Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN KERACUNAN MAKANAN

No. Dokumen :
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 5 AGUSTUS 2016
SOP
Halaman : 1/2

Kepala
UPTD Puskesmas
UPTD Kedungrejo
PUSKESMAS
KEDUNGREJO
Dr. FERDAUS
NIP. 19700530 200701 1 008

1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan


pencernaan yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air
yang terkontaminasi denagn zat patogen dan atau bahan kimia,
misalnya Norovirus, Salmonella, Clostridium, Perfringens,
Campylobacter, dan Staphylococus aureus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan keracunan
makanan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor tentang
penanganan keracunan makanan.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tahun 2014 tentang panduan
praktik klinis dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
5. Prosedur 1. Petugas Poli/UGD melakukan pemeriksaan terhadap
pasien yang meliputi
- anamnesis/alloanamnesis
- Pemeriksaan fisik(head to toe beserta tanda-tanda
vital) dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan di
rekam medis
2. Petugas (dokter) memberikan diagnosa sementara
berdasarkan hasil pemeriksaan
3. Petugas melakukan pemeriksaan tindakan
Karena sebagian besar kasus gastroenteritis akut adalah
self-limiting,pengobatan khusus tidak di perlukan.dari
beberapa studi didapatkan bahwa hanya 10% kasus
membutuhkan terapi antibiotic. Tujuan utamanya adalah
rehidrasi yang cukup dan suplemen elektrolit. Hal ini dapat
dicapai dengan pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) atau
larutan intravena (misalnya, larutan natrium klorida
isotonic, larutan ringer laktat). Rehidrasi oral dicapai
dengan pemberian cairan yang mengandung natrium dan
glukosa. Obat absorben (misalnya, kaopectate, aluminium
hidroksida) membantu memadatkan feses diberikan bila
Anamnesa
diare tidak segera berhenti.
a. Diphenoxylate dengan Panas atropine (lomotil) tersedia
dalam tablet (2,5 mg diphenoxylate) dan cair (2,5
mg diphenoxylate /5 mL). dosis awal untuk orang
Pemeriksaan fisik
dewasa adalah 2 tablet 4 kali sehari (20 mg / d).
digunakan hanya bila diare massif.
b. Jika gejalaya menetap
Diagnosasetelah 3-4 hari, etiologi
spesifik harus ditentukan dengan melakukan kultur
tinja. Untuk itu harus segera dirujuk
c. Modifikasi gaya hidup dan edukasi untuk menjaga
Terapi
kebersihan diri.
1. Perawatan lokal :
4. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi
Edukasi kepada
a. Pembersihan tali pusatkeluarga untuk turut
larutan antiseptik menjaga
(Klorheksidin
hygiene
atau iodium keluarga dan pasien.
povidon 2,5%)
5. b.Petugas menetapkan kriteria rujukan apabila
Dilanjutkan olesdengan salep antibiotik 3-4x/hari.
a. Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari
2. Perawatan sistemik : dengan adekuat
ditangani
b.Gejala
Pasien mengalami
sistemik +: perburukan.
6. Diagram Alir

Konseling dan Edukasi

Semua proses ditulis dalam rekam medis


Anamnesis/aloanamnesis Diagnosa
Pemeriksaan fisik sementara

Farmakoterapi

Konselin dan edukasi

Menetapkan criteria rujukan

Semua Proses tertulis dalam


Rekam Medis

7. Unit Terkait
8. Rekaman Historis Diberlakukan
Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
Kepala UPTD Puskesmas
BESUKI
KERACUNAN MAKANAN
UPTD
PUSKESMAS
BESUKI No. Dokumen
No. Revisi
SOP TanggalTerbit
Halaman

1. poli umum
6. Diagram alir 2. poli KIA
3. UGD
4. Pustu/ poskesdes

7. Unit terkait
Kepala UPTD Puskesmas
BESUKI
KERACUNAN MAKANAN
UPTD
PUSKESMAS
BESUKI No. Dokumen
No. Revisi
SOP TanggalTerbit
Halaman

8. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl.

Anda mungkin juga menyukai