Anda di halaman 1dari 15

Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

SISTEM HUKUM DAN WEEEMBAGAAN DAEAM


PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPAI)BII

BUTR4, SW., LL.M.


Faknltas Hukum, Universitas Padjadjaran

PENDAWULUAN antara upaya peningkatan kesejahteraan ( w e f i e )


Di d a l m era refomasi dewasa ini, h g s i dan dan jaminan keselamatan (safe@)bagi semua or-
peranan serta kinerja h u b m ddam menunjang ang. Peningkatan kesejahteraan sebagai basil
berbagai bidang pembangunan sedang gencar pembangunm banas dapat dinihati secara merata
dipertmy akm, bahkan adakalanya disorot dengan oleh sebany ak-banyakny a orang agar secara
kritik yang sangat taj am. Sebagian dari anggota betahap dapat mendekati keadilan yang dicita-
masyarakat adakalanya bersikap skeptis atau b&an citdcm. OIeh karenaitu berbagai pembahan di dalm
pesimistis, tetapi sebagian lagi masih m e n u n j a m kinerja h u b m hams segera dilakukan agar keadaan
harslpan besar ke arah perbaikan. Pendapat yang pada masa yang akan datang menjadi lebih baik.
pertama didasarkan pada asumsi bahwa Namun di dalarn suasana perubahan inilab h u h
bagaimanapun baikny a pengaturan apabila moral harus senantiasa diindahkan agar berbagai
aparat pelaksananya tidak baik maka tidak akan perubahan dal am kehidupm bemasy arakat dapat
mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. berlmgsung dengan tertib, tidak menimbulkm
Sedangkan pendapat yang kedua didasarkan pada gejolak sosial, apalagi yang bersifat destruktif.
asumsi bahwa pelnbangunan akan berlmgsung Di dalam keran&a upaya pengelolm sumber-
dengan baik hanya apabila dilandasi oleh kepastian sumber kekayaan alam nasional, hukum hams
hukum dan supremasi hukum, oleh karena itu dihgsikan untuk menci keseimbmgm mtxa
penegakan hukum mempakan syarat mutlak yang dua kepentingan, yaitu: pemba@mmanfaat ekonomi
tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kedua pendapat dan kesinmbungan ketersedi
tersebut sama kurmg tepatnya semata mata karena Pemeliharm keseimbmgm antata dua kepentingan
kedua-duanya memandang fungsi dan peranan tersebutjatuhbersamaan dengan hjuan negarauntuk
h u h m secara smgat berlebihan. Pendapat pertma menciptakan keseimbangan antara aspek -
terlalu melecehkan aparat h u h m , padahal tidak kesejahteraan dan aspek keselmatm. Hukum
sedlkit aparat negara yang bermoral terpuji. diarahkan untuk mengatur perilaku manusia agar
Sedangkan pendapat yang kedua menggantungkm tidak menirnbulkm gangman terhadap keselamatstn
harapan yang terlalu besar kepada kineIJahuhm, bersma yang dapat merusak keseimbangan hidup
seoIah~lahsegala sesuatu akanmenjadi baik apabila bemasy arakat. Keseirnbmgm yang telah dicapai
h u h m ditegaMtan secara konseken. senmbasahams d i p e ~ d melaluim pemeliharaan
Permasalahan yang sebenarnya sedang ketertiban dalam bemasyarakat disertai dengan
dihadapi adalah bagaimma memposisikan h u h m pemberdayaan Iembaga-lembaga penegak hukum
pada hngsi dm permmya secara proporsional agar dan pengembangan kngsi dm peranm n o m a - m a
Inampu menjamin kepastian hukum melalui hukum secara inovatif.
pe~xelihwaanketertiban. Hukum hams diperankm Sementara itu h u h m positif yang berkaitm
sebagai I andasan untuk mengarahkan berbagai dengan pengelolaan wilayah pesisir smpai saat ini
kegatan pembmwnan secara selaras dm seimbang tidak pernah memberikan pengaturan secara
seraya mampu mengamankan hasif-hasil spesifik, artinya wiIayah pesisir sebagai bagian dari
pembangunan yang telah dicapai. Kinerja h u h m wilayah nasional tunduk pada pengaturan yang
harus diberday akan secara optimal untuk berIaku umum, bai k untuk unsur Iautnya maupun
menyerasikm berbagai kepentingm yang berbeda. unsur daratny a. Unsur lautnya tunduk pada
Hukum harus mampu menciptakm keseimbangan pengaturm hukum lau$,dmmengenai unsur dmtnya
Sistem Hukum dan Kelembagaan dalam Pengelolaan Wlayah Peaar Secara Terpadu
. .
. ---.---- -- -- -- .-.- -

tunduk pada pengaturan mengenai tanah dan air ekonorni masyarakat pesisir menjadi semakin tidak
Sedangkan pengaturall mengenai sumber-sumber berdaya, bahkan seolah-olah mereka sedangmenggali
kekayam alam yang terkandung di dalam tanah dan lubang kubumya sendiri.
airnya tunduk pada berbagai undang-undmg yang Keadaan demikim sudah tidak dapat ditolerir
memberikan wewenmg khusus kepada masing- lagi karena disamping mempakan pelanggaran
masing departe~nensecara sektoral-sentralistik. hukurn juga dapat mengharnbat investasi serta telah
Walupun ada sebagim dari wewenmg sektoral yang menimbulkm kemsakm sumber-sumberkekayaan
telah diserahkan atau dilimpahkan kepada alam yang sehmsnya dipelihara kelestariannya
pemerintah daerah, namun sistem pengaturan dalam waktu yang tidak terbatas. Kondisi
kewenangan tersebut justru telah menimbulkm lingkungan pesisir dan perairan pantai hams segera
hrrnpang tindih wewenmg di dalm pelaks dipulihkan meldui penggunaan instrumen ekonomi,
Selain dari itu tidak jarang pula timbul benturan pengaturan huhrn, intewensi teknologi, rnaupun
kepentingan, terutma apabiIa di dalam suatu melalui peningkatkan kesadaran masyarakat.
kesatum mang tertentu terdapat lebih dari satujenis Masyarakat pesisir yang tergolong miskln hams
sumber kekayaan alam ymg sedang dirnanfaatkm diberdayakan supaya mampu memelihara kelestarim
pada saat yang bersamaan. Masalah pembagm sumber-sumber kekaym a l m dan lingkungan
wewenang antar departemen d m mtxa pemerintah hidupnya sendiri. Sementara itu para pejabat
Pusat d m Daerah telah berkembang menjadi isu pernerintah pun hams memberdayakan segenap
yang sangat penting, bususny a dalam rangka kewenangan yang dimilikinya baik sebagai stirnula-
pelaksanam Undang-Undang Nornor 22 tahun tor, dinamisator, regulator, administrator, rnaupun
1999tentmg Pemerintahan Daerah. sebagai pengarnbil keputusan strategis untuk
D d m ktannya dengan pengelolaan wJlayah meningkatkm kesejahteram masyarakat pesisir.
pesisir dm lautan, pelaksmam fbngsi dan p e m m llirlism ini dihgatkan untuk mengupas behagai
hukum sebagai penur?jmgp b m g u n m masih belum fungsi, peranan, serta kinerja hukum dalam
tampak jelas hasilny a, khususnya dalam pernbangunm, h s u s n y a di dalm kerangka upaya
memberdayakan masyarakat pesisir yang tergolong pengelolaan wilayah pesisir dm Iautan. Pembahasan
miskin. Padaha1 apabila ditelusuri dari sdarahnya, diarahkan pada upaya peningkatan hngsi, permm,
pengaturn terhadap wilaysrh pesisir dan perairan pmtai dan manfaat hukum serta kinerja kelembagam
sudah dilaErukansej Belanda, n m sampai . pemerintah, chunia usaha, d m masyarakat dalam
saatini kondisi masy rangka pengelolam kekayaan dm Glayah pesisir
golongan yang paling t e " p d dan seol&-01& dm l a m secara op~mal,lestari, d m berkelanJutan.
mendapat perlindungm. Ironisnya, gejal Pernberdayam h u h m sebagai sdah satu instrumen
pemishnan dm degradasi lipgkungan pesisir dm pengelolaan akan lebih ditonj olkan untuk
perairan p m k sem&ntarnp&denganjelas dai w h menunjukkan keunggulan-keunggulannya, baik
ke waktu. Sebagm pendud& pesisir, dengan alasm sebagai instrumen pengendalim keg atan e k o n o ~
mtuktetap b e f i a n hidup, menjadi semakinterbiasa masymkat m a w sebagai in
untuk memanfaatkan m b kekayaan alam d m lingkungm hidup. Pernbahasan
meldui cara-~xa yang b akan diakhiri dengan kesimpulan dan saran-saran
m. H u m mangrove ymg melnegmg tindak bagi aparat p e m e n n bersama-sma
~ dengan
perman penbng di dalm pemelihmm kelestarjian dunia usaha untuk memberdayakan masyar&at
ekoG&empantai telab ditebmgi samtidakterkendali. pesisir melalui upaya h h m .
Berbagsllj enis ikan karang penghuni perairan pmt&
serinwi cPitan&api dengan m FUNGSh DAN PERShNAN SERTA
tengalistrikb a h h dengan m e n h u h racun. M a n IVLANFAAT
pertambakan yang dikelola para investor dijarah
bermai-rmai karena merasa tidak mendapatkm Fungsi Wukurn
bagian keunbngan secara adil. k e n a tems menems Di dalam kehidupan bermasyarakat, pada
hidup di dalm kun&ngan kemisknan yang telah dasarnya setiap orang bebas untuk melahkan
berlmgsung dari generasi ke generasi, rnaka basis perbuatan apapun, kecuali y ang secara tegas telah
Pros~dlngPeiabhan Pengelolaan W~layahPesrslr Terpadu
--- - -- --- . - -. -- --

dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang oleh diarahkan sedemikian rupa sehingga sekaligus
norma hukum. Sedangkan perbuatan-perbuatan marnpu memenuhi lima hngsinya, yaitu:
tertentu yang tidak dikehendalu oleh sebagian besar
anggota masyarakat diatur secara tersendiri oleh 1. Fungsi Direktif
norma sosial lainnya, seperti norma agama, norma Fungsi direktif adalah salah satu fbngsi hukum
kesusilaan, dan norma kesopanan demi yang sangat penting di dalam era pembangunan
terpeliharanya ketertiban dalam kehidupan dewasa ini. Dalam ha1 ini hukum hams berfungsi
bermasyarakat. Fungsi hukum adalah untuk sebagai pengarah pembangunan secara terencana
rxenciptakan kepastian mengenai apa yang dilarang, dan konsisten sehingga dapat mencapai tujuannya
apa yang tidak dilarang, dan apa pula yang secara efektif dan efisien. Untuk itu kepastian
diperkenankan apabila tel ah dipenuhi syarat-syarat berlakunya norma hukum hams dijaga, baik pada
tertentu. Pemberlakuan norma hukum bersifat pasti tahap perumusan maupun pada tahap
karena dapat dipaksakan berlakunya melalui pelaksanaannya. Pemmusan n o m a hukum harus
penggunaan kekuasaan. Sedangkan kekuasaan melibatkan masyarakat, baik yang akan terkena
untuk memaksakan berlakunya norma hukum arahan pengaturan maupun yang akan memperoleh
bersumber dari wewenang formal yang diberikan manfaat pengaturan. Partisipasi masyarakat dalam
kepada para pejabat negara oleh peraturan menyampaih aspirasinya hams ditmpung untuk
pemndangan yang berlaku. Admy a kepastian i d a h dijadikan sebagai dasar pengembangan pengaturan.
yang mernbedakan norma hukum dengan norma- Demikian pula setiap pelaksanaan peraturan harus
norma sosial lainnya, artinya n o m a h u h m dapat mengacu pada tujuan akhir dari pengaturan.
dipaksakan berlakunya oleh iembaga-lembaga Kekeliman dalam menafsirkan tujuan pengaturan
penegak hukum. Sifat memaksa yang secara inheren akan mengakibatkan tidak efektifnya kinerja hukum
dirniliki oleh norma huku~n~nempakankeniscayam sehinggatujuamya tidak dapat tercapai sebagaimma
karena dijamin pemberlakuannya terhadap setiap yang diharapkm. Sdah satu fbngsi direktif hukum
bentuk pelanggaran. Kepastian hukum merupakan dapat dilihat pada penyusunm Rencana Tata Ruang
prasyarat bagi tercapainya tujuan hukum, yaitu Wilayah (RTRW) untuk setiap kabupaten dm
keterbban. Oleh karenaitu orang boleh berpendapat kotamadya. Rencana. Tata Ruang Wilay ah
bahwa apabila tidak ada kepastian hukum maka mempakan acuan bagi semua sektor pembangunan.
Icehidupan bemasy arakat tidak akan berlangsung Oleh karena itu status RTRW tersebut harus
dengan tertib dan pada gjilirannya akan timbul anarki dikukuhkan menjadi produk hukum yang mengikat
dan ketidakadilan. Norma-norma hukum yang semua pihak melalui pm9ndangannya d a l m bentuk
rnernuat perintah dan kebolehan-kebolehan tertentu paaturan daerah.
di dalam kehidupan bemasyarakat disebut sebagai
hukum materil (.~lrbsfn~lfive Jaw). Sedangkan 2. Fungsi Iategrntif
noma-noma hukum yang mengatur tata cara bagi Pengembangan pengaturan hukum dalam
para aparat penegak hukum di dalam menjdankan berbagai tingkatan (pusat, propinsi, kabupatenl
fiingsi penegakan hukum disebut hukuln acara atau kotamadya) harus menunjukkan suatu sistem yang
hukum fomil (U~oced~imaJlmw). Perlu pula dipahmi integral. Pengertian integral adalah tidak ditemukan
bahwa apabila ada dugaan telah terjadi pelanggaran kontradiksi atau inkonsistensi, baik dalarn
terhadap h u h substantif, maka proses penegakm perumusan pasal-pasalnya maupun dalam
hukumnya harus dilakukan melalui prosedur yang pelaksanaannya. Pengertian integral yang kedua
telah ditetapkan di dalam hukum acara. Hukum addah bahwa hukum hams berhngsi sebagai sarana
acara rnenluat rambu-rambu agar proses penegakan pengntegrasianbangsa d d m pengertim harus dapat
huku~ndilakukan melalui prosedur tertentu dan tetap mencegah perijecahan yang disebabkan karena
mernelihara ketertiban dalam kehidupan timbulnya berbagai kesenjangan, baik secara
berm asy arakat dan sekaligus dapat mencegah ekonomi maupun sosial. Oleh karena itu perlu
terj adinya pelanggaran terhadap hak azasi manusia. dicegah timbulnya kecembuman sosial diantara
Pengembangan nonna hukum dalam rangka penduduk yang berbeda suku, agama maupun
pengelolaan wilayah pesisir dan lautan harus kemampuan ekonominya. Kasus-kasus penjarahan
Slstem Hukum dan Kelembagaan dalam Pengelolaan W~layahPesrslr Secara Terpadu
-- - - - - -. - - -- -- - - - _ _-- _ _____

tarnbak yang sempat marak beberapa waktu yang dengan lebih baik dan dalam suasana tertib dan
lalu merupakan akibat dari timbulnya kecembuman damai.
sosial yang mengarah pada disintegrasi. Ancaman
disintegrasi lainnya adalah timbulnya konflik Peranan dan Manfaat Bukam
mengenai penetapan batas daerah penangkapan ikan Peranan hukum adalah untuk menciptakan
di laut antara nelayan-nelayan tradisional yang keseimbangan antara kepentingan individu dengan
berasal dari daerah yang berbeda. Hukum hams kepentingan masyarakat pada umumnya agar
responsif terhadap gejala-gejala yang mengarah kehidupan bemasyarakat dapat berlangsung dengm
pada perpe~ahanatau disintegrasi bangsa. tertib dan teratur. Apabila keseimbangan telah
tercipta, maka peran hukuln selanjutnya adalah
3. Fungsi Stabilitatif memelihara keseimbangan tersebut dalarn j angka
Pengaturan pemanfaatan kekayaan alam waktu yang tidak terbatas dan tetap sesuai dengan
wilayah pesisir hams berfungsi untuk menciptakan perkembangan rasa keadilan di dalam kehidupan
d m mendorong tingkat stabilitassosial yang semakin bemasy arakat. Peranan h u h m dalam memelihara
baik. Penegakan norma hukum dan perabran keseimbmgan ini dapat dilakukan antara lain melalui
pemndang-undangan secara konsisten dan tidak berbagai inovasi dalam penerapan sanksi hukum,
memihak dihmpkan dapat men&lan&m stabilitas termasuk pemberian insentif dan disinsentif supaya
semu yang dapat menimbulb ledakan kekecewam dapat lebih mendekati rasa keadilan yang
masy arakat d d a n skala yang luas. Berbagai inavasi berkembang di dalam masyarakat.
di dalam penyusunan peraturan dan penegakan Peranan hukum sebagai pemelihara
hukumya perlu dil&km unbkmenmpung ifspiisi keseimbangan antara berbagai kepentingan yang
masyarakat sehingga berbagai pembahan dapat berbeda harus dapat dilaksan&an secara fleksibel,
berlangsung secara teitib. misalnya antara kepentingan individu dengan
kepentingan masyarakat, antara kepentingan sektor
4. Fungsi Korektif yang satu defigan kepentingan sektor lainnya, antara
Fungsi korektif dimaksudkan untuk kepentingan pernerintah Pusat dan pemerintah
me~nperbaikikesalahan atau kekeliman dalam Daerah, antara kepentingan ekologis dengan
penetapan pengaturan, antara lain karena adany a kepentingan ekonomi, antara kepentingan
pembahan dalam pemilihan kebij akan yang pemanfaatan dengan kepentingan pelestarian, dan
difiawatirkan dapat menimbulkan ketidakpastian sebagainya. Demikian pula apabila timbul
dalam pelaksanaamya. Perubahan dalarn pemilihan kepentingan-kepentingan bam yang cendemng
kebijakan harus dimmuskan secarajelas agartidak berbeda atau bertentangan antara yang satu dengan
membingungkan para pihak yang terkait dalam yang laimya, maka akan diperlukan pula h u h ymg
pelaksanaan dan penegakan huhmnya. Oleh karena baru atau pembahaman dari ketentuan yang tel ah
itu apabila ditemukan kekeliruan, rnaka peraturan ada untuk menciptakan keseimbmgan yang barn.
yang bersanghtan harus segera dicabut untuk Sedangkan apabila berbicara mengenai
diperbGki. Selain dari itu pengertian fungsi korektif manfaat huhm, baik bagi pernerintah maupun bagi
harus pula diartikan untuk memperbaiki atau masyarakat pada umumnya, sangat tergantung pada
membeblkan keadaan yang dimggapkurang baik atau bldang-bidang yang diaturnya dan siapa saja yang
salah agarrnenuju ke arah yang lebih baik dan benar. memiliki kepentingm (stakeholders)atas bidang-
bidang pengaturan tersebut. Mengenai pertmyaan
5. Frlngsi Perfektif apakah bidang-bidang pengaturan tertentu telah
Fungsi perfektif merupakan hngsi a b r dari m m p u mengakomodasikan berbagai aspirasi yang
pengaturan, yaitu untuk menyempumakan keadaan berkernbang di kalangan mereka yang memiliki
yang sudah baik ke arah keadaan yang mendekati kepentingan akan sangat bergantung pada proses
kesempumaan. Tujuan dari fungsi perfektif addah penyusunan dan pengembangan normanya, apakah
agar lebih ban yak lagi anggota rnasyarakat yang secara top-down ataukah secara boffonz-up.Dalam
dapat merasakan manfaat positif dari kinerja ha1 ini perlu dicatat bahwa proses pengembangan
pengaturan sehingga kehidupan dapat dinikmati n o m a hukum pada masa-masa lalu lebih dicirikan
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wdayah Pesisir Terpadu
. -- . - -- -. ... -- -
.. . - - -- - .- -- - -- -- - -
-.

oleh proses top-u'ol~jn,bahkan tidak jarang pula wilayah pesisir dan lautan tidak selalu merupakan
di 1atarbelakangi oleh kepentingan-kepentingan hasil karya nasional. Dalarn ha1 ini kebijakan yang
kelompok tertentu melalui rekayasa atau kolusi telah dirumuskan pada tataran regional maupun
Sebagai akibatnya maka produk hukum menjadi internasional seringkali sangat besar pengaruhnya
ti dak bennanfaat bagi masy arakat yang diaturnya, terhadap pelaksanaan pada tataran nasional, kalau
disarnping tidak aspiratif terhadap kepentingan tidak hendak dikatakan sebagai faktor yang tidak
tnasyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu proses dapat dihindarkan. Selain dari itu perumusm
pembentukan hukum pada masa-masa mendatang kebijakan pengaturan perlu pula dikaji secara vertikal
sebaiknya dilakukan secara hoftom-ip seraya dan horizontal untuk memelihara keserasian dan
melibatkan kepentingm-kepentinganstakekholders konsistensinya dengan peraturan perundangan yang
yang seluas-luasnya. Agar produk-produk hukum telah ada sebelumnya, baik pada tataran nasional
lebih bermanfaat, maka dalam proses maupun intemasiond.
penyusunamya harus lebih aspiratif dan akornodatif Pennasalahan yang seringkali timbul dalam
terhadap kepentingan-kepentingan yang sah d a l m pelaksanaan.peraturan, temtama di tingkat pusat,
skala yang seluas-luasnya. Pihak-pihak yang adalah bahwa proses penyusunan rancangan
rnerniliki kepentingm atas sesuatu bidang pengaturm peraturan tidak selalu mengikuti prosedur baku
hendaknya lebih pro&funtuk berpartisipasi meldui secara benar. Menurut ketentum yang berlaku,
prosedur penyusunan peraturan yang tersedia. setiap rancangan peraturan seharusnya melalui
Dengan kata lain manfaat hukum akan menj adi penggodokan bidang kajian secara multidisiplin dan
semakin besar apabila pada tahap pemmusannya pengkajian kewenangan secara lintas sektoral.
dapat menampung aspirasi dan kepentingan Penggodokan ini hams dilakukan oleh suatu badan
masyarakat yang diaturnya. khusus yaitu Badan Pembinaan Hukurn Nasional
(BPIIN). Menurut pengalaman, BPHN seringkdi
Proses Bembentukan Norma Nukum menghadapi kesulitan untuk memperternukan
(Nornz Derfe!opntent) pejabat-pejabat yang bemenmg untuk mengambil
Upaya untuk menciptakan keseimbangan keputusan atas nama sektor-sektor yang terkait.
antara kepentingan kesejahteraan (ekonomi) dan Oleh karena itu walaupun proses pengkajiannya
kepentingan kelestarian (ekologi) atas sumber- memerlukan waktu yang sangat lama, namun hasil-
sumber kekayaan alam wilayah pesisir d m lautan hasil pengkajiannya seringkali tidak marnpu mewakili
tidak akan dapat dilakukan hanya oleh kalangan kepentingan semua sektor yang terkait. Sementara
profesi hukum saja, karena bidang kajiannya bersifat itu t i d a k j m g pula timbul keinginan dan'sektoryang
multidisiplin. Selain d a i itu kewenangan pengelolaan berkepentingan untuk segera menggoalikan
wilayah pesisir dan lautan tunduk pada kewenangan rancangan peraturan yang diusulkannya karena
kelernbagaan y ang berbeda-beda flintas sektoral). kebutuhan yang mendesak. Dalarn keadaan
Keseinnbangm antara berbagai kepentingan tersebut demikian biasanya berkembang praktek-praktek
hams dicari melalui pertimbangan dari berbagai untuk menempuh jalan pintas y a n g dapat
aspek dengan memanfaatkan perkembangan ilmu menimbulkan ekses-ekses yang tidak sernestinya
pengetahuan dan teknologi . Pemanfaatan hasif terj adi . Praktek-praktek untuk menggoal kan
perkembangan ilmu dan teknologi merupakan bahm rmcangan peraturm dengan cepat walaupun dengan
baku untuk lnemmuskan kebijakan pengelolaan cara yang tidak benar dan kurang terpuji, misalnya
wilayah pesisir dan lautan. Sedangkan untuk dengan menggnakan kekuatm uang, menjadi sangat
mengaktualisasikan kebijakan tersebut kedalam lazim di masa lalu. Oleh karena itu tidak
kenyataan diperlukan noma-norma h u h m sebagai rnengherankan apabila hasilnya kurang rnewadahi
perwujudan dari Wawasan Nusantara yang aspirasi para pihak yang berkentingan, baik secara
l-tlencakupaspek ideologi, politik, ekonomi, sosial- langsung maupun tidak langsung.
buday a, termasuk pertimbangan dari aspek Praktek penyusunan peraturan pada bidang-
pertahanan dan keamanan negara bidang yang menjadi wewenang pemerint& pusat,
Perlu pula disadari bahwa perurnusan pada masa lalu seringkali pula kurang
kebij akan pengaturan dalaln rangka pengelol aan mengakomodasikan aspirasi pemerintah daerah. Hal
S~stemHukum dan Kelembagaan dalam Pengelolaan Wilayah P e s ~ s ~Secara
r Terpadu
-- - - - - - -- -- - - - --

ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa belakang Kepentingan yang pertama adalah untuk
pemerintah daerah hanya memiliki wewenang mendapatkan manfaat ekonomi dari sumber-sumber
tertentu yang secara eksplisit telah diserahkan oleh kekayaan alam p n a menunjang upaya peningkatan
pemerintah pusat. Dengan kata lain pemerintah kesejahteraan masyarakat pesisir Sedangkan
daerah hanya menerima kewenangan sisa saja. kepentingan yang kedua adalah adanya jaminan
Kewenangan pemerintah pusat dalam umsan-umsan bahwa pemanfaatm sumber-surnber kekay aan alam
tertentu pada ulnumnya dapat diserahkan kepada wilayah pesisir dan Iautan dilakukan secara rasional
pemerintah propinsi melalui peraturan perundangan. agar dapat berlangsung dalam j angka waktu yang
Selanjutnya pemerintah kabupatenlkotamadya akan tidak terbatas seraya menghindari terjadinya
menerima penyerahan wewenang dari pemerintah kepunahan jenis.
propinsi. Namun demikian biasanya tidak semua Berikut ini disajikan pembahasan ketentuan-
umsan yang kewenangannya telah diserahkan oleh ketentuan normatif yang berkaitan dengan
pemerintah pusat kepada pemerintah propinsi secara pengelolaan wilayah pesisir dan lautan yang tersebar
otomatis diserahkan selumhnya kepada pemerintah di dalam berbagai tingkatan peraturan mulai dari
kabupatenlkotmadya. Mengngat bahwa pel a k m m undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan
se~nuaperaturn pa& berbagai fingkatan pa& akhirnya presiden, sampai keputusan menteri. Untuk
akm diberlakukan di daerah kabupaten/kotamadya, memudahkan pengidentifrkasian terhadap bidang-
tentu saja sistem penyerahm untsan demikan tidak bidang pennasalahan hukumnya, pembahasan
akan menjamin terakomodasikannyaaspirasi daerah dif akukan berdasarkan katagorisasi j enis-j enis
yang bersangkutan Dengan kata lain pemerintah sumber alam yang terdapat di wilayah pesisir dan
kabupatenkotamadya hanya melaksmakan ketentuan lautan, yaitu sumberdaya alam hayati, non hayati,
dan arahm dari pemerintah propinsi. d m j asa-j asa lingkungan.
Model penyusunan peraturan dan penyerahan
kewenangan melalui proses fop-down sebagaimana Pengaturan Pengelolaan
dilukiskan di atas dapat dipastikan akan bembah Surnber Kekayaan AIam
secara drastis sejalan dengan pemberlakuan
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang 1. Pengaturan Pemanfaatan
Pen~erintahanDaerah. Pada masa-masa mendatang Sumberdaya Ikan
pemerintah daerah akan memiliki kewenangan atas Pengaturan tertinggi mengenai pengelolaan
urusan-urusan yang ruang lingkupnya sangat has. sumberdaya ikan terdapat dalam Undang-Undang
Sedangkan pemerintah pusat hanya memiliki Nomor 9 tahun 1985 tentang Perikanan Undang-
wewenang atas bidang-bidang tertentu saja yang undang ini memperluas cakupan pengaturan
telah ditentukan secara eksplisit di dalam Undang- sebelumnya yang dirasakan kurang mampu
Undang Nomor 22 tahun 1999. Pembagian menampung perkembangan pemasalahan yang
wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah dihadapi dalam pengefolaan sumberdaya ikan.
daerah atas umsan-umsan yang berkaitan dengan Pengelolaan sumberdaya ikan ditujukan untuk
pengelolaan wilayah pesisir dan lautan akan dibahastercapainy a manfaat y ang sebesar-besarny a bagi
bangsa hdonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut
secara tersendiri pada bagian berikut dari tulisan ini.
dilaksanakan pengelolaan secara terarah melalui
pengendalian pemanfaatannya dan pelestarian
PENGATUMN PENGELO sumberdaya ikan beserta lingkungannya. Ruang
WILAUAH PESLSLR DAN LAUTAN lingkup pengaturan pengelolaan sumber daya ikan
meliputi ketentuan mengenai :
Apabila fungsi dan peranan hukum a. alat penangkapan ikan
sebagaimana telah diuraikan di atas kemudian b. syarat-syarat teknis yang hams dipenuhi oleh
diproyeksikan pada pengelolaan wilayah pesisir dan kapal-kapal perikanan;
lautan maka keseimbmgan hams diciptakan melalui c. jumlah ikan yang boleh ditangkap dan jenis serta
kompromi antara dua kepentingan yang berbeda, ukuran ikan yang tidak boleh ditangkap;
kalau tidak hendak dikatakan sebagai bertolak d. daerah penangkapan serta musim penangkapan;
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
..- - -
, . .- .-. . .________...__I_______.___.I____
----_I_ _l-l.l_l..-- .._ ___ .. I____-

e. pencegahan kerusakan dan rehabilitasi sumber- ketidakpastian, baik dalam perumusan peraturan
sumber perikanan serta lingkungannya; rnaupun dalam pelaksanaannya.
E introduksi ikan j enis baru; Pantai adalah daerah pertemuan antara air
g. pembudidayaan ikan dan perlindungmnya; pasang tertinggi dengan daratan. Sedangkan garis
h. 'pencegahan dan pemberantasan hama dan pantai adalah garis air yang menghubungkan titik-
penyakit i kan; dan, titik pertemuan antara air pasang tertinggi dengan
i. hal-hal lain yang dipandmg perlu unhtk mencapai daratan. Garis pantai akan terbentuk mengikuti
tujuan pengelolaan.. konfigurasi tanah pantai/daratm itu sendiri.
Pesisir adalah daerah pertemuan antara
2. Pengaturan Perlindungan pengamh daratan dan penganrh lautan. Ke arah
Hutan Mangrove daratan mencakup daerah-daerah tertentu di mana
Mengingat ttngsinya ymg sangat ppenting dalam pengamh lautan masih terasa (angin laut, suhu,
memelihara ekosistem pantai serta luasannyayang tanaman, burung laut, dsb). Sedangkan ke arah
s e m a b menyusut,statush h m hutan mangrove sudah lautan daerah pesisir dapat mencakup kawasan-
kedalam katagori kawasan perlindungm kawasan laut dimana masih terasa atau masih
setempat (Kepu%smPresiden Nomor 32 Tahun 1990 tarnpak pengmh dari aktifitas di daratan (rnisdnya
tentang Pengelolaan Kawasan Lindung). DaIam penmpakan bahan pencemar, sedimentasi, dm
pelaksanaannya pemerintah propinsi memiliki warna air). Dengan demikian maka pengertian
wewenang untuk menetapkan kebijakan dan 'pesisir' mencakup kawasan yang lebih luas dari
pengaturan pengelolaannya. Selanjutnya daerah pengertian 'pantai' .
kabupate~otamadyamenjabarkan lebih lanjut sesuai Dari kedua pengertian di atas dapat pula
dengan kondisi daerahnya masing-masing secara dibedakm antara 'tanah pantai' dan 'tanah pesisir'.
terpadu dan lintas sektoral untuk kemudian Tanah pantai adalah tanah yang berada antara garis
disosidisasikankepada segenap a n g o b masyarakat. air surut terendah dan garis air pasang tertinggi,
temasuk ke dalamnya bagian-bagian daratan rnulai
3. Bengaturnn Perlindungan dari garis air pasang tertinggi sampai jarak tertentu
Terumbu &rang ke arah daratan, yang disebut sebagai sempadan
Sebagaimana halnya dengan hutan mangrove, pantai. Dari pengertim tersebut yang mash menjadi
terumbu karang merupakan ekosistem yang sudah rnasalah adalah lebar sempadan pantai yang hams
dilindungi oleh ketentuan hu&m vndang-Undang ditetapkan dan dibuat tanda-tanda batasnya agar
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Perlindungan tampak jelas di dalarn kenyataan. Pasal 1 ayat (6)
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya). Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan
Perlindungm terhadap terumbu karang diperlukan Kawasan Lindung, meny atakan bahwa: "Senpadan
untuk meccegah berlanjutnya praktek-praktek yang pantai ndalnh kawasan tertentu sepavZJ'avzg
bersifat desmkttf yang akanmemedukan wakiu I m a pantai yavzg nzen2yunyai manfaat penting untuk
untuk memulihkannya. Praktek-praktek pemanfaatan nzenzpertahankan kelestavian fungsi pan tai."
yang bersifat destruktif meliputi penangkapan ikan Selanjutnya Pasal 14 menyatakan bahwa: "KriteP'ia
dengan menwnakan bom, tenaga fist& a t a dengan senzpadm yantai adalah daratnn sepanjang
menmnakan racun telah diatur di dalam Undang- tepinri yavzg lebavnya propovsionnl dengm
Undmg Perikanm. bentznk d m kondisi fisik panfni nzininzal 100
meter dari titik air yasang tertinggi ke arah
4. pengatusan Benguasaan Tanah Pantaf darnf '.
Dalarn peinbiciirm sehari-hari, penwnam kata Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa
'pantai' dm 'pesisir' biasanya tidak selalu dibedakan tanah pantai yang disebut sebagai 'sempadan pantai'
b'ahkan tidak terlalu dipemasalahkm. Walaupun secara yuridis telah memiliki status yang jelas yaitu
demikim apabila ditinjau secara yuridis tampaknya sebagai 'kawasan perlindungan setempat'. Status
kedua istilah tersebut hams diberi pengertian secara hukum yang sama juga berlaku untuk sempadan
jelas. Pemaknaan kembali kedua istilah tersebut sungai yang lebarnya 100 meter di kiri kanan sungai
dimakrjudkan untuk men&indarkm keraguan atau besar, dan 50 meter di kiri kanan an& sungai yang
Sistem Hukum dan Kelembagaan dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu

berada di luar pemukiman. Selanjutnya untuk sungai hukum tetap melalui pengundangannyadalarn bentuk
yang inelewati zona pemukiman lebar sempadan peraturan daerah.
sungai yang diperkirakan cukup untuk pembangunan Untuk menjamin konsistensi dan keadilan di
jalan inspeksi adalah antara 10 -15 meter (Pasal 16 dalam pelaksanaannya, maka setiap bentuk
Keppres 32 Tahun 1990). paanfaatan tanah pantai hams dilandasi oleh prinsip-
Selanjutnya yang agak sulit untuk ditetapkan prinsip pengatman sebagai berikut:
batasnya adalah pengertian tanah pesisir. Walaupun
demikian apabila telah ditetapkan batas tanah pantai a. Prinsip Non-Pemilikan
(misalnya dengan dibangunjalan inspeksi ataujalan (Non-Appvopvz'c~fhn)
umum) maka batas tanah pesisir akan tampak Telah dikemukakan di bagian terdahulu bahwa,
dengan jelas, yaitu dimulai dari jalan umum tersebut dengan pengecualian-pengecualian yang sangat
ke arah daratan. Sebenarnya apabila telah dibuat terbatas, tanah pantai tidak dapat dibebani dengan
jalan umum sebagai tanda batas tanah pantai, maka hak milik. Pengaturm dernikian dimaksudkan supaya
separuh persoalan sudah dapat diatasi. Jalan umum tidak mengurangi kebebasan publik untuk dapat
akan merupakan batas yang secara visual dapat menihati bagian-bagian tertentu dari tanah pantai
membedakan status 'tanah pmtai' d m 'tanah sebagai kawasan pariwisata atm keaatan-k@atan lain
pesisir' . Berdasarkan peraturan yang berlah, tanah yang dapat menambah sumber pendapatan asli
pantai Orang b i m y a d i p n a k m sebagai lahantarnbak) pemeintah daerah yang bersangkutan.
tidak dapat dibebani dengan hak milik, karena
merupakan tanah negara yang b e h n g i sebagai zona b. Prinsip Terbukn untuk Urnurn
perlindungan setempat. Dengan demikian maka (OpenAccess)
ba@an-bagan tanah yang dapat diberi status sebagai Kebebasan publik untuk mendapafkan akses
hak milik dan atau hak-hak lainnya baru dapat dimulai guna menikmati linhngan pantai merupakan hak yang
dan batas lwtanah pantai, atau dimulai darijdanmum sifatnyauniversal. Oleh karenaitu pembmgunan fisik
ke arah daratan yang disebut sebagai tan& pesisir. dalarn bentuk apapun (misdnya rumah, villa atau ho-
Masalah hukurn yang paling menonjol di tel) yang dilakukm di atas tanah pantai hampir dapat
wilayah pesisir addah mengenai penguasaan tanah dipastikan akan menghmbat kebebasan akses publik
pantai. Melihat fungsi ekologisnya yang sangat ke laut. Mengingat kenyataan bahwa semua orang
penting, dapatlah ditnengerti bahwa penpkuhan sta- hidup di atas pulau maka sangat rnasuk aka1 apabila
tus hak atas tanahya tidak dapat dilakukan meldui kebebasan setiap orang untuk rnemperoleh akses ke
perlsertifikatan berdasarkan atas hak terkuat yaitu laut mendapatkan jaminan h u h m yang kuat. Oleh
h& milik, walaupun menurut pemahman penduduk, karena itu Pemerintah Daerah hams mulai mengambil
lahan yang sekarang mereka tempati adatah lahan aunbk melindung kebebasmpublikini saara
hak rnilik mereka berdasarkan ketentum hukum adat. terencana, konsepsiond, dan dilaksanakan dengan
Oleh karena itu pensertifikatan dengan hak-hak lain konsisten. Sdah satu aftematif adalah dengan cara
(misdnya HGU, Hak Pakai, atau HGB) diperkirakan membuatj alan sepanjang pantai sebagai batas visual
tidak akan dapat diterima oleh penduduk karena antara tanah pantai d m tanah pesisir. Dengan adanya
derajatnya lebih rendah dari hak milik berdasarkan jalan tersebut maka perkembangan pembangunan
hukum adat setempat. Apabila karena keadaan selmjjutnya akan Iebih mudah unhk dikmukan. Selain
tertentu h a m diberikmsertifikat hakmilik,maka tanah dan itu anggota masyarakat padaumumya akanlebih
yang dapat diberikm status hak milik hanydah bagian- mudah melihat dan memahami arah kebijakan
bagian tanah tertentu yang secara turun-temurun telah Pemerintah tentang pemntukkan setiap zona yang
digunakan sebagai Iahan pelnubman penduduk. terbentuk karena adanyajalan umum tersebut.
Walaupun demikian terlebih dahulu perlu ditetapkan
syarat-syarat yang sangat ketat di dalam pemberian c. Prinsip Perlindungan Kepentingan
ar tidak terlalu mudah untuk Pendrmduk (Protecfionofloctrl I~terests)
atau dimbahtatagunmyasehingga Kenyataan menunjukkan bahwa bstgian-bsy5im
fidak sesuai dengan peruntukmyamenurut Rencana tertentu dari tanah pantai telah digunakan sejak
TataRuang WilayA yyang telah mempunyai kehtatm dahulu kala oleh penduduk seternpat secara turun
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wlayah Pesisir Terpadu

temurun, rnisalnya untuk perumahan atau untuk pemanfaatan kekayaan alam yang bersifat ekstraktif,
pelabuhan perikanan nelayan. Kegiatan-kegiatan maka pemanfaatanjasa-jasa lingkungan mempakan
aemikian seharusnya mendapat perlindungan hukum potensi ekonorni non-ekstraktif yang dapat
lneialui pengaturan, temtama terhadap dampak dimanfaatkan pada masa-masa mendatang.
invasi kekuatan ekonomi dari luar yang dapat Pemerintah daerah perlu segera mengambil langkah-
nlengancam keberlanjutan dan ketentraman langkah yang diperlukan untuk mengamankan
penduduk setempat. potensi j asa-jasa lingkungan dari berbagai bentuk
gangguan yang dapat mengakibatkan perusakan
d. Prinsip Prioritas Manfaat Pembangunan maupun penurunan muhtnya.
(Development Priority)
Sesuai dengan konsep pembangunan yang Kelembagaan Pengelolaan
dibjukan untuk meningkatkan kesejahteraanuakyat, Wilayah Pesisir dan Lautan
maka manfaat ekonomi dari potensi sumber-sumber Pembahasan mengenai mekanisrne
kekayaan alam wilayah pesisir dan pantai hams kelembagaan merupakan implementasi dari
diarahkan untuk peningkatan kesej ahteraan ketentuan substantif ke dalam kenyataan. Pada
masyarakat setempat. TidaMah adil bila manfaat tataran nasional. Iembaga-lembaga y ang memilih
ekonomi diraup oleh orang luar, sedangkan kewenangan atas urusan-urusan yang menymgkut
penduduk setempat hanya menjadl penonton saja, pemanfaatan sumber-sumber kekayaan alam
apalagi bil a menj adi korban penggusuran, walau wilayah pesisir dan lautan ditenhtkan oleh undmg-
dengan alasan apapun. Oleh karena itu rnanfaat undang yang bersangkutan. Sedangkan penyeralhan
pembangunm wilayah pmtai dan pesisir hams urusan-urusan tertentu dari pemerintah pusat kepada
dipriontaskan untuk peningkatan kesejahteraan pemerintah daerah biasanya ditetapkan melajui
penduduk setempat. keputusan menteri yang membidangi sektor y m g
bersangkutan. Kewenangan atas semua jenis
e. Prinsip Penataan Ruang sumber kekayaan alam, temasuk yang terdapat dl
(Spatial Pknnning) wilayah pesisir d m l a m , diasumsikm telah terbagi
Pengaturan pemanfaatan tanah pantai dan habis kepada sektor-sektor. Secara kewilayahan,
pesisir secara rasiond sehanrsnya didahului dengan mang lingkup kewenangan setiap sektor jatuh
rencana tata mang yang sudah memiliki kekuatan bersamaan (coinsidence)dengan wilayah negara,
hukum yang mengikat. Dengan demikian artinya setiap menteri yang membidangi sektor
penempatan setiap kegiatan pembangunan di setiap memiliki yurisdiksi atasjetus sumber kekayaan alatn
bagian darl tanah pantai dan pesisir akan tertentu yang terdapat di selumh wilayah negara.
memperoleh jaminan kepastian hukum sehingga Selanjutnya sektor-sektoryang bersangkutm dapat
sarma d m prasarma yang sudah ada &an terhindar meqerahkan urusan tertentu menjadi umsan-untsm
dari ~&ikopembongkaan, antara lain karena adanya yang menj adi wewenang pemerintah daerah, baik
perubahan pilihan kebij akan yang dapat daerah propinsi maupun daerah kabupaten/
mengaGbatkan investasi yang sudah ditanamkan kotmadya. Dengan kata lain penyerahan untsan
menja& mubazir. dari pemerintah pusat kepada pemepintah daerah
merupakan kebijakan dari menteri yang
5. Pengatusan Permanfaatan bersangkutm.
Jasa-jasa Lingkungan Pengahtran pengelolaan wilayah pesisir dan
Jasa linghngan addah komponen-komponen lautan berdasarkan ketentuan nomatif yang b e r l h
biogeofisik yang pemanfaatan potensi ekonominya satnpai saat ini sebagian besar mempakm urusan-
bersifat non-ekstraktif, seperti keindahan bentang urusan y ang menjadi wewenang pemepintah pusat.
alam, iMim rnikro, energi pasmg-surut, angin, ants Hal ini disebabkan karena adanya pertimbangm
dan ombak Iaut, bentukan-benhtkan geologi, bahwa belum adanya peraturan pelaksmaan yang
peninggalan sejarah, dan sebagainya, yang memerintahkan penyerahan umsan-urusan yang
bemanfaat bagi pengembangm ilmu pengetahuan. berkaitan dengan wilayah pesisir dan lautan kepada
Karena telah semakin terbatasnya alternatif daerah. Keadaan ini hendak dinrbah dengan
S~stemHukum dan Kelembagaan dalam Pengelolaan WIayah Pesis~rSecara Terpadu
---- - - -- -- - -- - ---
- --.- .-- -- - -- -- .- -

lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 (survival). Mereka tidak berdaya dalam
tentang Pemerintahm Daerah. Walaupun demikian, menghadapi tantangin alam yang tidak dapat
undang-undang ini pun masih menunggu peraturan diatasinya di tengah-tengah keterbatasan alternatif
pemerintah untuk pelaksmaannya. penunjang kehidupannya. Karena tidak berdaya
Secara teoritis, kewenangan sektoral maka mereka menjadi golongan masyarakat miskin.
sebenarnyatidak perlu menimbulkan permasalahan, Karena miskin mereka tidak mendapatkan hak akses
apalagi sampai ~nenimbulkanbenturan kepentingm. terhadap iembaga-lembaga ekonorni yang dapat
Jenis-jenis kegiatan setiap sektor sudah ditetapkan menolongnya sebagaimana halnya golongan
batasannya oleh peraturan perundangan tentang masyarakat yang lainnya. Atau mungkin karena
pembentukannya, termasuk batas-batas wilayah sangat terbatasnya hak yang dimitikinya kemudian
yun'sdiksi untuk pelaksanaan tugasnya yang meliputi rnereka menjadi golongan masyarakat yang miskin.
seluruh wilayah negara. Oleh k a n a itu Maim-Maim Hak yang dimaksud adalah landasan hukum untuk
teritorial secara eksklusif yang dilakukan oleh rnenguasai komponen-komponen alarn tertentu yang
sektor-sektor tertentu dapat dipastikan akan terdapat di sekitar lingkungan hidupnya. Ada atau
melampaui weivenang yang telah diserahkan tidak adanya hak yang dimiliki oleh rnasyarakat
kepadanya. Demikian pula Maim-Maim hngsional pesisir atas sumber-sumber alam penunjang
maupun administratif tidak perlu dilakukan secara kehidupannyaberkaitan sangat eratdengan kerniskinan
unilateral karena akan mengacaukan prinsip-prinsip yang digelutinya. Masalah ini akan dibahas secaralebih
pembagian kerja setiap sektor. Secara mendasar mendalm pada bagan beriht ini
dapat dikatakan bahwa wewenang setiap sektor Pengertian hak adalah sesuatu yang dapat
meru pakm visualisasi dari kewenangan negara dijadikan sebagai landasan dari kekuasaan sesorang
sebagai satu kesatuan otoritas. Oleh karena itu untuk melakukan perbuatan tertentu, baik terhadap
dapat disimpulkan bahwa bahwa permasalaham barang tertentu maupun orang lain tertentu. Suatu
pembagian wewenang secara teritorial hanya hak dapat diperoleh melalui upaya-upaya yang
mungkin timbul apabila tidak dilakukan upaya dilakukannya atas prakarsa sendiri maupun
koordinasi antara sektor-sektor yang terkait diperoleh melalui pemberian oleh pihak lain. Sebagai
Berdasarkan peraturan yang berlaku sampai saat ini, contoh, hak milik atas tanah dapat diperoleh melalui
kewenangan untuk mengkoordinasikan kegiatan penguasaan secara efektif (effective occupatiop~)
sektor di daerah berada pada pemerintah daerah atas suatu bidang tanah tertentu dan dalam jangka
(Perahran Pemerintah Nornor 6 Tahun 1988tentang waktu tertentu pula. Penguasaan secara efektif
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah). artinya merniliki kemampuan secara alamiah untuk
mempertahankan segala sesuatu yang telah berada
dalam penguasannya itu terhadap tuntutan pihak lain
PEMBIErnA T dan atau mampu meyakinkan pihak lain untuk
PESISIR R/EELALBJI UPAYA WUKUNI mengakui (7,ecognifion) bahwa haknya itu memang
benar-benar ada. Perolehan hak secara alamiah
Pengertian tentang pemberdayam masyarakat tersebut merupakan sendi-sendi hidupnya hukum
pesi sir mengi ndi kasikan bahwa masyarakat pesisir adat yang berlaku secara terbatas di lingkungan
pada saat ini memang sedang dalam keadaan tidak masyarakatnya sendiri. Sedangkan hak yang
berdaya. Masalahnya adalah sedang tidak berdaya diperoleh karena pemberian pihak lain tejadi karena
dalam menghadapi apa, dan apakah penyebab tukar menukar atau jual beli dengan pihak lain, atau
ketidak berdayaannya itu. Dua pertanyaan tersebut diberikan oleh penguasa yang benvenang untuk
perlu dijawab terlebih dahulu untuk dapat memberikan hak tertentu kepada seseorang,
menunjukkan dengan tepat bentuk-bentuk upaya terrnasuk dalam hal adalah Kepala Adat atau pejabat
hukuin yang relevan untuk memberdayakan negara yang telah diberi wewenang formal atas narna
masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir sedangtidak negara untuk rnemberikan hak tertentu atas sesuatu
berdaya, dan oleh karena itu pula mereka kepada warga negaranya.
rnemerlukan bantuan pihak luar, untuk menghadapi Secara alamiah dan berdasarkan aka1 sehat
tantangan yang mengancam kelangsungan hidupnya (conimo!~sense) masyarakat pesisir saling
Pros~dingPelat~hanPengelolaan Wilayah Peslsir Terpadu
-
.

mengakui tentang adanya hak tertentu yang melekat kekuatan kepada masyarakat pesisir untuk
pada para anggotanya, misalnya hak atas tanah atau memperoleh akses terhadap kepentingan-
sumber alarn Lainnya. Sebdiknya mereka mengakui kepentingan ekonomi yang diperlukamya.
secara aka1 sehat bahwa sumber-sumber alam Apabila penduduk pesisir telah memiliki
tertentu tidak dapat dimiliki secara perseorangan sertifikat hak atas tanahnya, maka mereka akan
melainkan hams dimiliki bersama oleh para anggota memiliki kekuasaan yang diperlukan untuk
masyarakatnya. Walaupun hak-hak tersebut telah melakukan hubungan hukum yang seimbang dengan
diakui sebagai hak yang sangat kuat namun pihak-pihak lain yang berasal dan luar l i n h n g m y a .
legtirnasinya hanya berlaku secaraterbatasdi dalam Hak atas tanah yang diperolehnya secara eksklusif
linghngan kelembagaan mereka sendiri. Haknya akan menj elma menjadi suatu kekuatan yang mau
itu tidak dapat diberlakukanuntuk mernperoleh akses tidak mau harus diakui oleh pihak lain karena telah
terhadap kepentingan-kepentingan lain yang berada mernperoleh jaminan dari pemerintah atas nama
di 'luar lingkungannya Sebagai contoh, karena negara. Pemerintah tidak perlu memberi mereka
haknya tersebut tidak dapat dibukikan melalui modal untuk membantu meningkatkan taraf
sertifikat maka mereka tidak dapat memperoleh hidupnya, tapi berilah mereka pengakuan formal
akses terhadap kredit dari perbankan. Mak yang berupa sertifikat hak atas tanah yang dapat
dimilikinya tidak dapat dijadikan jaminan kepada memberdayakannya sebagaimana halnya dengan
pi hak-pihak di luar l i n h g a n n y a yang rnensyaratkan instrumen ekonomi. Pej anjian mengenai pengadaan
adanya pengakuan atas haknya melalui buh-bukti lahan pedambakan pada masa-masa yang akan
secara fonnd. Oleh karena itulah masyarakat pesisir datang tidak perlu lagi dilakukan secara di bawah
menjadi tidak berdaya untuk memperoleh akses tangan atau sembunyi-sembunyi karena Iahan yang
terhadap kepentingan-kepentingan ekonomi yang sebelumnya berstatus tanah negara telah bembah
berada di luar lingkungannya. Oleh karena itu pula status hukurnnya menjadi hak pakai atas nama para
mereka rnenjadi tertinggal sehingga tidak berday a anggota masyarakat pesisir. Mereka tidak lagi
ur~tukmelepaskan diri dari lilitan kemiskinan yang diperlakukan sebagai penyerobot tanah negara
bukan mustahl h m ~ dialarninya
s selama hidupny a. rnelainkan sebagai pemegang hak yang sah. Sefain
Upaya hukum yang dapat dilakukan untuk dari itu hasrat untuk menjarah tarnbak akan hilang
memberdayakan masyarakat pesisir adalah dengan sendirinya karena apabila m asih rnelakukan
nlemberikan hak secara eksklusif berupa pengakuan penjarahan, maka sertifikat hak atas tanahnya tidak
resmi Cfc)r.nznlrecog~ifion) atas hak-hak mereka akan ada artinya, baik bagi orang lain maupun untuk
yang sangat diperlukan sebagai penopang hajat dirinya sendiri. Para penanam modal yang selama
hidupnya. Pengakuan formal bempa sertifikasihak ini merasa ketakutan akan timbul keberaniannya
atas tanah yang telah dikuasainya secara turun untuk masuk lagi kedalam bisnis pertambakan karena
temurun merupakan langkah awal untuk merasa lebih aman. Mereka akan merasa yakin
lnemberikan kemmpuan guna memperoleh akses bahwa mereka sedang berhubungan dengan orang-
terhadap kepentingan-kepentingan ekonomi yang orang pesisir yang telah rnemiliki hak yang sah atas
berada di luar lingkungannya Pengakuan formal lahan pertambakan dan bertanggungj awab untuk
tersebut hanya dapat diiakukan oleh pejabat negara menghargai hak-hak orang lain. Demikian pula
yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemerintah akan mendapatkan sumber pemasukan
tindakan hukum demikian. Masalah yang dihadapi baru karena tanah negara yang dikuasainya telah
untuk melaksanakannya adalah adanya kemauan berubah menjadi lahan produktif yang mampu
politik (political ~vill)dari pemerintah karena menj adi sumber penerimaan paj ak dan retribusi
penerbitan sertifikat bukan merupakan ha1 yang sulit sebagai pendapatan asli daerah
bagi pejabat pemerintah. Dalam ha1 ini pemberian
sertifikat hak atas tanah merupakan upaya hukum
yang dapat miniinbulkan akibat positif berupa
pemberdayaan masyarakat pesisir di bidang Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan
ekonomi Dengan kata lain pemberian sertifikat hak hal-ha1 sebagai berikut:
atas tanah akan sama nilainya dengan memberikan 1 . Fungsi norrna hukum dalam pengelolaan wilayah
Slstem Hukum dan Kelembagaan dalam Pengelolaan Wilayah P e s ~ s ~Secara
r Terpadu
- - - --- -
- -- --- .-.
.-- -
-

pesisir dan lautan adalah untuk menciptakan pesisir kedalam proses penyusunan peraturan
kepastian, baik bagi pemerintah maupun para sampai dengan mekanisme penegakan hukumnya
anggota masyarakat, tentang apa yang boleh dan Dalam hal inilah para stakeholderharus lebih pr&f
tidak boleh dilakukan dan apa yang diperkenankan untuk berani menyuarakm kepentingannya agar
untuk dilakukan. Sedangkan peranan norma pembentukan hukum secara substantif dapat
hukum adalah sebagai pemelihara keseimbangan mengstkomodasikan kepentingan dan aspirasi dari
antara berbagai kepentingan yang berbeda demi kalangan yang lebih luas dan prosesnya benar-
tercapainya tujuan yang dikehendaki bersama, yaitu benar dimulai dari bawah (bottom - up).
ketertiban. 5. Untuk memberdaytyakanmasyarakat pesisir, maka
2. Anggapan bahwa undang-undang sektoral bagian-bagian tertentu dari tanah pantai yang
merupakan landasan utama bagi pelaksanam tugas mempakan tanah negara hams dimbah statusnya
dan wewenang departemen yang bersanghtan, menjadi Hak Pengelolaan yang berada dibawah
khususnya d a l m pemanfaatan sumber-sumber penpasaan pemerintah daerah. Selmjutnya
kekaym alam pesisir dan lautan, tidak seluruhnya Kantor Pertanahan KabupatenKotamady a, atas
benar. Sebenamya setiap undang-undang sudah nama pemerintah daerah, dapat mengeluarkan
seharusnya di indahkan oleh semua aparat dari sertifikat hak atas tanah, yaitu Hak Milik untuk
departemen yang terkait, wataupun rancangannya lahan pemukiman dan Wak Pakai untuk lahan
diusulkan hanya oleh satu departemen saja. Oleh usaha. Pemberian hak atas tanah tersebut harus
karena itu pengkajian terhadap rancangm paaturan bersifat eksktusif, artinya sertifikathak atas tanah
secara lintas sektoral mutlak diperlukan sebagai hanya dapat diberikan kepada penduduk setempat
bagi an integral dari proses penyusunmya. Sikap ymg memenuhi persyaratan badasarkan peraturan
rnasa bodoh, apalagi memaksakan kepentingan yang berlaku. Kak yang diberikan secara eksklusif
sektor sendiri (egosektoral)harus dihindarkan, baik inilah yang kelak akan menumbuhkan kekuatan
pada tahap penyusunan peraturan maupun dan ekonomi yang diperlukan oleh masyarakat pesisir
terutama pada tahap pelaksanaannya. untuk memberdayakan dirinya sendiri guna
3. Pelaksanaan semua undang-undang sektord yang melepaskan diri dari lilitan kemiskinan.
berlaku saat ini (hukum positif) h m s mengacu pada KebQaksmaanuntuk melanjutkan statustanahpan6
ketentuan yang tercantum di dalam Undang-Unhg sebagai tanah negara meruptyakan kebijakm yang
Nornor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan tidak produktif karena tidak ada pihak yang
Daerah, kecuali urusan-umsan tertentu yang secara memperoleh rnanfaat ekonomi secara sah
eksplisit ditetapkm sebagai urusan yang menjadi daripadanya. Sebdiknya melalui pemberim status
wewenang pemerintah pusat (bidang luar negeri, hak milik atau hak pakai atas tanah pantai secara
pertahanan keamanan, peradilan, fiskal daJlmoneter, eksklusifkepada penduduk setempat akin menjad
agarna, dmkewmangm lain yang meliputi: k&Qakan dasar bagi pernungutan Pajak Bumi dan Bangman
umum rnengenai perencanam dan pengendalian danretribusi dari behagai kegiam produktif sebagai
pembangunan, dana perimbangan keuangan, sistem sumber pendapatan asli daerah.
administrasi negara dan lembaga perekonomian 6. Langkah awal yang disarankan untuk segera
negara, pembinaan dan pemberdaym surnberdaya dilaktlkmadalah pengesahan statush u h Rencana
manusia, pemberdayaan sumberdaya alarn dan Tata Ruang Wilayah melalui penehitan peraturan
teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan daerah agar memiliki kekuatan hukum yang
standardisasi nasional). mengikat, baik terhadap pemerintah, dunia usaha,
4. Apabila kita cenderung hendak menyimpulkan mmpun mggota masyarakat. PengesahmR e n m a
bahvvapengelolaanvvrIayah pesisir yang TataRuangWdayah ymg memuatzonalindung dan
itu sebagian disebabkan karena kegagalan h u h m zona-zona budidaya m e r u p h tvadahdan arahm
dalam melaksanakan hngsinya sebagai pemelihara bagi berbagai kegiatan pembanpnan dan sekaligus
keseimbangan ekosistem pesisir, maka alternatif &an berfungsi sebagai pintu gerbang rnenuju
perbaikmnya hams dimulai dari pengintegrasian pemberdaym potensi ekonomi masyxakat pgisir.
semua aspek yang dengan pengelolaan wilayah Semoga.
Sisfem Hukum dan Kelembagaan dalam Pengelolaan Mlayah Pesisir Secara Terpadu
- A

DAFTAR BUST

Bagir, M dan Ku~~tariaM. 1987. Peranan Peraturall


Penmdang-u~ldangandalarli Pe~llbinaal~
Hukum
Nasio~tal.Anluco, Baadutlg.
Basal& S. 1989. Tiga Tulisan tentang Ilutku~~n.
Amico,
Bandullg.
Dalnri, R. et. al. 19%. Pel~gelolaa~l
Sunlberdaya Wilayall
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta.
Kusumaatmadja, M. 1976. Ftungsi dan Perkel~xbanga~l
Hukum dalallz Peillban~ttlanNasional. Bina Cipta,
Balldung.
Orialls, Gordon N. 1986. Ecological Knowledge and Envi-
ro~u~~entalProbhn-Solvblg : Concepts and Case Stud-
ies. National Academy Press, Washill@onD.C.
Soreasen, J. C. a~ldScott T. M. 1990. Institutional Ar-
rangelllent for Mallaging Coastal Resorrrces and En-
'viroiu~lent(Re~lewabIeResources Infontration Ser-
vices).
B. 1981. Desel~tralisasida~Dekollseiltrasi.
Stlryaning~~t,
Detvand Press. Jakarta.
Penyusunan Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu
-- - . . -- -- --- - - -.-- - -- -

DR.M. FED1 A. SONDITA


Jurussn Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Berikanan dan flmu Kelautan
Institut Pertaniam Bogor

FUNGSI PENGELBLAPnN WILaVAH Perlindungan kemekaragaman hayati laut


PESlSIR (Menurut Cr'cin-Seire r l c l ~Kneclzt, Konservasi dan restorasi ekosistem pesisir dan
1998) laut (temmbu karang, mangrove, tanah basah,
a. Perencmaan wilayah , padang iamun dm lain-fain)
b. Pengembangan pembangunm ekonomi ,
c. Pemeliharaan sumberdaya alam , Penyelesaian Konflik
d. Penyelesgan k o d i k e' Pengkajian aneka ragam kegiatan pemanfaatan
e. Perlindungan keselmatan rnasyarakat mang atau sumberdaya dan interaksi mtar
f. Pengahiran hak pengelolaan lahan d m perairan berbagai bentuk keg atan pemmfaatan "
unum t
. Penerapan berbagai metode penyelessurn konflik
e Pengurangan dampak negatif sejumlah kegiatan
Perencanaan Wilayah pemanfaatan
o Penghjian lin&ngan pesisir dm pemanfaatannya
6 Penentuan zonasi pemanfaatan mang Perlindungan Keselamatan Masyarakst
Q Antisipasi perencanaan dan perencanaan jenis a Penghindaran bahaya terhadap bencana alam dm
pemanfaatan yang barn pembahm global
e Pengaturan proyek-proy ek pernbangunm pesisir Peraturan untuk kawasan-kawasan berbahaya
dm kedekatannya dengan gslrjis pantai dengan cara menetapkan "sethack lines"
6 Penyuluhan masyarakat untuk apresiasi terhadap o Pembangunan perlindungan pant&
kawasan pesisir d m lautan Penyusunm rencana evakuasi atau confingency
Q

6 Pengaturan akses umum terhadap peslsir dan plan untuk keadaan darurat
lautan
Pengaturan Hfak Pengelolaan Lahipn dan
Pengembaartgan Bembangunan Ekonomi Berairan Urnurn
6 Tndustri perikanan tangkap * Penetapan sewa dan pajak untuk penggunaan
6 Peri kanan raky at sumberdaya dan ruang milikumum
* Wisata rnassal dan ekowisata, wisata bahari Penetapan kerjasama untuk memanfaatkan
6 Perikanan budiday a sumberdaya tidak dapat pulih
* Perhubungan laut d m pembmgunan pelabuhq
Pertambangan Iepas pantai Kerangka Pemikiran Bereneanaan (Logical
Penelitim kelautan Fvnnzervork)
. Akses terhadap sumberdaya genetika
S * Tujuan pengelolaan
e Issue-hnsed management
i

Perneliharaan Sumberdaya AIam 6 Peluang sukses

* Pengkajian kondisi d m dampak lingkungm 6 Penyebab-akibat-strategi

6 Penyusunan dm penerapan baku muhi l i n h g m 6 ~~p~~t-~~tp~~-o~tcome-in?pa~fs

6 Perlindungan dan perbaikan halitas air s Proses partisipatif dan stakeholder utama
e Penetapm dan pengelolaan daerah perlindungan s Keterpaduan dan dual pack a p o a c h
lmt 6 Silsininahilzfy dari manfaat dan dampak
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
-- - --- . - - -

PENGKA$kAaN IC1EMBALl TEWWADAP Orientasi P R O m K versus Pk


PROFIL UNTUK MENENTUKAN nsu Sustai)~ahilifydampak pengelolaan
YANG AKAN DITANGANI DAN Kebutuhan EKONOMI j angka pendek VL.,
PERUMUSAN STMTEGI upaya KELESTARTAN
PENANGAMANNYA KOMUNIKASI antar sfakeholder
Dinamika sosial mempengamhi kestabilan dan
Dasar Pernilihan isu yang akan Ditangnni konsistensi dukungm politik
Cahpan masalah : sebebaran dampak, skala waktu,
skala geograft , skala sosial Beberapa Saran Agar Upaya Pengelslaan
Kapasitas untuk mengelola sumberdaya manusia, Pesisir Dapat Subes
dana, w a h dan hukudkewenangan * Proses awal atau inisiasi d i r n u l ~dari yang kecil dan
Peluang sukses mudah dulu : learningperiod dan pembentukan
working goup dengan team work yang utuh
Benentuiln Strategi Pengelolaan Pembanpan pemsahman masyarakat terhadap
@

e LogicalJi.nme~~)orkr dan asumsi isu (pennasalahan) dan kondisi sumberdaya darn


* Perurnusan berbagai alternatif strate@pemecahan yang dimanfaatkannya
pernasalahan yang akan ditangani e Berkonsultasi dengan pihak-pihak yang kompeten
* Penentuan strategi : efektif dan efisien, tidak Membangun penduhng atau konstituen
~nenimbulkmkonRik * Mernbangun keterpaduan antar lembaga
Keberlanjutan efektivitas strategi yang dipilih Memanfaatkm dan membmgun enabling con-
@ Siapa melakukm apa? dition : potensi lokal
@ Surnberdayapengelolam dan l u x : tenaga ahli, * Mernban~nkapasitas pemberdayam rnasyarakat
dana, teknologi, program dan lembaga yang ada
e Menerapkan pendekatan partisipatif
Penentuan Indikator Keberhasilan e Menerapkan adapfive management, confi~zuos
Pengelolaan nzoniforing dan self evalzlatior~,learning cul-
Sangat erat kaitannya dengan tujuan urnum d m ture
G u m khusus pengelolaan Melaksanakan early actions
@

8 Tndikator proses (pelaksanaan program) Melakukan pengkajian ilrniah


@ Indi kator dampak Y' Membanmn dukungan dari sistem politik
@

Tndikator dampak antara 4 l e Menentukan wakcu y ang tepat


@ Baselir~edata tentang indikator pilihq Strategi pengelolam tidak semata-mata
\
*\
konsewasi
Beberapa Kendalia daltarn Penerapala 8 Memanfaatkan dari upaya-upaya lain yang pernah

Pengelslaan Pesisir Terpadu dilakukm


e Konsekuensl process-orierztedprogrm
Keterbatasan sumberdaya manusia

Anda mungkin juga menyukai