Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keberhasilan program pembangunan nasional sangat bergantung pada sistem keamanan
suatu negara. Keamanan suatu negara berhubungan dengan kehidupan warga masyarakat yang
bahagia, sejahtera, adil dan makmur. Salah satu penangung jawab keamanan adalah Kepolisian
Negara Republik Indonesia yang memiliki tugas pokok, fungsi, peran dan wewenang sebagai
salah satu bagian dari fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dalam
negeri/ kamtibmas, aparatur penegak hukum, pelindung, pengayom, pelayan kepada masyarakat,
sehingga kinerja Polri tidak pernah terlepas dari sorotan publik dan selalu mendapat penilaian
masyarakat khususnya menyangkut complain dari masyarakat atau instansi pemerintah terhadap
kinerja Polri terutama menyangkut sikap perilaku anggota Polri yang diduga menyalahgunakan
wewenang, melanggar disiplin atau Kode Etik Kepolisian, KKN atau perbuatan tindak pidana
yang merugikan masyarakat sehingga bermuara pada citra Polri yang negatif.
Walaupun sudah ada payung hukum yang jelas tentang peraturan disiplin bagi anggota
Polri, saat ini makin marak kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh Anggota Polri yang
dipublikasikan di berbagai media massa. Pelanggaran ditemukan pada saat bertugas ataupun
sedang tidak melaksanakan tugas, termasuk menyalahgunakan kekuasaan maupun
kewenangannya bahkan banyak yang termasuk pelaku tindak pidana.
Data yang didapat dari Seksi Propam Polres Pekalongan bahwa pelanggaran disiplin
personel Polres Pekalongan pada tahun 2012 sebanyak 335 kasus, berhasil diselesaikan 100
persen dengan cara diselesaikan melalui tindakan disiplin sebanyak 330 kasus dan 5 kasus
melalui penjatuhan hukuman disiplin. Dengan melihat dari kondisi tersebut maka perlu disiasati
dengan tepat sehingga penyelesaian pelanggaran disiplin dapat berjalan dalam suasana yang
kondusif, lancar tanpa hambatan, mampu menjadi sarana kontrol, pencegahan perilaku
menyimpang dan menumbuh-kembangkan perilaku disiplin anggota Polri guna mewujudkan dan
memantapkan citra Polri.
Polres Pekalongan secara geografis terletak di Desa Tanjungsari Kec. Kajen Kab.
Pekalongan Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari 17 wilayah hukum yaitu Polsek Kajen, Polsek
Bojong, Polsek Wiradesa, Polsek Sragi, Polsek Kesesi, Polsek Kandangserang, Polsek
Paninggaran, Polsek Lebakbarang, Polsek Karanganyar, Polsek Wonopringgo, Polsek
Kedungwuni, Polsek Doro, Polsek Karangdadap, Polsek Talun, Polsek Petungkriyono serta Pol
Polisi Wonokerto dan Pos Pol Siwalan.
Pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh anggota Polres Pekalongan secara umum antara
lain Pelanggaran Hartib (kelengkapan gampol, sikap tampang dan kelengkapan surat-surat nyata
diri), menurunkan harkat dan martabat Polri, tidak menaati peraturan kedinasan yang berlaku,
meninggalkan wilayah tugas tanpa izin pimpinan, melakukan pungutan tidak sah,
menyalahgunakan wewenang, tidak memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya
laporan dan / atau pengaduan masyarakat, tidak bersikap dan bertingkah laku sopan santun
terhadap masyarakat.
PP RI No 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Reublik
Indonesia adalah peraturan yang bersifat mengikat kedalam/internal, artinya peraturan tersebut
mengikat dan berlaku bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam hal penegakkan
disiplin. Pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh anggota kepolisian dalam aktifitas
kedinasannya perlu ditindak oleh penegak disiplin. Penegakkan disiplin bagi anggota Kepolisian
tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan. Pada tahapan penyelesaian pelanggaran disiplin
Anggota Kepolisian adalah pemberian sanksi disiplin berupa tindakan disiplin dan atau hukuman
disiplin.
Dengan latar belakang sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas maka Penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian guna menyusun Karya Ilmiah ini dengan judul :
IMPLEMENTASI PP RI NO 2 TAHUN 2003 DALAM PENANGANAN PELANGGARAN
DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI POLRES
PEKALONGAN.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dapat penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.2.1 Bagaimana Pemahaman terhadap PP RI No 2 Tahun 2003 di Polres Pekalongan
1.2.2 Bagaimana Bentuk Pelanggaran Anggota POLRI
1.2.3 Bagaimana Bentuk Pelanggaran Anggota POLRI Polres Pekalongan
1.2.4 Bagaimana Implementasi PP RI No 2 Tahun 2003 di Polres Pekalongan
1.3. Tujuan
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian ini maka yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui pemahaman terhadap PP RI No 2 Tahun 2003 di Polres Pekalongan
1.3.2 Untuk mengetahui bentuk Pelanggaran Anggota POLRI
1.3.3 Untuk mengetahui bentuk Pelanggaran Anggota POLRI Polres Pekalongan
1.3.4 Untuk mengetahui tingkat implementasi PP RI No 2 Tahun 2003 di Polres Pekalongan
1.4. Manfaat
Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan tujuan yang ingin
dicapai maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.4.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat menambah wawasan yang lebih konkrit bagi aparat
penegak hukum, pemerintah dan masyarakat hukum, khususnya dalam penyelesaian pelanggaran
disiplin anggota Polri guna memantapkan dan mewujudkan citra Polri yang lebih baik. Kemudian
dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah bagi
pengembangan dan pemahaman ilmu pengetahuan hukum pada umumnya, dan pengkajian hukum
khususnya yang berkaitan dengan penegakan hukum disiplin anggota Polri.
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan pertimbangan
serta pemahaman praktisi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelanggaran hukum disiplin anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

BAB II
METODELOGI

Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode merupakan cara kerja untuk dapat
memahami obyek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Dengan
demikian, maka setiap cabang ilmu pengetahuan biasanya memperkembangkan metodologinya
masing-masing ilmu pengetahuan tadi. Jadi suatu metode dipilih dengan mempertimbangkan
keserasiannya dengan obyek studi dan bukan sebaliknya.
2.1. Metode
Sesuai dengan tujuan penelitian karya ilmiah ini, maka metode penelitian yang digunakan
adalah metode observasi. Metode observasi yaitu metode yang bertujuan untuk mendapatkan data
tentang suatu masalah, sehingga diperoleh suatu pemahaman atau sebagai alat re-checkingin
atau pembuktian terhadap suatu informasi/ keterangan dengan melalui questionnaire dan tes.
2.2 . Lokasi
Lokasi penelitian yang dimaksud adalah suatu tempat atau wilayah di mana penelitian
tersebut akan dilaksanakan. Untuk memperoleh informasi yang merupakan data penulisan ini
maka penulis memilih lokasi penelitian di Kantor Polres Pekalongan yang terletak di Desa
Tanjungsari Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.
2.3. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder meliputi :
2.3.1. Data Primer :
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data yang diperoleh
langsung dari lokasi penelitian, data didapat dari berbagai peraturan perundang-undangan, hasil
observasi/pengamatan dan wawancara pada petugas dan pejabat yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti sehingga dapat diperoleh fakta-fakta atau data-data mengenai subyek yang diteliti
sesuai dengan tujuan penelitian.
2.3.2. Data Sekunder :
Data sekunder diperoleh dengan cara menelaah peraturan perundang-undangan, buku-
buku / literatur, laporan hasil penelitian, jurnal ilmiah, serta data yang diambil dari instansi
pemerintah yang berkaitan erat dengan obyek yang diteliti.
2.4. Analisa Data
Analisa dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode analisa kualitatif, dalam
hal ini mengkaji secara mendalam hasil yang ada kemudian digabungkan dengan dengan teori
yang mendukung dan ditarik kesimpulan guna menjawab permasalahan yang ada.
2.5. Sistematika Penulisan
Adapun Sistematika Penulisan skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini pada dasarnya membahas tentang : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan,
Manfaat.
BAB II : METODELOGI
Bab ini pada dasarnya membahas tentang : Jenis, Lokasi, Jenis Dan Sumber Data, Analisa Data,
Sistematika Penulisan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini pada dasarnya membahas tentang : Pemahaman Anggota Polres Pekalongan terhadap PP
RI No 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri, Implementasi PP RI No 2 tahun
2003.
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pemahaman terhadap PP RI NO 2 Tahun 2003 di Polres Pekalongan


Jumlah anggota Polres Pekalongan saat ini adalah 558 (lima ratus lima puluh delapan)
terdiri dari 548 (lima ratus empat puluh delapan) anggota Polri dan 10 (sepuluh) PNS Polri.
Dalam Struktur Organisasi Polres Pekalongan, Sipropam berada langsung di bawah Kapolres
Pekalongan dipimpin oleh seorang Kasi Propam dengan terbagi menjadi 2 (dua) unit yaitu Unit
Paminal yang dipimpin oleh seorang Baur Paminal dan Unit Provos yang dipimpin oleh seorang
Baur Provos.
Guna terwujudnya Pengamanan Internal, penegakan tata tertib, disiplin dan tegaknya
hukum serta terbinanya dan terselenggaranya pertanggungjawaban Profesi sehingga
terminimalisasinya penyimpangan perilaku anggota / PNS Polri maka Sipropam Polres
Pekalongan memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu :
3.1.1. Menyelenggarakan fungsi pelayanan terhadap pengaduan/laporan masyarakat tentang sikap
perilaku dan penyimpangan anggota/PNS Polri.
3.1.2. Menyelenggarakan dan Pengamanan Internal, meliputi Pengamanan Personil Materil, Kegiatan
dan Bahan Keterangan di lingkungan Polri termasuk penyelidikan terhadap kasus dugaan
pelanggaran dan penyimpangan dalam pelaksanaan tugas Polri.
3.1.3. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat akan kinerja dan
profesionalisme.
3.1.4. Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi
hukum dan hak asasi manusia dengan menyelesaikan perkara dan penanganan personil Polri
yang bermasalah supaya mendapat kepastian hukum dan rasa keadilan.
PP No 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri adalah digunakan sebagai
landasan hukum penegakan disiplin oleh fungsi Propam dilingkungan Polri. Pengisian quisioner
terhadap responden sebanyak 28 (dua puluh delapan) anggota Polres Pekalongan secara acak, dari
Satuan fungsi, bagian dan seksi yang ada di Polres Pekalongan yaitu Fungsi Lalu Lintas, Sabhara,
Intelkam, Reskrim, Narkoba, Binmas (Binamitra), Tahti (Tahanan dan Barangbukti), Bagian
Operasional (Bag Ops), Bagian Perencanaan (Bag Ren), Bagian Sumber Daya (Bag Sumda),
Seksi Telekomunikasi Informasi, Seksi Umum, Seksi Propam, Seksi Keuangan dan SPKT (Sentra
Pelayanan Kepolisian Terpadu). Responden tersebut terdiri 2 (dua) anggota Polri pangkat
Perwira menengah (Pamen), 4 (empat) anggota Polri pangkat Perwira Pertama (Pama) dan 22
(dua puluh dua) Bintara.
Beberapa contoh pertanyaan quisioner yang digunakan oleh penulis yaitu :
1. Berapa tahun dinas di Kepolisian RI ?
2. Jenjang Pendidikan apa yang pernah di laksanakan di Kepolisian RI ?
a. Pendidikan Pembentukan (Diktuk) ?
b. Pendidikan pengembangan (Dikbang) ?
3. Saudara bertugas di fungsi apa ?
4. Sejak Polri terpisah dari ABRI, dalam rangka penegakan disiplin di lingkungan Polri telah
disusun PP No 2 Th 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri, apakah saudara pernah
membaca dan menerima sosialisasi PP tersebut ?
5. Apakah saudara pernah melanggar disiplin ?
Dari hasil pengsisian quisioner terhadap responden diatas, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Membaca Peraturan Disiplin Anggota Polri

Membaca PP RI No 2 Tahun 2003


NO
Pernah membaca Tidak pernah membaca
1 28 -
Dari tabel 1, diperoleh hasil data dari 28 (tiga puluh) responden sebanyak 100 % anggota Polres
Pekalongan pernah membaca PP RI No 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri.

Tabel 2. Memahami Peraturan Disiplin Anggota Polri


Pemahaman PP RI No 2 Tahun 2003
NO Tidak pernah
Sangat hapal hapal Cukup tahu Tahu sedikit
tahu
1 - 6 - - -
2 - - 20 - -
3 - - - 2 -

Dari tabel 2, diperoleh hasil data dari 28 (tiga puluh) responden sebanyak 0% Sangat
Hapal, 21,4% Hapal, 71,4% Cukup Tahu, 7,1% Tahu Sedikit dan 0% Tidak pernah tahu tentang
Peraturan Disiplin Anggota Polri. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, bahwa
indicator yang berpengaruh dalam pemahaman PP No 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin
Polri adalah faktor SDM (sumber daya manusia) dan pelaksanaan sosialisasi secara langsung
maupun dengan pembagian buku PP No 2 tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri.
Jenjang kepangkatan, lama berdinas, serta tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap
pemahaman PP No 2 Tahun 2003, meskipun masih ada faktor lain seperti halnya dari pribadi
masing-masing personil Polri.
3.2. Bentuk Pelanggaran Polri
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003, yang termasuk bentuk-bentuk
pelanggaran Disiplin bagi anggota Polri adalah apabila perbuatan anggota polri telah melanggar
pasal 3, 4, 5, dan pasal 6. Adapun pasal tersebut sebagai berikut :
Pasal 3
Dalam rangka kehidupan bernegara dan bermasyarakat, anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia wajib :
a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara, dan Pemerintah;
b. mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan serta menghindari
segala sesuatu yang dapat merugikan kepentingan negara;
c. menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
d. menyimpan rahasia negara dan/atau rahasia jabatan dengan sebaik- baiknya;
e. hormat- menghormati antar pemeluk agama;
f. menjunjung tinggi hak asasi manusia;
g. menaati peraturan perundang- undangan yang berlaku, baik yang berhubungan dengan tugas
kedinasan maupun yang berlaku secara umum;
h. melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan dan/atau
merugikan negara/ pemerintah;
i. bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat;
j. berpakaian rapi dan pantas.
Pasal 4
Dalam pelaksanaan tugas, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib :
a. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat;
b. memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik- baiknya laporan dan/atau pengaduan
masyarakat;
c. menaati sumpah atau janji anggota Kepolisian Negara Republik Indonesiaserta sumpah atau janji
jabatan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku;
d. melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab;
e. memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
f. menaati segala peraturan perundang- undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku;
g. bertindak dan bersikap tegas sertaberlaku adil dan bijaksana terhadap bawahannya;
h. membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas;
i. memberikan contoh dan teladan yang baik terhadap bawahannya;
j. mendorong semangat bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja;
k. memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karier;
l. menaati perintah kedinasan yang sah dari atasan yang berwenang;
m. menaati ketentuan jam kerja;
n. menggunakan dan memelihara barang milik dinas dengan sebaik- baiknya;
o. menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.
Pasal 5
Dalam rangka memelihara kehidupan bernegara dan bermasyarakat, anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia dilarang:
a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat negara, pemerintah, atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
b. melakukan kegiatan politik praktis;
c. mengikuti aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa;
d. bekerjasama dengan orang lain di dalam atau di luar lingkungan kerja dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan pribadi , golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan kepentingan negara;
e. bertindak selaku perantara bagi pengusaha atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau
pesanan dari kantor/instansi Kepolisian Negara Republik Indonesia demi kepentingan pribadi ;
f. memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup
kekuasaannya;
g. bertindak sebagai pelindung di tempat perjudian, prostitusi, dan tempat hiburan;
h. menjadi penagih piutang atau menjadi pelindu ng orang yang punya utang;
i. menjadi perantara/makelar perkara;
j. menelantarkan keluarga.
Pasal 6
Dalam pelaksanaan tugas, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dilarang:
a. membocorkan rahasia operasi kepolisian;
b. meninggalkan wilayah tugas tanpa izin pimpinan;
c. menghindarkan tanggung jawab dinas;
d. menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi;
e. menguasai barang milik dinas yang bukan diperuntukkan baginya;
f. mengontrakkan/menyewakan rumah dinas;
g. menguasai rumah dinas lebih dari 1 (satu) unit;
h. mengalihkan rumah dinas kepada yang tidak berhak;
i. menggunakan barang bukti untuk kepentingan pribadi;
j. berpihak dalam perkara pidana yang sedang ditangani;
k. memanipulasi perkara;
l. membuat opini negatif tentang rekan sekerja, pimpinan, dan/atau kesatuan;
m. mengurusi, mensponsori, dan/atau mempengaruhi petugas dengan pangkat dan jabatannya dalam
penerimaan calon anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;
n. mempengaruhi proses penyidikan untuk kepentingan pribadi sehingga mengubah arah kebenaran
materil perkara;
o. melakukan upaya paksa penyidikan yang bukan kewenangannya;
p. melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan, menghalangi, atau mempersulit salah satu pihak
yang dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani;
q. menyalahgunakan wewenang;
r. menghambat kelancaran pelaksanaan tugas kedinasan;
s. bertindak sewenang- wenang terhadap bawahan;
t. menyalahgunakan barang, uang, atau surat berharga milik dinas;
u. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, meminjamkan, atau menghilangkan
barang, dokumen, atau surat berharga milik dinas secara tidak sah;
v. memasuki tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat Kepolisian Negara
Republik Indonesia, kecuali karena tugasnya;
w. melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apa pun untuk kepentingan pribadi, golongan, atau
pihak lain;
x. memakai perhiasan secara berlebihan pada saat berpakaian dinas Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
3.3. Bentuk Pelanggaran Disiplin di Polres Pekalongan
Data yang didapat dari Sipropam Polres Pekalongan bahwa pelanggaran disiplin
personel Polres Pekalongan pada kurun waktu 3 (tiga) tahun sebanyak 248 kasus, berhasil
diselesaikan 100 persen dengan cara diselesaikan melalui tindakan disiplin sebanyak 222 kasus
dan 26 kasus melalui penjatuhan hukuman disiplin. Dengan melihat dari kondisi tersebut maka
perlu disiasati dengan tepat sehingga penyelesaian pelanggaran disiplin dapat berjalan dalam
suasana yang kondusif, lancar tanpa hambatan, mampu menjadi sarana kontrol, pencegahan
perilaku menyimpang dan menumbuh-kembangkan perilaku disiplin anggota Polri guna
mewujudkan dan memantapkan citra Polri.
Tabel 3. Data Pelanggaran Disiplin Yang Dijatuhi Tindakan Disiplin Anggota/PNS Polri di
Polres Pekalongan ( 3 tahun terakhir )
Tahun
No Jenis Pelanggaran
2010 2011 2012
I. Jenis Pelanggaran
1 Surat Nyata Diri 32 27 20
2 Sikap Tampang 21 24 8
3 Msk Daerah Terlarang 0 2 0
4 Gampol 34 31 23
5 Gar Lantas 0 0 0
Jumlah 87 84 51
II. Golongan Pelanggar
1 Pamen 0 0 0
2 Pama 8 4 0
3 Bintara 77 78 48
4 PNS 2 2 3
Jumlah 87 84 51

Tabel 4. Data Pelanggaran Disiplin Yang Dijatuhi Hukuman Disiplin Anggota/PNS Polri Di
Polres Pekalongan ( 3 tahun terakhir )
Tahun
No Jenis Pelanggaran
2010 2011 2012
I. Jenis Pelanggaran
1. Tidak menaati peraturan 7 1 1
kedinasan yang berlaku.
2. Meninggalkan wilayah tugas 3 2 1
tanpa izin pimpinan.
3. Melakukan pungutan tidak 3 0 0
sah.
4. Menyalahgunakan wewenang 0 1
5. Menurunkan harkat dan 2 1 2
martabat Polri.
6. Tidak memperhatikan dan 1 0 0
menyelesaikan dengan
sebaik-baiknya laporan dan /
atau pengaduan masyarakat.
7. Tidak bersikap dan bertingkah 0 1 0
laku sopan santun terhadap
masyarakat
Jumlah 16 5 5
II. Golongan Pelanggar
1 Pamen 0 0 0
2 Pama 0 0 1
3 Bintara 16 5 4
4 PNS 0 0 0
Jumlah 16 5 5
3.4. Implementasi PP RI No 2 Tahun 2003 di Polres Pekalongan
Pelanggaran disiplin terhadap PP RI No 2 Tahun 2003 di Polres Pekalongan dikategorikan
menjadi 2 (dua) pelanggaran yaitu :
3.4.1. Pelanggaran Disiplin yang diberi sanksi Tindakan Disiplin
Tabel 5. Pelanggaran Disiplin anggota Polres Pekalongan yang diberi sanksi Tindakan Disiplin
selama kurun waktu tahun 2010, 2011 dan 2012 yaitu :
Jenis Tahun
No
Tindakan Disiplin 2010 2011 2012
1 Teguran lisan 56 49 34
2 Tindakan fisik 31 35 17
Jumlah 87 84 51
3.4.2. Pelanggaran Disiplin yang diberi sanksi hukuman Disiplin
Tabel 6. Pelanggaran Disiplin anggota Polres Pekalongan yang diberi sanksi Hukuman Disiplin :
Jenis Tahun
No
Hukuman Disiplin 2010 2011 2012
1. Teguran tertulis. 0 1 2
2. Penundaan mengikuti 0 0 0
pendidikan paling lama 1
(satu) tahun.
3. Penundaan kenaikan gaji 2 0 0
berkala.
4. Penundaan kenaikan 6 1 1
pangkat.
5. Mutasi yang bersifat 2 1 0
demosi.
6. Pembebasan jabatan. 0 0 0
7. Penempatan dalam tempat 18 3 3
khusus.
Jumlah 28 6 6
Berdasarkan tabel 6, terlihat bahwa sanksi hukuman disiplin yang paling banyak diberikan
kepada anggota Polres Pekalongan yang melakukan pelanggaran disiplin dalam kurun waktu 3
tahun terakhir (tahun 2010, 2011 dan 2012) yaitu hanya berupa Penempatan dalam tempat
khusus. Dalam menjatuhkan hukuman disiplin sangat subyektif karena memang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 ini hanya memuat jenis-jenis sanksi namun tidak menjelaskan
secara rinci jenis sanksi yang dijatuhkan untuk suatu jenis pelanggaran tertentu sehingga hal ini
memberikan kebebasan kepada seorang Ankum/Atasan Ankum dalam menjatuhkan hukuman
disiplin sesuai dengan sudut pandang mereka. Tujuan penjatuhan hukuman disiplin itu sendiri
bertujuan untuk terwujudnya keadilan dan mampu menimbulkan efek jera bagi anggota Polri
yang melakukan pelanggaran disiplin atau anggota yang lain agar tidak melakukannya dan dalam
penjatuhan sanksi hukuman disiplin juga tetap menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
4.1.1. Bahwa PP RI No 2 Tahun 2003 adalah landasan hukum fungsi Propam Polres Pekalongan sebagai
upaya penegakan disiplin anggota Polri di Polres Pekalongan dan dalam pelaksanaannya telah
dibuat aturan teknis berupa Keputusan Kapolri antara lain : Keputusan Kapolri No.Pol.:
KEP/42/IX/2004 tentang atasan yang berhak menjatuhkan hukuman disiplin dilingkungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Keputusan Kapolri No.Pol.: KEP/43/IX/2004 tentang tata
cara penyelesaian pelanggaran disiplin anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Keputusan Kapolri No.Pol.: KEP/44/IX/2004 tentang tata cara sidang disilpin bagi anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Kapolri No.Pol.: 7 tahun 2006 tentang Kode
etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Peraturan Kapolri No.Pol.: 8 tahun 2006
tentang organisasi dan tata kerja komisi kode etik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
4.1.2. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin bagi anggota Polri adalah apabila perbuatan anggota Polri
tersebut telah melanggar pasal 3, 4, 5, dan pasal 6 PP RI No 2 Tahun 2003.
4.1.3. Pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh anggota Polres Pekalongan secara umum antara lain
Pelanggaran Hartib (kelengkapan gampol, sikap tampang dan kelengkapan surat-surat nyata diri),
menurunkan harkat dan martabat Polri, tidak menaati peraturan kedinasan yang berlaku,
meninggalkan wilayah tugas tanpa izin pimpinan, melakukan pungutan tidak sah,
menyalahgunakan wewenang, tidak memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya
laporan dan / atau pengaduan masyarakat, tidak bersikap dan bertingkah laku sopan santun
terhadap masyarakat dengan rincian kurun waktu tahun 2010, 2011 dan 2012 sebanyak 248
kasus, berhasil diselesaikan 100 persen dengan cara diselesaikan melalui tindakan disiplin
sebanyak 222 kasus dan 26 kasus melalui penjatuhan hukuman disiplin.
4.1.2. Pemahaman personil Polres Pekalongan terhadap PP RI No 2 Tahun 2003 adalah sebanyak 0%
Sangat Hapal, 21,4% Hapal, 71,4% Cukup Tahu, 7,1% Tahu Sedikit dan 0% Tidak pernah tahu,
dari dampak tersebut timbul pelanggaran disiplin pada kurun waktu 3 (tiga) tahun sebanyak 248
kasus, dimana berhasil diselesaikan 100 persen dengan cara melalui tindakan disiplin sebanyak
222 kasus dan 26 kasus melalui penjatuhan hukuman disiplin, hal tersebut dipengaruhi oleh
faktor SDM (sumber daya manusia) berupa latar belakang pendidikan, lama berdinas di Polri,
jenjang kepangkatan, kurangnya pelaksanaan sosialisasi serta aspek pribadi masing-masing
personil Polri.
4.2. SARAN
4.2.1. Upaya penegakan disiplin anggota Kepolisian sangat dibutuhkan guna terwujudnya pelaksanaan
tugas yang dibebankan dan tercapainya profesionalisme Polri, sangat tidak mungkin penegakan
hukum dapat berjalan dengan baik, apabila penegak hukumnya sendiri (Polri) tidak disiplin dan
tidak profesional karena hal tersebut akan sangat berdampak dalam hal penegakan hukum atau
pengungkapan kejahatan yang terjadi di masyarakat.
4.2.2. Peningkatan disiplin anggota Polri harus dikaitkan dengan ilmu pengetahuan masing-masing
individu anggota Polri, hal tersebut perlu ditetapkan dengan suatu regulasi yang mewajibkan
seluruh anggota Polri wajib berpendidikan akhir strata satu.
4.2.3. Perlu disahkan secepatnya Rancangan Peraturan Kapolri tentang Peraturan Hukum Disiplin
Anggota Polri karena secara substansi jauh lebih jelas terutama dalam hal rumusan jenis-jenis
pelanggaran, sanksi bahkan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan hukum disiplin.

DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Kapolri No.Pol.: KEP/42/IX/2004 tentang atasan yang berhak menjatuhkan hukuman
disiplin dilingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Keputusan Kapolri No.Pol.: KEP/43/IX/2004 tentang tata cara penyelesaian pelanggaran
disiplin anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Keputusan Kapolri No.Pol.: KEP/44/IX/2004 tentang tata cara sidang disilpin bagi anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Peraturan Kapolri No.Pol.: 7 tahun 2006 tentang Kode etik profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Peraturan Kapolri No.Pol.: 8 tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja komisi kode etik
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 2003
Polres Pekalongan, Seksi Propam (2010, 2011, 2012). Laporan Bulanan Sipropam Polres
Pekalongan.

Anda mungkin juga menyukai