Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

larutan mempunyai dua jenis sifat-sifat larutan yang sama, yaitu sifat-sifat
larutan yang tergantung pada jenis. Sedangkan sifat yang kedua adalah sifat yang
tidak bergatung pada jenis zat terlarut namun hanya tergantung pada konsentrasi
zat terlarut saja. Sehingga senmakin besar konsentrasi yang ditambahkan dalam
larutan, maka penurunan titik bekunya semakin besar. Hal ini menandakan bahwa
larutan yang memiliki konsentrasi sama akan memberikan sifat yang sama. Titik
beku larutan yaitu temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut
padatannya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah daripada
pelarutnya.

Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan tetapan penururunan titik


beku larutan dan Berat molekul zat non volatile dengan menggunakan Pelarut
Asam Asetat dan camupuran air es dan garam dapur secukupnya. Perlilaku pertama
tabung gelas E diisi dengan pevahan es batu dan penambahan garam. Penambahan
garam disini dilakukan untuk menjaga temperature dinginnya agar tetap konstan.
Hal ini didasarkan pada teori Nernst yang menyakan bahwa suatu pelarut jika
dimasukkan dalam zat lain yang tidak mudah menguap maka tenaga bebas pelarut
akan turun.kemudian pada tabung gelas D diisi dengan air yang fungsinya untuk
mempermudah penempatan tabung gelas B pada tabung gelas D dan mempercepat
proses penurunan titik beku larutan.selain itu, air merupakan larutan yang baik
dalam proses kesetimbangan suhu dengan lingkungannya ( Tabung E). selanjutnya
tabung gelas B diisi dengan Asam asetat 10 ml yang digunakan sebagai
temperature awal. Temperature dari asam asetat diukur tiap menit sampai
temperature konstan dan sudah membentuk padatan dan diperoleh titik beku
pelarut murni Tf 8 derajat celcius. Percobaan ini dilakukan dengan dua variasi yaitu
penambahan naftalena dan zat x.

Variasi pertama kedalam larutan asam asetat dimasukan 0,8 gram naftalena
dan kemudian dikur lagi suhunya pada tiap menit sampai suhunya konstan dan
membentuk padatan dan diperoleh titik beku larutannya 6 derajat celcius dengan
penururunan titik beku larutan 2 derajat celcius yang merupakan selisih dari titik
beku pelarut murni dan titik beku larutan yang sudah ditambahkan naftalena.
Penurunan suhu ini terjadi karena titik beku larutn selalu lebih rendah dari pada titik
beku pelarut hal itu sesuai dengan diagram fasa yang tertera pada terori secara
umum. Hasil yang diperoleh memungkinkan untuk mengitung tetapan penurunan
titik beku larutan (Kf) dan diperoleh tetapan sebesar 3,38 derajat celcius.

Variasi kedua pada larutan yang sama ditambahkan zat x sebanyak 0,16
gram kemudian diukur suhunya pada tiap menit sampai konstan dan membentuk
padatan kembali dan diperoleh titik bekunya )Tf) 3 derajat celcius sehingga
diperoleh penururunan titik bekunya menjadi 5 derajat celcius. Kemudian dari hasil
yang diperoleh dapat dihitung Berat Molekul dari zat x yang belum diketahui. Dan
diperoleh 10,3

Data yang dihasilkan dari percobaan ini, nilai titik beku pelarut murni
diperoleh 8 derajat celcius tidak sesuai dengan teori yaitu 16,6 derajat celcius, hal
ini menunjukan bahwa terjadi kesalahan. Kesalahan ini kemungkinan disebabkan
karena suhu es yang terlalu rendah sehingga membuat titik beku semakin
menururun. Kemudian harga Kf yang diperoleh sebesar 3,38 derajat celcius gr/mol
hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang menyatakan kf dari naftalena yaitu 6,94
hal ini mungkin disebabkan oleh keadaan suhu yang terus menurun dan tidak
mengalami keadaan yang konstan yang tentu saja dipengaruhi oleh banyaknya es
batu dan garam yang dimasukkan sehingga membuat temperature menjadi tidak
stabil. Untuk keadaan pada penambahan zat x berat molekul yang diperoleh ada
10,3 sedangkan zat yang digunakan sebenarnya adalah hal ini tentu saja tidak
sesuai. Kesalahan ini mungkin terjadi karena pegukuran suhu yang kurang teliti dan
penambahan massa zat x yang tidak sebanding dengan massa dari naftalena
sehingga membuat perhitungan dan berat molekul dari zat x ini tidak sesuai dengan
kenyataannya.

Kesimpulan

Penurunan titik beku larutan adalah keadaan dimana temperatur pada saat larutan
setimbang dengan pelarut padatannya. Penurunan titik beku larutan terjadi karena
disebabkan larutan memiliki suhu yang lebih rendah dibandingan dengan pelarut
murninya hal ini sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan dengan diperoleh
hasil dari titik beku pelarut adalah 8 derajat celcius , titik beku larutan naftalena
adalah 6 derajat celcius dan titik beku larutan zat x adalah 3 derajat celcius hal ini
karena semakin pekat konsentrasi larutan maka titik beku akan semakin rendah. Hal
ini juga dipengaruhi oleh keadaan wadah diluar tabung yaitu jumlah dari banykanya
es batu dan garam yang dimasukkan. Percobaan ini banyak diperoleh hasil yang
tidak sesuai dengan teori dimulai dari tetapan penurunan titik beku (Kf) naftalena
tidak seusai yaitu 6,49 sedangkan hasil yang diperoleh 3,38 dan Berat molar yang
diperoleh yaitu 10,3 sedangkan kenyataannya yaitu hal ini disebabkan oleh kurang
telitinya praktikan pada saat praktikum dan keadaan suhu disekitar wadah yang
menyebkan tidak terjadi kesetimbangan tempratur.

Anda mungkin juga menyukai