M, Mkes
Jadi, bagaimanakah lintasan visual mata itu? Lintasan visual dimulai dari sel-sel
gaglioner di retina nervus optikus chiasma optikus traktus optikus
korpus genikulatum laterale dan radiasio optikakorteks oksipitalis (area 17)
kesadaran.
Hubungan kepekaan retina dengan lapang pandang yaitu pada retina bagian sentral
akan sangat peka, sedangkan retina semakin ke perifer akan semakin kurang peka.
Garis vertikal & horizontal membagi retina menjadi 4 kuadran : retina nasal lapang
pandang temporal, retina temporal lapang pandang nasal, retina atas lapang
pandang bawah, retina bawah lapang pandang atas.
Sifat bayangan di retina : lebih kecil, hitam, terbalik, dan dua dimensi lalu di
terjemahkan sebagai yang kita sadari di otak menjadi lebih besar (sesuai obyek),
berwarna-warni, tegak lurus, tiga dimensi, serta diketahui nama dan kegunaannya.
Nervus Optikus
Nervus optikus tersusun atas 1 juta akson dan panjang 50 mm. Terdapat 4 bagian yaitu:
Intraokuler (papil n.optikus/bintik buta)
Intraorbita (seperti huruf s)
Intraosea (di kanalis optikus)
Intrakranial (di rongga tengkorak)
Khiasma Optikum
Khiasma opticum merupakan semidekusasio (setengah silang) dari n.optikus kanan
kiri. Bagian nasal menyilang sedangkan tidak pada bagian temporal. Memiliki ukuran 8 x
12 x 4 mm serta tidak berganti neuron.
Traktus Optikus
Trakus optikus berjalan dari tepi posterior secara divergen serta melingkupi
pedunkulus serebri.
Radiasio Optika
Berjalan menyebar dari korpus geniculatum lateral ke lateral inferior, melingkupi
bagian depan cornu temporalis ventrikel lateral kemudian ke belakangberakhir ke
area striata lobus occipitalis.
Kortek Visual
Kortek visual merupakanakhir perjalanan impuls dari retina. Kortek visual dibagi
menjadi 2 bagian yaitu area primer ( area 17) dan area sekunder (area 18 & 19) yang
berfungsi untuk mendeteksi bentuk obyek, kecerahan, bayangan, dll. Penataan
RETINOTOPIK ; titik tertentu di retina ada hubungan pasti dengan titik di kortek visual.
Tingkat Kesadaran Penglihatan belum jelas benar. Terdapat bagian pusat visual sekunder
yaitu kolikulus superior, talamus, lobus frontalis, parietalis dan temporalis, serta
korpus kalosum.
Ingattt,traktus optikus lateral tidak ikut menyilang pada chiasma optikum loh
teman-teman, jadi yang menyilang hanya traktus optikus medial! Kalo bingung, coba
tanya temennya yang ngerti yaaa
Kemungkinan Penyebab Defek Lapang Pandang
Radang ( mis : papilitis)
Tumor ( mis : adenoma hipofise)
Vaskuler ( mis : stroke occipitale)
Toksik ( mis : obat, alkohol)
Kongenital ( mis: hopoplasi n.optikus)
Demielinisasi (mis : neuritis retrobulber)
...Lintasan Pupil...
A. Pendahuluan
Pupil merupakan lubang di tengah iris dan berfungsi untuk mengatur besarnya sinar
yang masuk. Pupil normal memiliki ukuran kanan kiri yang sama, berdiameter 3-4 mm,
semakin tua ukurannya semakin kecil (menurun 0,04/tahun), serta dikontrol simpatis
oleh muskulus dilator pupil.
Otot-otot pengatur pupil
Pada chiasma optikum, retina bagian nasal akan menyilang, tapi bagian yang temporal
tidak. Jadi apabila terdapat lesi di persilangan (chiasma optikus) itu hanya bagian medial
yang terkena. Bagian medial akan bertanggung jawab untuk lapang pandang temporal.
Sehingga lesi pada chiasma optikum tersebut akan mengakibatkan defek pengelihatan
temporal mata kanan dan kiri atau yang disebut hemianopia bitemporal.
Apabila lesi di traktus optikus sebelah kanan maka pasien tidak dapat melihat lapang
pandang nasal pada mata kanan dan lapang pandang temporal pada mata kiri. Namun,
apabila lesi terdapat di traktus optikus di mata kiri, maka pasien tidak dapat melihat
lapang pandang temporal mata kanan serta defek lapang pandang nasal mata kiri. Hal
tersebut disebut dengan hemianopia homonim.
Apabila terdapat pasien yang tiba-tiba tidak dapat melihat maka ceklah visusnya. Visus
yang turun tersebut disertai defek lapang pandang dan kecerahan warna. Maka setelah
itu ceklah refleks pupilnya. Apabila refleks pupil masih bagus, maka kebutaan itu terjadi
di luar lintasan pupil.
C. Pemeriksaan Pupil
1. Periksa respon pupil terhadap cahaya
2. Bandingkan diameter pupil kanan kiri
3. Swinging Flash Light
4. Tes patologi (RAPD, pupil anisokor, defisit monokuler/binokuler)
5. Trias melihat dekat (konvergensi, akomodasi, miosis)
D. Kelainan Pupil
Anisokor
Fisiologis
Karena cetusan rangsang pusat simpatis di nukleus Edinger Westphalyang
tidak seimbang.
Anisokori sangat ringan & reflek pupil normal
Patologis
Defek simpatis
Defek parasimpatis
Macam Kelainan
1. Sindrom Horner
Kondisi ini disebabkan hilangnya inervasi
simpatis monokuler.
Gejala :
Pupil kecil
Reflek cahaya normal
Ptosis
Elevasi palpebra bawah
Muka tampak merah sesisi
3. Sindrom Parinaud
Merupakan suatu kerusakan di pretektal, sehingga terjadi defisit reaksi pupil
terhadap cahaya.
Gejala :kehilangan gerakan sakadik ke atas dan nistagmus retraksi konvergen.
Penyebab :pinealoma (obstruksi, papil edem)
5. Pupil Tadpole
Bentuk pupil tidak bulat , oval irregular.Terjadi hipersimpatik pada dilator pupil
segmental. Penderita biasanya memiliki riwayat migren.
6. Pupil Paradoks
Kondisi pupil konstriksi saat gelap. Penderita biasanya memiliki riwayat distrofi
kornea.
7. Midriasis Intermiten
Kondisi pupil yang melebar 5-60 menit. Misal :
Aura migren
Hiperaktivitas simpatis
Defisit parasimpatis
Pemeriksaan : okulomotor, CT, MRI
9. Midriasis Persisten
Merupakan kelainan yang diturunkan. Selain itu terjadi proses degenerasi retina.
Inervasi Otot
Perhatikan nomor pada gambar
dikiri ini yaaa!
N.III (okulomotorius)
m. rektus superior (1)
m. rektus medialis (3)
m. oblikus inferior
M. rektus inferior (2)
m. levator palpebra
N.IV (troklearis)
m. oblikus superior (5)
N.VI (abdusen)
m. rektus lateralis (4)
.
Teman-teman, pada tabel diatas menggambarkan jenis gerakan/ fungsi dari seiap otot
ekstraokuler. Biisa dicocokkan sendiri ya..
Adduksi : pergerakan ke arah dalam sumbu tubuh (medial/nasal)
Abduksi : pergerakan ke arah luar sumbu tubuh (lateral/temporal)
b. Dari vestibuler
Gerak endolimfe alat vestibuler (kanalis semisirkularis, sakulus, utrikulus) N.VIII
nukleus vestibularis batang otak nukleus III, IV, VI (tergantung mana yang
terangsang) N.III, IV, VI otot ekstraokuler gerak mata.
Alhamdulillah, maaf ya kalo banyak kesalahan, soalnya dr. Meida kebanyakan ceritanya
sih.. kalo mau lebih lengkap, tolong dibuka MISC 2009 aja