Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI
Adnil Edwin Nurdin

Dosen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


dan Program S2, S3 Biomedis Universitas Andalas
E-mail : adnilerwinnurdin@yahoo.com

Abstrak
Psikoneuroimunologi merupakan konsep terintegrasi mengenai fungsi
regulasi-imun untuk mempertahankan homeostasis. Untuk mempertahankan
homeostasis, sistem imun berintegrasi dengan proses psikofisiologik otak, dan
karena itu mempengaruhi dan dipengaruhi otak. Melalui pendekatan ini telah
mulai dipahami mekanisme interaksi antara perilaku, sistem saraf, sistem
endokrin, dan fungsi imun. Komponen perilaku dari interaksi ini melibatkan
kondisioning Pavlov pada peningkatan maupun penekanan antibodi dan respon
imun seluler. Kondisioning ini berekspresi sebagai efek pengalaman stress
terhadap fungsi imun. Selanjutnya diketahui bahwa mekanisme terintegrasi ini
berlangsung dalam ritme yang berkaitan dengan ritme lingkungan seperti ritme
Sirkadian. Respon stress berkelanjutan berekspresi sebagai sindroma adaptasi
umum. Sebagai respon akut dimulai dengan initial brief alarm reaction. Dalam
tahap ini peningkatan sekresi cortisol pada aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal
(HPA) menimbulkan supresi pada sebagian besar fungsi imun dan peningkatan
aktifitas sistem simpatis. Bila stress tidak dapat diatasi secara efektif, tahap kedua
prolonged resistance period akan dimulai, dimana aktivasi aksis HPA akan
menurun tetapi tidak pernah mencapai kondisi basal. Kegagalan berkelanjutan
untuk mengatasi stress akan berakhir pada terminal stage of exhaustion and death.
Aplikasi medis psikoneuroimunologi akan meningkatkan efektifitas terapi
penyakit keganasan, gangguan kardiovaskular, penyakit infeksi, trauma fisik,
transplantasi, dan gangguan jiwa.
Kata kunci: aksis HPA, antibodi, aplikasi medis, cortisol, homeostasis, melawan
atau lari, otak, Pavlov, perilaku, psikofisiologik, psikoneuroimunologi, sindroma
adaptasi umum, sistem imun, sistem LS-NA, respon stress, ritme Sirkadian

Abstract
Psychoneuroimmunology is an integrated concept of immune-regulatory
function. To maintain homeostasis, the immune system is integrated with
psychophysiological processes of the brain, and is therefore influenced by and
capable of influencing the brain. Mechanism of interaction among behavior,
neural, endocrine, and immune functions in adaptation to environmental stressors
have come to light. The behavioral components of this interaction involve the
Pavlov conditioning both in the enhancement and supression of antibody-and cell-
mediated immune responses. This conditioning expressed as effects of stressful
experiences on immune function. This integrated mechanism operated in a rhythm

90
related to environmental rhythm such as Circadian rhythm. Prolonged stress
response will be expressed as general adaptation syndrome. As an acute response
it will begin with initial brief alarm reaction. In this stage increased cortisol
secretion in Hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis resulted in supression of
main immune function and arousal of sympathetic system If the stress can not be
coped effectivelly, a second stage of prolonged resistance period will begin, in
which HPA axis activation will be decreased but never reach the basal condition.
Continued failure to cope with the stress will end in terminal stage of exhaustion
and death.
Medical application of psychoimmunology can enchance the effectivity of the
treatment of malignancy, cardiovascular disorder, infectious diseases, physical
trauma, transplantation, and mental disorder.
Key word : antibody, behavioral, brain, Circadian rhythm, cortisol, fight or flight,
general adaptation syndrome, homeostasis, HPA axis, immune system, LC-NA
system, medical application, Pavlov, psychoneuroimmunology,
psychophysiological, stress responses

91
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.34. Juli-Desember 2010 92

Pendahuluan 1. Etape persepsi stresor


Peradaban membuat kita hidup 2. Etape respon stress
dalam kondisi stres psikologis dan 3. Etape persepsi keberhasilan res-
fisiologik. Mengacu pada definisi yang pon
dikemukakan pertama kali oleh Hans Setiap etape ini mempunyai substrat
Selye tahun 1930: stress adalah kondisi biologik utama.(7, 8)
yang merupakan konsekwensi psikobio-
logik dari kegagalan organisme hidup 1.Etape persepsi stresor
untuk merespon secara berhasil guna Substrat biologiknya ialah korteks
setiap ancaman fisik ataupun emosio- prefrontalis (KPF), nukleus amigdala,
nal, baik yang merupakan ancaman dan hipocampus, serta sistem reward
aktual maupun imajinasi, yang ber- mesolimbik yang terdiri dari area
peran sebagai stresor.(1,2) tegmental ventralis (ATV), nukleus
Stresor untuk organisme kom- akumben (NAk). Sedangkan neuro-
pleks multiseluler seperti manusia, transmiter yang berperan ialah GABA
didefinisikan sebagai stimulus yang (gamma-aminobutiric acid), hormon
oleh otak dianggap ancaman dan katekolamin yaitu dopamin (DA),
menimbulkan keadaan disforik, serta adrenalin (A), dan noradrenalin (NA),
fisiologis meningkatkan produksi serotonin (5-HT) serta neuropeptida S.
noradrenalin dan adrenalin untuk Apabila terjadi stimulus dari
mekanisme melawan atau lari. Stresor luar, maka KPF akan menilai apakah
itu mencakup rasa nyeri, persepsi stimulus itu berbahaya atau tidak
ancaman, dan keterpaksaan melaku- dengan menggunakan informasi yang
kan aktifitas yang tidak mengikuti disimpan dalam hipocampus (memori
ritme fisiologik seperti ritme Sirkadian. dari pelajaran atau pengalaman lalu).
Semua stresor ini dipersepsi oleh otak Bila dinilai berbahaya, maka neuro-
sebagai kondisi disforik yang menim- transmiter penghambat GABA diham-
bulkan kondisi stres dan mempe- bat, tercetus sinyal ke amigdala yang
ngaruhi semua fungsi homeostasis akan mencetuskan muatan emosional
mulai dari kardiovaskular sampai dari respon stress tergantung penilaian.
fungsi imun. Selanjutnya ditemukan Bila menakutkan respon lari, bila
bahwa sitokin sebagai bagian sistem memarahkan respon melawan. Kedua-
imun ternyata juga mengendalikan nya disebut respon melawan atau lari
neuron dan sel glia otak.(3-6) (fight or flight). Apapun responnya, ter-
Berdasarkan peran otak ter- jadi reaksi cascade dimulai pening-
sebut, psikoneuroimunologi menge- katan sekresi serotonin, diikuti pening-
mukakan premise major yaitu otak dan katan sekresi dopamin, yang diikuti
sistem imun merupakan satu kesatuan lagi oleh peningkatan adrenalin sehing-
homeostasis melalui fungsi psiko- ga terjadi emosi disforik (tidak
biologik.(1,2) nyaman). Proses berikutnya adalah
etape respon stress.(9, 10)
Substrat biologik respon stress
Respon stress terjadi bila seseo- 2.Etape respon stress
rang menghadapi stimulus yang diang- Substrat biologiknya yang telah diketa-
gapnya merupakan ancaman bahaya hui ialah sistem lokus Sereleus (LS)-
sebagai stresor. Karena itu respon Noradrenalin (NA), aksis hypothala-
stress selalu terjadi dalam tiga etape mic-pituitary-adrenal (HPA) yang juga
yaitu: disebut lengkung imun-otak, dan
Adnil Edwin Nurdin, PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI 93

kelenjar pineal yang berkaitan dengan dalam reaksi melawan atau lari. Tentu
ritme Sirkadian. Sedangkan neurotran- saja suatu saat kita akan kehabisan
smiter yang berperan ialah A, NA, energi dan terjadi kerusakan pada ham-
glucocorticoid dengan cortisol sebagai pir semua sistem organ yang meng-
hormon stress utama, serta melatonin ganggu homeostasis.
yang berkaitan dengan ritme Sirkadian. Untuk memahami proses yang
Etape ini disebut juga Sindroma terjadi kita akan membahas Sindroma
Adaptasi Umum (SAU) pada fase Adaptasi Umum sebagai respon fisio-
initial brief alarm reaction. Etape ini logik stress
sangat mempengaruhi semua sistem
homeostasis yang secara umum menga- Sindroma Adaptasi Umum (SAU)
lami peningkatan, kecuali sistem imun sebagai respon fisiologik stress
yang secara umum mengalami supresi. Melalui penelitian selama 10
Peningkatan NA segera diikuti pening- tahun pada berbagai hewan, Selye pada
katan A. Terjadi adrenalin rush, yang tahun 1974 mendeskripsikan tiga ting-
memobilisasi semua sistem energi kat adaptasi terhadap stress berke-
tubuh untuk reaksi melawan atau lari. lanjutan (prolonged stres) yang disebut
Adrenalin rush menyebabkan jumlah Sindroma Adaptasi Umum (SAU).
free floating DA meningkat. Kita Dimulai dengan initial brief alarm
sampai ke point of no return dimana reaction, diikuti periode resistensi
perilaku melawan atau lari Fungsi otak berlanjut (prolonged resistance period)
dalam etape ini mengalami disinhibisi dan diakhiri tingkat terminal kelelahan
sehingga perilaku melawan atau lari (terminal stage of exhaustion and
terjadi secara otomatis tanpa pengen- death).(11, 12)
dalian.(9, 10) Riset glucocorticoid menemu-
kan pada initial brief alarm reaction
3.Etape keberhasilan respon terjadi peningkatan tajam kadar gluco-
Substrat biologiknya ialah KPF, dan corticoid darah. Selanjutnya pada
sistem reward mesolimbik. Sedangkan periode resistensi ketajaman peningka-
neurotransmiter yang paling berperan tan mulai mendatar, tetapi masih lebih
ialah DA sebagai neurotransmiter tinggi dari pada kadar basal gluco-
kenikmatan. cortikoid. Dengan berlanjutnya stress,
Bila perilaku melawan atau lari segera pada suatu titik tiba-tiba kadar gluco-
menyelesaikan masalah (hanya terjadi corticoid menurun pada tingkat ter-
pada tingkat peradaban pemburu- minal kelelahan, yang diikuti kematian.
pengembara), maka kita masuk ke Berdasarkan ini, pengukuran kadar glu-
respon relaksasi. Dalam hal ini DA cocorticoid darah dipakai sebagai
terikat pada reseptor DRD2 di NAk, metode deteksi tingkat stress yang
timbul perasaan nyaman, adrenalin dan dapat membahayakan kehidupan.(11, 12)
noradrenalin menurun, glucocorticoid Pert dkk pada tahun 1985
menurun, semua fungsi homeostasis menemukan bahwa neuropeptida dan
turun kembali ketingkat basal.(9, 10) neuro-transmiter (yang berperan pada
pengendalian emosi) didapatkan pada
Bagaimana bila respon stress akut dinding sel neuron otak dan dinding sel
gagal mengatasi kondisi stress? pengendali sistem imun serta dinding
Artinya kita selalu dalam kon- sel berbagai organ endokrin. Temuan
disi stress akut yang memobilisasi ini mengesankan saling keterkaitan
fungsi homeostasis sehingga kita selalu fungsi emosi yang dikendalikan susu-
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.34. Juli-Desember 2010 94

nan saraf pusat dengan fungsi imun Pelepasan hormone steroid dan
yang merupakan sistem pertahanan hormone stress utama cortisol.
tubuh serta sistem endokrin yang ber- Aksis HPA meningkatkan pro-
kaitan dengan homeostasis.(11, 12) duksi dan pelepasan glucocor-
Dapat dideduksi bahwa terdapat ticoid termasuk hormone stress
mekanisme yang mendasari perubahan utama cortisol. Selanjutnya cor-
respon imun yang dicetuskan fungsi tisol memobilisasi aktifitas
mental ataupun perubahan fungsi hampir semua sistem homeo-
mental yang dicetuskan respon imun. stasis seperti kardiovaskular,
Mekanisme coping terhadap stress respirasi, pencernaan, metabo-
mental mempengaruhi respon imun lisme, sistem imun, kulit dan
dalam upaya mempertahankan homeos- mukosa, dalam persiapan reaksi
tasis sampai level molekuler. Mani- melawan atau lari (fight or
festasi organobiologik SAU ialah flight).
hipertrofi kelenjar adrenal dan atrofi Pelepasan katekolamin
thymus, limpa dan jaringan limfoid, Aksis HPA melepaskan hormon
serta ulserasi gaster.(11, 12) katekolamin yang juga berperan
Berdasarkan konsep diatas, sebagai neurotransmitter, yaitu
psikoneuroimunologi mengajukan pre- dopamin (DA), adrenalin (A),
mise dasar; otak merupakan bagian dan noradrenalin (NA).
integral dari sistem imun sebagai salah Aktivasi amigdala
satu parameter homeostasis.(11, 12) Katekolamin mengaktifkan
nucleus amigdala yang mence-
Initial brief alarm reaction sebagai tuskan respon emosional terha-
respon terhadap stress akut dap stressor, misalnya takut
Pada initial brief alarm reaction terjadi terhadap gempa, atau marah
peningkatan tajam kadar glucocorticoid kepada musuh.
dalam darah akibat aktifitas otak mela- Pelepasan neuropeptida S
lui aksis hypothalamic-pituitary-adre- Otak melepaskan neuropeptida
nal (HPA), selanjutnya melalui reaksi S, suatu mikro protein yang
cascade akan terjadi aktifitas amigdala memodulasi stress dengan
dan hippocampus, sistem kardiovas- menekan keinginan tidur,
kuler, sistem respirasi, dan sirkulasi meningkatkan kewaspadaan
darah, sistem pencernaan, sistem imun, dan perasaan kuatir. Akibatnya
mukosa, dan kulit secara sistematis timbul keinginan urgen untuk
sebagai berikut :(11-15) perilaku melawan atau lari
(fight or flight).
Aktifitas otak pada initial brief Efek pencetus perilaku
alarm reaction instinktual
Aktivasi aksis Hypothalamic- Dalam keadaan stress akut,
Pituitary-Adrenal (HPA) katekolamin menekan secara
Merupakan respon kilat terha- sekuensial fungsi korteks pre-
dap stresor yang dipersepsi frontalis yang berkaitan dengan
berbahaya, seperti menghadapi memori jangka pendek, inhibisi,
binatang buas atau gempa bumi. konsentrasi, dan pola pikir
Aktivasi sistem Lokus Sereleus rasional. Sekuens penekanan
(LS)-Noradrenalin (NA) proses mental ini memung-
Adnil Edwin Nurdin, PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI 95

kinkan seseorang bereaksi cepat yang dikonsentrasikan hanya


untuk melawan atau lari secara pada area yang terancam invasi.
individual tanpa memikirkan Peningkatan cortisol pada aksis
kewajiban sosial dan norma. HPA menekan fungsi imun
Karena memori jangka pendek pada sebagian sistem imun,
dan inhibisi ditekan, satu- sehingga sel imun spesifik
satunya fungsi sosial yang seperti leukosit dan sitokin
melekat adalah ikatan pada mengalami reposisi. Sel ter-
keluarga langsung. sebut dikirimkan ke bagian
Efek pada memori jangka tubuh yang paling berisiko luka
panjang atau terkena infeksi, seperti
Pada saat yang sama, katekola- kulit dan kelenjar limfe. Tetapi
min sebagai neurotransmiter secara umum terjadi penekanan
member sinyal ke hippocampus fungsi imun yang disebut para-
untuk merekam pengalaman dox cortisol yang bersifat vital
stresor yang padat emosi ini karena semua proses homeo-
sebagai memori jangka pan- stasis dimobilisasi untuk persia-
jang. Pada masa prasejarah, pan reaksi melawan atau lari.
kerja otak ini sangat vital untuk Peningkatan aktifitas sitokin
kelestarian karena memori jang- proinflamatori
ka panjang tentang beragam Substrat biomolekuler
stimulus berbahaya ini sangat yang meningkat pada respon
menentukan untuk menghindari stress ialah molekul sitokin
ancaman berbahaya ini di masa pro-inflamatori, terdiri dari;
depan. interleukin-1 (IL-1),
Penekanan fungsi rem peri- interleukin-2 (IL-2),
laku otak interleukin-6 (IL-6),
Dalam kondisi stress akut, interleukin-10 (IL-10),
neuron otak dengan sengaja interleukin-12 (IL-12),
meng interpretasi sinyal kimia- interferon-gamma (IFN-
wi neurotransmiter untuk inhi- Gamma) dan tumor necrosis
bisi secara salah. Sinyal off factor alpha (TNF-).
justru diinterpretasi on, Sel imun makrofag
sehingga rem perilaku tidak yang merupakan sel pertama
berfungsi. Terjadi disinhibisi tiba pada lokasi infeksi
total perilaku dengan patoge- apapun, memproduksi
nesis yang sama dengan molekul-molekul diatas ini.
penggunaan cannabis. Seseo- Respon sakit
rang yang merasa terancam Penelitian membuktikan bahwa
akan melakukan perilaku apa- molekul sitokin pro-inflamatori
pun dalam upaya melawan atau ini berfungsi langsung dalam
lari. otak dengan pembentukan
mikroglia dan astrosit (sel glia)
Respon imun terhadap stress akut untuk mencetuskan respon
Paradox cortisol sakit (sickness response).
Efek konfrontasi dengan stresor Sitokin juga diproduksi lokal
pada sistem imun analog dalam otak, terutama pada
dengan mobilisasi pasukan hipotalamus. Karena itu sitokin
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.34. Juli-Desember 2010 96

memberi kontribusi pada efek dan otot jantung. Hal ini cukup
perilaku akibat stress fisik dan vital karena bila dalam reaksi
mental. melawan atau lari terjadi luka,
Penekanan T helper (Th1) dan maka perdarahan yang terjadi
peningkatan T helper (Th2) tidak begitu hebat.
Terjadi disregulasi neuro-
hormon yang berekspresi Respon stress akut terhadap
dengan supresi respon imun metabolisme
anti tumor. Reaksi fosforilasi dalam siklus
Mediasi sitokin pada respon Kreb akan meningkat untuk
stress dan inflamatori melalui mencukupi kebutuhan energi
otak. yang meningkat.
Sitokin memediasi dan
mengendalikan respon imun Respon stress akut terhadap fungsi
pada stress dan proses digestivus
inflamatori. Interaksi sangat Stress akut akan menghambat
kompleks terjadi antara sitokin, pencernaan.
inflamasi, dan respon adaptif Bila stressor tidak teratasi, maka
dalam mempertahankan kondisi stress berlanjut menjadi stress
homeostasis. Seperti juga res- kronik, respon menjadi periode resis-
pon stress, reaksi inflamasi tensi berlanjut (prolonged resistance
sangat penting untuk survival. period).(16-18)
Reaksi inflamasi sistemik
menyebabkan stimulasi terha- Periode resistensi berlanjut
dap empat fungsi utama yaitu: (prolonged resistance period)
Reaksi fase akut, Sindroma Dalam periode ini, kondisi
sakit, Nyeri, Respon stress. stress masih dapat diatasi melalui
Keempat fungsi utama ini dimediasi mekanisme mental dengan membuda-
oleh aksis HPA dan sistem simpatis. yakan pemahaman dan perasaan
Dalam hal ini penyakit seperti alergi, bahwa stimulus yang dianggap stresor
gangguan autoimun, infeksi kronik, itu bila tidak dapat diatasi dapat
dan sepsis mempunyai karakteristik dianggap bukan stresor, atau setidak-
adanya disregulasi dari keseimbangan tidaknya dapat ditolerir.(19, 20)
sitokin pro-inflamatori terhadap anti-
inflamatori dan antara T helper (Th1) Bagaimana bila mekanisme mental
terhadap (Th2). gagal?
Kegagalan mekanisme mental
Respon stress akut pada mukosa pada periode resistensi berlanjut, akan
Cairan tubuh dialihkan dari berdampak buruk terhadap semua
lokasi non-essensiel seperti sistem fisiologik yang dapat men-
mulut dan tenggorokan. Karena cetuskan penyakit pada individu yang
itu mulut dan tenggorokan memiliki kerentanan genetik untuk
menjadi kering. penyakit tersebut, atau memperburuk
prognosis penyakit yang sudah ada,
Respon stress akut pada kulit atau menghambat proses terapi
Efek stress akut memindahkan penyakit. Kegagalan ini berakhir pada
aliran darah dari kulit untuk tingkat terminal kelelahan (terminal
mendukung jaringan otot lurik stage of exhaustion and death).(19, 20)
Adnil Edwin Nurdin, PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI 97

Tingkat terminal kelelahan (terminal corticotropin-releasing


stage of exhaustion and death) hormone dari hipotalamus dan
Kelelahan yang berakhir ACTH dari pituitari melalui
dengan kematian akan terjadi melalui mekanisme feedback negative.
proses berikut :(19-23) Hormon stress dalam kondisi
Penyakit dengan peningkatan sitokin tertentu juga akan mengfasi-
pro-inflamatori litasi inflamasi melalui induksi
Penelitian terbaru memperlihat- dari jaras pengsinyalan dan
kan bahwa peningkatan sitokin melalui aktivasi corticotropin-
pro-inflamatoriterjadi pada dep- releasing hormone (CRH).
resi, mania, dan gangguan bipo- Abnormalitas ini dan kegagalan
lar, seperti juga pada hipersen- dari sistem adaptif untuk
sitivitas, penyakit auto-imun mengatasi inflamasi mempe-
dan infeksi kronik. ngaruhi secara negatif para-
meter perilaku, kualitas hidup,
Disregulasi neurohormon berlanjut metabolisme, dan sistem kar-
Sekresi kronik hormon stress diovaskular. Kegagalan ini akan
glucocorticoid (GCs) dan kate- berkembang kepada suatu
kolamin, akibat penyakit, akan feedback anti-inflamasi sis-
menekan efek neurotransmiter temik dan/atau hiperaktifitas
seperti serotonin (5-HT), norad- dari faktor pro-inflamasi lokal
renalin (NA), dan dopamin yang memberi kontribusi pada
(DA), atau reseptornya di otak. patogenesis penyakit.
Akibatnya terjadi disregulasi
neurohormon. Perburukan penyakit neurogeneratif
Dalam stimulasi, NA dilepas- Aktivasi sistemik maupun akti-
kan dari terminal saraf simpatis vasi neuro-inflamasi dan neuro-
didalam organ. imun berperan pada etiologi
berbagai gangguan neuroge-
Penekanan terhadap aktifitas sel neratif seperti penyakit Par-
limfoid pada infeksi kinson, Alzheimer, multiple
Pada infeksi, sel imun target sclerosis, nyeri, dan demensia
mengekspresikan adrenorecep- yang berkaitan dengan AIDS.
tor. Melalui stimulasi reseptor
ini oleh NA yang dilepaskan di Peran kelenjar pineal berkaitan
lokal, atau oleh katekolamin dengan ritme Sirkadian pada respon
yang beredar seperti adrenalin, imun
akan terjadi efek penekanan Kelenjar pineal memproduksi
terhadap lalu lintas limfosit. melatonin yang bersifat meningkatkan
Selanjutnya terjadi penekanan fungsi imun. Melatonin berperan pada
terhadap lalu lintas, proliferasi, fungsi imun karena akan berikatan
dan aktivitas fungsional dari dengan reseptor afinitas tinggi ((MT1
beragam sel limfoid. Infeksi dan MT2) yang diekspresikan pada sel
tidak dapat diatasi. imunokompeten.(24, 25)
Dalam penelitian, melatonin
Fasilitasi inflamasi sistemik meningkatkan produksi sitokin,
Glucocorticoid juga mengin- sehingga dapat menghambat proses
hibisi sekresi selanjutnya perburukan dari AIDS. Sifat mening-
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.34. Juli-Desember 2010 98

katkan fungsi imun ini memungkinkan


melatonin dapat digunakan terhadap
infeksi viral, HIV, infeksi kuman, dan
pengobatan kanker.(25-27)
Melatonin endogen pada lim-
fosit manusia berkaitan dengan pro-
duksi interleukin-2 (IL-2) dan ekspresi
reseptor IL-2. Sifat ini karena mela-
tonin terlibat dalam ekspansi klonal
antigen-stimulated limfosit T pada
manusia. Melatonin bersifat imunosti-
mulator bila digunakan bersama kal-
sium, karena itu digunakan sebagai
terapi adjuvant pada beberapa protokol
klinik.(25, 28)
Tetapi sifat meningkatkan akti-
fitas sistem imun tersebut dapat mem-
perberat gangguan autoimun. Malahan
telah diketahui bahwa produksi mela-
tonin pada penderita artritis rematoid
lebih tinggi dibanding kontrol sehat.(26)
Sekresi melatonin hanya terjadi pada
kegelapan total menurut ritme Sirka-
dian yang menentukan aktifitas fungsi Gambar 1. Parameter mental, fisiologik
mental dan fisiologik menurut jam dan imunologik dalam ritme Sirkadian.
sudut matahari lokal (lihat gambar 1). Sumber. Berczi and Szentivanyi (2003)
NeuroImmune Biology, Elsevier.
Parameter mental, fisiologik dan
imunologik dalam ritme Sirkadian Ringkasan
Hampir semua fungsi mental 1. Semua orang pernah mengalami
dan fisiologik termasuk fungsi imun stress.
dan fungsi seksual dikendalikan secara 2. Stress akut mencetuskan peru-
ritmik oleh ritme Sirkadian. Dalam hal bahan fisiologik yang cepat
ini, hormon melatonin yang berperan diseluruh tubuh. Aktifitas ham-
penting pada fungsi imun sekresinya pir semua sistem fisiologik
dimulai pada kegelapan total malam dimobilisasi untuk menghadapi
(jam 21.00) saat sinar matahari lang- stimulus yang dianggap ber-
sung dan berpendar tidak ada lagi bahaya sebagai stresor.
secara total. Sedangkan jam 07.30, saat 3. Stress kronik harus ditanggu-
sinar matahari mulai menerangi secara langi karena dapat mengaki-
langsung keseluruhan belahan bumi batkan kerusakan fisik dan
siang, sekresi melatonin berhenti (lihat mental.
gambar 1).
Adnil Edwin Nurdin, PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI 99

4. Kondisi stress dapat ditimbul- mengefisienkan prosedur trans-


kan stresor eksternal dan inter- plantasi jaringan.
nal. Contoh stressor eks-ternal
adalah lingkungan fisik yang KEPUSTAKAAN
tidak menyenangkan seperti bau 1. Berczi and Szentivanyi (2003)
sampah ataupun lingkungan NeuroImmune Biology,
psikologik tidak menyenangkan Elsevier, ISBN 0-444-50851-1
seperti relasi rumah tangga (Written for the highly
yang buruk. Contoh stresor technical reader).
internal ialah nyeri fisik seperti
pada kanker, ataupun ketidak- 2. Chrousos, G. P. and Gold, P.
puasan psikologik seperti W. (1992). The concepts of
merasa gagal. stress and stress system
5. Stress akut menebabkan efek disorders. Overview of physical
kronotropik dan inotropik posi- and behavioral homeostasis.
tif pada jantung, serta menye- JAMA 267 (Mar 4), 1244-52.
babkan konstriksi arteri.
6. Stres kronik dapat menum- 3. Andersen, B. L., Kiecolt-
pulkan respon sistem imun Glaser, J. K., and Glaser, R.
terhadap infeksi tertentu seperti (1994). A biobehavioral model
TBC, dan infeksi virus, atau- of cancer stress and disease
pun mencetuskan peningkatan course. American Psychologist
produksi faktor imun lokal 49(5), 389-404.
seperti sitokin.
7. Kegagalan beradaptasi berkai- 4. Cohen, S., Tyrrell, D. A., and
tan dengan onset depresi atau Smith, A. P. (1991).
anxietas. Psychological stress and
8. Stress kronik akan memper- susceptibility to the common
cepat dan memperluas meta- cold. The New England Journal
stasis kanker of Medicine 325(9), 606-12.
9. Beragam prosedur yang ber-
kaitan dengan sistem imun 5. "Biological Rhythms and
seperti pemberian obat anti Human Adaptation to the
kanker, anti-inflamasi, dan Environment". US Army
transplantasi jaringan harus Medical Research and Materiel
dilakukan mengacu pada ritme Command (AMRMC), US
Sirkadian, suatu ritme 24 jam Army Research Institute of
yang mengatur tingkat minimal- Environmental Medicine, 2006.
maksimal semua fungsi fisio-
logik. 6. "Biorhythm experiment
10. Pendekatan management plan", NASA,
psikoneuroimunologi dapat Ames Research Center. Moffett
digunakan untuk pencegahan Field, 1983.
atau memperbaiki prognosis
penyakit keganasan dan dege- 7. Brustolim D, Ribeiro-dos-
neratif, memperbaiki prognosis Santos R, Kast RE, Altschuler
penyakit infeksi kronik, serta EL, Soares MB. "A new chapter
opens in anti-inflammatory
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.34. Juli-Desember 2010 100

treatments: the antidepressant Psychoneuroimmunology:


bupropion lowers production of Stress, Mental Disorders, and
tumor necrosis factor-alpha and Health, American Psychiatric
interferon-gamma in mice." Int Press, 2000, ISBN 0-88048-
Immunopharmacol. 2006 171-4, technical.
Jun;6(6):903-7.
15. Herbert TB, Cohen S. Stress
8. Covelli V, Passeri ME, and immunity in humans: a
Leogrande D, Jirillo E, Amati meta-analytic review.
L. Drug targets in stress-related Psychosom Med. 1993; 55:
disorders. Curr Med Chem. 364379.
2005;12(15):1801-9.
16. Kiecolt-Glaser, J. K. and
9. Cohen, S. and Williamson, G. Glaser, R. (1999).
M. (1991). Stress and infectious Psychoneuroimmunology and
disease in humans. cancer: fact or fiction?
Psychological Bulletin 109(1), European Journal of Cancer 35,
5-24. 1603-7.

10. Diamond M, Kelly JP, Connor 17. Kubera M, Lin AH, Kenis G,
TJ. "Antidepressants suppress Bosmans E, van Bockstaele D,
production of the Th1 cytokine Maes M. "Anti-Inflammatory
interferon-gamma, independent effects of antidepressants
of monoamine transporter through suppression of the
blockade". Eur interferon-gamma/interleukin-
Neuropsychopharmacol. 2006 10 production ratio." J Clin
Oct;16(7):481-90. Psychopharmacol. 2001 Apr;
21(2):199-206.
11. Elenkov IJ, Iezzoni DG, Daly
A, Harris AG, Chrousos GP. 18. Papanicolaou DA, Wilder RL,
"Cytokine dysregulation, Manolagas SC, Chrousos GP.
inflammation and well-being". The pathophysiologic roles of
Neuroimmunomodulation. interleukin-6 in human disease.
2005;12(5):255-69. Ann Intern Med 1998; 128:
12737.The Pathophysiologic
12. Michael Irwin, Kavita Vedhara Roles of Interleukin-6 in
(2005). Human Human Disease Annals of
Psychoneuroimmunology. Internal Medicine 15 January
Oxford University Press. ISBN 1998 | Volume 128 Krisis 2 |
978-0198568841. Pages 127-137.

13. Glaser, R. and Kiecolt-Glaser, 19. Pert CB, Ruff MR, Weber RJ,
J. K. (1994). Handbook of Herkenham M. Neuropeptides
Human Stress and Immunity. and their receptors: a
San Diego: Academic Press. psychosomatic network. J
Immunol. 1985 Aug;135(2
14. Goodkin, Karl, and Adriaan P. Suppl):820s-826s.
Visser, (eds),
Adnil Edwin Nurdin, PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI 101

20. R Ader and N Cohen. 25. Ernest Lawrence Rossi, David


Behaviorally conditioned Lloyd (1992). Ultradian
immunosuppression. Rhythms in Life Processes:
Psychosomatic Medicine, Vol Inquiry into Fundamental
37, Krisis 4 333-340. Principles of Chronobiology
and Psychobiology. Springer-
21. Ransohoff, Richard, et al (eds), Verlag Berlin and Heidelberg
Universes in Delicate Balance: GmbH & Co. K. ISBN 978-
Chemokines and the Nervous 3540197461.
System, Elsevier, 2002, ISBN 0-
444-51002-8. 26. Gibertini, M.; Graham C., Cook
M.R. (1999). "Self-report of
22. Robert Ader- Robert Ader - Sirkadian type reflects the
Papers on phase of the melatonin rhythm".
Psychoneuroimmunology. Biol psychol. 50 (1): 1933.

23. Robert Ader, David L. Felten, 27. Hayes, D.K. (1990).


Nicholas Cohen, Chronobiology: Its Role in
Psychoneuroimmunology, 4th Clinical Medicine, General
edition, 2 volumes, Academic Biology, and Agriculture. John
Press, (2006), ISBN 0-12- Wiley & Sons. ISBN 978-
088576-X. 0471568025.

24. Ebert, D., K.P. Ebmeier, T. 28. Leon Kreitzman; Russell G.


Rechlin, and W.P. Kaschka, Foster (2004). Rhythms of life:
"Biological Rhythms and the biological clocks that
Behavior", Advances in control the daily lives of every
Biological Psychiatry. ISSN living thing. New Haven, Conn:
0378-7354. Yale University Press. ISBN 0-
300-10969-5.

Anda mungkin juga menyukai