijau pupus atau hijau muda tetapi untuk makanan
formula enteral yang warnanya selain putih biasanya kurang disukai atau diminati
oleh pasien di rumah sakit. Rasa pada formula ini manis dan enak, serta aroma pada
formula tersebut adalah aroma susu tidak beraorama khas daun kelornya. Kekentalan
pada formula sudah pas untuk diberikan pada pasien.
Formula enteral rendah lemak subsitusi pisang kepok kuning adalah makanan yang
mengandung zat gizi seimbang, mudah diserap yang diberikan untuk pasien dengan
komposisi formula adalah susu skim bubuk 60 gr, telur ayam 50 gr, gula pasir 20 gr,
tepung maizena 2,5 gr, minyak kelapa sawit 10 gr , pisang kepok 50 gr , dan air 500
cc sehingga total berat keseluruhan adalah 692,5 gr. Setelah dilakukan perhitungan
nilai zat gizi dan bioavailabilitas protein, diketahui nilai energi formula enteral rendah
lemak subsitusi pisang kepok kuning yaitu 522,63 kkal, protein 27,97gram, lemak
7,50 gram, dan karbohidrat 65,63 gram.
Formula ini dalam 1cc mengandung energi 1,05 kkal, protein 0,06 gr,lemak 0,02
gr dan Kh 0,13 gr. Kandungan tersebut belum memenuhi standar makanan enteral
karena makanan enteral harus 1Kkal/1cc. Nilai zat gizi tersebut didapat dengan
membagi jumlah total bahan.
Mutu Cerna teoritis (MC) dari formula enteral rendah lemak subsitusi pisang
kepok kuning adalah 99,82 yang artinya formula ini dapat dicerna oleh tubuh sebesar
99,82. Mutu cerna ini menunjukkan bagian dari protein atau asam amino yang dapat
diserap oleh tubuh dibandingkan yang dikonsumsi. Apabila dibandingkan dengan
standar MC (85 kasein standar), maka nilai MC formula enteral subtitusi pisang
kepok kuning telah memenuhi standar.
Net Protein Utilization (NPU) dari formula enteral rendah lemak subsitusi pisang
kepok kuning adalah 92,12 yang artinya bagian protein atau asam amino yang dapat
dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan protein atau asam amino yang dikonsumsi
adalah sebesar 92,12 %. Apabila dibandingkan dengan standar NPU (70), maka nilai
NPU dari formula enteral rendah lemak subsitusi pisang kepok kuning telah
memenuhi standar.
Nilai Protein Senilai Telur (PST) dari formula enteral rendah lemak subtitusi pisang
kepok kuning adalah 25,76. Untuk menaksir Angka Kecukupan Protein (AKP) dalam
bentuk protein kasar, diperlukan data dasar berupa Protein Senilai Telur (PST). PST
berfungsi sebagai faktor koreksi mutu yang diperoleh dari nilai NPU. Jadi, AKP
dalam bentuk protein kasar sebesar 25,76. Apabila dibandingkan dengan nilai standar
PST (37,5), maka nilai PST dari formula enteral rendah lemak subtitusi pisang kepok
kuning belum memenuhi standar.
Protein Eficiency Ratio (PER) dari formula enteral rendah lemak subtitusi piang
kepok kuning untuk dewasa adalah 19,72 yang artinya perbandingan energi dari
Protein Senilai Telur (PST) terhadap total energi yang dikonsumsi dalam sehari
adalah 19,72%. PER menjadi ukuran mutu gizi konsumsi pangan karena protein
dalam tubuh mempunyai fungsi fungsi utama sebagai pembangunan dan sumber
energi. Dalam tubuh diperlukan adanya suatau keseimbangan tertentu antara
kecukupan energi dan kecukupan protein. Nilai PER yang baik adalah dimana nilai
konsumsi PST sama atau mendekati kecukupan PST pada saat kecukupan energi
terpenuhi. Apabila dibandingkan dengan nilai standar PER untuk dewasa (8,8), maka
nilai PER dari formula enteral rendah lemak subtitusi pisang kepok kuning telah
memenuhi standar.
Makanan cair yang diberikan secara enteral (melalui pipa Naso Gastric Tube/
NGT) juga memiliki syarat pada viskositas atau kekentalan pada makanan, agar
pada waktu pemberian makanan tidak membutuhkan waktu lama saat makanan
berjalan menuju lambung melewati pipa NGT, dan viskositas juga dibutuhkan
untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengalami penjendalaan pada saat
melewati pipa NGT. Viskositas terbaik dalam makanan antara 2,7 5,8 cp atau
sekitar 28 60 menit.
Pada formula enteral rendah lemak subtitusi putih telur dan daun kelor yaitu 9
menit 44 detik. Semakin encer formula entera yang diberikan maka semakin
cepat waktu yang dibutuhkan untuk formula masuk ke lambung. Selain itu
caramenegakkan selang NGT untuk menuju tempat baskom juga mempengaruhi
waktu formula untuk masuk ke lambung. Semakin lurus atau tegak selang NGT
maka semakin cepat formula sampai.
Nilai nitrogen : E non protein yaitu 410,76 : 4,4748 sehingga bila disederhanakan
menjadi 1 : 92, hal tersebut dikarenakan total energi bahan yang digunakan memiliki
nilai 522,63 kkal sedangkan protein memiliki nilai yang kecil yaitu 27,97 gram.
Hasil uji mutu organoleptik pada formula enteral rendah lemak subtitusi pisang
kepok kuning di hasilkan warna putih. Rasa pada formula ini manis dan enak, serta
aroma pada formula tersebut adalah aroma susu dan khas pisang. Kekentalan pada
formula terlalu kental untuk diberikan pada pasien.
Formula enteral rendah lemak subsitusi kacang polong adalah makanan yang
mengandung zat gizi seimbang, mudah diserap yang diberikan untuk pasien dengan
komposisi formula adalah susu skim bubuk 5 gr, putih telur bebek 50 gr, gula pasir 10
gr, jeruk nipis pers 100 gr, minyak wijen 9 gr , kacang polong 50 gr , dan air 500 cc
sehingga total berat keseluruhan adalah 724 gr. Setelah dilakukan perhitungan nilai
zat gizi dan bioavailabilitas protein, diketahui nilai energi formula enteral rendah
lemak subsitusi kacang polong yaitu 256,64 kkal, protein 11,148 gram, lemak 9,423
gram, dan karbohidrat 31,25 gram.
Formula ini dalam 1cc mengandung energi 0,51328 kkal, protein 0,022296
gr,lemak 0,018846 gr dan Kh 0,0625 gr. Kandungan tersebut belum memenuhi
standar makanan enteral karena makanan enteral harus 1Kkal/1cc. Nilai zat gizi
tersebut didapat dengan membagi jumlah total bahan.
Mutu Cerna teoritis (MC) dari formula enteral rendah lemak subsitusi kacang
polong adalah93,89 yang artinya formula ini dapat dicerna oleh tubuh sebesar 93,89.
Mutu cerna ini menunjukkan bagian dari protein atau asam amino yang dapat diserap
oleh tubuh dibandingkan yang dikonsumsi. Apabila dibandingkan dengan standar MC
(85 kasein standar), maka nilai MC formula enteral subtitusi kacang polong telah
memenuhi standar.
Net Protein Utilization (NPU) dari formula enteral rendah lemak subsitusi kacang
polong adalah 90,77 yang artinya bagian protein atau asam amino yang dapat
dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan protein atau asam amino yang dikonsumsi
adalah sebesar 90,77%. Apabila dibandingkan dengan standar NPU (70), maka nilai
NPU dari formula enteral rendah lemak subsitusi kacang polong telah memenuhi
standar.
Nilai Protein Senilai Telur (PST) dari formula enteral rendah lemak subtitusi kacang
polong adalah 10,12. Untuk menaksir Angka Kecukupan Protein (AKP) dalam bentuk
protein kasar, diperlukan data dasar berupa Protein Senilai Telur (PST). PST
berfungsi sebagai faktor koreksi mutu yang diperoleh dari nilai NPU. Jadi, AKP
dalam bentuk protein kasar sebesar 10,12. Apabila dibandingkan dengan nilai standar
PST (37,5), maka nilai PST dari formula enteral rendah lemak subtitusi kacang
polong belum memenuhi standar.
Protein Eficiency Ratio (PER) dari formula enteral rendah lemak subtitusi kacang
polong untuk dewasa adalah 15,77 yang artinya perbandingan energi dari Protein
Senilai Telur (PST) terhadap total energi yang dikonsumsi dalam sehari adalah
15,77%. PER menjadi ukuran mutu gizi konsumsi pangan karena protein dalam tubuh
mempunyai fungsi fungsi utama sebagai pembangunan dan sumber energi. Dalam
tubuh diperlukan adanya suatau keseimbangan tertentu antara kecukupan energi dan
kecukupan protein. Nilai PER yang baik adalah dimana nilai konsumsi PST sama
atau mendekati kecukupan PST pada saat kecukupan energi terpenuhi. Apabila
dibandingkan dengan nilai standar PER untuk dewasa (8,8), maka nilai PER dari
formula enteral rendah lemak subtitusi kacang polong telah memenuhi standar.
Makanan cair yang diberikan secara enteral (melalui pipa Naso Gastric Tube/
NGT) juga memiliki syarat pada viskositas atau kekentalan pada makanan, agar
pada waktu pemberian makanan tidak membutuhkan waktu lama saat makanan
berjalan menuju lambung melewati pipa NGT, dan viskositas juga dibutuhkan
untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengalami penjendalaan pada saat
melewati pipa NGT. Viskositas terbaik dalam makanan antara 2,7 5,8 cp atau
sekitar 28 60 menit.
Pada formula enteral rendah lemak subtitusi kacang polong yaitu yaitu 2 menit
44 detik . Semakin encer formula entera yang diberikan maka semakin cepat
waktu yang dibutuhkan untuk formula masuk ke lambung. Selain itu
caramenegakkan selang NGT untuk menuju tempat baskom juga mempengaruhi
waktu formula untuk masuk ke lambung. Semakin lurus atau tegak selang NGT
maka semakin cepat formula sampai.
Hasil uji mutu organoleptik pada formula enteral rendah lemak subtitusi
kacang polong di hasilkan warna putih ke abu-abuan. Rasa pada formula ini tidak
enak, serta aroma pada formula tersebut adalah sedikit amis dan khas kacang
polong. Kekentalan pada formula sudah pas untuk diberikan pada pasien.